BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

UNIT COST. C. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisi Biaya Pelayanan Kesehatan

Sugiyarti et al, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC)...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGHITUNGAN TARIF KAMAR RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS PALEMBANG

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122)

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Biaya Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh penulis dari pencatatan dan pelaporan keuangan serta pencatatan biaya-biaya dari unit-unit terkait. Untuk keperluan analisis biaya satuan (unit cost) data yang dikumpulkan adalah data biaya tetap, data biaya operasional tetap dan biaya operasional tidak tetap. Oleh karena itu biaya berdasarkan klasifikasi yang hubungannya dengan volume pemeriksaan MRI dan MSCT yaitu : 5.1.1. Biaya Tetap (Fixed cost) Biaya tetap pemeriksaan MRI dan MSCT terdiri dari biaya investasi gedung, biaya pemeliharaan gedung, alat medis dan non medis serta biaya dan unit penunjang.dalam penelitian ini, misalkan gedung dihitung hanya biaya investasi untuk ruang MRI dan MSCT saja dengan proporsional dari luas bangunan rumah sakit. Biaya Investasi merupakan biaya yang dapat menimbulkan manfaat dalam waktu relative lama (lebih dari satu tahun). Biaya investasi yang dihitung dalam perhitungan unit cost pelayanan MRI dan MSCT terdiri dari biaya investasi gedung, alat medis dan alat non medis. Berdasarkan ketentuan dari Pedoman Akuntansi Rumah Sakit biaya investasi gedung merupakan biaya penyusutan gedung selama 40 tahun terakhir. Untuk biaya investasi alat medis dan non medis merupakan biaya penyusutan yang diambil selama 5 tahun terakhir. 53

54 Biaya Pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar terus dapat berfungsi. Biaya pemeliharaan dapat dikeluarkan secara berulang-ulang dan sering disebut sebagai recurrent cost (biaya berulang). Dalam perhitungan unit cost ini biaya pemeliharaan gedung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk merenovasi gedung atau bangunan rumah sakit, pemeliharaan dan peremajaan bagunan yang ada. Untuk biaya pemeliharaan alat medis dan non medis serta biaya unit penunjang, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki alat, pergantian suku cadang dan pemeliharaan lainnya. 5.1.2. Biaya variabel (Variabel cost) Untuk biaya variabel merupakan biaya yang berpengaruh terhadap besaran output misalkan Biaya obat dan alat kesehatan bahan habis pakai (BHP). Oleh karena itu biaya variabel adalah biaya yang ada hubungannya dengan proses pelayanan MRI dan MSCT yang meliputi biaya langsung yang secara langsung terkait dengan unit pelayanan yang mendatangkan penerimaan/pendapatan dan dapat ditelusuri penggunaannya dalam suatu unit kegiatan layanan tertentu. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak terikat secara langsung dengan unit pelayanan yang mendatangkan penerimaan/pendapatan dan tidak dapat ditelusuri secara jelas penggunaannya dalam suatu unit kegiatan layanan tertentu.

55 5.1.3. Biaya Semivariabel (Semivariable Cost) Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah bersamaan dengan berubahnya volume pelayanan, dimana perubahan tersebut searah tetapi tidak proporsional.contohnya biaya pemeliharaan alat medis yang mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Dalam menghitung biaya satuan yaitu dengan mengidentifikasi semua pusat biaya dan pendapatan dimana pusat pendapatan (revenue center) merupakan semua unit yang menghasilkan penerimaan/pendapatan yang erat kaitannya dengan biaya langsung maupun tidak langsung contohnya : poliklinik Rawat jalan, penunjang, tindakan bedah dan rawat inap. Sedangkan pusat biaya (cost center) merupakan instalasi atau unit yang menghabiskan uang/sumber daya misalnya pegawai keuangan, SDM, Direksi, satpam, Pemeliharaan sarana medis dan non medis dll. Analisis biaya merupakan upaya menguraikan dan mengidentifikasi biaya sehingga jelas komponen dan besarnya, Tujuan analisis biaya terdapat kejelasan adanya kejelasan unit yang menghasilkan penerimaan dan unit yang tidak menghasilkan penerimaan, sehingga jelas beban total unit produktif dan non produktif serta besarnya unit cost. 5.2. Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan perlu menetapkan sistim akuntansi yang baik dengan menciptakan efisiensi biaya terhadap kualitas pelayanan, menyediakan informasi yang baik terhadap manajemen untuk

