BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013, hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mendewasakan dan menanamkan nilai-nilai terbaik bagi manusia yang dilaksanakan dan dikembangkan secara sistematis melalui proses pembelajaran yang terencana dengan baik. Proses pendidikan dilaksanakan sedemikian rupa bertujuan agar manusia dapat menghayati dan memahami makna pendidikan tersebut sehingga mampu bertanggungjawab, mampu untuk menata perilaku pribadi, bersikap bijaksana, berpikir secara logika, rasional dan ilmiah sehingga dapat bermanfaat untuk membantu dirinya sendiri dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Fungsionalisasi sistem pendidikan nasional haruslah mengupayakan peningkatan mutu pendidikan, diantaranya mutu tenaga pendidik atau guru dalam membimbing proses belajar mengajar. Dengan diakuinya aktivitas kependidikan sebagai suatu profesi, maka berarti proses pendidikan yang dikelola oleh tenaga kependidikan juga harus diusahakan secara sistematis, terencana, terpadu dan didasarkan kepada profesionalisme. 1 Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukkan oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Dalam usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku dibagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kalau belajar menimbulkan perubahan perilaku maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunya. 2 Bloom menyatakan bahwa beberapa teori yang mengungkapkan defenisi tentang hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ada tiga ranah hasil h.105. 1 M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Agama dan Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 2 Purwanto, Evaluasi Hasil belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. h. 48. 1

2 belajar. Hasil belajar pendidikan agama islam adalah perubahan diri individu siswa secara aktual maupun potensial yang diperoleh melalui usaha dan kemauan belajar pendidikan agama islam. Profesi sebagai guru menuntut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik tertentu yang khas. Kemampuan kognitif terkait dengan pikiran atau intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan kemampuan evaluatif. Kondisi afektif berkaitan dengan perasaan, apresiasi, minat, sikap dan nilai-nilai yang hadir dalam diri seseorang. Sedangkan psikomotorik berkenaan dengan gerak jasmani manusia. 3 Keberhasilan proses belajar merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Artinya, apa pun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. 4 Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkaitan dengan minat dan kecakapan dan pengalamanpengalaman. Siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar cenderung mengabaikan kesiapannya untuk belajar. Para guru seharusnya memiliki rasa ingin tahu tentang mengapa dan bagaimana anak belajar serta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar dengan baik dan kondisi apakah yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran efektif. Sebaliknya rasa ingin tahu itu tertuju kepada mengapa sebagian dari anak didiknya gagal dalam ujian, tinggal kelas atau kelihatan tidak berminat dalam belajar. Ini bukan berarti bahwa gurulah sematamata menentukan keberhasilan siswa. 5 Dalam proses pembelajaran di kelas guru sering menghadapi siswa yang mengalami gangguan perhatian sehingga siswa tersebut kurang dapat memusatkan h. 52. cet. 3, h. 7. 3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi (Bandung: Mandar Maju, 1991), 4 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, h. 176. 5 Abdul Hadis dan Nurhayati, Psikologi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010),

3 perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi yang diajarkan oleh guru dan memperoleh hasil belajar yang rendah. Selain itu siswa menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang acuh tak acuh atau apatis dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas juga mengalami gangguan psikologis berupa minat dan motivasi belajar yang rendah yang dimiliki oleh siswa tersebut. Masih banyak gejala-gejala gangguan psikologis yang ditunjukkan oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, misalnya gangguan pengamatan, gangguan persepsi, gangguan dalam berfikir, gangguan ingatan, gangguan fantasi dan gangguan perasaan. 6 Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pendidikan di kelas harus diketahui dan dipahami guru yang mengajar dan mendidik di kelas, karena masalah-masalah psikologis tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi pendidikan agama Islam. Tidak dapat dipungkiri, karena dengan membangkitkan minat yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat lagi belajar. Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam terjadi peristiwa dan proses psikologis. Guru agama sangat diharapkan memiliki bahkan dituntut untuk menguasai pengetahuan psikologi pembelajaran agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara berdaya dan berhasil guna. 7 Slameto menyatakan bahwa agar proses pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal, maka hubungan antara guru dengan siswa dan hubungan siswa dengan sesama peserta yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu sama lainnya. Hubungan guru dengan siswa yang tercipta dengan baik, maka siswa akan senang kepada gurunya dan juga akan menyukai pelajaran yang 6 Ibid, h. 2-4. 7 Tohirin, Psikologi Agama Islam: Berbasis Interasi dan Kompetensi (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), ed. h. xi.

