BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan

PENGGUNAAN GAYA BAHASA SIMILE DALAM NOVEL LARUNG KARYA AYU UTAMI

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk menyampaikan gagasan atau pikiran, dan ide- idenya dengan maksud ingin mengutarakannya kepada pihak lain. Bahasa juga digunakan manusia untuk mengungkapkan pengalaman batin dalam bentuk bahasa tulis yang berupa karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam sastra berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari- hari (natural atau ordinary langguage), sebab dalam sastra bahasa yang digunakan adalah bahasa yang telah disisasati, dimanipulasi dan didayagunakan secermat mungkin sehingga tampil dengan bentuk yang berbeda dengan bahasa non sastra (Umar Yunus : 1985 didalam buku metodologi penelitian sastra, Jabrohim dkk : 2003; 10). Selain digunakan untuk mengungkapkan pengalaman batin, bahasa juga dijadikan seorang pembaca untuk mencari baik buruknya sebuah karya sastra. Karya sastra lahir dari pengalaman dan keinginan pengarang untuk mengungkapkan diri dalam bentuk lisan maupun tulisan, tulisan itu berupa untaian kata- kata yang mengandung makna. Seorang pengarang menulis karya sastranya karena ingin mengemukakan obsesinya terhadap lingkungan yang melingkupinya, baik megekspresikan kegundahan, pengalaman, pemikiran, pandangan hidup maupun mengekspresikan keinginan- keinginan dalam jiwanya. Menurut Kamil (2009: 7) karya sastra di dalam kesustraan Arab dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: puisi (syi r), prosa (nasr) dan drama (al-masyrahiyah). Kenikmatan dari keindahan bahasa akan dirasakan jika membaca hasil dari karya kesusastraan Arab di atas. Masing-masing karya sastra tersebut memiliki kekhususan tersendiri, puisi Arab terkenal karena memiliki wazan atau bahar dan qafiyahnya. Wazan berarti keseimbangan, yang dimaksud dengan wazan adalah pengulangan bunyi yang sama pada setiap akhir bait dari bait- bait syair. Dalam kajian sastra istilah wajan lebih tepat diartikan sebagai pola irama atau musikalitas. Unsur ini terlihat pada penyusunan bunyi kata dan kalimat, dan tanpa

pola irama suatu karya sastra yang berbentuk syair tidak dapat dibedakan dengan prosa. Syair dalam sastra Arab terdiri atas bait- bait, setiap bait syair terdiri dari dua bagian dengan wazan yang sama. Wazan- wazan ini dalam ilmu sastra Arab dikenal dengan istilah bahr sedangkan qafiah adalah kata akhir dari sebuah bait syair (Muzakki 2006: 45). Sementara prosa dan drama Arab selalu disisipi oleh kisah-kisah Islam yang sarat dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan itu, maka pengkajian sebuah karya sastra dengan analisis gaya bahasa merupakan usaha yang baik dan berguna, tujuannya adalah untuk membantu dan mengarahkan pembaca dalam menilai kualitas sebuah karya sastra. Prosa merupakan suatu hasil karya sastra dan prosa menjadi salah satu bagian dari bahasa tulis yang perkembangannya tidak luput dari kreatifitas pengarangnya, wujud dari kreatifitas pengarang tersebut salah satunya melalui gaya bahasa. Untuk memperindah penceritaan prosa biasanya penulis memasukkan unsur- unsur atau sendi gaya bahasa sebagai pembangun cerita itu sendiri. Unsur- unsur kebahasaan dalam suatu prosa merupakan sumber bahan yang cukup luas untuk dipelajari. Unsur yang perlu dipelajari itu antara lain : kejujuran, sopan- santun, dan menarik (Keraf 1984: 113). Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style dan dalam bahasa indonesia ilmu yang mempelajarinya disebut stilistika. Gaya bahasa dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadiaan pengarang atau pemakai bahasa (Keraf 1984: 113). Gaya bahasa juga mempergunakan bahasa yang indah untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan yang sangat erat, semakin banyak kosakata seseorang semakin beragam pula gaya bahasa yang dipakainya (Tarigan 1985 :5).

