SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Kualitas produk deep drawing sangat tergantung dari penentuan yang tepat dari variabelvariabel

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri,

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH SIFAT PLASTISITAS MATERIAL TERHADAP KUALITAS PRODUK HASIL PROSES DEEP DRAWING

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

ANALISIS SQUARE CUP DEEP DRAWING

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

TUGAS AKHIR. Study Pengaruh Sifat Plastisitas Material Terhadap Kualitas Produk Deep Drawing Cylinder Cup

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING CUP (BASKOM) PELAT JENIS STAINLESS STEEL 304 DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ABAQUS 6.9-3

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

Mengenal Proses Deep Drawing

SIFAT MAMPU BENTUK LEMBARAN PLAT BAJA KARBON RENDAH PADA PROSES TARIK DALAM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

STUDI PLAT TEKAN YANG MELIBATKAN PLASTISITAS MATERIAL

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

PENGARUH JENIS SAMBUNGAN PELAT TERHADAP TERJADINYA CACAT KERUT PADA PROSES CUP DRAWING

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

PENGARUH BLANK HOLDER FORCE (BHF) TERHADAP CACAT WRINKLING DAN KOEFISIEN GESEK PADA PROSES CUP DRAWING

TUGAS AKHIR DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS BUCKLING TERHADAP TABUNG PLAT TIPIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

PENGUJIAN CUP DRAWING PADA PLAT TIPIS DENGAN SAMBUNGAN LAS TITIK, TEKUK, DAN TANPA SAMBUNGAN

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga pada Material Aluminium AlMg 3

DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

Pengaruh Tebal Blank dan Viskositas Pelumas Terhadap Nilai Stretchability dan Kekerasan Dinding Kubah Baja DDQ SPCE- SD

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH METODE PENGELASAN (SMAW, GTAW, GMAW) DENGAN BAHAN MILD STEEL DENGAN TEBAL 1,5 MM TERHADAP FENOMENA SPRING BACK

ANALISIS UJI TABRAK BODI MOBIL ESEMKA DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

TUGAS AKHIR ANALISA KEMAMPUAN TARIK PLAT TAILOR WELDED BLANKS DENGAN KETEBALAN 0,7 MM DAN 1,5 MM MENGGUNAKAN LAS SHIELDED METAL ARC WELDING

STUDI SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen pun semakin besar seiring jalannya persaiangan yang ketat

Proses Lengkung (Bend Process)

III. METODE PENELITIAN

Bab II STUDI PUSTAKA

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan produk produk yang berkualitas agar merebut. pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISA MAMPU BENTUK ALUMINIUM KOMERSIAL TERHADAP EFEK PERBEDAAN KETEBALAN MATERIAL PADA PROSES SPINNING

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi Desain Metal Gasket Tipis Bentuk New Corrugated Untuk Kebutuhan Tekanan Kerja Rendah Dengan Simulasi Komputer

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

PERKEMBANGAN CACAT RONGGA PADA PROSES EKSTRUSI

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

: BUDI HASTOMO NIM : D

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

EQUAL CHANNEL ANGULAR EXTRUSION (ECAE) AN ALTERNATIVE METHOD TO IMPROVE MECHANICAL PROPERTIES OF METALS ABSTRACT

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

TUGAS AKHIR ANALISA FENOMENA SPRINGBACK TAILOR WELDED BLANK (TWB) STAINLESS BESI PADA PROSES U - BENDING

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

STUDI EKSPERIMENTAL SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK

Optimasi Desain Tata Letak Fixture dengan Menggunakan Algoritma Genetika

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN PADA KOLOM CONCRETE FILLED STEEL TUBE AKIBAT PEMASANGAN CROSS TIE

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

Transkripsi:

