Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT.

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

ANALISIS TORSI PADA BANGUNAN ASYMMETRI DENGAN MODEL STATIK 3D

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

PENGGUNAAN BRACED FRAMES ELEMENT SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK. Reky Stenly Windah ABSTRAK

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI DAN RSNI X

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

STUDI PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR PADA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BERATURAN YANG DIDESAIN DENGAN METODE DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

JURNAL TEKNIKS SIPIL USU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor, saluran-saluran mekanikal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Transkripsi:

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan Fakhrurrazy Hieryco Manalip, Reky Stenly Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil E-mail: fakhrur.razy27@yahoo.com ABSTRAK Bangunan bertingkat banyak memiliki struktur bangunan yang rentan terhadap gempa, bangunan bertingkat juga terbagi atas 2 (dua) macam bangunan yaitu, bangunan beraturan dan bangunan tidak beraturan dimana karakteristik tersebut telah diatur oleh SNI 1726-2012 serta metode analisis yang dapat digunakan. Pada penelitian ini memberi pengetahuan mengenai simpangan pada struktur bangunan beraturan dan tidak beraturan. Dalam kasus ini akan dilihat seberapa besar pengaruh coakan pada denah struktur bangunan terhadap beban dinamik atau beban gempa, serta menganalisis semua model yang ada dengan menggunakan metode statik ekivalen dan analisis ragam spektrum respons yang mana akan dibandingkan hasil simpangan dari kedua metode tersebut. Penelitian ini akan dibantu dengan software ETABS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semakin besarnya ketidakberaturan struktur bangunan dalam kasus ini pengaruh adanya coakan, cara statik ekivalen memberikan simpangan yang relatif makin mengecil dari analisis ragam spektrum respons. Kata kunci : Bangunan tidak beraturan, SNI 1726-2012, coakan pada denah, metode statik ekuivalen, analisis ragam spektrum respons, simpangan. PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering menelan korban jiwa. Namun hampir semua korban jiwa tersebut bukan diakibatkan secara langsung oleh gempa, akan tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa dan mengakibatkan korban jiwa. Di Indonesia terbagi atas 6 wilayah gempa, ini merupakan hampir dari semua lokasi yang ada di Indonesia rentan akan terjadinya gempa. Hal ini dapat diminimalkan dengan melakukan riset terhadap bangunan bertingkat yang tahan gempa, agar dapat meminimalisir kerugian yang akan terjadi. Adapun salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi tahanan gempa tersebut ialah denah struktur bagunan. Variasi dalam denah struktur bangunan seperti adanya tonjolan dan coakan dapat mempengaruhi perpindahan atau displacement pada bagunan tersebut akibat gaya gempa. Tujuan Penelitian - Menghitung simpangan struktur dari beberapa variasi coakan yang dimodelkan - Menentukan struktur tidak beraturan yang masih dapat ditinjau sebagai struktur beraturan, sehingga dapat dievaluasi menggunakan metode statik ekuivalen - Mengetahui pengaruh dari ketidakberaturan struktur akibat adanya coakan sudut terhadap simpangan struktur. Batasan Masalah a. Struktur bangunan adalah beton bertulang 10 (sepuluh) lantai dengan tinggi tiap lantai sama dan jarak antar lantai 3,5 m. b. Bangunan memiliki 6 (enam) bentang yang kedua arahnya sama panjang. c. Persentase pemodelan coakan berdasarkan pada arah sumbu x, dan atau sumbu y. d. Analisa displacement yang terjadi pada variasivariasi akan dilakukan dengan software ETABS. e. Analisis dinamis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis ragam spektrum respons f. Tidak memasukan perhitungan bangunan bawah (pondasi) g. Tiap penampang elemen struktural seperti plat, balok, dan kolom pada satu tingkatan (storey) memiliki dimensi penampang yang sama dengan tingkat lainnya. Manfaat Penelitian a. Bagi perencana dan praktisi Dari hasil penelitian ini, perencana dapat mengetahui berapa besar pengaruh dari adnya coakan pada suatu struktur, serta struktur tidak beraturan yang masih dapat ditinjau menggunakan metode static ekuivalen (analisis gaya lateral ekuivalen). Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat melanjutkan penelitian pengaruh adanya coakan pada denah struktur dengan menambah parameter bangunan bertinkat lainnya. TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 10