56 memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan. ABC adalah salah satu metodologi akuntansi biaya yang khusus karena merupakan bagian dari manajemen akuntansi.akuntansi manajemen memiliki tujuan internal, karena ditujukan untuk digunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu ABC merupakan metode analisis biaya yang mengukur biaya dan kinerja dari berbagai aktivits, sumber daya, dan berbagai objek biaya. ABC sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dalam institusi pelayanan kesehatan karena dapat memberikan informasi mengenai maksimalisasi sumber daya dan hubungan biaya dan kinerja. Informasi ini kemudian digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk efisiensi biaya tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas pelayanan dan membantu dalam peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Oleh karena itu dalam setiap pelayanan diperlukan perhitungan biaya satuan yang lebih detail dan rinci. 5.3. Tahapan perhitungan Unit Cost Untuk menganalisis biaya dan menghitung biaya satuan pelayanan pemeriksaan MRI dan MSCT berdasarkan metode ABC melalui identifikasi kegiatan yang dilakukan dalam satu kali pemeriksaan MRI dan MSCT. Kegiatan yang dilakukan akan dikelompokkan berdasarkan jumlah pemeriksaan tahun 2013 dan tahun 2014. Dilakukan dalam tiga tahap yaitu:

57 5.3.1. Tahap Pengelompokan Data Pada tahap ini, yang dilakukan adalah dengan menggelompokkan data dan volume pemeriksaan MRI dan MSCT dalam dua tahun. Hasil penggelompokkan pemeriksaan MRI dan MSCT dengan jumlah pasien per tahun adalah sebagai berikut: Tabel 5.3.1.Pengelompokan Data Untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Berdasarkan Jumlah Pasein No Jenis Tindakan Jumlah Pelayanan 2013 Jumlah Pelayanan 2014 1. MRI Cardiac 320 339 2. CT Scan Cardiac dengan 350 409 kontras 3. CT Scan Cardiac tanpa 315 395 kontras Jumlah 985 1.143 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Dalam perhitungan biaya satuan (unit cost) sebelumnya rumah sakit memakai metode Double Distribution. Pada metode ini analisis diawali dengan membagi unit-unit di rumah sakit kedalam unit pendukung dan unit utama. Misalkan unit pendukung yaitu unit diluar MRI dan unit utama yaitu MRI dan MSCT. Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-biaya diunit pendukung ke unit pendukung lainnya, dan pada akhirnya ke unit utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya diunit pendukung habis. Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian dilakukan analisis biaya di unit utama tersebut. Namum dasar biaya yang akan dianalisis diunit utama adalah kas yang keluar dalam membeli berbagai kebutuhan

58 dirumah sakit. Padahal pembelian kebutuhan rumah sakit bisa saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga, karena dasar biaya adalah pengeluaran kas rumah sakit secara keseluruhan maka akibatnya tidak bias mengidentifikasi biaya yang terjadi diberbagai unit dan instalasi. Karena itu diasumsikan biaya yang dianalisis adalah kelas III, sedangkan untuk pasien kelas I dan II diperoleh dengan prosentase tertentu dari unit cost kelas III tersebut. Oleh karena itu metode ini terlihat berbagai keterbatasan baik dalam hal aplikasi yang membantu dalam hal mengakses data yang ada di rumah sakit yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari unsur keakuratan. Asumsi yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar biaya yang dialokasi tidak real merupakan beberapa kelemahan yang nampak terlihat. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba menghitung berdasarkan metode ABC untuk pemeriksaan MRI dan MSCT berdasarkan jumlah pasien dalam dua tahun. Ketiga jenis tindakan ini merupakan tindakan yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Dari penggelompokkan data dan jumlah pasien untuk pemeriksaan MRI dan MSCT tersebut maka sebagai data awal yang digunakan untuk perhitungan unit cost dengan menggunakan metode perhitungan ABC akan ditentukan berdasarkan jumlah pasien, waktu yang digunakan dalam setiap pemeriksaan, profesionalisme dan tingkat kesulitan, dalam pemeriksaan MRI dan MSCT untuk menentukan dasar alokasi yang akan digunakan dan didistribusikan secara proporsional ke biaya-biaya langsung maupun biaya tidak langsung yaitu sebagai berikut Lihat (Tabel 5.3.1.a.dan Tabel 5.3.1.b) sebagai berikut :

