PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP TINGKATNYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI USIA TAHUN DI SMAN I BARAT MAGETAN JAWA TIMUR TAHUN 2011

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

Mila Nadi Rozako, Rusianah, Nuniek Nizmah F, Siska Yuliana Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORHEA PADA SISWI KELAS XI SMA

KOMPRES HANGAT MEMPENGARUHI DERAJAT NYERI MENSTRUASI PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 2 PAMEKASAN. Abstrak

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Disusun Oleh : PROGRA

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG


BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

PENGARUH MINUMAN KUNYIT ASAM TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI DIII KEBIDANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan psikososial ego. Pada periode ini terjadi peristiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMU N 5 SEMARANG

Transkripsi:

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran**) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Dismenore adalah gangguan fisik pada wanita yang sedang menstruasi berupa gangguan nyeri/ kram perut. Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara melakukan senam atau disebut dengan senam dismenore. Latihan latihan olahraga yang ringan seperti senam sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri karena saat melakukan senam, otak dan susunan saraf tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu dengan desain penelitian non equivalent control group design. Populasi pada penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami dismenore yang berjumlah 42 orang. Sampel yang diambil orang untuk masing - masing kelompok kontrol dan perlakuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi senam dismenore dan lembar observasi skala nyeri. Analisa data dilakukan dengan bantuan software SPSS dengan uji nonparametrik Mann-Whitney. Hasil penelitian dengan menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney menunjukkan p-value sebesar 0,041 dan karena p-value 0,041 < (0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati, sehingga senam dismenore dapat digunakan sebagai alternatif terapi non farmakologi untuk penatalaksanaan dismenore. Kata kunci : Dismenore, Senam Dismenore Kepustakaan : 44 (1988-2012) 118 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2, November 2013; 118-123

PENDAHULUAN Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke 1). Menstruasi akan terjadi 3 7 hari. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 40 hari. Hanya sekitar % perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari (Anurogo dan Wulandari, 2011). Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah nyeri menstruasi, sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas seharihari, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Aulia, 2009). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri mentruasi. Angka prosentasenya di Amerika sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45 95% di kalangan wanita usia produktif. Dismenore dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal, obat nonsteroid prostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis (Prawirohardjo, 2009). Terapi non farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, terapi mozart, dan relaksasi. Latihan olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin (pembunuh rasa sakit alami tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Selain itu pencegahan yang lebih aman dengan cara melakukan senam atau yang biasa disebut dengan senam dismenore. Latihan latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri karena saat melakukan olahraga/senam, otak dan susunan saraf tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal November 2012 pada responden remaja putri di Desa Sidoharjo, Kecamatan Pati dilakukan dengan wawancara terdapat 12 diantaranya mengalami nyeri menstruasi/ dismenore. Responden menangani nyeri tersebut dengan beberapa cara diantaranya, minum obat pereda nyeri sebanyak 5 orang (42%), tidur sebanyak 2 orang (17%), mengoles minyak kayu putih sebanyak 1 orang (8%), minum air putih sebanyak 1 orang (8%), dan tidak melakukan apa apa sebanyak 3 orang (25%). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian tentang Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada Remaja Putri di Desa Sidoharjo, Kecamatan Pati METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment Design) dengan jenis desain adalah non equivalent control group design. Jenis desain non equivalent control group design dipilih oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian, kemampuan peneliti dan data yang tersedia maka desain ini yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati Rofli Marlinda, Rosalina, Puji Purwaningsih 119