LANDASAN TEORI Konfigurasi Struktur Hubungan antara konfiguasi struktur terhadap kinerja kegempaan/ ketahanan terhadap gempa dipengaruhi oleh skala bangunan (scale), tinggi bangunan (height), ukuran datar (horizontal size), proporsi bangunan (proportion), simetrisitas bangunan (symmetry), distribusi dan konsentrasi bangunan (distribution and concentration), denah struktur bangunan (structural plan density), sudut bangunan (corners). Penyelidikan pasca-gempa telah mengarahkan pengamatan bahwa bangunan dengan konfigurasi tidak teratur (irregular) lebih rentan mengalami kerusakan dibanding dengan bangunan yang memiliki konfigurasi bangunan teratur (regular). SNI 1726-2012 telah mengatur konfigurasi bangunan yang disebut tidak beraturan dan bangunan yang beraturan, serta metode analisis yang direkomendasikan untuk digunakan ketika mengevaluasi konfigurasi bangunan tertentu. Ketidakberaturan bangunan dalam SNI 1726-2012 membagi struktur tidak beraturan menjadi 2 yaitu:ketidakberaturan horizontal dan ketidakberaturan vertikal. Ketidakberaturan pada penelitian ini termasuk dalam ketidakberaturan vertikal. Coakan sudut (Ketidakberaturan Sudut) Coakan sudut atau Re-entrant Corners disebutkan dalam SNI 1726-2012 adalah ketidakberaturan sudut. Ketidakberaturan sudut dalam ada jika suatu denah struktur memiliki coakan sudut yang salah satu panjangnya melebihi 15% dari denah hasil proyeksi pada arah coakan sudut tersebut Seperti yang ada pada gambar 1 suatu struktur yang dikatakan sebagai struktur tidak beraturan dalam hal ini adanya coakan (ketidakberaturan sudut) apabila panjang B melebihi 15% dari panjang A, begitu pula sebaliknya untuk arah bidang sumbu lainnya. A Gambar 1. Pemodelan coakan Sistem struktur SNI 1726 telah mengatur jenis-jenis sistem struktur, dalam penelitian ini digunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Suatu struktur dapat dikategorikan sebagai struktur dengan sistem rangka pemikul momen khusus apabila memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan dalam B SNI 2847-2013, dimana dalam peraturan itu disebutkan bahwa struktur harus memenuhi SNI 2847-2013 pasal 21.1.3 sampai 21.1.7 dan pasal 21.5 sampai 21.8. Sesuai dengan SNI 1726-2012 pasal 7.2.1, koefisien modifikasi respons (R) dan koefisien lain harus dipilih sesuai dengan sistem struktur yang digunakan sesuai dengan nilai yang tertera pada tabel 9 hal 34 pada SNI 1726-2012. Nilai koefisien modifikasi respons (R) untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) bangunan beton bertulang sesuai dengan tabel 9 pada SNI 1726-2012 adalah 8 (delapan), nilai ini dan beberapa koefisien lain seperti faktor keutamaan bangunan (I) akan digunakan baik pada metode statik ekuivalen dan analisis dinamis sebagai faktor pengali yang akan mempengaruhi hasil simpangan analisis. Analisis Dinamis pada ETABS ETABS menggunakan metode finite element. Massa bangunan yang kemudian didapat menggunakan metode ini berbeda dari asumsi lumped mass matrix yang biasa digunakan, demikian juga dengan derajat kebebasan struktur yang jumlahnya mencapai ratusan derajat kebebasan bahkan lebih. (CSi Analysis Reference Manual, halaman 8) ETABS secara otomatis mengkonversi objek pada model struktur yang telah tergambar kedalam model berbasis elemen, dan model itu yang kemudian digunakan untuk analisis. Model ini disebut model analisis (analysis model), dan terdiri atas elemenelemen hingga. Hasil analisis kemudian dikembalikan kedalam bentuk objek. a. Modal analysis Analisis modal pada software ETABS dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode Eigenvector dan metode Ritz-Vector. Kedua metode ini dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan untuk dipakai sebagai basis dari analisis dinamis (analisis spektrum respons). Metode Eigenvector pada ETABS secara umum sama dengan yang dijelaskan sebelumnnya (subbab 2.3) terutama persamaan untuk mencari eigenpairs. Namun analisis pada ETABS menggunakan matriks massa sesuai dengan metode finite element dan ragam pada ruang. Pada penelitian ini digunakan metode Eigenvector pada software ETABS sebagai dasar modal analysis. b. Respons Spectrum Analysis Analisis respons spektrum mencari kemungkinan respons terbesar dari persamaan persamaan dynamic equilibrium. Percepatan dasar gempa diberikan dari kurva respons spektra (yang TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 11