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS Tri Widodo Besar Riyadi, Budi Hastomo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 57102, Telp: 0271 717417 ext 222, E-mail: Tri.Riyadi@ums.ac.id ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil simulasi proses deep drawing terhadap bahan stainless steel pada proses pembentukan komponen end cup hub body. Penelitian dilakukan dengan paket software Abaqus 6.5-1 yang diawali dengan pengujian uji tarik, kemudian mengkonversi data tegangan-regangan nominal ke dalam tegangan-regangan sebenarnya, dan menghitung sifat plastisitas bahan dengan persamaan Holomon. Hasil simulasi menunjukkan bentuk produk dan distribusi tegangan pada pelat setelah mengalami proses deep drawing. Hubungan antara tegangan dan fenomena kerutan juga diketahui. Perbandingan hasil menunjukkan bahwa bentuk produk pelat hasil simulasi mendekati hasil yang diperoleh dengan eksperimen. Kata kunci: Deep drawing, End cup hub body, Abaqus, Stainless steel PENDAHULUAN Deep drawing merupakan salah satu proses pembentukan logam yang banyak digunakan untuk membentuk komponen otomotif seperti end cup hub body. Proses ini dilakukan dengan menekan pelat yang diletakan di atas permukaan sebuah cetakan sehingga pelat akan berubah bentuk sesuai dengan bentuk cetakannya [1]. Pelat dapat berubah bentuk karena memiliki sifat plastisitas, yaitu sifat bahan untuk berubah bentuk setelah gaya yang menekannya dilepaskan [2]. Dalam beberapa tahun ini komponen yang digunakan untuk memproduksi komponen otomotif di Indonesia sudah banyak yang menggunakan hasil produksi industri lokal. Tetapi untuk mengetahui kualitas produksi hasil proses deep drawing pada industri kecil ini masih banyak yang mengandalkan coba-coba dari pengalaman dengan keahlian yang terbatas. Hal ini tentu dapat menimbulkan tidak efisiennya proses produksi terhadap 34 material, waktu dan biaya. Kualitas produk yang dihasilkan dapat diakibatkan dari banyak faktor seperti sifat bahan dan desain peralatan cetakan yang kurang optimal. Untuk meningkatkan efisiensi dalam menganalisis kualitas produk end cup hub body, maka dapat digunakan percobaan dengan metode elemen hingga. Beberapa penelitian tentang deep drawing seperti NUMISHEET 1996 [3], NUMISHEET 1999 [4], dan NUMISHEET 2002 [5] telah dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga untuk mensimulasikan operasi proses deep drawing. Hasil simulasi telah dapat digunakan sebagai alternatif untuk melengkapi metode eksperimen yang menggunakan metode cobacoba atau trial and error dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi sampai saat ini untuk melakukan validasi hasil simulasi dengan membandingkan pada hasil dari metode eksperimen masih merupakan tugas yang berat dan sulit terutama untuk mengukur beberapa variabel yang

terlibat didalam proses deep drawing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensimulasikan proses deep drawing pada pembuatan komponen end cup hub body dengan menggunakan metode elemen hingga yang memakai paket software ABAQUS 6.5-1. Hasil simulasi ini digunakan untuk mengetahui distribusi teganganregangan dan cacat yang dapat terjadi pada produk. Hasil simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari uji eksperimen. Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah produk komponen end cup hub body dengan mutu dan kualitas yang baik. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan metode elemen hingga yang menggunakan paket software ABAQUS 6.5-1 [6]. Pada metode eksperimen, proses deep drawing dilakukan dengan membuat cetakan yang terdiri dari: punch (Peralatan dies untuk menekan pelat), lower die (Peralatan dies untuk menahan tekanan punch saat penekanan), dan blank holder (Bagian dies yang dapat bergerak naik turun yang berfungsi sebagai penjepit pelat yang ditekan agar tidak bergeser). Pada metode elemen hingga dengan software ABAQUS, langkah-langkah yang dilakukan adalah mulai dari menentukan geometri dan model benda, model material dan perilaku permukaan yang kontak, kondisi batas dan pembebanan, serta model visualisasinya. Pada pemodelan geometri benda, pelat mempunyai ketebalan 0.5 mm dan diameter 180 mm, dengan type material 3D deformable. Dies didesain bertingkat dengan diameter 80 mm dan 60 mm. Dies dipilih berjenis 3D discrete rigid karena tidak dapat berubah bentuk (kaku) apabila terkena beban. Sedangkan punch mempunyai diameter 100 mm, 79 mm, dan 59 mm, serta berjenis 3D discrete rigid karena tidak akan berubah bentuk apabila ditekankan pada plat. Material untuk pelat menggunakan jenis bahan yang lunak atau mempunyai sifat elastikplastik yang mempertimbangkan isotropic hardening. Sifat bahan ini dapat diketahui dari hasil uji tarik. Data uji tarik kemudian digunakan untuk memperoleh sifat plastisitas material yang berupa hubungan tegangan dan regangan, termasuk nilai konstanta K dan n pada persamaan Holomon.[7]. Data yang diperoleh dari simulasi meliputi distribusi tegangan dan gambar dimensi benda uji setelah mengalami proses deep drawing. Gambar 1 menunjukkan desain dari punch, dies dan pelat yang digunakan pada saat simulasi. Pada gambar tersebut, komponen punch, lower dies dan pelat telah disusun menjadi satu konstruksi dies melalui menu assembly. Pada menu tersebut terdapat langkah-langkah yang penting untuk menentukan sets, yaitu penentuan node atau element dan bagian yang berinteraksi selama proses simulasi deep drawing. Pada proses simulasi ini terdapat sembilan sets yaitu : set punch, die, holder, plat, Rppunch, Rpdie, Rpholder, punch(node), holder(node). Gambar 1. Desain punch, dies, dan pelat untuk proses deep drawing MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 34-40 ISSN 1411-4348 35

