BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

RANY RAKITTA DEWI SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DINDING PENGISI DAN TANPA DINDING PENGISI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BEDASARKAN SNI 1726:2002 DENGAN SNI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3. Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik

BAB IV PEMODELAN DAN PERANCANGAN STRUKTUR. Dalam Tugas Akhir ini, akan dilakukan analisis dinamis untuk bangunan Rumah

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh tingkat redundansi pada sendi plastis perlu dipersiapkan tahapan-tahapan untuk memulai proses perancangan, perencanaan, dan analisis pada sttruktur yang matang dan mudah dipahami. Tahapan pada penelitian ini terdiri dari : 1) Penentuan desain struktur yang akan digunakan penelitian, penentuan ini meliputi material struktur, elemen struktur, dan geometri struktur. Desain struktur yang dibuat yaitu : a. Bangunan beraturan b. Bangunan ketidakberaturan geometri vertikal 2) Preliminary design yaitu tahapan awal desain untuk mendapatkan dimensi awal yang digunakan perancangan struktur. Preliminary design dibuat perencanaan awal pada pelat, balok, dan kolom. Perencanaan awal ini dilakukan berdasarkan peraturan SNI-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. 3) Penentuan pembebanan struktur untuk beban kerja yang akan dipertimbangkan bekerja pada struktur. Beban kerja tersebut terdiri dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa. 4) Penentuan perencanaan beban gempa berdasarkan peraturan SNI-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. III-1

5) Permodelan struktur mengunakan software ETABS. 6) Analisis gempa struktur untuk mengetahui bangunan stabil, kuat dan kaku. Untuk mengetahui struktur sesuai syarat tersebut struktur diperiksa agar desain struktur tidak melebihi batas kinerja struktur berdasarkan SNI-2716-2012. Apabila belum memenuhi persyaratan tersebut maka akan dilakukan desain ulang pada tahapan preliminary design. Namum apabila sesuai dengan persyaratan maka langsung ke tahap berikutnya yaitu mendesain tulangan. 7) Analisis yang digunakan adalah analisis statis nonlinier (pushover). Analisis ini dilakukan pada kedua desain struktur. 8) Dilakukan evaluasi kinerja struktur pada kedua jenis bangunan. Evaluasi kinerja struktur ini yaitu dengan mengamati distribusi sendi plastis kemudian menghitung pengaruh tingkat redundansi pada struktur. 9) Perencanaan sendi plastis pada kedua jenis struktur bangunan. Perencanaan sendi plastis dianjurkan terjadi pada balok. 10) Analisis pushover kembali struktur yang menggunakan perencanaan sendi plastis. 11) Dilakukan evaluasi kinerja struktur kembali pada struktur pada kedua jenis bangunan. Evaluasi kinerja struktur ini yaitu dengan mengamati distribusi sendi plastis kemudian menghitung redundansi. 12) Analisa pengaruh tingkat redundansi pada kedua jenis struktur bangunan tersebut yang tidak menggunakan perencanaan dan yang menggunakan perencanaan sendi plastis. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat redundansi yang optimal. III-2

3.2. Diagram Alir Prosedur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN START Perancangan Struktur Bangunan (SNI-1727-2013) Preliminary Desain Struktur 1. Bangunan Baraturan 2. Bangunan Ketidakberaturan Geometri Vertikal Perencanaan Beban Gempa (SNI-1726-2012) Analisis Gempa Struktur Stabil, Kuat & Kaku? NO Desain Tulangan Analisis Pushover Bangunan Beraturan YES Analisis Pushover Bangunan Ketidakberaturan Geometri Vertikal Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Perencanaan Urutan Sendi Plastis Perencanaan Urutan Sendi Plastis Analisis Pushover Kembali Analisis Pushover Kembali Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan NO Analisa Tingkat Redundansi Optimal Analisa Tingkat Redundansi Optimal NO YES Hasil dan Pembahasan Simpulan dan Saran FINISH Gambar 3.1. Flowchart Penelitian III-3

3.3. Desain Struktur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.3.1. Desain Perencanaan Struktur A B C D E F G 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 5.00 5.00 74.80 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 36.00 Gambar 3.2. Denah Struktur Beraturan III-4

40.00 40.00 Gambar 3.3. Tampak Struktur Gedung Beraturan A B C D E F G 5.00 2 3 4 5 48.20 1 6 7 8 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 36.00 Gambar 3.4. Denah Struktur Ketidakberaturan Geometri Vertikal Lantai 1-3 III-5