didefinisikan pada ETABS). Percepatan yang didefinisikan pada program ini merupakan percepatan pada 3 arah sumbu utama, namun hanya satu nilai positif yang diberikan untuk setiap nilai respons. Nilai respons ini termasuk simpangan, gaya, dan tegangan. (Sumber: CSI Analysis Reference Manual, Computers & Structures, Inc). Variasi Jumlah Tiap Bentang Ketidakberaturan yang akan disimulasikan pada model-model struktur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. NO. Model 1 Model Dasar (Denah Beraturan) DIAGRAM ALIR PENELITIAN Mulai Mencari data awal perencanaan struktur Membuat pemodelan struktur 3 Dimensi untuk variasi persentase coakan pada denah tiap lantai 2 Pemodelan Coakan 16% 3 Pemodelan Coakan 30% 4 Pemodelan Coakan 50% 5 Pemodelan Coakan 30% arah X Menentukan jenis pembebanan dan melakukan perhitungan beban serta melakukan analisis struktur 6 Pemodelan Coakan 50% arah X 7 Pemodelan Coakan 50% arah X dan 30% arah Y Analisis Respons Struktur Dinamis Terhadap Perilaku Struktur dengan menggunakan program ETABS Tabel. 1 Daftar persentase variasi coakan Melakukan pengolahan data dan pembahasan pemodelan variasi persentase coakan pada denah tiap Kesimpulan Selesai Gambar 2 Diagram Alir TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 12

Untuk 4 (empat) model lainnya adalah sebagai berikut, Gambar 3. Pemodelan Coakan Model 1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Simpangan Model Dasar 10 19.361 6.758 12.630 3.792 9 18.566 6.484 12.217 3.665 8 17.295 6.044 11.544 3.467 7 15.599 5.453 10.602 3.183 6 13.572 4.747 9.414 2.825 5 11.305 3.956 8.010 2.407 4 8.877 3.108 6.421 1.929 3 6.357 2.227 4.686 1.407 2 3.824 1.340 2.863 0.863 1 1.448 0.508 1.096 0.331 Tabel 1 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada model dasar Gambar 4. Pemodelan Coakan Model 2 Gambar 5. Pemodelan Coakan Model 3 Simpangan Coakan 16% 10 19.407 6.716 12.717 4.049 9 18.607 6.447 12.299 3.916 8 17.330 6.011 11.617 3.700 7 15.628 5.426 10.667 3.397 6 13.596 4.725 9.470 3.016 5 11.324 3.939 8.056 2.567 4 8.890 3.095 6.456 2.057 3 6.366 2.219 4.710 1.501 2 3.828 1.337 2.877 0.919 1 1.450 0.507 1.102 0.353 Tabel 3 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 16% Gambar 6. Pemodelan Coakan Model 4 TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 13

