BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Fantasi yang terjadi pada anak usia prasekolah dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat individual yang dipengaruhi oleh kesehatan individu secara holistik. Sebagai suatu proses, pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tahap mempengaruhi tahap selanjutnya. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan perlu adanya pemahaman tentang tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & Perry, 2010). Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman, 2010). Menurut Potter & Perry (2010), tumbuh dan kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (internal) dan faktor lingkungan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang baik sedangkan lingkungan yang buruk akan menghambatnya. Rumah sakit sebagai lingkungan asing bagi anak dengan pengalaman pertamanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit, dapat menyebabkan gangguan yang menghambat perkembangan 1

2 anak. Proses perawatan yang mengharuskan anak untuk tinggal dalam kurun waktu tertentu di rumah sakit baik terencana ataupun darurat disebut hospitalisasi. Pada saat melalui proses pencapaian tumbuh kembang, anak tidak selamanya sehat. Anak juga dapat berada dalam kondisi sakit karena sistem pertahanan tubuhnya masih rentan terhadap penyakit. Sakit yang biasa terjadi pada anak misalnya DHF, diare dan pneumonia (Dinkes, 2013). Kebutuhan dasar seorang anak yang harus terpenuhi untuk menunjang tumbuh dan kembangnya adalah perawatan kesehatan dasar salah satunya perawatan saat sakit. Keadaan sehat sebagai perwujudan perawatan kesehatan adalah sebab langsung yang berpengaruh terhadap tumbuh dan kembang anak (Soetjiningsih, 2001). Populasi anak yang dirawat dirumah sakit, mengalami peningkatan yang sangat drastis. Persentase anak yang dirawat dirumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya (Wong, 2009). Mc Cherty dan Kozak mengatakan hampir 4 juta anak dalam satu tahun mengalami hospitalisasi, rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan perawatan yang spesial dibanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur dari orang dewasa. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20-45% lebih banyak pada

3 waktu untuk merawat orang dewasa (Mc Cherty dan Kozak, 2000, dalam Hikmawati, 2000). Salah satu masalah yang sering dialami oleh anak yang mengalami hospitalisasi adalah kecemasan (Supartini, 2004). Miller (2002), menyebutkan bahwa prevalensi kecemasan pada anak yang di rawat di rumah sakit berkisar 10 % mengalami kecemasan ringan dan itu berlanjut, dan sekitar 2 % mengalami kecemasan berat. Gangguan kecemasan karena perpisahan terjadi 2 % - 4% pada anak, keadaan tersebut adalah gangguan kecemasan yang paling sering ditemukan pada anak. Penelitian Murniasih & Rahmawati (2007), menyatakan bahwa dari 30 anak yang dirawat di rumah sakit didapatkan bahwa yang mengalami kecemasan ringan adalah 8 anak, kecemasan sedang sebanyak 17 anak, kecemasan berat sebanyak 4 anak, dan tidak mengalami kecemasan sebanyak 1 anak. Menurut Supartini (2004) perawatan anak di Rumah Sakit merupakan pengalaman yang penuh stress, baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom, sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya (Nanda, 2012). Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2003). Kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak memiliki

4 objek yang spesifik dan kondisi ini dialami secara subjektif. Cemas berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya (Stuart, 2013). Kondisi kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi merupakan masalah yang serius dan harus mendapat perhatian khusus. Berbagai dampak hospitalisasi dan kecemasan yang dialami oleh anak akan beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses penyembuhan (Supartini, 2004). Menurut Daryanto, Sodikin, dan Yulistiani (2012), Reaksi kecemasan yang dimunculkan pada anak akan berbeda antara yang satu dengan yang lain. Anak yang pernah menjalani perawatan di rumah sakit akan menujukkan reaksi yang berbeda dibandingkan dengan anak yang baru menjalani perawatan. Anak yang baru pertama kali dirawat di rumah sakit memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Kecemasan yang teratasi dengan cepat dan baik akan membuat anak lebih nyaman dan kooperatif dengan tenaga medis sehingga tidak menghambat proses keperawatan. Jika kecemasan itu berlangsung lama dan tidak teratasi maka akan menimbulkan reaksi kekecewaan pada orang tua yang menimbulkan sikap pelepasan pada anak sehingga anak mulai tidak peduli dengan ketidakhadiran orang tuanya lebih memilih untuk berdiam diri atau apatis, menolak untuk diberikan tindakan dan yang paling parah akan menimbulkan trauma pada anak setelah keluar dari rumah sakit (Wong, 2009).

