BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel dukungan sosial dan self-efficacy, deskripsi mengenai subjek penelitian (kriteria subjek, jumlah subjek, teknik pengambilan sampel), teknik pengumpulan data penelitian, skala penelitian, validitas dan reliabilitas skala penelitian serta teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Pemilihan jenis penelitian kuantitatif didasarkan karena penelitian ini bertujuan untuk mencari generalisasi, yang lebih menekankan pada keluasan informasi; bukan kedalaman seperti pada penelitian kualitatif (Sugiyono, 2007). Selain itu juga, karena bertujuan untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, menurut tingkat eksplanasinya (penjelasan), penelitian ini temasuk ke dalam penelitian asosiatif yang memiliki bentuk hubungan simetris. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Sedangkan hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel yang kebetulan munculnya bersama (Sugiyono, 2007), sehingga tidak dapat menunjukkan manakah variabel yang menjadi variabel independen (variabel yang 48
mempengaruhi) dan manakah variabel yang menjadi variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). 3.2 Variabel Penelitian Bentuk hubungan antarvariabel dalam penelitian ini adalah simetris, yaitu suatu hubungan antara dua variabel yang kebetulan munculnya bersama (Sugiyono, 2007). Oleh karena itu, tidak dapat menunjukkan manakah variabel yang menjadi variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan manakah variabel yang menjadi variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel pertama yaitu dukungan sosial 2. Variabel kedua yaitu self-efficacy 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat diartikan sebagai semua bentuk perhatian, penghargaan atau bantuan dari keluarga, teman serta guru yang diterima oleh siswa tunanetra di dalam proses belajarnya di sekolah, di mana siswa yang menerima dukungan sosial tersebut diyakinkan bahwa dirinya dicintai dan diperdulikan, dihormati dan dihargai serta dirinya merupakan bagian dari sebuah jaringan komunikasi. 49
b. Variabel Self-efficacy Self-efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan diri seorang siswa tunanetra terhadap kemampuannya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dengan berhasil. 3.4 Subjek Penelitian 3.4.1 Kriteria Subjek Penelitian Adapun kriteria dari subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi tunanetra yang sedang menempuh pendidikan di SLB-A Pembina, Lebak Bulus; berusia 11-20 tahun. Penetapan usia subjek penelitian didasarkan pada teori tahapan kognitif dari Piaget (Papalia, 2009) di mana sekitar usia 11 tahun, individu memasuki tahap perkembangan kognitif tertinggi yaitu tahap operasional formal. Pada tahap operasional formal, individu dapat mengembangkan kapasitas untuk berpikir secara abstrak, dapat memahami waktu dan ruang dalam konteks masa lalu. Oleh karena landasan tersebut, diharapkan subjek penelitian dapat memahami instruksi dan pernyataaan-pernyataan yang ada dalam skala serta dapat memahami dukungan sosial yang telah diterimanya. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra yang tidak memiliki ketidakmampuan ganda, siswa tunanetra dengan klasifikasi buta dan low vision, serta siswa tunanetra yang mengalami kutunanetraan sejak lahir. 50
3.4.2 Jumlah Subjek Penelitian Penelitian ini hanya akan meneliti sebagian dari populasi. Oleh karena itu subjek yang diambil untuk penelitian ini adalah berupa sampel yang dianggap dapat mewakili (representatif) populasi yang ada dan selanjutnya dapat digeneralisasi kepada populasi. Subjek yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Penetapan jumlah subjek didasarkan pada pertimbangan dari pendapat Sugiyono (2007) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah minimal 30 orang. 3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Teknik yang digunakan untuk mengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling, dengan jenis simple random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan simple random sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi, yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan karena populasi dianggap seragam (homogen) (Sugiyono, 2007). 3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi. Skala psikologi merupakan alat ukur 51
yang dapat dipakai untuk mengukur atribut psikologi. Guna mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, penelitian ilmiah mensyaratkan penggunaan prosedur pengumpulan data yang akurat dan objektif. Pada pendekatan penelitian kuantitatif, data penelitian hanya akan dapat diinterpretasikan dengan lebih objektif apabila diperoleh lewat suatu proses pengukuran yang di samping valid dan reliabel, juga objektif (Azwar, 1999). Alasan pemilihan skala untuk digunakan sebagai teknik pengumpulan data karena penelitian ini merupakan penelitian yang melakukan proses kuantifikasi suatu atribut psikologi sehingga perlu dilakukan pengukuran terhadap atribut psikologi yang bersifat latent atau tidak tampak tersebut dengan menggunakan skala (Azwar, 1999). Oleh karena itu, skala dinilai sebagai teknik pengumpulan data yang cukup tepat dan efektif untuk penelitian ini. 3.6 Skala Penelitian Penelitian ini menggunakan dua bagian skala yaitu skala untuk mengukur dukungan sosial dan skala untuk mengukur self-efficacy. Kedua skala tersebut disajikan dengan menggunakan model skala Likert. Skala Likert adalah skala yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007). Berikut ini adalah uraian kedua skala tersebut: a. Skala Dukungan Sosial Skala ini digunakan untuk mengukur taraf dukungan sosial yang diterima subjek. Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan 52
