PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

dokumen-dokumen yang mirip
3

SKRIPSI. Oleh SITI CHOLIFAH K

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENGGUNAAN STRATEGI SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) BERBASIS MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI Siti Cholifah 1), Suharno 2), Matsuri 3), Siti Kamsiyati 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: Cholifahsiti49@gmail.com Abstract: The purpose of this research is to improve concept comprehension Roman Numeral by applying Pair Checks learning model in fourth grade students of Karangasem IV State Primary School Surakarta in the academic year of 2015/2016. The form of this research is a Classroom Action Research (CAR). It has two cycles. Every cycles consist of two meeting and four stages. Those stages are planning, action, observation, and reflection. The subject of this research are teacher and the fourth grade students of Karangasem IV state Primary School Surakarta in the academic year of 2015/2016. Amounting of 34 students, of 16 male students and 18 female students. The technique in collecting data was test, interview, observation, and documentations. Data validity techniques is tested by using source tringulation, technique triangulaton, and the content validity. The data analysis was using interactive analysis model, which its consists of data collection, data reduction, data display, and conclusions. The conclusion of the research is the applying of Pair Checks teaching model can improved concept comprehension of Roman Numerals of fourh grade students of Karangasem IV State Primary School Surakarta in the academic year of 2015/2016. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tahapan tersebut yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa adalah 34 siswa, yang terdiri dari dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Pair Checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Bilangan Romawi, Model Pair Checks 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2) 3) 4) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki ciri obyek yang abstrak, pola pikir deduktif dan konsisten. Matematika memiliki peranan penting dalam pendidikan. Matematika penting dipelajari karena bertujuan untuk membentuk kemampuan berpikir siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, memiliki sikap yang objektif, jujur dan disiplin untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya siswa beranggapan matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya sehingga kurang diminati oleh siswa. Siswa yang tidak suka dengan pelajaran matematika menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdurahman (2010: 252) Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar. Anggapan mengenai mata pelajaran matematika yang sulit membuat siswa kurang minat untuk belajar matematika. Pembelajaran matematika yang ideal dapat dilakukan dengan cara proses pembelajaran yang aktif. Semakin bertambah aktif a- nak dalam belajar matematika membuat anak semakin ingat pelajaran matematika itu. Menurut pendapat Mulyasa (2006: 101) Suatu pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Pemahaman dalam pembelajaran sangatlah penting, karena ketika pemahaman siswa dalam materi pelajaran rendah maka hasil pembelajaran yang diperoleh juga ren- 1

