BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS IV - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008),hlm Ismail SM.M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2009), hlm. 36.

BAB I PENDAHULUAN. Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang ahun pelajaran 2014/2015.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, h

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Mendiknas RI, Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006, (Jakarta: CV Mini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Karya, 1989), hlm Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Guru Aqidah Akhlak. Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi peserta didik secara islami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernilai edukatif.interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2009), hlm Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB II PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI STRATEGI READING ALOUD

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB NEGERI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

BAB I PENDAHULUAN. Dosen, TAHUN 2005UU.htm, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

B. KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1 Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada tingkat dasar. Pada kelas IV SD Pendidikan Agama Islam memuat beberapa aspek yaitu Al-Qur an, Aqidah, Tarikh, Akhlak, Fiqih. Kompetensi dasar pada Semester Genap pada masingmasing aspek yang harus dicapai di antaranya adalah : a. Aspek Al-Qur an: Membaca QS. Al-Kautsar dengan lancar, Membaca QS An-Nashr dengan lancar, Membaca QS Al- Ashr dengan lancar b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat c. Aspek Tarikh: Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS, Menceritakan Kisah Nabi Ismail AS d. Aspek Akhlak: Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS, Meneladani perilaku Nabi Ismail AS. e. Aspek Fiqih: Melakukan dzikir setelah shalat, Membaca do a setelah shalat. 2 1 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : PT Gemawindu Panca Perkasa, 1999), hlm. 31 2 BSNP, Standar Dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah, Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, hlm.14. 1

2 Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah peserta didik menerima pengalaman belajarnya. 3 Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. 4 Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, kelakuan, faktor fisik dan faktor psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perbuatan belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang disadarinya. Sejauh mana usaha peserta didik untuk mengkondisikan dirinya bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai. Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik masih dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya, yang disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas pengajaran. 5 Prestasi belajar biasanya diidentikkan dengan nilai hasil ulangan ataupun nilai raport peserta didik. Ada prestasi kurang, baik, istimewa atau sangat baik adalah bentuk predikat yang biasa diberikan guru terhadap prestasi atau hasil belajar peserta didik yang disimbolkan melalui angka- 3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm 22 4 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 138 5 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan agama Islam, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 2001), hlm. 64.

3 angka tertentu. 6 Nilai hasil belajar pada pembelajaran PAI kelas IV SDN 02 Wonosari Kendal ini sudah bisa dikatakan cukup. Prestasi ini dapat dilihat dari hasil belajar yang berupa nilai rata-rata kelas pada ulangan semester gasal yaitu 69. 7 Selain dari hasil nilai rata-rata kelas pada semester gasal, peneliti juga mendapati bahwa pada saat peserta didik diberi evaluasi setelah pembelajaran PAI masih ada beberapa peserta didik yang nilainya masih rendah yaitu berkisar 60% dari 20 peserta didik, terutama bagi peserta didik yang sering membuat gaduh. 8 Pada proses pembelajaran PAI di kelas IV SDN 02 Wonosari, metode yang digunakan guru selain ceramah juga menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab. Pada proses pembelajaran PAI ini, guru memberikan penjelasan materi kepada peserta didik dan memberi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang disampaikan kepada peserta didik. Di dalam kelas selain mendengarkan, peserta didik juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Akan tetapi proses pembelajaran PAI di kelas IV SDN 02 Wonosari ini belum cukup kondusif akibat peserta didik yang sulit dikondisikan. Meskipun jumlah peserta didik sedikit yaitu 20 anak, untuk mengkondisikan guru mengalami kesulitan. Ada beberapa anak yang suka membuat gaduh ketika proses pembelajaran berlangsung, kurang lebih 5-6 anak dari 20 peserta didik. Situasi tersebut mengganggu konsentrasi peserta didik yang lain. Meskipun guru sudah menegur tapi tetap saja mereka tidak menghiraukan. Peserta didik tidak mempunyai perasaan takut atau segan terhadap guru. Padahal belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Belajar hanya dialami oleh peserta didik itu sendiri, di mana nantinya peserta didik yang menjadi penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar tersebut. 9 Akan tetapi apabila peserta didik sendiri sulit dikondisikan bagaimana proses belajar tersebut akan tercipta. 6 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Op. Cit, hlm.130. 7 Rapor Kelas IV Semester Gasal, SD N 02 Wonosari Kendal. 8 Pra Riset, 08 & 15 Januari 2010, SD N 02 Wonosari Kendal. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.7.