4 diajarkan. Sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Sebaliknya, jika hubungan guru dengan siswa kurang komunikatif dan harmonis, maka siswa akan membenci dan tidak menyukai pelajaran tersebut. Guru yang kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi dengan siswanya, akan menyebabkan proses pembelajaran di kelas tidak optimal dan maksimal. Selain itu siswa akan menjauhkan diri dari guru sehingga siswa tersebut tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Situasi belajar juga merupakan elemen penting yang berkontribusi positif terhadap terciptanya proses pembelajaran. Situasi belajar menunjuk kepada lingkungan dimana proses belajar itu terjadi, seperti ruang kelas, ruang perpustakaan dan ruang laboratorium merupakan lingkungan belajar yang sangat mempengaruhi situasi belajar ditempat belajar tersebut. 8 Beberapa hasil penelitian tentang sekolah efektif (effectiveness school) membuktikan bahwa kecerdasan atau prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh lingkungan belajar (learning enviroment) sekolah. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi yang efektif, agar setiap siswa bisa mengembangkan dirinya secara optimal. Semakin kondusif lingkungan belajar sebuah sekolah semakin besar pula kemungkinan hasil belajar yang dicapai anak. 9 Guru memegang peranan yang penting dalam proses belajar-mengajar. Dipundaknya terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan persekolahan. Ada sesuatu yang hilang yang selama ini disumbangkan oleh adanya interaksi antara guru dan siswa. Kehilangan pertama ialah segi keteladanan dan penanaman nilai-nilai yang dikristalisasikan dalam tujuan pengajaran. 10 Meskipun guru secara secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan bahwa belajar merupakan kegiatan 8 Nurhayati, Psikologi, h. 18. 9 Jamaluddin, Pembelajaran yang Edukatif : yang Mempengaruhi Prestasi Siswa (t.t.p.: t.p., t.t.), cet 2, h. 6 dan 36. 10 Udin Syaefudin, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, h. 97.

kelas. 13 Minat yang seperti dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat 5 yang dinamis sehingga guru perlu terus-menerus mencermati perubahanperubahan yang terjadi pada siswa di kelas. 11 Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditujukan oleh individu kepada suatu objek, baik berupa benda hidup maupun benda yang tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, tekun dan ulet dalam melakukan aktivitas belajar, baik dirumah, disekolah dan dimasyarakat. Minat belajar siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor objek belajar, metode guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru dan lainnya. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam upaya untuk menumbuh kembangkan minat belajar siswa. 12 Untuk mengatasi gejala minat dan motivasi belajar rendah yang ditunjukkan oleh siswa di kelas, guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu metode, strategi dan pendekatan pembelajaran di kelas. Tentunya yang dapat menumbuh kembangkan minat belajar dan motivasi belajar siswa untuk belajar di mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 14 Sejak lahirnya pekerjaan mengajar, orang selalu berusaha untuk meningkatkan hasil belajar subjek didik. Dengan cara membandingkan berbagai situasi pembelajaran, yakni melakukan analisa komponen-komponen situasi ), cet. 15, h. 79. 11 Aunurrahman, Belajar..., h. 176. 12 Nurhayati, Psikologi, h. 44-45. 13 Ibid, h. 3. 14 Muhaimin, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosdakarya, t.t.