2 dah begitu pula sebaliknya ketika pemahaman siswa dalam materi pelajaran tinggi maka hasil pembelajaran yang diperoleh juga tinggi. Pendidikan matematika dalam tujuan pembelajarannya harus praktis dengan tidak mengabaikan keharusan pemahaman konsep yang merupakan pola struktur matematika. Mata pelajaran matematika yang ada di sekolah dasar terdapat Standar Kompetensi yang harus diberikan kepada siswa. Salah satu dari Standar Kompetensi tersebut tentang konsep bilangan Romawi. Pemahaman Konsep bilangan Romawi hanya diajarkan sekali di sekolah dasar yaitu di kelas empat pada semester dua. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai bilangan Romawi antara lain penomoran alamat rumah, penomoran kelas, penomoran sekolah, membaca jam dan lainlain. Tidak sedikit pula guru yang beranggapan bahwa konsep bilangan Romawi itu mudah dan tidak perlu dipelajari siswa dengan sungguh-sungguh, kenyataan yang ditemui di lapangan berdasarkan hasil pretest sebanyak 64,70% siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil nilai pretest mengenai kemampuan pemahaman konsep bilangan Romawi yang telah dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Karangasem IV Surakarta dengan Kriteria Ketuntaan Minimal sebesar 70. Nilai rata-rata hasil pretest pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta sebesar 56,61. Dari 34 siswa, 22 siswa atau 64,70% masih memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 12 atau 35,30% siswa mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran pemahaman konsep bilangan Romawi di SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 masih kurang. Penyebab kurangnya pemahaman bilangan Romawi pada siswa disebabkan karena pembelajaran cenderung berpusat kepada guru Pembelajaran matematika yang berada di sekolah dasar merupakan pelajaran yang mendasar bagi siswa. Oleh karena itu, harus ada perbaikan pada proses pembelajaran matematika agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran dan hasil pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Adanya model pembelajaran yang tepat dapat mengaktifkan siswa dengan mengandalkan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Model pembelajaran yang peneliti pilih adalah model pembelajaran pair checks. Model pembelajaran pair checks adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan cara berpasangan diperkenalkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993 (Aqib, 2013: 34). Menurut Huda (2013: 211) bahwa model pembelajaran pair checks adalah model pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan. Siswa dalam menyelesaikan persoalan bekerja dengan cara berpasangan. Herdian (Shoimin,2014: 119) menyataan bahwa, model pair checks adalah model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, dalam pembelajaran model pair checks guru berperan sebagai motivator dan juga sebagai fasilitator aktivitas siswa. Secara umum, sintak pembelajaran pair checks yaitu, bekerja dengan cara berpasangan, pembagian peran partner dan pelatih, pelatih memberi soal kemudaian partner menjawab, pengecekan jawaban, bertukar peran, melakukan penyimpulan, evaluasi, dan dilakukan refleksi (Huda, 2013: 211). Kelebihan model pair checks menurut Huda (2013: 212) yaitu, Meningkatkan kerjasama antar siswa, peer tutoring, meningkatkan atas pemahaman konsep dan proses pembelajaran, melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangkunya. Simpulan dari penjelasan di atas, yaitu penerapan model pebelajaran pair checks dapat dijadikan alternative dalam meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangasem IV yang beralamatkan di jalan Pepaya 01 RT 03 Karangasem, Laweyan, Surakarta. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjulah 34 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data

3 dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV, silabus, RPP,serta dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data, triangulasi teknik, dan validitas isi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus dengan dua pertemuan setiap siklusnya. Kegiatan pokok dalam penelitian ini adalah perencanaan, tindakan, observasi dan reflesi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, Penarikan Kesimpulan. HASIL Berdasarkan hasil tes, observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pemahaman konsep bilangan Romawi tergolong kurang karena belum mencapai KKM 70. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1.Nilai Prestest Pemahaman Konsep Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase (%) 30 39 8 34,5 276 23,5 40 49 5 44,5 222,5 14,7 50 59 3 54,5 163,5 8,8 60 69 6 64,5 387 17,7 70 79 4 74,5 298 11,8 80 89 8 84,5 676 23,5 Jumlah 34 347 2023 100 Nilai Rata-rata Kelas = 56,61 Ketuntasan Klasikal = 35,30% Nilai Tertinggi = 85 Nilai Terendah = 30 Data pada Tabel 1, menunjukkan sebagian besar siswa SD Negeri Karangasem IV Surakarta belum mencapai KKM yang di tetapkan yaitu 70. Dari 34 siswa hanya 12 atau 35,30% siswa yang nilainya mencapai KKM dan 22 atau 64,70% siswa belum mencapai KKM. Pada pratindakan nilai tertinggi 85, nilai terendah 30, dan rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,61. Pemahaman konsep bilangan Romawi kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakar- ta masih rendah disebabkan karena penerapan model pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran masih kurang, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kurangnya motivasi belajar pada siswa dalam pembelajaran matematika, kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa kurang optimal, tidak adanya penghargaan bagi siswa yang bisa menjawab soal dengan benar Untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi siswa, maka dilaksanakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran pair checks. Melalui model pair checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2.Nilai Pemahaman Konsep Siklus I Interval (fi) (xi) fi xi Persentase (%) 45 53 5 49 245 14,7% 54 62 4 58 232 11,8% 63 71 3 67 201 8,8% 72 80 7 76 537 20,5% 81 89 9 85 765 26,5% 90 100 6 95 570 17,7% Jumlah 34 430 2550 100 Nilai Rata-rata Kelas = 73,67 Ketuntasan Klasikal = 64,70% Nilai Tertinggi = 95 Nilai Terendah = 45 Data pada Tabel 2, menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta. Dari 34 siswa 22 siswa atau 64,70% mencapai KKM. Pada siklus I nilai tertinggi 95, nilai terendah 45, dan nilai rata-rata kelas 73,67. Peningkatan pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan yaitu 80%. Oleh karenna itu, tindakan dilanjutkan pada siklus II. Siklus II dilaksanakan setelah adanya refleksi pada siklusi. Refleksi tersebut berguna untuk memperbaiki tindakan pada siklus II. Adapun hasil tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