Simpangan Coakan 30% arah X 10 19.314 6.631 12.805 4.160 9 18.521 6.372 12.384 4.021 8 17.253 5.945 11.698 3.797 7 15.560 5.370 10.740 3.485 6 13.539 4.679 9.534 3.092 5 11.277 3.903 8.109 2.630 4 8.855 3.070 6.497 2.106 3 6.342 2.203 4.737 1.536 2 3.814 1.329 2.891 0.939 1 1.445 0.505 1.104 0.360 Tabel 4 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 30% arah X Simpangan Coakan 30% 10 19.190 6.456 13.120 4.427 9 18.403 6.210 12.679 4.278 8 17.143 5.801 11.969 4.038 7 15.462 5.245 10.982 3.705 6 13.454 4.574 9.743 3.288 5 11.207 3.820 8.280 2.796 4 8.799 3.008 6.628 2.238 3 6.302 2.162 4.828 1.629 2 3.791 1.306 2.940 0.994 1 1.436 0.498 1.120 0.380 Tabel 5 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 30% Simpangan Coakan 50% arah x 30% arah y 10 18.968 6.260 13.627 5.021 9 18.195 6.033 13.152 4.848 8 16.953 5.644 12.401 4.574 7 15.293 5.110 11.366 4.193 6 13.309 4.463 10.071 3.716 5 11.088 3.733 8.548 3.154 4 8.708 2.944 6.833 2.520 3 6.238 2.120 4.968 1.831 2 3.753 1.284 3.018 1.111 1 1.422 0.492 1.145 0.421 Tabel 6 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 50% arah x 30% arah y Simpangan Coakan 50% arah X 10 19.200 6.539 12.992 4.342 9 18.416 6.289 12.557 4.194 8 17.157 5.873 11.855 3.958 7 15.477 5.309 10.879 3.631 6 13.468 4.629 9.652 3.220 5 11.220 3.865 8.205 2.736 4 8.811 3.043 6.570 2.190 3 6.311 2.186 4.787 1.596 2 3.797 1.320 2.917 0.974 1 1.439 0.503 1.112 0.373 Tabel 7 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 50% arah X TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 14

Simpangan Coakan 50% 10 18.634 5.931 14.473 6.172 9 17.873 5.726 13.947 5.947 8 16.652 5.365 13.131 5.599 7 15.021 4.864 12.018 5.123 6 13.071 4.254 10.633 4.532 5 10.888 3.562 9.011 3.838 4 8.550 2.814 7.191 3.060 3 6.123 2.030 5.217 2.216 2 3.682 1.232 3.160 1.339 1 1.394 0.474 1.192 0.503 Tabel 8 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan 50% Simpangan Coakan Model 1 10 19.351 6.558 12.859 4.378 9 18.552 6.303 12.438 4.232 8 17.278 5.883 11.750 3.995 7 15.581 5.316 10.789 3.666 6 13.555 4.634 9.578 3.253 5 11.288 3.867 8.147 2.766 4 8.862 3.043 6.527 2.215 3 6.346 2.185 4.759 1.615 2 3.816 1.319 2.902 0.987 1 1.445 0.502 1.108 0.378 Tabel 9 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan Model 1 Simpangan Coakan Model 2 10 19.177 6.364 13.204 4.686 9 18.388 6.128 12.761 4.526 8 17.127 5.727 12.047 4.271 7 15.446 5.181 11.055 3.917 6 13.438 4.522 9.807 3.474 5 11.193 3.778 8.335 2.951 4 8.788 2.977 6.671 2.362 3 6.293 2.142 4.858 1.721 2 3.785 1.295 2.957 1.049 1 1.434 0.495 1.125 0.401 Tabel 10 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan model 2 Simpangan Coakan Model 3 10 19.166 6.257 13.311 4.941 9 18.376 6.029 12.865 4.771 8 17.115 5.639 12.144 4.500 7 15.434 5.105 11.143 4.127 6 13.427 4.458 9.885 3.659 5 11.182 3.728 8.399 3.108 4 8.779 2.940 6.722 2.487 3 6.286 2.117 4.893 1.811 2 3.780 1.282 2.976 1.104 1 1.432 0.491 1.130 0.421 Tabel 11 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan model 3 TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 15