A B C D E F G 1 2 3 4 5 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 36.00 5.00 26.60 Gambar 3.5. Denah Struktur Ketidakberaturan Geometri Vertikal Lantai 4-10 40.00 Gambar 3.6. Struktur Gedung Ketidakberaturan Geometri Vertikal dengan syarat bangunan X > 130% Y III-6

3.3.2. Material Struktur BAB III METODOLOGI PENELITIAN Material struktur pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Tabel 3.1. Material Struktur yang Digunakan Kuat tekan beton (Fc ) Tegangan leleh baja utama (Fy) Tegangan leleh baja sengkang (Fys) Modulus elastisitas baja 30 Mpa 410 Mpa 240 Mpa 4700 fc = 29725,41 Mpa 3.3.3. Geometri Struktur Permodelan struktur dibuat 2 jenis struktur bangunan dengan denah struktur berbentuk persegi panjang, yaitu bangunan beraturan dan bangunan tidak beraturan geometri vertikal. Secara umum geometri struktur bangunan sebagai berikut : Tabel 3.2. Geometri Struktur yang Ditentukan Jenis struktur Jenis bangunan Lokasi bangunan Jumlah lantai Tinggi lantai dasar (Base) Tinggi lantai (Typical) Spacing pinggir Jarak antar spacing memanjang Jarak antar spacing melintang Panjang bentang memanjang (beraturan) Panjang bentang memanjang (tidak beraturan) Panjang bentang melintang Tinggi struktur banguan Jenis pondasi Struktur beton bertulang Apartemen Jakarta barat 10 lantai 4 m 4 m 5 m 7,2 m 6 m 74,8 m 48,2 m 36 m 40 m terjepit, kaku di tanah III-7

3.4. Preliminary Desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN Preliminary Design (perencanaan awal) dilakukan untuk mendapatkan dimensi awal yang digunakan untuk perancangan struktur sesuai dengan SNI-2874-2013 dan untuk persyaratan kekuatan dan kekakuan struktur juga mengacu pada SNI-2847-2013. Preliminary design dilakukan berdasarkan sub bab 2.1.3 pada perencanaan awal struktur. 3.5. Pembebanan 3.5.1. Asumsi dan Perancangan Pembebanan struktur pada penelitian berdasarkan SNI-1727-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Beban kerja yang dipertimbangkan bekerja pada struktur gedung adalah sesuai SNI-2847-2013 pasal 10.2 dalam merencanakan struktur terhadap beban lentur atau aksial atau kombinasi dari beban lentur dan aksial. 3.5.2. Analisis Beban Beban yang bekerja pada struktur utama berupa beban mati, beban hidup, dan beban gempa. 1) Beban Mati Beban mati merupakan beban yang tetap bekerja selama bangunan ada dan besarnya tidak berubah. Beban-beban ini langsung bekerja pada struktur dan diletakkan pada pelat lantai. Beban mati pada pelat lantai terdiri dari : a. Berat sendiri material yang digunakan. III-8

b. Beban mati yang ditahan oleh penampang, seperti dinding bata, adukan keramik, utilitas, plafond dan penggantung. 2) Beban Hidup Beban hidup merupakan beban yang dapat berpindah atau dipindahkan dan bekerja pada struktur, besarnya sesuai dengan fungsi dari ruang. Seperti halnya beban mati, beban hidup bekerja di atas lantai. Beban hidup yang digunakan pada struktur gedung untuk bangunan apartemen berdasarkan SNI-1727-2013 yaitu : a) Hunian rumah tinggal lainnya yaitu ruang pribadi dan koridor yang melayani mereka : 1,92 kn. b) Hunian rumah tinggal lainnya yaitu ruang publik dan koridor yang melayani mereka : 4,79 kn. 3) Beban Gempa Pembebanan struktur beban gempa berdasarkan peraturan SNI-1726-2012. Tahapan pembebanan struktur ini sesuai pada perencanaan beban gempa pada sub bab 2.2. Metode untuk perencanaan beban gempa pada penelitian ini adalah metode analisis spektrum respons ragam berdasarkan kategori desain seismik dan karakteristik pada struktur dengan ketidakberaturan geometri vertikal. 3.5.3. Kombinasi Beban Gempa Beban kerja yang dipertimbangkan bekerja pada struktur bangunan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung dengan kombinasi beban gempa mengacu pada SNI-1726-2012. Pada struktur ini, beban angin diabaikan sehingga kombinasi yang melibatkan beban angin tidak digunakan. Kombunasi beban gempa tersebut sesuai dengan penjelasan sub bab 2.2.3 yaitu : III-9