4 Tabel 3.Nilai Pemahaman Konsep Siklus II Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase (%) 55 62 5 58,5 292,5 14,7% 63 70 2 66,5 133 5,8% 71 78 11 74,5 819.5 32,4% 79 86 12 82,5 990 35,5% 87 94 1 90,5 90,5 2,9% 95 102 3 98,5 295,5 8,8 % Jumlah 34 471 2621 100% Rata-rata kelas = 77,64 Ketuntasan Klasikal = 85,29% Nilai Tertinggi = 100 Nilai Terendah = 55 Data pada tabel 3, menunjukkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Siklus II ketuntasan Klasikal 85,29% atau 29 dari 34 siswa sudah mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas pada siklus II 77,64, nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 55. Peningkatan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem Surakarta telah mencapai indikator dalam penelitian bahkan melebihi 80%. Oleh karena itu, peneliti mengakhiri tindakan pada siklus II. PEMBAHASAN Berasarkan hasil analisa setelah tindakan diketahui bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran pair checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta. Dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran pair checks ini ditemukan bahwa siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam pembelajaran. Siswa semakin aktif dalam kegiatan tanya jawab, serta mereka juga mampu untuk bekerja sama dengan pasangannya dengan bertindak sebagai pelatih dan sebagai partner. Model pembelajaran pair checks memudahkan siswa memahami bilangan Romawi karena dalam pembelajaran siswa dapat melakukan tutor teman sebaya. Selain itu, siswa dapat bekerja secara berpasangan dan siswa dapat menjadikan pasangannya sebagai pelatihnya. Dengan diterapkan model pembelajaran pair checks mendorong siswa untuk giat dalam belajar. Pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta sudah meningkat. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal pada setiap siklus saat sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan dengan model pembelajaran pair checks. Perbandingan hasil setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.Perbandingan Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Aspek Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Nilai Terendah 30 45 55 Nilai Tertinggi 85 95 100 Nilai Rata-Rata 56,61 73,67 77,64 Ketuntasan Klasikal (%) 35,3 64,70 85,29 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70 Indikator Kinerja Penelitian = 80% Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta terjadi peningkatan. Sebelum tindakan nilai terendah 30, pada siklus I naik menjadi 45, pada siklus II naik menjadi 55. Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan, sebelum tindakan nilai tertinggi 85, pada siklus I naik menjadi 95, dan pada siklus II naik menjadi 100. Rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal pada pemahaman konsep bilangan Romawi. Nilai rata-rata kelas pada saat pratindakan dengan KKM 70 sebesar 56,61. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,67 dan siklus II meningkat menjadi 77,64. Ketuntasan siswa secara klasikal mengalami peningkatan. Dari pratindakan persentase ketuntasan 35,30% atau 12 dari 34 siswa, siklus I meningkat menjadi 64,70% atau 22 dari 34 siswa, siklus II meningkat menjadi 85,29 atau 29 dari 34 siswa. Peningkatan rata-rata kelas dari pratindakan ke siklus I sebesar 17,06. Peningkatan rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 3,97. Persentase ketuntasan dari pratindakan ke siklus I sebesar 29.4%. Persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 20,59%.