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil uji tarik Gambar 2 menunjukkan kurva tegangan - regangan nominal stainless steel yang diperoleh dari hasil uji tarik. Dari hasil uji tarik yang menghasilkan nilai tegangan dan regangan nominal tersebut maka kemudian dihitung nilai tegangan dan regangan sebenarnya (true stress true strain), termasuk nilai Modulus Young (E) yang diperoleh dari kemiringan kurva ketika di daerah elastis. Di sini nilai E dihitung dari nilai tegangan saat luluh dibagi dengan regangan saat luluh, hasilnya E = 3.34 x104 MPa. Data tegangan dan regangan nominal hasil uji tarik tersebut didasarkan pada dimensi awal spesimen dan tidak memperhitungkan perubahan dimensi terutama pada luas penampangnya akibat terkena beban. Ketika benda mengalami deformasi plastis maka nilai tegangan dan regangan nominal hanya merupakan perkiraan saja karena benda mengalami perubahan bentuk. Untuk aplikasi pada kebanyakan desain konstruksi, perkiraan nilai tegangan dan regangan nominal tidak terlalu menjadi masalah karena pada aplikasi konstruksi tidak akan mentolerir terjadinya deformasi plastis, atau masih bekerja di daerah elastis. Tetapi pada proses pembentukan logam (metal forming) yang mengalami deformasi plastis, penggunaan nilai tegangan dan regangan nominal tidak dapat diterima (unacceptable). Untuk mengatasi permasalahan ini maka pada benda yang mengalami proses deformasi plastis digunakanlah nilai tegangan regangan yang sebenarnya (true stress true strain). Tegangan, Pa 1.00E+09 8.00E+08 6.00E+08 4.00E+08 2.00E+08 0.00E+00 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 Regangan Gambar 2. Kurva tegangan - regangan nominal stainless steel Dalam melakukan simulasi ABAQUS, informasi sifat material pada input file juga menggunakan tegangan dan regangan sebenarnya. Konversi nilai tegangan regangan nominal ke dalam nilai tegangan regangan sebenarnya dilakukan dengan rumus berikut [7]: Regangan sebenarnya, ln 1 nom...(1) Tegangan sebenarnya, nom 1 nom...(2) Dimana: 36 l Regangan nominal, nom l 1, o 1 = panjang awal spesimen, dan l = panjang benda saat diuji. 2. Analisis sifat plastisitas bahan Sifat plastisitas bahan ditentukan dari hasil uji tarik yang kebanyakan mengikuti persamaan plastisitas berdasarkan hukum Hollomon seperti pada persamaan berikut: K n...(3)

Dimana ó dan å masing-masing adalah tegangan dan regangan sebenarnya, sedang K dan n masing-masing adalah konstanta material dan index strain hardening. Untuk mengetahui nilai K dan n pada tiap-tiap material dari persamaan Hollomon dapat dihitung seperti persamaan di bawah ini. n Log max Log A... (4) Log max Log A Di sini titik A diambil pada titik luluhnya, sedangkan titik max diambil titik puncaknya. Nilai K dicari dengan memasukkan ke salah satu persamaan Hollomon, misal pada titik luluhnya. Index strain hardening bahan stainless steel kemudian dihitung sebagai berikut: Log1.31E 09 Log 5.11E 08 Log 0.470 Log 0.035 = 0.364 Nilai n kemudian disubtitusikan ke dalam persamaan K n sebagai berikut :, 5.11E 08 Pa K.(0.035) 0.364 sehingga nilai K = 1.72 x 109 Pa atau 1.72 x 103 Mpa. Dari hasil nilai K dan n yang diperoleh maka persamaan tegangan reganagn plastisitasnya adalah: n 3. Hasil simulasi proses deep drawing Gambar 3 menunjukkan hasil simulasi proses deep drawing yang diambil dari berbagai sudut pandang, yaitu pandangan isometri, pandangan dari depan, pandangan dari kanan dan pandangan dari bawah. Legend tegangan Von Mises disertakan pada gambar untuk menunjukkan tegangan rata-rata yang terjadi pada pelat setelah mengalami proses drawing atau penarikan. Dari gambar tersebut dapat diketahui adanya tegangan maksimum yang terjadi pada beberapa lokasi. Pada gambar tersebut tegangan maksimum ditunjukkan dengan warna merah. Tegangan maksimum menunjukkan bahwa pada posisi tersebut pelat mengalami regangan maksimum atau mengalami penipisan atau pengurangan ketebalan yang lebih besar. Pada proses deep drawing yang gagal, kemungkinan terjadinya robek biasanya diawali dari daerah yang mengalami tegangan maksimum tersebut. Sebaliknya pelat juga akan mengalami tegangan minimum, yang ditunjukkan dengan warna biru, dan kebanyakan terjadi pada sebagian pinggiran pelat pada bagian flange. Pada bagian ini pelat mengalami regangan paling kecil yang kemungkinan karena sebagian pelat tidak mengalami penarikan atau gaya cekam yang cukup. 1720 0.364 MPa a) Pandangan isometri MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 34-40 ISSN 1411-4348 37