59 Tabel 5.3.1.a. Perhitungan Dasar Alokasi pada Tindakan MRI dan MSCT Tahun 2013. No Jenis Tindakan Jumlah Tindakan Waktu 0,2 Profesionalisme 0,4 Tingkat Kesulitan 0,4 Hasil Kali Dasar alokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. MRI Cardiac 320 60 5 6 5248 0.3450588 2. CT Scan Cardiac dengan kontras 350 60 5 6 5740 0.3774081 3. CT Scan Cardiac tanpa kontras 315 45 5 6 4221 0.2775330 985 15209 1,00 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Keterangan: (2) Jenis Tindakan/ layanan MRI dan MSCT. (3)Jumlah pasien tindakan MRI dan MSCT pertahun. (4) Lama waktu tindakan yang dilakukan untuk setiap pemeriksaan. (5) Bobot Profesionalisme (dari 1-10). (6) Bobot tingkat kesulitan mempertimbangkan factor lama waktu tindakan dan profesionalisme dari tindakan tersebut (dari 1-10). (7) Hasil kali didapat dari rumus = {(waktu x 0,2) + (profesionalisme x 0,4) + (tingkat kesulitan x 0,4) } x jumlah tindakan kemudian dijumlahkan. (8) Dasar alokasi dihitung secara proforsional yaitu dari jumlah hasil kali dibagi dengan hasil kali setiap tindakan maka akan didapat Dasar alokasi. Dari tabel tersebut diatas, merupakan data awal perlu dikelompokkan lagi dengan menggunakan perhitungan Activity Based Costing (ABC) dengan cara menentukan jenis tindakan, volume tindakan, waktu, profesionalise dan tingkat

60 kesulitan. Sesuai ketentuan yang berlaku. Langkah selanjutnya adalah dengan menggalikan waktu dengan nilai 20% (0,2) dan mengalikan profesionalisme dengan nilai 40% (0,4) dan mengalikan dengan tingkat kesulitan dengan nilai 40% (0,4). Setelah nilai hasil kali masing-masing didapatkan.maka nilai ketiganya dijumlahkan.selanjutnya, hasil penjumlahan tersebut dikalikan dengan jumlah tindakan. Contoh perhitungan yaitu tindakan MRI tahun 2013 adalah sebagai berikut: Hasil Kali = {(60 x 0,2) + (5 x 0,4) + (6 x 0,4)} x 320 = (12 + 2 + 2,4) x 320 = 16,4 x 320 = 5,248 Setelah dihitung Hasil Kali (pada kolom 7) pada Tabel 5.3.1.a ketiga tindakan yaitu MRI, MSCT dengan Kontras dan MSCT tanpa kontras maka hasil kali ke tiga tindakan tersebut dijumlahkan yang hasilnya 15209. Untuk mendapatkan Dasar Alokasi yaitu jumlah hasil alokasi dibagi dengan jumlah ketiga hasil kali (5,248 : 15209 ) akan didapat sebesar 0.3450588 (kolom 8) dengan total ketiganya tindakan tersebut adalah sebesar 1.00 Berikut ini perhitungan dasar alokasi pada tindakan MRI dan MSCT tahun 2014 (Tabel 5.3.1.b)

61 No Tabel 5.3.1.b. Perhitungan Dasar Alokasi padatindakan MRI dan MSCT Tahun 2014. Jenis Tindakan Jumlah Tindakan Waktu 0,2 Profesionalisme 0,4 Tingkat Kesulitan 0,4 Hasil Kali Dasar alokasi (1) (2) (3) (4) (5) (5) (7) (8) 1. MRI 339 60 5 6 5559.6 0.3166023 Cardiac 2. CT Scan Cardiac dengan kontras 3. CT Scan Cardiac tanpa kontras 409 60 5 6 6707.6 0.3819774 395 45 5 6 5293 0.3014203 1.143 17560.20 1.00 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Dari tabel diatas terlihat jumlah tindakan akan mempengaruhi dasar alokasi lebih kecil jika dibandingkan tahun lalu. Dasar alokasi ini dijadikan dasar perhitungan biaya-biaya baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