5 Pada siklus I sebanyak 12 siswa belum tuntas karena belum terbiasa menggunakan model pembelajaran pair checks. Selain itu, siswa masih kurang percaya diri dalam diskusi dan masih malu saat melakukan tutor teman sebaya. Siswa kurang memperhatikan penjelasan konsep bilangan Romawi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, peneliti bersama guru berdiskusi untuk tetap melanjutkan pada siklus II agar indikator kinerja dapat tercapai dan adanya peningkatan dari berbagai aspek melalui kegiatan refleksi. Pada siklus II masih ada 5 siswa yang belum tuntas. Hal itu dikarenakan kelima siswa itu sering mendapatkan jam tambahan intensif karena kemampuan menyerap pelajaran yang dimiliki di bawah rata-rata. Bahkan 2 dari 5 siswa tersebut merupakan siswa yang tinggal kelas pada jenjang kelas sebelumnya Peningkatan pemahaman konsep pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran pair checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surkarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Shoimin (2014: 119) yang menyatakan bahwa pair checks bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Pembelajaran dengan menerapkan model pair checks dapat membantu siswa untuk saling berdiskusi dengan siswa yang lainnya dalam memecahkan masalah. Selain peningkatan pemahaman konsep, peningkatan aktivitas siswa juga terjadi selama tindakan dalam setiap siklus. Keaktifan dapat dilihat saat melakukan diskusi dalam kelompok dan melakukan tutor teman sebaya kepada siswa yang belum bisa. Berkaitan dengan simpulan penelitian Nusantari (Lestari dan Linuwih, 2012) menyatakan bahwa, kooperatif tipe pair checks dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam memecahkan masalah dan mengajarkan kepada siswa untuk saling menghargai dan membantu siswa yang kurang aktif. Dengan keaktifan tutor sebaya, dapat membantu siswa untuk memahami konsep bilangan Romawi. Dari hasil wawancara dengan guru kelas setelah melaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pair checks menyatakan bahwa, model pembelajaran pair checks dapat meningkatkan pemahaan konsep bilangan Romawi. Hal itu disebabkan karena adanya tutor teman sebaya yang membantu siswa jika belum bisa memahami konsep bilangan Romawi. Pembelajaran menjadi lebih efektif karena pembelajaran berpusat pada siswa. Penelitian ini didukung dengan salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian dari Niken Puspita Ambarsari (2015) yang menggunakan model pembelajaran pair checks untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita bilangan desimal pada siswa kelas IV SD Negeri Ngadirejan. Pada penelitian untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita bilangan desimal matematika dengan menerapkan model pembelajaran pair checks memperoleh hasil yang hampir maksimal, sedangkan untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi juga memperoleh hasil yang cukup maksimal Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta adalah dengan menggunkan model pembelajaran pair checks. Hal tersebut terjadi karena dengan menggunakan model pair checks dapat meningkatkan aktivitas siswa, motivasi siswa, dan juga psikomotorik siswa. Sehingga pembelajaran tidak berpusat kepada guru, tetapi pembelajaran berpusat pada siswa SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta yang dimulai dari prasiklus hingga siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran pair checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Dari penelitian tindakan kelas diperoleh data peningkatan nilai pemahaman konsep bilangan Romawi pada setiap siklusnya. Saat prasiklus nilai rata-rata pemahaman konsep bilangan Romawi siswa adalah 56,61, siklus I nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep bilangan Romawi sebesar 74,48, siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep

6 bilangan Romawi pada siswa sebesar 82,79. Tingkat ketuntasan siswa pada pemahaman konsep bilangan Romawi saat prasiklus yang tuntas sebanyak 12 dari 34 siswa (35,30%), siklus I yang tuntas sebanyak 22 dari 34 siswa (64,70%), siklus II yang tuntas sebanyak 29 siswa (85,29%). Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada nilai pemahaman konsep bilangan Romawi dengan menerapkan model pembelajaran pair checks secara klasikan dari prasiklus hingga siklus II dan telah mencapai indikator ketuntasan belajar yang ditargetkan. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Ambarsari, P. (2015). Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Bilangan Desimal Matematika Melalui Model Pembelajaran Pair Checks Pada Siswa Kelas IV SDN Ngadirejan Tahun Ajaran 2014/205. Surakarta: UNS. Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Linuwih,S dan Lestari, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Skill Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 191. Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogjakarta: Ar- Ruzz Media