b) Pandangan dari depan c) Pandangan dari kanan d) Pandangan dari bawah Gambar 3. Hasil simulasi proses deep drawing staintless steel 38

4. Grafik gaya terhadap waktu penekanan Gambar 4 ini adalah grafik hasil simulasi untuk besar gaya penekanan terhadap waktu penekanan. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa gaya penekanan akan meningkat dari nol secara perlahan sampai menuju puncak, dan kemudian akan turun lagi secara drastis menuju nol. Grafik ini sudah sesuai dengan teori dimana gaya penekanan pada proses deep drawing akan membentuk seperti kurva distribusi normal [8]. Gambar 4. Grafik gaya terhadap waktu penekanan 5. Perbandingan antara hasil simulasi dan eksperimen Gambar 5 berikut menunjukkan perbandingan antara hasil simulasi dan eksperimen. Dari perbandingan tersebut diperoleh validasi bahwa hasil simulasi telah sesuai dan mendekati hasil eksperimen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses deep drawing telah berhasil untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan desain terutama pada bagian body, dan sebagian produk mengalami kerutan di bagian flange, dan sedikit pada bagian dinding. (a) (b) Gambar 5. Perbandingan antara hasil simulasi (a) dan eksperimen (b) MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 34-40 ISSN 1411-4348 39

KESIMPULAN Hasil simulasi yang dilakukan dengan paket software ABAQUS 6.5-1 telah menunjukkan produk yang memiliki bentuk sesuai atau mendekati dengan hasil yang diperoleh dengan metode eksperimen. Distribusi tegangan dapat menunjukkan bagian-bagian yang mengalami variasi tekanan yang mengakibatkan terjadinya penipisan pada pelat yang diuji. Pada bagian bo- dy, proses deep drawing telah menghasilkan produk yang sesuai dengan desain yang diinginkan, sedangkan pada bagian flange yang mengalami kerutan atau wrinkling dapat dibuang. Fenomena kerutan yang terjadi pada bagian flange dapat disebabkan karena pengaruh gaya penekanan yang kurang besar. Studi simulasi dan eksperimen lanjutan sangat diperlukan untuk mengoptimalkan gaya pekanan pada bagian flange ini atau disebut dengan gaya blank holder. DAFTAR PUSTAKA Dong-Yol Yang, Soo Ik Oh, Hoon Huh, Yong Hwan Kim, NUMISHEET, in: Proceedings of the 5th International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, 2002., 2004, ABAQUS User s Guard, USA J.C. Gelin, P. Picart, NUMISHEET, in: Proceedings of the 4th International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, 1999. J.K. Lee, G.L. Kinzel, R.H. Wagoner, NUMISHEET, in: Proceedings of the 3rd International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, 1996. Marciniak.Z, J.L. Duncan, S. J. Hu, 2002, Mechanics of Sheet Metal Forming, Laser Word Private Limited, Chennai, India Mikell p. Groover,1996, Fundamentals of Modern Manufacturing, Prentice Hall, New Jersey Rao, 1987, Manufacturing Technology, Foundry, Forming dan Welding, McGraw-Hill Company, New Delhi Serope Kalpakjian & Steven R Schmid, 2003, Manufacturing Process for Engineering Material, p.23, Pearson Education, Inc., Prentice Hall. 40