4 Dengan adanya aplikasi pengembangan kurikulum proses pembelajaran guru sudah cukup memadai, tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat peserta didik yang sulit dikondisikan dan metode yang digunakan guru juga masih bersifat konvensional. Sudah berbagai cara dilalui guru untuk mengkondisikan peserta didik. Pada saat peneliti mengadakan pra riset, peneliti melihat guru berinisiatif menggunakan kuis sebagai upaya menarik perhatian peserta didik supaya terkondisikan. Dengan kuis tersebut guru berhasil menarik perhatian peserta didik terutama peserta didik yang sering membuat gaduh. Akan tetapi pada saat evaluasi setelah proses pembelajaran peneliti mendapati masih beberapa anak yang nilainya masih rendah yaitu berkisar 60% dari 20 peserta didik, terutama peserta didik yang membuat gaduh. Melihat hasil evaluasi tersebut peneliti berkesimpulan bahwa kurangnya perhatian peserta didik menimbulkan kesan bahwa peserta didik belum cukup jelas dalam memahami gambaran secara umum pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga prestasi yang dihasilkan masih rendah. 10 Melihat kondisi tersebut, tidak salah jika seorang guru harus menggunakan model-model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik yaitu dengan terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika perhatian peserta didik sudah terfokus dalam pembelajaran maka akan cukup kuat untuk membuat kesan yang lama dan hidup dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan, dan prestasi yang dihasilkan peserta didik akan lebih baik. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, jika dilihat dari faktor prestasi belajar dan permasalahan yang ada, perlu kiranya perhatian peserta didik dan kualitas pengajaran guru diperbaiki. Salah satu upaya yang akan ditawarkan oleh peneliti untuk meningkatkan perhatian peserta didik dan kualitas pengajaran guru tersebut 10 Pra Riset, 08 & 15 Januari 2010, SD N 02 Wonosari Kendal

5 adalah metode pembelajaran Reading Guide. 11 Dengan metode pembelajaran Reading Guide ini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang kondusif. Metode pembelajaran Reading Guide ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik lebih terfokus dan memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melihat dari faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah perhatian peserta didik dalam pembelajaran, maka di sini penulis menawarkan metode pembelajaran Reading Guide untuk memfokuskan perhatian peserta didik supaya dapat berkonsentrasi penuh dan mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran Reading Guide ini setiap peserta didik mendapatkan bacaan, yang mana bacaan tersebut membimbing jawaban pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Dengan diberi bacaan kepada setiap peserta didik diharapkan dapat berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Konsentrasi berarti memusatkan perhatian kepada situasi belajar tertentu. Menghimpun dan mencurahkan segenap daya mental untuk mempelajari sesuatu berarti merupakan belajar yang sebenarnya. Makin kuat konsentrasi, makin efektiflah belajar itu. 12 Dan dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang model pembelajaran Reading Guide, dengan judul UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN READING GUIDE PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PERILAKU TERPUJI KELAS IV SEMESTER GENAP DI SDN 02 WONOSARI KENDAL. 11 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, (Semarang : Pustaka Rasail, 2008), hlm. 80 12 Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm. 41

6 B. Penegasan Istilah 1. Upaya Meningkatkan Usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb): daya upaya. 13 Upaya yang dimaksud di sini adalah usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran PAI untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kata meningkatkan berasal dari kata tingkat artinya menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat, mengangkat diri. Mendapat awalan me dan kan yang mengandung arti usaha menuju yang lebih baik. 14 Upaya meningkatkan dalam penelitian ini adalah usaha guru untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran PAI. 2. Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prostate kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. 15 Sedangkan kata belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 16 Dalam hal ini prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar yang berupa nilai atau angka. 13 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1538 14 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006). hlm 1280 15 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip Tehnik Prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hlm. 2-3. 16 Slameto, Belajar dan faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.