5 Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak stress hospitalisasi antara lain : (a) Meminimalkan dampak perpisahan, (b) Mengurangi kehilangan kontrol, (c) Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri, (d) Menjalin hubungan dan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya, (e) Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (Nursalam, 2011). Dari lima usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak stress hospitalisasi diatas, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan dengan melibatkan keluarga diantaranya : meminimalkan dampak perpisahan, meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri serta menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan keterlibatan keluarga tersebut (Pertersen, 2004 dalam Kusumaningrum, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fouda, et al (2015), tentang pengaruh pelibatan keluarga terhadap kualitas hidup pada anak dengan asma di Rumah Sakit El-Mehalla El-Kobra, Mesir diperoleh data bahwa : terdapat perbedaan kualitas hidup anak setelah dan sebelum keluarga dilibatkan dalam perawatan anak, dimana pada kelompok kontrol didapatkan pelibatan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup anak asma dengan persentase mencapai 79,9%.

6 Penelitian yang dilakukan oleh Coyne (2006), tentang peran orang tua dalam perawatan di ruang rawat anak menunjukkan bahwa anak selama di hospitalisasi memerlukan peran dan partisipasi orang tua dalam perawatan. Orang tua mempunyai pengaruh untuk menerima kondisi anak dan memberikan partisipasi dalam perawatan. Bentuk partisipasi tersebut adalah orang tua diharapkan tinggal dengan anak, berperilaku baik dan terlibat dalam perawatan. Ketika orang tua tidak berpartisipasi dalam perawatan, maka asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat mungkin tidak dapat optimal. Oleh karena itu perawat dan orang tua sebaiknya bekerjasama dalam meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lumiu, dkk (2013), tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada anak usia PraSekolah, diperoleh data bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin rendah tingkat kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Bangsal Anak RSUD dr Rasidin Pada tanggal 15-20 Februari 2016 didapatkan data terdapat 8 orang anak yang baru pertama kali menjalani perawatan di Rumah Sakit, 2 orang anak usia toddler, 3 orang anak usia prasekolah dan 3 orang anak usia sekolah. Dari hasil pengamatan 6 orang anak menolak untuk mendapatkan tindakan medis yang dilakukan oleh petugas kesehatan

7 rumah sakit dengan menangis, menjerit dan memalingkan pandangannya. Ketika perawat memasuki ruangan tempat mereka dirawat sambil membawa alat-alat pengobatan anak-anak tersebut menangis dan menjerit dan juga menolak untuk diajak kerja sama dalam melakukan prosedur pengobatan. Dari wawancara yang dilakukan dengan perawat ruangan, perawat tersebut mengatakan 3 orang anak menangis saat dilakukan tindakan medis, 2 orang anak menolak untuk diperiksa dan menangis saat didekati dokter dan perawat serta 3 orang anak lagi menolak makan, menangis pelan-pelan, dan tidak kooperatif terhadap aktivitas sehari-hari. Hasil pengamatan didapatkan data bahwa anak menolak ketika akan dibantu kebutuhannya oleh perawat, karena biasanya yang memenuhi kebutuhan anak adalah orang tua yang menemani anak saat itu. Hasil dari observasi lainnya diperoleh data semua orang tua anak yang dirawat menenangkan atau membujuk anaknya yang sedang menangis dengan mengalihkan perhatian anak serta mengajak anak untuk berinteraksi. Berdasarkan data diatas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang : Pengaruh Intervensi Pelibatan Keluarga terhadap Kecemasan Anak yang mengalami Hospitalisasi di Irna Anak RSUD dr Rasidin padang tahun 2016.

8 B. Rumusan Masalah Dalam mengatasi kecemasan anak dapat dilakukan beberapa usaha, salah satunya dengan melibatkan keluarga dalam tindakan perawatan karena keluarga adalah orang terdekat bagi anak, jadi apakah ada pengaruh intervensi pelibatan keluarga terhadap kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di irna anak RSUD dr Rasidin? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh intervensi pelibatan keluarga terhadap kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di irna anak RSUD dr Rasidin Padang. 2. Tujuan Khusus a) Untuk Mengetahui skor kecemasan sebelum diberikan intervensi pelibatan keluarga pada anak yang mengalami hospitalisasi di irna anak RSUD dr Rasidin Padang. b) Untuk Mengetahui skor kecemasan setelah diberikan intervensi pelibatan keluarga pada anak yang mengalami hospitalisasi di irna anak RSUD dr Rasidin Padang. c) Untuk mengetahui pengaruh intervensi pelibatan keluarga terhadap kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi.

9 D. Manfaat Penelitian 1) Bagi peneliti Sebagai sarana dalam aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari institusi pendidikan selama proses pendidikan. 2) Bagi Anak Sebagai sumber atau pengalaman yang dapat mengurangi kecemasan dan mempercepat proses penyembuhan pada anak. 3) Bagi Institusi pendidikan Sebagai masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan, khususnya tentang intervensi yang dapat menurunkan kecemasan pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit. 4) Bagi Instansi Rumah Sakit Sebagai data/informasi bagi Rumah Sakit untuk dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi pada anak dengan stress hospitalisasi.