6 pembelajaran itu jika berganti unsur, guru, siswa, kurikulum, metode, sarana, dipandang sebagai satu variabel yang diekslusifkan. 15 Dalam buku Muhaimin tujuan pengajaran agama islam harus berisi hal-hal yang dapat menumbuhkan dan memperkuat iman serta mendorong kepada kesenangan mengamalkan ajaran islam. Proses pelaksanaan mencapai tujuan itu hendaknya sekaligus membina keterampilan mengamalkan ajaran islam itu. 16 Masih dalam buku Muhaimin, sejak dahulu hingga saat ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung disekolah/madrasah masih banyak mengalami kelemahan. Menurut Mochtar Buchari dalam buku Muhaimin, menilai pendidikan agama masih gagal. Kegagalannya ini disebabkan praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran (nilai-nilai) agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan. 17 Untuk mengantarkan siswa mencapai keberhasilan dalam belajar maka manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru harus baik. Sehingga siswanya akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, dengan demikian diduga terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru dengan hasil belajar agama Islam. Melalui pengamatan peneliti dilapangan dan wawancara dari beberapa guru PAI bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran agama islam sangat baik. Mereka bersungguh-sungguh dalam pelajaran agama Islam. Secara prinsipnya apabila belajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki minat yang tinggi maka hasilnya pun akan maksimal. Jelas terlihat disini tingginya minat belajar siswa karena pendekatan guru dalam mengajar cukup menarik, baik dari segi metode, strategi sehingga membuat mereka semangat, serius dan aktif dalam mengikuti pelajaran agama islam. Kelas 15 Irwan Nasution dan Siahaan, Manajemen Pengembangan Profesionalitas Guru (Bandung: Citapustaka Multimedia, 2009), cet. 1, h. 84. 16 Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), h.31. 17 Ibid, h. 182-184.

7 yang kondusif akan mempengaruhi pola berpikir mereka dalam menerima pelajaran baik dalam proses belajar, sebelum belajar dan sesudah belajar. Hasil wawancara peneliti dengan guru terhadap hasil belajar agama islam siswa sangat baik. Itu terlihat dari antusiasnya mereka dalam mengikuti pelajaran, seperti aktif bertanya, menanggapi dalam diskusi dan aktif mengikuti kegiatan madrasah dan kegiatan di luar madrasah. Mereka juga antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan di madrasah. Tidak banyak dari siswa yang mengulang nilai harian atau pelajaran agama islam. Solusi bagi siswa apabila dalam bidang studi agama islam siswa mendapat nilai remedial (di bawah KKM), maka siswa tersebut harus mengulang sampai ia bisa mendapat nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran agama islam. Siswa diujikan dalam ruangan khusus yang diawasi oleh guru dengan soal yang berbeda dari yang diujikan. Guru agama islam gemar menyajikan materi menggunakan media laptop dengan proyektor, mengadakan diskusi metode jigsaw dan model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan materi yang diajarkan yang melibatkan siswa dan intinya PAKEM dalam hal ini sangat diterapkan. Sebagian siswa juga sudah ada yang mempunyai laptop. Banyak hal-hal yang sudah dilakukan dalam sekolah ini juga untuk menarik minat dan menumbuh kembangkan bakat siswa dalam belajar, yaitu menyediakan kelas unggulan, perpustakaan, laboratorium, sarana olah raga, bimbingan belajar dan konseling, ekstra kurikuler olah raga dan seni, kerjasama madrasah dengan institusi Pemkab khususnya Dikjar, Akper Yagma, Polres Asahan, Kwartir Pramuka dan sekolah yang sederajat, dilingkungan sekitar MAN Kisaran, khususnya bidang olah raga, seni islami dan lainnya dan beberapa prestasi siswa dari segi seni dan budaya, keilmuan segi olah raga menjuarai tingkat kabupaten. Prestasi lainnya juara II pemilihan abang dan puan tingkat Kabupaten Asahan, menjuarai Iven Nasional Wilayah I juara III cabang takraw, siswa yang terpilih sebagai duta Kabupaten Asahan tergabung dalam pasukan pengibar bendera Provinsi Sumatera Utara, terpilih sebagai olimpiade penelitian siswa se Indonesia (OPSI).