modifikasi dari Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang dirancang oleh Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988). Mereka menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat diukur melalui ketiga aspek yang secara konkret dapat dilihat dari sumber dukungan sosial, yaitu keluarga, teman, dan significant other; masing-masing aspek memiliki 4 item pernyataan. MSPSS terdiri dari 12 butir item yang kesemuanya merupakan butir positif. Walaupun semua butirnya positif, MSPSS relatif bebas dari penyimpangan keinginan sosial (social desirability bias) (Dahlem, Zimet, & Walker, 1991; Kazarian & McCabe, 1991; dalam Cheng & Chan, 2008). Distribusi item pada Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Distribusi item pada MSPSS NO ASPEK AITEM JUMLAH 1 Keluarga 3, 4, 8, 11 4 2 Teman 6, 7, 9, 12 4 3 Significant Other 1, 2, 5, 10 4 JUMLAH 12 12 Skor total yang diperoleh dari skala dukungan sosial menunjukkan taraf dukungan sosial yang diterima subjek. Skor yang tinggi menunjukkan subjek banyak menerima dukungan sosial, sebaliknya skor yang rendah menunjukkan subjek kurang menerima dukungan sosial. b. Skala Self efficacy Untuk mengukur tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki subjek digunakan skala self-efficacy. Skala self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari Morgan-Jinks Students Efficacy Scale (MJSES) yang dirancang oleh Morgan dan Jinks (1999). Mereka menjelaskan bahwa self 53
efficacy dapat diukur melalui ketiga aspek yang secara konkret dapat dilihat dari subskala, yaitu talent, effort, dan context (Morgan & Jinks, 1999). MJSES dirancang untuk memperoleh informasi tentang keyakinan keberhasilan siswa yang kemudian dapat berkaitan dengan keberhasilan sekolah. MJSES terdiri dari item yang bersifat favorable dan unfavorable dengan jumlah item secara keseluruhan 30 butir. Menurut Jinks dan Morgan (1999), ada tiga subskala dalam Morgan-Jinks Students Efficacy Scale. Ketiga subskala tersebut yaitu: (1) Talent (Bakat) Subskala talent (bakat) difokuskan pada kemampuan yang mereka rasakan. Subskala ini dirancang untuk mendapatkan informasi tentang persepsi siswa terhadap bakat atau kemampuan mereka sendiri. (2) Effort (Usaha) Subskala effort (usaha) menilai tentang seberapa banyak pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Subskala ini dirancang untuk mendapatkan informasi tentang persepsi siswa terhadap peran usaha dalam menyelesaikan tugas. (3) Context (Kondisi) Subskala context (kondisi) difokuskan pada kondisi di mana mereka dapat berfungsi. Subskala ini dirancang untuk mendapatkan informasi persepsi siswa tentang bagaimana konteks atau situasi lingkungan dapat mempengaruhi keyakinan mereka. 54
Distribusi item pada Morgan-Jinks Students Efficacy Scale (MJSES) adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Distribusi item pada MJSES NO ASPEK AITEM JUMLAH Favourable Unfavourable 1 Talent (bakat) 2, 6, 10, 11, 19 13 14, 16, 18, 21, 25, 26, 27, 30 2 Effort (usaha) 1, 9 5, 22 4 3 Context (kondisi) 3, 7, 8, 12, 13, 4, 15, 20, 23, 13 17, 29 24, 28 JUMLAH 21 9 30 Skor total yang diperoleh dari skala self-efficacy menunjukkan tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki subjek. Skor yang tinggi menunjukkan subjek memiliki self-efficacy yang tinggi, sebaliknya skor yang rendah menunjukkan subjek memiliki self-efficacy yang rendah. 3.7 Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian Dengan menggunakan skala penelitian yang valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Skala yang valid berarti skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan skala yang reliabel adalah skala yang bila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007). Oleh karena itu, untuk mendapatkan skala penelitian yang valid dan reliabel maka diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) pernah diadaptasi untuk menguji validitas dan reliabilitas skala di Uganda oleh 55
Nakigudde, dkk. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien reliabilitas secara keseluruhan 0,83 dan secara aspek 0,82 untuk keluarga, 0,80 untuk teman, 0,79 untuk significant other (Nakigudde, dkk; 2009), sehingga dapat dikatakan reliabel untuk dipakai dalam penelitian ini. Morgan-Jinks Students Efficacy Scale (MJSES) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keyakinan efikasi siswa yang yang kemudian dapat berkaitan dengan keberhasilan sekolah. MJSES dianggap reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini karena mempunyai koefisien reliabilitas secara keseluruhan sebesar 0,82. Sedangkan koefisien reliabilitas untuk subskala talent sebesar 0,78, subskala effort sebesar 0,66 dan subskala context sebesar 0,70. Akan tetapi peneliti tetap melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk melihat apakah skala ini valid dan reliabel untuk subjek tunanetra. Uji validitas menggunakan metode Corrected Item Total Correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total (Priyatno, 2010). Sedangkan uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. 3.8 Teknik Analisis Data Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dukungan sosial dengan self-efficacy pada siswa tunanetra adalah analisis korelasi sederhana (bivariate correlation) dengan metode Product Moment Pearson. Analisis korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel; yang mengukur 56
seberapa kuat hubungannya, hubungannya positif atau negatif dan untuk mengetahui apakah hubungannya signifikan atau tidak serta digunakan pada variabel yang berskala interval atau rasio (Priyatno, 2010). Sebelum melakukan analisis korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis korelasi Product Moment Pearson mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal (Priyatno, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Sedangkan uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linear atau tidak (Priyatno, 2010). Pengujian linearitas menggunakan tes for linearity pada taraf signifikansi kurang dari 0,05. 57