Tabel 4.1 Sampel Kelompok Perlakuan (1) Kelompok Kontrol (2) Tabel rancangan non equivalent control group design Pretest Posttest Perlakuan 01 X 02 03-04 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati. Berdasarkan hasil wawancara dengan remaja, jumlah remaja putri adalah 42 orang. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan cara mengidentifikasi semua karakteristik populasi. Pertimbangan penentuan sampel yang dibuat oleh peneliti adalah sampel yang mengalami dismenore primer. Peneliti menggunakan uji hipotesis beda rata-rata 2 kelompok tidak berpasangan untuk menentukan besar sampel, sehingga didapatkan hasil sebesar orang untuk masing masing kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jumlah keseluruhan besar sampel adalah 30 orang. HASIL PENELITIAN Gambaran Tingkat Dismenore Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Dismenore Pada Kelompok Perlakuan Variabel Sebelum Sesudah Dismenore Frekuensi (%) Frekuensi (%) Derajat 0 Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 3 7 5 20,0 46,7 33,3 4 6 5 0 26,7 40,0 33,3 0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat dismenore sebelum dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan sebagian besar responden mengalami nyeri derajat 2 sebesar 46,7% yaitu sebanyak 7 orang dan tingkat dismenore sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan sebagian besar responden mengalami nyeri derajat 1 sebesar 40,0% yaitu sebanyak 6 orang. Perbedaan Dismenore Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Dismenore Pada Kelompok Perlakuan Variabel Perlakuan n Mean SD p-value Dismenore Sebelum Sesudah 2,13 1,07 0,743 0,799 0,000 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pada kelompok perlakuan mean dismenore sebelum dilakukan senam dismenore sebesar 2,31 sedangkan mean dismenore setelah dilakukan senam dismenore sebesar 1,07 dan dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa adanya penurunan tingkat dismenore setelah dilakukan senam dismenore. Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 dan karena p- value 0,000 < (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan tingkat dismenore sebelum dan sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati. Pengaruh Dilakukan Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati Variabel Post-test n Mean SD p-value Dismenore Perlakuan Kontrol 1,07 1,80 0,799 0,775 0,041 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mean tingkat dismenore sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan sebesar 1,07 sedangkan mean tingkat dismenore sesudah penelitian pada kelompok kontrol sebesar 1,80. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean penurunan tingkat dismenore pada responden yang melakukan senam dismenore dan responden yang tidak melakukan senam dismenore. Berdasarkan uji Mann-Whitney didapatkan nilai p-value sebesar 0,041 dan 120 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2, November 2013; 118-123

karena p-value 0,041 < (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada pengaruh dilakukan senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati. PEMBAHASAN Menurut Riyanto (2002), nyeri pada dismenore derajat 2 yaitu nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun aktifitas sehari hari terganggu dan dismenore derajat 1 yaitu nyeri ringan dan dapat tertolong dengan obat penghilang rasa nyeri namun aktivitas jarang sekali terpengaruh. Menurut Smeltzer & Bare (2001) respon pada nyeri derajat 2 atau nyeri sedang adalah menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang mengalami nyeri pada derajat 2 masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan mendiskripsikannya. Banyak responden yang mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk atau seperti ditekan benda berat. Respon pada nyeri derajat 1 adalah secara obyektif responden masih dapat berkomunikasi dengan baik (Smeltzer & Bare, 2001). Hal ini terjadi mengingat nyeri merupakan hal yang bersifat subjektif dan hanya seseorang yang mengalami kondisi tersebut yang dapat mendeskripsikan besarnya nyeri yang dirasakan. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan skor intensitas nyeri pada masing -masing responden. Senam dismenore ini merupakan salah satu teknik relaksasi. Olahraga atau latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorphin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar β-endorphin empat sampai lima kali di dalam darah. Semakin banyak melakukan senam/olahraga maka akan semakin tinggi pula kadar β- endorphin. Seseorang yang melakukan olahraga/senam, maka β-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi (Harry, 2005). Kadar endorphin beragam di antara individu, seperti halnya faktor-faktor seperti kecemasan yang mempengaruhi kadar endorphin. Individu dengan endorphin yang banyak akan lebih sedikit merasakan nyeri. Sama halnya aktivitas fisik yang berat diduga dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalarn sistem kontrol desendens (Smeltzer & Bare, 2001). Hal ini didukung juga penelitian oleh Martchelina (2011) dengan judul Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Saat Menstruasi Pada Remaja Putri Usia 12 17 Tahun SMP 31 di Cipedak Kecamatan Jagakarsa yaitu rata rata penurunan tingkat nyeri pada pengukuran pertama sebesar 5,6%. Rata rata penurunan tingkat nyeri pada pengukuran kedua sebesar 3,2%, dari kedua hasil tersebut dapat diketahui terdapat selisih penurunan sebesar 2,4%. Hasil dari p-value sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh senam dismenore terhadap penurunan tingkat nyeri saat menstruasi pada remaja putri di SMP 31 Cipedak Kecamatan Jagakarsa. Senam dilakukan pada minggu ketiga setelah menstruasi terakhir berdasarkan responden yang diambil adalah remaja yang tidak memiliki siklus menstruasi yang teratur. Selama 1 tahun setelah terjadinya menarche, ketidakteraturan menstruasi masih sering dijumpai. Ketidakteraturan terjadinya menstruasi adalah kejadian yang biasa dialami oleh para remaja putri, namun demikian hal ini dapat menimbulkan keresahan pada diri remaja itu sendiri. Sekitar 2 tahun setelah menarche akan terjadi ovulasi. Ovulasi ini tidak harus terjadi setiap bulan tetapi dapat terjadi setiap 2 atau 3 bulan dan secara beransur siklusnya akan menjadi lebih teratur. Dismenore primer dapat timbul pada saat terjadinya ovulasi. Dismenore akan semakin berkurang dan hilang dengan sendirinya dengan semakin bertambanya umur (Proverawati & Misaroh, 2009). Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati Rofli Marlinda, Rosalina, Puji Purwaningsih 121