Simpangan Coakan Model 4 10 18.854 6.030 13.987 5.488 9 18.082 5.820 13.495 5.299 8 16.845 5.452 12.720 4.999 7 15.194 4.942 11.654 4.583 6 13.221 4.321 10.323 4.061 5 11.012 3.618 8.758 3.446 4 8.647 2.858 6.996 2.752 3 6.193 2.061 5.082 1.997 2 3.724 1.251 3.083 1.209 1 1.410 0.480 1.166 0.455 Tabel 12 Simpangan akibat beban dinamis arah X pada coakan model 4 Simpangan maksimum terjadi pada pemodelan coakan 50%, hal ini disebabkan karena pada pemodelan coakan yang paling tidak beraturan adalah coakan 50%. Simpangan Maksimum Variasi Persentase Coakan 15.000 14.500 14.000 13.500 13.000 12.500 12.000 11.500 Dasar 16% 30% 50% 30% 50% 30% (Y) 50% Gambar 7 Grafik simpangan maksimum variasi persentase coakan dengan cara analisis dinamis 19.600 19.400 19.200 19.000 18.800 18.600 18.400 18.200 Dasar 16% 30% 50% 30% 50% 30% (Y) Simpangan Maksimum Variasi Model Coakan 50% Gambar 8 Grafik simpangan maksimum variasi persentase coakan dengan cara statik ekuivalen 14.200 14.000 13.800 13.600 13.400 13.200 13.000 12.800 12.600 12.400 12.200 Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Gambar 9 Grafik simpangan maksimum variasi model coakan dengan cara analisis dinamis 19.400 19.300 19.200 19.100 19.000 18.900 18.800 18.700 18.600 Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Gambar 10 Grafik simpangan maksimum variasi model coakan dengan cara statik ekuivalen TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 16

PENUTUP Kesimpulan 1. Simpangan maksimum yang terjadi akibat beban dinamik baik beban gempa arah sumbu X maupun sumbu Y terdapat pada pemodelan coakan 50%. Hal ini dikarenakan dalam pemodelan variasi, coakan 50% lebih besar ketidakberaturan sudutnya dibandingkan dengan variasi-variasi lainnya. 2. Model struktur yang sudah tidak dianjurkan lagi untuk dianalisis dengan metode statik ekuivalen ialah, pemodelan Coakan 50%, adapun beberapa pemodelan lainnya yang masih bisa dianjurkan menggunakan metode statik ekuivalen akan tetapi menghasilkan simpangan yang begitu besar sehingga desainnya menjadi lebih boros apabila menggunakan metode statik ekuivalen. 3. Pada hasil analisis cara statik ekuivalen, simpangan yang dihasilkan berangsur-angsur mengecil untuk pemodelan yang memiliki coakan sudut atau ketidakberaturan sudut semakin besar persentasenya, beda halnya dengan cara analisis dinamis. Saran 1. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa semakin tidak beraturannya suatu struktur bangunan analisis cara statik ekuivalen hasilnya akan lebih kecil dari pada cara analisis dinamis dalam kasus ini digunakan analisa Respons Spectrum. Ini disebabkan mengapa analisa statik ekuivalen hanya diperbolehkan untuk bangunan yang beraturan saja. Untuk itu disarankan dalam menganalisa suatu sturktur yang tidak beraturan ada baiknya menggunakan cara analisis dinamis. 2. Pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan shear wall atau parameter lainnya untuk mengetahui pengaruhnya pada bangunan tidak beraturan DAFTAR PUSTAKA Clough R., Penzien J. (2003), Dynamics of Structures, Computers & Structures, Inc., Berkeley, California. Chopra A.K, (1995), Dynamics of Structures. New Jersey: Prentice Hall Paz, M., Leigh, W. (2004). Structural Dynamics: Theory and Computation. Kluwer Academic Publisher SNI 1726-2002 (2002), Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Jakarta Badan Standarisasi Nasional. (2012), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726-2012, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. (2012), Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2013, Jakarta. Computers & Structures, Inc. (2015), CSi Analysis Reference Manual, Berkeley, California TEKNO Vol.13/No.63/Agustus 2015 17