7 3. Peserta Didik Peserta didik adalah subjek didik sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral yang harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal sebagai warga negara yang diharapkan. 17 4. Pengertian Reading Guide Reading Guide (penuntun bacaan) adalah merupakan salah satu strategi pembelajaran PAIKEM yang di dalamnya guru memberikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Seluruh peserta didik mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Kemudian guru membahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik. Pada akhir pembelajaran guru memberi penjelasan secukupnya. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tinjak lanjut. 18 Tujuan dari penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok. 5. PAI Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, mengahayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. 19 PAI di sini merupakan bidang studi yang diajarkan di SDN 02 Wonosari Kendal kelas IV yang memuat beberapa aspek di antaranya yaitu aspek Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al-Qur an, Tarikh atau Sejarah Kebudayaan Islam. 17 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994) hlm. 6. 18 Ismail SM, Loc. Cit, hlm. 80. 19 Chabib Thoha dan Abdul Mu ti, PBM PAI di Sekolah Eksistenti dan Proses Belajarmengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 180.

8 C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas maka yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah : Seberapa jauh pembelajaran dengan metode Reading Guide dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI Kelas IV Semester Genap di SDN 02 Wonosari Kendal? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh metode pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran PAI materi pokok perilaku terpuji Kelas IV Semester Genap di SDN 02 Wonosari Kendal. 2. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : a. Bagi Peserta didik 1. Dengan menggunakan metode pembelajaran Reading Guide ini diharapkan dapat memudahkan dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru. 2. Dengan menggunakan metode pembelajaran Reading Guide diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik b. Bagi Guru Dapat memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. c. Bagi Sekolah Dapat dijadikan bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

9 d. Bagi Peneliti 1. Menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan. 2. Memberi bekal sebagai guru PAI agar siap melakukan tugas di lapangan sesuai dengan kebutuhan lapangan. E. Kajian Pustaka Buku Ismail SM Strategi Pembelajaran Agama Islam PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan yang membahas tentang metodologi pembelajaran aktif berbasis PAIKEM yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, termasuk juga strategi pembelajaran Reading Guide. Skripsi Khomsah (3102318), tahun 2007, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Judul Implementasi Active Learning Dalam Pembelajaran PAI Di SMPN 2 Kebumen, menyimpulkan bahwa implementasi Active Learning dalam Pembelajaran PAI dapat membuat peserta didik lebih berprestasi dalam setiap pembelajaran dan tetap aktif dalam mengembangkan, mengeluarkan potensi yang dimiliki dan tetap dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan, serta terjalin komunikasi dan interaksi yang baik dalam hubungan antar sesama peserta didik, antara peserta didik dengan guru. Guru ketika menerapkan strategi Active Learning dapat lebih bervariatif dalam menggunakan metode pembelajaran. 20 Skripsi Jamaludin Malik (3104301), tahun 2009, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Qur an Hadis Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun Atau Tanwin Dengan Active 20 Khomsah, Implementasi Active Learning Dalam Pembelajaran PAI Di SMPN 02 Kebumen, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), t. d.

10 Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E Semester 1 MTs Al-Asror Semarang menyimpulkan bahwa penerapan metode Active Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar yang cukup signifikan, selain itu keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan Active Learning tipe Jigsaw ini meningkat pesat setelah diberikan tindakan. 21 Penelitian di atas, merupakan penelitian yang menggunakan salah satu strategi pembelajaran aktif, inofativ, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) yaitu lebih menekankan pada pembelajaran Active Learning secara khusus tipe Jigsaw. Pada skripsi peneliti tidak secara umum menerapkan PAIKEM itu sendiri dan lebih menitik beratkan pada salah satu strategi pembelajaran aktif berbasis PAIKEM berupa Reading Guide. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menumbuhkan prestasi belajar peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan skripsi sebelumnya. Maka penelitian ini diyakini bukanlah sebuah plagiasi. 21 Jamaludin Malik, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Qur an-hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E Semester I MTs Al-Asror Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009), t. d.