62 5.3.2. Tahap Pengelompokan Biaya dan Alokasinya Implementasi penggolonggan biaya ini adalah sebagai berikut: UNIT COST UNIT COST SARANA UNIT COST JASA MEDIK Biaya langsung Biaya tidak langsung - Biaya BMHP (bahan medis habis pakai) - Biaya ART (alat rumah tangga) - Biaya ATK (alat tulis kantor) - Biaya honor karyawan - Biaya penyusutan alat non medis - Biaya penyusutan alat medis - Biaya penyusutan gedung - Biaya honor karyawan - Biaya penyusutan aktiva - Biaya cleaning service - Biaya pelatihan/pendidikan - Biaya ART-ATK manajemen - Biaya bagian keuangan - Biaya listrik. air. telp manajemen - Biaya pemasaran & promosi - Biaya rapat - Biaya biaya lain yg tidak bisa ditelusuri di instalasi - Durasi waktu - Tingkat kesulitan - Tingkat resiko - Profesionalisme - Sumber daya - Jumlah pemeriksaan Sumber: RSJHK (2013) Gambar. 5.3.2. Implementasi Penggolongan Biaya Dari kelompok biaya diatas ditentukan alokasi biayatindakan MRI dan MSCT berdasarkan laporan biaya dari bagian keuangan.berikutalokasi anggaran tahun 2013 dan tahun 2014 (Tabel 5.3.2.a dan Tabel 5.3.2.b).

63 Tabel 5.3.2.a. Dasar alokasi anggaran Pemeriksaan MRI Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis biaya Dasar Alokasi Anggaran 2013 2014 Biaya Obat Alkes BMHP 635.756.890 653.724.861 Biaya Air minum 3.436.854 3.537.400 Biaya Listrik 105.435.986 107.252.711 Biaya Telepon 1.967.864 1.990.084 Biaya Pam 3.852.743 3.965.271 BiayaGajiPegawai 552.642.729 554.257.703 BiayaPenyusutan Gedung 4.750.286 3.640.464 BiayaBarangHabisPakaiNon Medis 6.137.653 6.222.055 BiayaCetakanMedis 25,589,500 23.082.600 Biaya Linen 3.981.425 4.053.250 BiayaBarangHabisPakaiKomputer 61,518.539 62.708.350 BiayaCetakanNon Medis 14.200.651 14.099.128 BiayaAlatTulisKantor 1.267.610 1.340.046 BiayaMekanik 3.009.642 3.007.950 BiayaLoundry 3.618.420 3.870.100 Biaya Cleaning Service 98.405.562 98.405.562 BiayaPenyusutan Alat Non Medis 10.158,300 12.756.696 BiayaPenyusutan Alat Medis 965.182.690 1.223.010.000 BiayaPemeliharaanPeralatanMedis 38.519.600 43.725.450 Biayalainnya yang menjadi overhead 260.657.491 261.014.535 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan Tabel 5.3.2.a diatas, biaya penyusutan alat medis MRI di tahun 2013 dan tahun 2014 memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang lain.

64 Tabel 5.3.2.b. Dasar alokasi anggaran Pemeriksaan MSCT Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis biaya Dasar Alokasi Anggaran 2013 2014 Biaya Obat Alkes BMHP 660.541.889 662.871.313 Biaya Air minum 3.563.600 3.702.497 Biaya Listrik 54.098.651 54.147.000 Biaya Telepon 1.654.779 1.992.376 Biaya Pam 3.759.769 3.965.464 Biaya Gaji Pegawai 697.984.714 698.677.008 Biaya Penyusutan Gedung 7.541.444 8.460.852 Biaya BHP Non Medis 4.350.678 4.850.976 Biaya Cetakan Medis 20.678.519 21.393.790 Biaya Linen 3.899.501 4.053.250 Biaya Barang Habis Pakai Komputer 50.790.651 54.202.792 Biaya Cetakan Non Medis 10.489.401 10.672.654 Biaya Alat Tulis Kantor 5.000.710 5.035.510 Biaya Mekanik 631.789 748.000 Biaya Loundry 8.500.918 8.796.711 Biaya Cleaning Service 110.405.562 110.405.562 Biaya Penyusutan Alat Non Medis 6.310.541 5.109.505 Biaya Penyusutan Alat Medis 1.407.831.000 1.968.578.940 Biaya Pemeliharaan Peralatan Medis 14.914.400 14.914.400 Biaya lainnya yang menjadi overhead 830.790.661 859.559.811 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan tabel 5.3.2.b diatas, biaya penyusutan alat medis MSCT di tahun 2013 dan tahun 2014 memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang lain.

