Studi Litologi Batu Gamping Dari Data Ground Penetrating Radar (GPR) Di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat

dokumen-dokumen yang mirip
Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur Korespondensi :

Oleh : Ya Asurandi Jurusan Fisika Bidang Minat Geofisika MIPA ITS Surabaya 2011

Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH TANGGULANGIN, SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN METODA GROUND PENETRATING RADAR (GRP)

BAB I PENDAHULUAN. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

Identifikasi Scouring sebagai Potensi Kelongsoran Tanggul Sungai Bengawan Solo berdasarkan Survei GPR (Studi Kasus Desa Widang, Kabupaten Tuban)

GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang

BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

Aplikasi Ground Penetrating Radar (GPR) untuk Mendeteksi Objek pada Berbagai Media

GEORADAR METODE GEORADAR

geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat

Bab II Tinjauan Pustaka

PERUBAHAN KARAKTERISTIK ELEKTROMAGNETIK MENGGUNAKAN METODE GROUND PENETRATING RADAR HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SEDIMEN BAWAH PERMUKAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Tanggul, Lumpur Lapindo, Longsor, Ground Penetrating Radar, GeoScan32, Surfer Pendahuluan. 2. Teori 2.1.

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Pertemuan ke-6 Sensor : Bagian 2. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

Semua benda di sekeliling kita mempunyai sifat magnetik. Akibatnya semua benda terpengaruh oleh medan magnet. Efek yang

Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS

Wahana Fisika, 1(1), 2016, Aplikasi Metode Ground Penetrating Radar Terhadap Pola Retakan Di Bendungan Batu Tegi Lampung

Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III GROUND PENETRATING RADAR

Analisis dan Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Metode Georadar. Alexander Pakiding

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. Peralatan. Sari. Abstract. Subarsyah dan M. Yusuf

saluran-saluran kosong ke segala arah, berisi air dan ion-ion yang mudah tertukar, seperti: sodium, potasium, magnesium, dan kalsium.

Studi Interpretasi Sebaran Batuan Granit di Perairan Utara Pulau Batam (Perairan Nongsa) dengan Menggunakan Metode Seismik Refleksi Single Channel

Identifikasi Scouring sebagai Potensi Kelongsoran Tanggul Sungai Bengawan Solo berdasarkan Survei GPR (Studi Kasus Desa Widang, Kabupaten 'fuban)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Studi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

GEOFISIKA GEOFISIKA

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN SUNGAI BAWAH PERMUKAAN DI WILAYAH KARS SEROPAN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOFISIKA VLF-EM-vGRAD

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

STUDI REKAHAN PADA TEROWONGAN KERETA API DENGAN METODE GROUND PENETRATING RADAR (GPR) (STUDI KASUS DI DAERAH SASAKSAAT) PADALARANG JAWA BARAT

ANALISIS PENCITRAAN GEORADAR TERHADAP PERKERASAN JALAN LENTUR. Irwan Lie 1 dan Melly Lukman 2

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi daerah studi bersifat regional baik di daratan maupun di perairan

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

Bab V Korelasi Hasil-Hasil Penelitian Geolistrik Tahanan Jenis dengan Data Pendukung

APLIKASI METODE GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MITIGASI DINI BENCANA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

BAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima

PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB

ISTILAH DI NEGARA LAIN

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH TANGGULANGIN, SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN METODA GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

Analisis Geohazard untuk Dasar Laut dan Bawah Permukaan Bumi

PENGUKURAN KECEPATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA ZEOLIT. Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dalam implementasi Passive

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Interpretasi Kualitatif Anomali Magnetik di Daerah Semburan Gas

