KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

PERJANJIAN KERJASAMA DI BIDANG JASA ANTARA HOTEL PATRA BALI DENGAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) PT. SERUM TRANSPORT

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

PEMBAYARAN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG LUKISAN PADA STUDIO OF ARTIST PAINTING DEWA PUTU TORIS DI SUKAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN KREDIT MACET (Studi di Bank ARTA ANUGRAH Lamongan)

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

UPAYA PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA SATYA DHARMA DENPASAR

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

EKSISTENSI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN BANK UMUM SYARIAH DI DENPASAR

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

AKIBAT HUKUM PELANGGARAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK ABSTRAK

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA KREDIT MACET. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klaten) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nurfadilla dan Ruzikna

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Hukum Fakultas Hukum. Disusun Oleh :

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA BANK MANDIRI CABANG UBUD

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan pelaku usaha atau perseorangan untuk menggerakan perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

Transkripsi:

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR Oleh Intiara Filla Harlita Dewa Gde Rudy Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The research was based on the grounds that in the provision of credit, the cooperatives based on the principle of trust and kinship, but the fact still going on disfluencies in loan repayment, then was appointed title Kredit Macet pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar, because the cooperatives is have some problems of bad loans. The purpose of this paper is to determine the causes of bad loans and and settlement efforts. The method of this research is empirical through The Case Approach and The Fact Approach. In conclusion, the bad loans to cooperatives caused by the debtor and settled through a negotiation process. Keywords : Cooperatives, Bad Loans, Resolutions effort. ABSTRAK Penelitian ini ditulis berdasarkan alasan bahwa dalam pemberian kredit, pihak koperasi menganut prinsip kepercayaan dan kekeluargaan, namun kenyataannya masih terjadi ketidaklancaran dalam pelunasan kredit, maka diangkatlah judul Kredit Macet pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar, karena dalam koperasi tersebut mengalami permasalahan tentang kredit macet. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kredit macet dan upaya penyelesaiannya. Adapun metode dari penelitian ini bersifat empiris melalui pendekatan kasus dan pendekatan fakta. Kesimpulannya, kredit macet pada koperasi tersebut disebabkan oleh pihak debitur dan diselesaikan melalui jalur negosiasi. Kata Kunci : Koperasi, Kredit Macet dan Upaya Penyelesaian. 1

I. PENDAHULUAN Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang cukup penting dan cukup besar peranannya dalam kehidupan masyarakat. Adapun pemberian kredit itu dilakukan, baik dengan modal sendiri maupun dengan dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga. Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki status sebagai badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka pada suatu perusahaan yang demokratis. 1 Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Sama halnya dengan bank, dalam pemberian kredit oleh koperasi, dilaksanakan melalui suatu perjanjian kredit menggunakan prinsip kehati-hatian, karena bagaimanapun juga setiap kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan seperti bank dan koperasi akan mengandung resiko kemacetan dan kegagalan. Untuk mengetahui upaya penyelesaian kredit macet dan faktor-faktor penyebabnya, maka diangkatlah penelitian dengan judul Kredit macet pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar. Penelitian ini diadakan karena pada koperasi tersebut pernah mengalami kredit macet dan memerlukan upaya penyelesaian. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah empiris, yaitu penelitian hukum yang menggunakan pendekatan dari aspek empiris, yang bertumpu pada sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. 2 Dengan sifat penelitian deskriptif, karena bertujuan menggambarkan secara tepat ada tidaknya 1 Budi Untung, 2005, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, ANDI, Yogyakarta, (selanjutnya disebut Budi Untung I), h. 3. 2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 23. 2

hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat, dalam hal ini yang terjadi di Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Faktor-faktor Penyebab Kredit Macet pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar Kredit macet pada dasarnya tidak timbul secara tiba-tiba, namun melalui suatu proses waktu tertentu sekalipun segala yang dapat diketahui lebih dini seperti pengelompokan kolektibilitas kredit yang dimulai dari lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar adalah : 1. Adanya kegagalan pada usaha debitur sehingga pendapatan debitur menjadi berkurang atau tidak ada pendapatan sama sekali, sehingga debitur tidak bisa membayar dan melunasi kreditnya pada koperasi. 2. Karena debitur memiliki itikad yang tidak baik dalam melunasi kredit tepat pada waktunya di koperasi. Ada sebagian nasabah yang sengaja dengan segala daya upaya mendapatkan kredit tetapi setelah kredit diterima untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 3. Karena adanya penyalahgunaan kredit yang diperoleh nasabah. Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakaiannya sehingga nasabah harus mempergunakan kredit sesuai dengan tujuannya 4. Sebagian besar nasabah di koperasi bermata pencaharian petani dan tukang patung, ukir dan pelukis, sehingga kredit yang mereka pinjam baru akan bisa dibayar apabila telah musim panen, atau apabila tukang patung, tukang ukir dan pelukis, barangnya sudah laku. 3

2.2.2 Upaya Yang Ditempuh Dalam Penyelesaian Kredit Macet Pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Br. Kedisan Tegallalang Gianyar Penyelesaian kredit macet secara non litigasi dapat dilakukan melalui Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian sengketa (ADR). Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa diatur dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternative penyelesaian sengketa. Di Indonesia, penyelesaian sengketa Alternatif telah cukup banyak dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama dalam penyelesaian sengketa perdagangan atau transaksi jual beli. Alternatif penyelesaian sengketa terdiri dari negosiasi dan mediasi. 3 Sedangkan upaya penyelesaian kredit macet yang dijalankan pada Koperasi Seniman Sanggar Kembang Bang Br. Kedisan Tegallalang Gianyar adalah menggunakan jalur negosiasi, yaitu terdiri dari: 1. Pengurangan Tunggakan Bunga Kredit. Untuk penyelamatan kredit macet atau kredit bermasalah, restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan memperingan beban debitur dengan cara mengurangi tunggakan bunga kredit atau mengapus sebagian atau seluruh tunggakan bunga kredit. 2. Perpanjangan jangka waktu kredit. Merupakan bentuk persyaratan kembali pada kredit yang bertujuan memberikan kemudahan bagi debitur dan mengembalikan hutang, misalnya hutang debitur harus dikembalikan paling lambat pada bulan Januari 2010 diperpanjang menjadi Januari 2014. III. KESIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut : 1. Faktor penyebab terjadinya kredit macet pada Koperasi Sanggar Semiman Kembang Bang Br. Kedisan Tegallalang Gianyar adalah adanya kegagalan pada usaha debitur, adanya itikad yang tidak baik oleh debitur dalam melunasi kredit 3 Widjanarto, 1998, Aspek Hukum pemberian Kredit Perbankan, Cetakan Pertama, Infobank, Jakarta, h. 246. 4

tidak tepat pada waktunya, adanya penyalahgunaan kredit yang diperoleh debitur, dan karena sebagian besar nasabah di koperasi Sanggar Seniman Kembang Bang Banjar Kedisan Tegallalang Gianyar bermatapencaharian pematung karena patungnya belum laku sehingga dia tidak bisa melunasi hutangnya. 2. Upaya yang ditempuh oleh Koperasi Sanggar Semiman Kembang Bang Br. Kedisan Tegallalang Gianyar dalam menyelesaikan kredit macet adalah melalui negosiasi, dalam hal ini dengan melakukan persyaratan kembali pada kredit yang terdiri dari pengurangan tunggakan bunga kredit dan perpanjangan jangka waktu kredit. DAFTAR PUSTAKA Buku. Budi Untung, 2005, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, ANDI, Yogyakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Widjanarto, 1998, Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan, Cetakan Pertama, Infobank, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan. Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Burgelijk Wetboek (Kit ab Undang-Undang Hukum Perdata), terjemahan Tim Redaksi Pustaka Yustisia, 2011, Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian., Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 5