65 Peningkatan biaya penyusutan dikarenakan terdapat penambahan/pembelian alat medis (MRI dan MSCT) yang baru tahap selanjutnya dilakukan pembebanan biaya pada setiap pasien berdasarkan perhitungan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Tahap selanjutnya dilakukan pembebanan biaya pada setiap pasien berdasarkan alokasi anggaran yang telah ditetapkan (Tabel 5.3.2.a dan Tabel 5.3.2.b) dan dasar alokasi tindakan MRI dan MSCT (Tabel 5.3.1.a dan Tabel 5.3.1.b) meliputi biaya obat dan alkes bahan habis pakai, biaya air minum, biaya listrik, biaya gaji pegawai, biaya penyusutan alat medis dan non medis, biaya pemeliharaan dan lain-lain (Tabel 5.3.2.c dan Tabel 5.3.2.d) Tabel 5.3.2.c. Biaya untuk Tindakan MRI Cardiac Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Dasar Alokasi Tind MRI Cardiac BHP per Tind MRI Cardiac 2013 2014 2013 2014 Biaya Obat Alkes BMHP 635.756.890 653.724.861 685.542 610.533 Biaya Air minum 3.436.854 3.537.400 3.706 3.304 Biaya Listrik 105.435.986 107.252.711 113.693 100.167 Biaya Telepon 1.967.864 1.990.084 2.122 1.859 Biaya Pam 3.852.743 3.965.271 4.154 3.703 Biaya Gaji Pegawai 552.642.729 554.257.703 595.919 517.638 Biaya PenyGedung 4.750.286 3.640.464 5.122 3.400 Biaya BMHP Non Medis 6.137.653 6.222.055 6.618 5.811 Biaya Cetakan Medis 25,589,500 23.082.600 27.593 21.558 Biaya Linen 3.981.425 4.053.250 4.293 3.785 Biaya BHP Komputer 61,518.539 62.708.350 66.336 58.565 Biaya Cetakan Medis 14.200.651 14.099.128 15.313 13.168

66 Lanjutan tabel 5.3.2.c. Biaya untuk tindakan MRI Cardiac Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Alat Tulis Kantor 1.267.610 1.340.046 1.367 1.252 Biaya Mekanik 3.009.642 3.007.950 3.245 2.809 Biaya Loundry 3.618.420 3.870.100 3.902 3.614 Biaya Cleaning Service 98.405.562 98.405.562 106.112 91.904 Biaya Peny Alat NonMedis 10.158,300 12.756.696 10.954 11.914 Biaya Peny Alat Medis 965.182.690 1.223.010.000 1.040.765 1.142.206 Biaya Pemeliharaan 38.519.600 43.725.450 41.536 40.837 Peralatan Medis Biaya overhead 260.657.491 261.014.535 281.069 243.769 Jumlah 3.019.361 2.881.796 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Contoh untuk menghitung biaya Obat dan Ales BMHP maka rumusnya adalah sebagai berikut: Jenis biaya obat alkes tindakan MRI tahun 2013 adalah : Dasar alokasi anggaran obat dan alkes BMHP (lihat Tabel 5.3.2.c) = 635.756.890 Dasar alokasi (lihat Tabel 5.1.1.a) = 0.3450588 Jumlah pasien (lihat Tabel 5.1.1.a) = 320 pasien Rumus: Biaya obat alkes per tindakan = (Dasar alokasi biaya obat alkes x Dasar alokasi tindakan MRI) / jumlah tindakan Maka perhitungannya yaitu: Biaya obat alkes per tindakan = (635.756.890 x 0.3450588) 320 = 685.542 (lihat Tabel 5.3.2.c)