Gaya bahasa dipergunakan oleh banyak penulis sastra yang mempunyai tujuan untuk memperindah kata sehingga menarik untuk dibaca. Gaya bahasa yang dipakai seolah- olah berjiwa, hidup, dan segar sehingga dapat menggetarkan hati pembaca atau pendengar. Pemilihan kata dalam sebuah prosa berkaitan erat dengan bahasa kias, yakni sarana untuk mendapatkan efek didalam prosa tersebut. Gaya bahasa merupakan bentuk retorika, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk menyakinkan dan mempengaruhi penyimak atau pembaca (Tarigan 1985: 5). Gaya bahasa juga merupakan pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata- kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan atau makna tersirat. Jadi ia merupakan gaya yang sengaja mendayagunakan penuturan dan memanfaatkan bahasa kias, suatu karya sastra sering kali ditulis tanpa khusus diarahkan agar menjadi hal yang penting. Pemakaian gaya bahasa banyak sekali ditemukan disebuah karya sastra, Hasil karya sastra Arab yang terkemuka di dunia, salah satu diantaranya adalah kisah ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin. Karya sastra ini banyak menceritakan kisah kehidupan manusia dari berbagai profesi, mulai dari kalangan istana, tabib, jin, pujangga, musafir, pedagang dan lain sebagainya. Kisah-kisah yang tertulis dalam karya sastra ini banyak menyuguhkan hikmah-hikmah di dalam kehidupan. Kisah ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin/ adalah kisah yang tak pernah lapuk di makan zaman, dari dahulu hingga sekarang kisah ini masih begitu akrab ditelinga kita. Kisah ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin/ ini adalah salah satu rujukan otentik terbaik tentang kehidupan nyata yang terdapat di dalam khasanah kesusastraan Arab. Karya agung ini begitu banyak mengandung bait syair yang menuturkan pelbagai kisah dan hikayat yang dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pembacanya untuk mengetahui sejarah masa silam, lengkap dengan aneka ragam adat istiadat yang telah ikut membentuk masyarakat, budaya, serta ilmu pengetahuan manusia dan juga gaya bahasa yang di gunakan begitu indah, gaya bahasanya jauh dari segala bentuk kerumitan dan ketika seseorang membacanya tidak akan membuat dahi pembaca berkerut.

Menurut bukunya Hikayat seribu satu malam yang diterjemahkan oleh Fuad Syaifuddin (2007) yang diterbitkan oleh Qisthi Press, Kisah ليلة و ليلة /ا لف 'alfu ا لف laylatin wa laylatin/ memang tidak ditulis oleh seorang pengarang saja, kisah Persia. 'alfu laylatin wa laylatin/ pada mulanya ditulis dalam bahasa /ليلة و ليلة Muhammad ibn Ishaq menyatakan bahwa Abu Abdullah Muhammad ibn Abdus Al- Jihsyiari, penulis kitab al- Wuzara, adalah orang pertama yang merintis penyusunan sebuah buku yang berisi seribu kisah dan dongeng menjelang tidur yang bahannya dia ambil dari khasanah kesusastraan Arab, Romawi, dan peradaban lainnya. Kemudian dari pada itu terdapat dugaan kuat di kalangan para kritikus dan ahli sastra, bahwa kisah ليلة و ليلة /ا لف 'alfu laylatin wa laylatin/ ditulis pada periode antara abad ke13 dan ke14 Masehi. Dan juga para kritikus menyakini bahwa kisah ليلة و ليلة /ا لف 'alfu laylatin wa laylatin/ telah mengalami penambahan dengan dimasukkannya beberapa cerita yang berasal dari kurun waktu yang berbeda, dan juga kisah ليلة و ليلة /ا لف 'alfu laylatin wa laylatin/ memiliki judul asli yaitu Seribu Dongeng atau Seribu Kisah. Tetapi saat sekarang ini judul itu berubah menjadi ليلة و ليلة /ا لف 'alfu laylatin wa laylatin sampai saat sekarang ini tidak ada satupun orang yang mengetahuinya kenapa judul itu bisa berubah. ا لف ليلة Kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nurruddin Al- Bashri pada buku 'alfu laylatin wa laylatin/ adalah kisah tentang kakak beradik yang / وليلة mempunyai kedudukan sama-sama menteri di negeri Mesir yaitu Syamsudin dan Nuruddin, mereka saling berselisih paham dan mengakibatkan salah satu dari mereka pergi kesuatu negeri untuk mencari kedamaian tetapi salah satu dari mereka yang pergi tidak diketahui oleh yang lain kemana perginya sehingga membuat saudaranya cemas akan kepergiannya. Sehari, seminngu, sebulan dan bahkan bertahun- tahun tidak ada kabar darinya. Kisah ini banyak mengajarkan tentang kesabaran, keimanan kepada Allah S.W.T. Keindahan gaya bahasa dan banyaknya hikmah serta pelajaran hidup yang dapat diambil, menjadi daya tarik / ا لف ليلة و ليلة tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian di dalam kisah