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Studi Litologi Batu Gamping Dari Data Ground Penetrating Radar (GPR) Di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat Eka Ayu Nuzuliani 1, Piter Lepong 2, Kris Budiono 2 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mulawarman 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author : ekaayunuzuliani.2011@gmail.com Abstrak. Telah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data GPR yang diberikan oleh P3GL dan data tersebut telah diambil di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan susunan litologi batuan permukaan dangkal. Pengolahan data sekunder menggunakan software RADAN versi 5.0 dan Reflex 2D Quick. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan data yaitu spatial filter, deconvolution, dan migration. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga lapisan yang teridentifikasi dari data tersebut. Lapisan ini dikorelasikan dengan data bor yang juga menampilkan tiga lapisan litologi. Untuk memberikan batas tiap lapisan sekuen, maka dilakukan picking disepanjang kontras gambar data GPR. Litologi ini diketahui dengan menggunakan data bor dan konfigurasi reflektor. Lapisan pertama diinterpretasikan sebagai litologi pasir dengan range kedalaman dari 0-2,6 meter, lapisan kedua diinterpretasikan sebagai litologi batu gamping dengan range kedalaman 2,6 7,2 meter, dan lapisan ketiga diinterpretasikan sebagai litologi batu pasir dengan range kedalaman 7,2-10 meter. Kata Kunci: Batu Gamping, Konfigurasi Refleksi, Litologi, Metode GPR, Sedimen Pendahuluan Metode GPR merupakan suatu metode geofisika yang menghasilkan profil penampang atau rekaman kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan kontras dielektrik material di bawah permukaan. Gelombang radar tersebut akan diteruskan, dipantulkan, dan atau dihamburkan oleh struktur dan anomali di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan dihamburkan akan diterima kembali oleh antena penerima di permukaan bumi. Metode ini telah banyak digunakan dan dirasakan sangat efektif, pengoperasiannya praktis, tidak merusak, dan ekonomis sehingga sangat memudahkan dalam melakukan penelitian kondisi geologi bawah permukaan. Metode GPR telah digunakan untuk mensurvey berbagai jenis lapisan geologi mulai dari studi geoteknik, geolingkungan, pemetaan granit, batu kapur, marmer dan batu keras lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk memetakan susunan litologi batuan permukaan dangkal dengan menggunakan metode GPR di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Dalam penelitian ini juga digunakan data bor agar dapat lebih merincikan litologi daerah bawah permukan di daerah penelitian tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu penetrasi GPR sangat terbatas terutama pada area konduktif, bagaimana dengan penetrasi di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat? Penelitian ini bertujuan untuk memetakan susunan litologi batuan 1

permukaan dangkal di Tepi Pantai Kalimantan Barat. Teori/Metodologi Dasar teori dari metode GPR terletak pada teori elektromagnetik (EM). Gambaran umum ini menggambarkan dasar-dasar teori yang dibutuhkan untuk bekerja secara kuantitatif dengan metode GPR (Jol, 2009). Persamaan Maxwell secara matematis menggambarkan ilmu fisika dibidang elektromagnetik (EM), sementara hubungan pokoknya adalah mengukur sifat material. Penggabungan keduanya memberikan dasar secara kuantitatif untuk menggambarkan sinyal metode GPR (Jol, 2009). Metode GPR didasarkan pada pemancaran gelombang elektromagnetik ke dalam bumi dan penangkapan gelombang elektromagnetik yang diteruskan, dipantulkan, dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan anomali di bawah permukaan bumi. Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan dihamburkan tersebut diterima oleh antena penerima di permukaan bumi (Murwanto, 2011). Tabel 1. Konstanta dielektrik relatif dan cepat rambat gelombang elektromagnetik untuk material geologi. Berbagai medan gelombang yang jelas terpisah dalam ruang dan waktu ketika jaraknya dari sumber yang besar dibandingkan dengan panjang gelombangnya atau panjang spasial pulsanya. Jalur sinyal antara pemancar dan penerima di permukaan dapat dianggap sebagai sinar yang mengikuti jalur yang digambarkan dalam Gambar 1 (Jol, 2009). Gambar 1. Jalur sinyal antara pemancar dan penerima di permukaan. Pada Gambar 1 jalur sinyal antara pemancar dan penerima di permukaan diperlakukan sebagai sinar mengikuti jalur. A adalah gelombang udara langsung, G adalah gelombang tanah langsung, R adalah gelombang, dan C adalah gelombang kritis yang dibiaskan (Jol, 2009). Sebagian besar penentuan geologi bawah permukaan lebih mengarah pada seni dari pada sains. Dengan kata lain, hal ini membutuhkan banyak praktek sebelum melakukannya dengan benar. Dalam suatu survey GPR yang dilakukan oleh Beres dan Haeni (1991), mereka menguraikan secara singkat prosedur untuk menentukan geologi bawah permukaan dangkal dari data GPR. Dalam tulisannya, mereka menggunakan (Tabel 1) untuk menginterpretasikan data GPR (Beres dan Haeni, 1991). 2