Peningkatan kadar prostaglandin terjadi pada akhir fase luteal atau pada fase menstruasi yaitu pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3 dalam siklus menstruasi. Gambaran klinis dismenore primer termasuk onset segera setelah menstruasi pertama dan biasanya berlangsung sekitas 48 72 jam, sering mulai beberapa jam sebelum atau sesaat setelah menstruasi (Anurogo & Wulandari, 2011). Peningkatan kadar prostaglandin yang diimbangi dengan senam yang menghasilkan endorphin maka diharapkan nyeri dapat berkurang. Senam dilakukan setiap sore hari karena konsentrasi endorphin terendah ditemukan pada saat malam hari dan tertinggi pada saat pagi hari (Harry, 2005). KESIMPULAN a. Gambaran tingkat dismenore sebelum dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan rata rata sebesar 2,31 sedangkan rata rata dismenore setelah dilakukan senam dismenore sebesar 1,07. b. Gambaran tingkat dismenore sebelum penelitian pada kelompok kontrol rata rata sebesar 1,93 sedangkan rata rata tingkat dismenore setelah penelitian sebesar 1,80. c. Ada perbedaan tingkat dismenore sebelum dan sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok perlakuan pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati dengan nilai Z hitung - 3,771 dan p-value sebesar 0,000 < α (0,005). d. Tidak ada perbedaan tingkat dismenore sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok kontrol pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati dapat dilihat dari nilai Z hitung -1,414 dan p- value sebesar 0,7 > (0,05). e. Ada pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati dapat dilihat dari nilai Z hitung -2,183 dan p-value sebesar 0,041 < (0,05). SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengingat keterbatasan peneliti dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan peneliti sebagai berikut : 1. Bagi Responden dan Masyarakat Responden dan masyarakat terutama remaja putri diharapkan dapat melakukan senam dismenore sebelum menstruasi secara mandiri agar tingkat dismenore dapat dikurangi. 2. Bagi Tenaga Kesahatan Tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tetap bagi remaja putri dengan dismenore serta dapat memberikan informasi mengenai cara yang efektif untuk menurunkan dismenore baik melalui penyuluhan maupun seminar. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengontrol faktor faktor yang dapat mempengaruhi derajat dismenore misalnya faktor kejiwaan, faktor konstitusi, aktivitas serta dapat melakukan senam dismenore setiap pagi dan atau sore agar hasil penurunan derajat dismenore dapat lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Anurogo, dr. D & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : ANDI. Aulia. 2009. Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta: Milestone. Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Edisi 5.Jakarta: Salemba Medika. Harry, W. 2005. Hubungan Kemampuan Aerobik dan Kondisi Psikologis pada Pelajar Laki laki SMU Negeri 1 Prabumulih. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. http://klikharry.files.wordpress.com /2007/02/1.doc%20+%20endorphin %20+%20dalam%20+%20tubuh. Akses Rabu, 5 Desember 2012. Jam 19:25 Martcellina, L. 2011. Pengaruh Senam Dismenore terhadap Penurunan 122 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2, November 2013; 118-123

Tingkat Nyeri Saat Menstruasi pada Remaja Putri usia 12 17 tahun SMP 131 di Cipedak Kecamatan Jagakarsa. Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional Veteran. http://www.library.upnvj.ac.id/inde x.php?p=show_detail&id=6701. Akses : Rabu, 5 Desember 2012 jam 22:27 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Proverawati, A & Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Riyanto, dr. H. 2002. Nyeri Haid pada Remaja. Majalah Gemari Majalah Keluarga Mandiri. Edisi 12 November 2002. http://www.gemari.or.id/artikel/498.shtml. Akses: Kamis, 6 Desember 2012 jam 20:17 Sastroasmoro, S & Sofyan I. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto. Smeltzer, S. C. & B. G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati Rofli Marlinda, Rosalina, Puji Purwaningsih 123