67 Untuk perhitungan jenis biaya tindakan diatas, sebagai berikut perhitungannya (Tabel 5.3.2.c, Tabel 5.3.2.d, dan Tabel 5.3.2.e). Tabel 5.3.2.d. Biaya untuk tindakan MSCT Dengan Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Biaya Obat Alkes BMHP Dasar Alokasi Tind MSCT Tnp Kontras Tind MSCT dengan Kontras 2013 2014 2013 2014 660.541.889 662.871.313 712.268 619.075 Biaya Air minum 3.563.600 3.702.497 3.843 3.458 Biaya Listrik 54.098.651 54.147,000 58.335 50.570 Biaya Telepon 1.654.779 1.992.376 1.784 1.861 Biaya Pam 3.759.769 3.965.464 4-054 3.703 Biaya Gaji Pegawai Biaya PenyGedung Biaya Barang Habis Pakai Non Medis Biaya Cetakan Medis 697.984.714 698.677.008 752.643 652.515 7.541.444 8.460.852 8.132 7.902 4.350.678 4.850.976 4.691 4.530 20.678.519 21.393.790 22.298 19.980 Biaya Linen 3.899.501 4.053.250 4.205 3.785 Biaya BHP Komputer Biaya Cetakan Medis 50.790.651 54.202.792 54.768 50.622 10.489.401 10.672.654 11.311 9.968 Biaya ATK 5.000.710 5.035.510 5.392 4.703

68 Lanjutan Tabel 5.3.2.d. Biaya untuk tindakan MSCT Dengan Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Mekanik 631.789 748.000 681 699 Biaya Loundry 8.500.918 8.796.711 9.167 8.216 Biaya Cleaning 110.405.562 110.405.562 119.051 103.111 Service Biaya Peny Alat 6.310.541 5.109.505 6.805 4.772 Non Medis Biaya Peny Alat 1.407.831,000 1.968.578.940 1.518.077 1.838.515 Medis Biaya 14.914.400 14.914.400 16.082 13.929 Pemeliharaan Peralatan Medis Biaya overhead 830.790.661 859.559.811 895.849 802.769 Jumlah 4.209.436 4.204.683 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Tabel 5.3.2.e. Biaya untuk tindakan MSCT Tanpa Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Jenis Biaya Biaya Obat Alkes BMHP Dasar Alokasi Tind MSCT dg Tind MSCT Tanpa Kontras Kontras 2013 2014 2013 2014 660.541.889 662.871.313 581.975 505.830 Biaya Air minum 3.563.600 3.702.497 3.140 2.825 Biaya Listrik 54.098.651 54.147,000 47.664 41.319 Biaya Telepon 1.654.779 1.992.376 1.458 1.520 Biaya Pam 3.759.769 3.965.464 3.313 3.026 Biaya Gaji Pegawai 697.984.714 698.677.008 614.964 533.153 Biaya PenyGedung 7.541.444 8.460.852 6.644 6.456

69 Lanjutan Tabel 5.3.2.e. Biaya untuk tindakan MSCT Tanpa Kontras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Biaya Barang Habis 4.350.678 4.850.976 3.833 3.702 Pakai Non Medis Biaya Cetakan Medis 20.678.519 21.393.790 18.219 16.325 Biaya Linen 3.899.501 4.053.250 3.436 3.093 Biaya BHP Komputer 50.790.651 54.202.792 44.749 41.362 Biaya Cetakan Medis 10.489.401 10.672.654 9.242 8.144 Biaya Alat Tulis Kantor 5.000.710 5.035.510 4.406 3.843 Biaya Mekanik 631.789 748.000 557 571 Biaya Loundry 8.500.918 8.796.711 7.490 6.713 Biaya Cleaning Service 110.405.562 110.405.562 97.274 84.249 Biaya Peny Alat Non 6.310.541 5.109.505 5.560 3.899 Medis Biaya Peny Alat Medis 1.407.831,00-1.968.578.940 1.240.380 1.502.202 Biaya Pemeliharaan 14.914.400 14.914.400 13.140 11.381 Peralatan Medis Biaya overhead 830.790.661 859.559.811 731.974 655.921 Jumlah 3.439.418 3.435.534 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014)

70 5.3.3 Menghitung Unit Cost Per Tindakan Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Untuk menghitung unit cost berdasarkan total biaya per tindakan dengan metode Activity Based Costing (ABC), yaitu seluruh biaya-biaya diatas yang sudah dihitung berdasarkan alokasi anggaran biaya dengan dasar lokasi (lihat Tabel 5.3.2.c, Tabel 5.3.2.d dan Tabel 5.3.2.e) maka hasil semua biaya-biaya diatas dijumlahkan,dengan cara memisahkan Barang Medis Habis Pakai (BMHP) per tindakan berupa obat dan alkes dengan Non Barang Habis Pakai (Non BMHP) biaya-biaya diatas selain obat dan alkes. Kemudian Perhitungan unit cost per satuan tindakan diperoleh dengan cara melakukan penjumlahan antara total biaya ditambah jasa dokter maka akan didapat nilai total cost tersebut per tindakan MRI dan MSCT untuk per pasien tahun 2013 dan tahun 2014 (lihat Tabel 5.3.3.a. dan Tabel 5.3.3.b) Tabel 5.3.3.a. Jenis Tindakan, Unit Cost Sarana, Untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Tahun 2013 No UNIT COST SARANA (UC) Jenis Tindakan BMHP Per Non BMHP Total tidakan Per tindakan MRI Cardiac 685.542 2.333.819 3.019.361 CT Scan Cardiac dengan kontras CT Scan Cardiac tanpa kontras 712.268 3.497.168 4.209.436 581.975 2.857.443 3.439.418 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014)