Setelah menginterpretasikan survey, mereka menggunakan data borehole dan data geofisika untuk memverifikasi dan mengkalibrasi hasil interpretasi bawah permukaan. Dalam semua kasus interpretasi data, interpretasi dikalibrasikan dengan data bawah permukaan yang telah diketahui, kemudian dibandingkan (Tabel 2) (Beres dan Haeni, 1991). Pada penelitian ini, alat yang digunakan adalah Mainframe SIR 20 Structure Scan III GSSI dan Tough Book dengan antena monostatik milik Kantor P3GL (Pusat Penelitian Geologi Kelautan). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 2. Tipe Sedimen Bawah Permukaan. Gambar 3. Peralatan Metode GPR. Dalam penelitian ini, tentunya terdapat tahapan-tahapan penelitian agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Tahapan penelitian dapat diuraikan dalam flowchart metode penelitian berikut ini: Waktu penelitian tidak termasuk dalam pengambilan data, namun hanya pengolahan data sekunder saja. Pengolahan data sekunder dilakukan di Kantor P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan), Jl. Dr. Djunjunan No. 236, Bandung, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan pengolahan data dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada tanggal 26 Januari 2015 sampai dengan 26 Februari 2015. Lokasi pengambilan data terletak di Pantai Kalimantan Barat. Gambar 2. Peta Lintasan Daerah Penelitian. Gambar 4. Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dari langkah-langkah yang digunakan pada saat proses pengolahan data metode GPR yaitu : 1. Spatial Filter, tujuannya adalah untuk menghilangkan gangguan sinyal yang datangnya belakangan, yang tidak diinginkan. 2. Deconvolution, tujuannya adalah untuk menghapus kelipatan sinyal dan memisahkan lapisan yang jaraknya berdekatan di bawah permukaan. 3. Migration, tujuannya adalah untuk mengubah permukaan yang terekam dalam data GPR ke data dengan lokasi heterogenetis bawah permukaan pada posisi yang sebenarnya. 3

Data bor digunakan untuk membandingkan hasil data penampang 2D Georadar yang menunjukkan litologi sedimen di bawah permukan daerah Tepi Pantai Kalimantan Barat. Analisis ini hanya dilakukan pada satu titik bor pada kedalam 1000 cm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut : Gambar 6. Tampilan 2D Data Awal Gambar 7. Hasil Pengolahan Data Spatial Filter Gambar 5. Data Bor Daerah Penelitian. Hasil dan Pembahasan Metode GPR yang digunakan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lapisan batu gamping di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Pada penelitian ini, alat yang digunakan adalah Mainframe SIR 20 Structure Scan III GSSI dan Tough Book dengan antena monostatik milik Kantor P3GL (Pusat Penelitian Geologi Kelautan). Pada tiap-tiap lintasan, data diambil dengan jarak 70 meter. Data yang telah didapat kemudian diolah dengan menggunakan software RADAN versi 5.0 dan Reflex 2D Quick untuk mendapatkan hasil dengan kualitas yang baik. Pengambilan data rekaman lintasan GPR ini dilakukan di sepanjang Tepi Pantai Kalimantan Barat. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan GPR yang ditarik secara manual dari tim survey P3GL. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada pengolahan data survey geologi ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: Gambar 8. Hasil Pengolahan Data Deconvolution Gambar 9. Hasil Pengolahan Data Migration 4

Kesimpulan Gambar 10. Hasil 2D Data GPR Lintasan 1 Setelah Dilakukan Picking. Gambar 11. Hasil Interpretasi Berdasarkan profil 2D data GPR yang telah didapatkan dari proses pengolahan data tersebut, maka dapat dilanjutkan ke proses pembuatan fence 3D model data GPR, agar pemetaan setiap litologi bawah permukaan dapat terlihat dengan jelas, serta dikorelasikan dengan data bor yang sudah ada. Dari gambar 12 dapat diketahui bahwa setiap lintasan pada profil 2D data GPR ini memiliki panjang 70 meter, serta mempunyai range 200 ns yang memiliki resolusi cukup tinggi, sehingga kedalaman penetrasi yang dapat dicapai tidak begitu dalam. Kedalaman penetrasi yang ditunjukkan profil lintasan mencapai sekitar 10 meter. Berdasarkan hasil dari pengolahan data di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, maka dapat diketahui jenis-jenis litologi yang berada dibawah permukaan daerah penelitian tersebut, yaitu: - Sekuen A, berupa pasir dengan range kedalaman dari 0-2,6 meter - Sekuen B, berupa batu gamping dengan range kedalaman dari 2,6 7,2 meter - Sekuen C, berupa batu pasir dengan range kedalaman dari 7,2-10 meter Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Kris Budiyono, M.Sc dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung, Jawa Barat yang telah banyak memberikan bantuan dan bersedia menerima saya melakukan penelitian disana, serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Piter Lepong, M.Si yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi dan artikel ini. Daftar Pustaka [1] Beres, Jr. M dan Haeni, F. P. 1991. Application of Ground Penetration Radar Methods in Hydrogeological Studies. Ground Water [2] Jol, Harry. M. 2009. Ground Penetrating Radar: Theory and Application. United Kingdom: Elsevier Science [3] Murwanto, Eko. J. 2011. Aplikasi Teknologi Ground Penetrating Radar (GPR) Untuk Deteksi Struktur Tanah / Batuan dan Material Terpendam. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI [4] Parrillo, R. 2012. GSSI An Introduction to GPR. United States: Geophysical Survey Systems Gambar 12. Fence 3D Model Data GPR. 5