'alfu laylatin wa laylatin/. Khususnya kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nurruddin Al- Bashri. Berkaitan dengan pemaparan latar belakang penelitian tentang gaya bahasa di atas, maka dapat dikemukakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Henri Guntur Tarigan mengenai gaya bahasa. Tarigan (1985: 6) mengemukakan bahwa gaya bahasa dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu: gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan dan gaya bahasa perulangan. Penelitian ini hanya difokuskan kepada gaya bahasa perbandingan. Ini dikarenakan gaya bahasa perbandingan banyak ditemukan di dalam kisah Syamsuddin Al-Mashri dan Nurruddin Al-Bashri dan juga pada kisah ini banyak hikmah serta pelajaran hidup yang dapat diambil. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka Karya tulis ini berjudul Analisis Gaya Bahasa Perbandingan Pada Kisah Syamsuddin Al- Mashri Dan Nuruddin Al- Bashri Pada Buku ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin/ yang disusun oleh Thaha Abdul Rauf Sa ad.

1.2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka untuk mengarahkan penelitian kepada sasaran yang ingin di capai di sini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Ada berapakah jumlah gaya bahasa perbandingan pada kisah ا لف ليلة و Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku laylatin/? 'alfu laylatin wa / ليلة 2. Bagaimanakah bentuk gaya bahasa perbandingan pada kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin/? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan batasan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui berapa jumlah gaya bahasa perbandingan pada kisah ا لف ليلة و Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku laylatin/. 'alfu laylatin wa / ليلة 2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk gaya bahasa perbandingan pada ا لف kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku laylatin/. 'alfu laylatin wa / ليلة و ليلة 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat untuk: 1. Memberikan pemahaman kepada pembaca dalam mengapresiasi gaya bahasa perbandingan dalam kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku ا لف ليلة و ليلة / 'alfu laylatin wa laylatin/. 2. Untuk menambah wawasan dan kreatifitas kepada pembaca dalam mengapresiasi sastra khususnya prosa.

1.5. Metode Penelitian Untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal diperlukan metode atau cara yang sesuai dengan objek penelitian yang akan dibahas. Dan penelitian ini merupakan penelitian kepustakaaan (library research) yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan penelitian dari beberapa referensi yang ada dan dapat membantu penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu menuturkan dan menafsirkan data yang ada dengan jalan mengumpulkan data, mengklasifikasi, kemudian menganalisis dan menginterprestasikannya. ا لف ليلة و Adapun data yang menjadi bahan penelitian bersumber dari buku 'alfu laylatin wa laylatin/, pada kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin / ليلة Al- Bashri karya Thaha Abdul Rauf Sa ad dan terjemahannya yang dicetak dan diterbitkan oleh Qisthi Press tahun 2007. Adapun tahap- tahap pengumpulan dan penganalisaan data yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini adalah: 1. Mengumpulkan data rujukan atau bahan referensi yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. 2. Data- data yang telah ada kemudian diklasifikasi. 3. Mempelajari dan menganalisis data- data yang telah terkumpul. 4. Kemudian disusun menjadi suatu laporan penelitian ilmiah.