71 Tabel 5.3.3.b. Jenis Tindakan, Unit Cost Sarana untuk Pemeriksaan MRI dan MSCT Tahun 2014 No Jenis Tindakan UNIT COST SARANA (UC) BMHP Per tidakan Non BMHP Per tidakan Total MRI Cardiac 610.533 2.271.263 2.881.796 CT Scan 619.075 3.585.608 4.204.683 Cardiac dengan kontras CT Scan Cardiac tanpa kontras 505.830 2.929.704 3.435.534 Sumber: Data Bagian Keuangan (2014) Berdasarkan perhitungan biaya satuan (unit cost) diatas maka didapat total cost untuk tindakan MRI Cardiac tahun 2013 sebesar 3.019.361 (Tabel 5.3.3.a) jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 2.881.796(tabel 5.3.3.b) mengalami penurunan sebesar 6,8%. Meskipun adanya selisih sekitar 6,8% antara tahun 2013 dan tahun 2014 namum hal ini tidak menimbulkan defisit pada keuangan rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis biaya dengan menggunakan metode ABC menghasilkan perhitungan yang lebih terinci, dimana data yang dipergunakan sebagai pembagi tidak hanya jumlah pasien saja melainkan biayai-biaya yang digunakan.

72 5.4. Pembahasan 5.4.1. Analisis Unit Cost MRI dan MSCT Tahun 2013 dan 2014 Berdasarkan perhitungan unit cost dengan metode activity based costing, didapatkan nilai unit cost pemeriksaan MRI dan MSCT yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung dimana dalam perhitungan tersebut adanya penurunan alokasi biaya dari tahun 2013 dan 2014 berkisar 6,8% dimana adanya efisiensi dalam penggunaan biaya-biaya yang digunakan serta adanya kenaikkan jumlah pasien. Jika dilihat dari komponen biaya yang tertinggi untuk pemeriksaan MRI dan MSCT adalah biaya penyusutan alat medis. Adanya biaya penyusutan alat medis maka nilai alat medis (investasi) akan semakin menurun dari waktu kewaktu. Perhitungan dilakukan dengan metode garis lurus berdasarkan pedoman standar akuntasi rumah sakit. Pada hasil penelitian ini didapatkan biaya penyusutan alat medis (investasi) utuk pemeriksaan MRI dan MSCT sebesar 10% per tahun dari total biaya. Pentingnya penyusutan biaya alat medis (investasi) sebagai alat penanaman modal yang akan berpengaruh pada jangka panjang, artinya didalam biaya investasi harus diketahui berbagai komponen biaya terkait mutu dan kelayakan alat serta perkembangan alat dan tehnologi canggih. Oleh karena itu rumah sakit dalam menghitung dan menganggarkan biaya penyusutan secara tepat maka permasalahan tersebut dapat dicegah dengan efisiensi dan efektifitas biaya anggaran dapat dicapai. Biaya Operasional merupakan komponen biaya tertinggi (75%) dari total biaya pemeriksaan MRI dan MSCT jika dibandingkan dari tahun 2013 dan tahun