1) 1,4 D... (3.1) 2) 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (L r atau R)... (3.2) 3) 1,2 D + 1,6 (L r atau R) + (L atau 0,5 W)... (3.3) 4) (1,2 + 0,2 S DS ) D + ρq Ex + L... (3.4) 5) (1,2 + 0,2 S DS ) D + ρq Ey + L... (3.5) 6) (0,9 0,2 S DS ) D + ρq Ex + 1,6H... (3.6) 7) (0,9 0,2 S DS ) D + ρq Ey + 1,6H... (3.7) Keterangan : a) D = Beban mati b) L = Beban hidup c) L r = Beban hidup atap tereduksi d) R = Beban hujan e) W = Beban angin (diabaikan) f) S DS = Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek g) ρ = Faktor redundansi berdasarkan kategori desain seismik h) Q Ex = Pengaruh gaya gempa horizontal arah x i) Q Ey = Pengaruh gaya gempa horizontal arah y j) H = Pengaruh tebal lapisan tanah 3.5.4. Lokasi Parameter Percepatan Gempa Dalam penentuan parameter percepatan gempa dibutuhkan data perioda pendek (S S ) dan perioda 1 detik (S 1 ). Nilai parameter tersebut didapat dari peta parameter perioda pendek (S S ) dan perioda 1 detik (S 1 ). Selain dengan peta parameter tersebut, parameter III-10

bisa didapatkan dengan respon spektrum gempa wilayah yang didapatkan dari hasil plot pada web http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011. Gambar 3.7. Penentuan Desain Spektra Suatu Wilayah Sumber : http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011 Pada penelitian ini ditentukan lokasi struktur pada daerah Jakarta Barat. Parameter desain spektrum langsung didapatkan setelah dimasukkan nama kota atau koordinat yang kita tentukan. Kemudian data yang didapat dijadikan acuan untuk perencanaan dengan metode respon spektrum pada ETABS v9.6. 3.6. Permodelan Struktur Permodelan struktur yang dilakukan pada penelitian ini dibantu dengan bantuan softwere ETABS v9.6. Permodelan dibuat 2 model struktur gedung yang berbeda agar dapat diketahui pengaruh tingkat redundansi dengan perencanaan sendi plastis. Berikut adalah 2 permodelan struktur adalah sebagai berikut : III-11

3.6.1. Permodelan Struktur Beraturan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Permodelan struktur beraturan dibuat berdasarkan data desain struktur yang sudah ditentukan dengan acuan SNI-2847-2013. Permodelan dibuat dengan data pelat, balok, dan kolom sesuai perhitungan preliminary design dan data beban yang bekerja pada struktur. 3.6.2. Permodelan Struktur Ketidakberaturan Geometri Vertikal Permodelan struktur untuk ketidakberaturan ini dibuat berdasarkan data desain struktur yang sudah ditentukan dengan acuan SNI-2847-2013. Permodelan ini dibuat desain struktur dengan tipe ketidakberaturan geometri vertikal pada penelitian Sudarman (2014), untuk tipe podium II. Permodelan ini dibuat data pelat, balok, dan kolom sesuai preliminary design dan data beban yang bekerja pada struktur. 3.7. Evaluasi Kinerja Struktur Evaluasi kinerja pada struktur dilakukan agar struktur tidak melebihi kinerja batas pada SNI-1726-2012 pada pasal 7.12. Kinerja batas struktur pada SNI-1726-2012 dilakukan agar simpangan antar lantai setelah dianalisa tidak melebihi simpangan ijin yang ditentukan. Parameter untuk menghitung kinerja batas struktur ini terdapat pada penjelasan sub bab 2.1.6. 3.8. Analisis Pushover dengan ETABS Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis pushover untuk mengetahui batas beban lateral yang mampu dipikul pada kedua model tersebut. III-12

Analisis ini dilakukan dengan 4 kali tahapan analisis dengan 2 model struktur gedung sebelum dan sesudah perencanaan sendi plastis. Analisis ini dibantu oleh program ETABS v9.6 pada sub bab 2.3.2. 3.9. Perencanaan Sendi Plastis Perencanaan sendi plastis pada penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan secara berturut-turut, yaitu sendi plastis default lalu dilanjutkan perencanaan sendi plastis dengan perencanaan tulangan sesuai dengan pembahasan sub bab 2.6 pada tinjauan khusus. 3.10. Pengaruh Tingkat Redundansi Pengaruh tingkat redundansi pada kedua jenis struktur yang tidak direncanakan dan yang sudah direncanakan sendi plastisnya bisa dibandingkan pola redundansinya sesuai dengan pembahasan pada sub bab 2.5.1 pada tinjauan pustaka. Tingkat redundansi diharapkan dapat ditingkatkan pada jenis perencanaan sendi plastis. III-13