73 2014. Oleh karena itu manajemen harus membuat kebijakan yang bisa meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sehingga biaya gaji yang tinggi diikuti dengan peningkatan kinerja karyawan rumah sakit. Seperti melakukan motivasi pada karyawan dengan melakukan budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) pada saat melakukan pelayanan sehingga kunjungan pasien dapat meningkat, pendapatan dapat meningkat dan gaji menjadi optimal. Namum apabila dilihat lebih rinci lagi biaya operasional seperti listrik, air, telepon, cetakan medis dan alat tulis kantor merupakan biaya yang bisa diefisienkan, Karena tergantung pada perilaku karyawan. Apabila dilakukan secara rutin maka dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, sehingga akan membuat biaya operasional rendah dan unit cost juga rendah. Hasil perhitungan analisis unit cost MRI dan MSCT dari tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami kenaikan yang tidak signifikan dari jumlah pasien serta biaya-biaya yang dikeluarkan adanya kenaikan tetapi khusus untuk pemerikasaan MSCT Cardiac mengalami kenaikan yang signifikan jumlah pasien dengan biaya yang dikeluarkan tidak mengalami kenaikan dikarenakan adanya efisiensi biaya serta rumah sakit jantung merupakan rumah sakit khusus jika dibandingkan dengan rumah sakit swasta adanya persaingan baik dalam mutu maupun pelayanan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam menyusun tarif dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan dan kemampuan daya beli masyarakat dari segala segmen yang memerlukan

74 pelayanan kesehatan. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk dapat menerapkan tarif dengan benar dengan menggunakan metode activity based costing dengan kebijakan yang telah ada. Adapun beberapa kebijakan sebagai dasar perhitungan unit cost sebagai dasar penerapan tarif pelayanan rumah sakit antara lain sebagai berikut: 1. Pola perhitungan/metode yang digunakan dalam perhitungan unit cost berdasarkan perhitungan activity based costing sesuai kondisi rumah sakit. 2. Melakukan identifikasi / pengelompokan terhadap unit layanan yang termasuk kedalam Revenue Center (Pendapatan) dan Cost Center (Biaya), 3. Unit cost dihitung berdasarkan full costing yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. 4. Data biaya diperbaharui sesuai dengan kondisi tahun yang sedang berjalan. 5. Besarnya margin ditentukan sesuai kebijakan manajemen. 5.4.2. Analisis Tarif Rumah Sakit pada Pemeriksaan MRI dan MSCT Strategi tarif merupakan upaya terencana suatu lembaga usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui penetapan tarif. Dengan adanya Badan Layanan Umum Kemenkes untuk rumah sakit pemerintah, pihak manajemen rumah sakit memiliki kewenangan yang lebih besar daripada sebelumnya dalam penentuan tarif. Salah satu strategi penetapan tarif yaitu full cost pricing yaitu penetapan

75 tarif berdasarkan unit cost dan keuntungan/margin. Jika dilihat dari komponen tarif yang berlaku di RSJPDHK yang dipakai dalam full cost pricing karena terdiri dari komponen jasa sarana/unit cost dan jasa pelayanan. Pada teknik ini informasi serta analisis biaya mutlak diperlukan sehingga dapat ditetapkan keuntungan yang diinginkan sebagai insentif/jasa pelayanan. Tarif pemeriksaan MRI dan MSCT di RSJPDHK berdasarkan SK Men-Kes No. 416/MENKES/PER/II/20012 dan perubahannya dalam Permenkes No. 029 tahun 2012 tentang Tarif pelayanan kesehatan menyatakan bahwa jasa sarana 60% dan jasa pelayanana 40% untuk seluruh pendapatan dari pelayanan rumah sakit. Langkah strategis yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mendapatkan kinerja keuangan dan bisnis lebih baik dimasa depan yaitu : 1. Menggunakan perhitungan unit cost sebagai acuan tarif. Pada studi ini metode activity based costing merupakan metode yang berbasis pada kondisi dan aktifitas yang berlangsung di rumah sakit. 2. Melakukan perhitungan ulang tarif, dengan berorientasi pada keuntungan namum tidak mengabaikan kemampuan atau daya beli masyarakat pengguna layanandi setiap rumah sakit. 3. Menggunakan unit cost yang dihasilkan dari perhitungan metode Activity Based Costing sebagai bahan masukan dalam mengajukan bantuan subsidi, untuk kinerja bisnis yang baik. 4. Dalam perhitungan unit cost dengan metode Activity Based Costing, ketersediaan data yang baik dan lengkap merupakan faktor yang sangat menentukan, sehingga diperlukan system pencatatan data-data,

76 pengelolaannya serta penyajian data rumah sakit yang baik dan terkomputerisasi dalam system yang baik. 5. Memperbaiki kinerja instalasi Radiologi dengan cara meningkatkan efisiensi dilapangan, meliputi durasi pemeriksaan, sumber daya manusia yang terlibat yang akan meningkatkan utilisasi alat.