8 Merupakan tanggung jawab bersama antar kepala sekolah dan staf lainnya beserta guru-guru maka diadakan pembenahan pembelajaran melalui: 1. Kurikulum, seperti program baca Alquran Iftitah kelas dilakukan sebelum memulai pembelajaran, setiap pergantian jam pelajaran, selesai jam belajar dan setiap tahunnya diadakan khataman Alquran lengkap dengan sertifikat, bimbingan ibadah berjenjang diluar jam pelajaran, bimbingan belajar dan pendampingan guru mata pelajaran. 2. Kesiswaan, bidang peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memperingati hari-hari besar Islam, pelaksanaan lomba keterampilan baris berbaris setiap tahunnya, pramuka dengan program Gladi Trampil. 3. Kehumasan, hubungan kemasyarakatan, membina hubungan dengan lembaga-lembaga lain 4. MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) tiap bulannya, bila dalam pembelajaran ada bidang studi yang remedial maka siswa tersebut harus mengulang sampai mencapai nilai tuntas yang telah ditetapkan. 5. Karir guru setiap bulannya gunanya adalah untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengolah pembelajaran dan meningkatkan administrasi lainnya. Maka oleh karena itu penulis ingin meneliti atmosfer fenomena madrasah tentang kontribusi minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru terhadapa hasil belajar agama islam siswa. B. Identifikasi Masalah 1. Proses belajar mengajar PAI di kelas aktif dan menyenangkan. Kelas yang aktif akan menarik minat siswa untuk belajar dan mempelajarinya. 2. Penerapan model pembelajaran PAI efektif 3. Suasana belajar dan proses pembelajaran PAI tidak lagi berpusat pada guru 4. Motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Islam berpusat pada siswa. 5. Minat belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam baik sehingga hasil belajarnya juga baik.

9 Uraian permasalahan di atas, penulis menganalisis bahwa yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru terhadap hasil belajar agama islam siswa. C. Pembatasan Masalah Batasan istilah yang dimaksud disini adalah dalam rangka menghindari adanya makna ganda dan juga menjauhi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun batasan istilah tersebut yaitu: 1. Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. 18 2. Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang biasa terjadi pada setiap kesempatan disengaja atau tidak. 19 Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Hubungan ini dilakukan lewat indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan penciuman. 20 3. Hasil belajar menurut Winkel prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution prestasi belajar adalah: apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotorik 21 18 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), ed. 8, h.151. 19 Prawiradilaga dan Dewi Salma, Mozaik Teknologi Pendidikan (Jakarta: Pranada dan UNJ, 2004), h. 152. 20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 5, h. 102. 21 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2005), cet.9, h. 31.

10 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang ada dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah minat belajar berkontribusi terhadap hasil belajar agama Islam siswa pada MAN Kisaran? 2. Apakah persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru berkontribusi terhadap hasil belajar agama Islam siswa pada MAN Kisaran? 3. Apakah minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru berkontribusi hasil belajar agama Islam siswa MAN Kisaran? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kontribusi minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru terhadap hasil belajar agama islam siswa. Sedangkan secara khusus adalah : 1. Untuk mengetahui kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar agama Islam siswa pada MAN Kisaran 2. Untuk mengetahui kontribusi persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru terhadap hasil belajar agama Islam siswa pada MAN Kisaran 3. Untuk mengetahui kontribusi minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru secara bersamaan terhadap hasil belajar agama Islam siswa pada MAN Kisaran. F. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Kegunaan secara teoritis agar dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi guru pendidikan agama islam dengan teori-teori yang berkaitan dengan minat belajar dan persepsi siswa tentang manajemen pembelajaran guru terhadap hasil belajar dan memperkaya sumber kepustakaan

11 yang dapat dijadikan bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut pada masa yang akan datang. Kegunaan praktis dari hasil penelitian ini adalah : 1. Guru dapat meningkatkan dan menumbuh kembangkan minat, perhatian dan motivasi belajar siswa baik secara intrinsik dan ekstinsik. Dengan hal tersebut guru mengupayakan variasi strategi, metode dan pendekatan belajar yang menarik. 2. Kepala sekolah untuk lebih dapat meningkatkan fasilitas dan media belajar di sekolah sehingga menciptakan situasi belajar yang menarik, 3. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Sumatera Utara dalam upaya pengelolaan dan meningkatkan profesionalisme sehingga menghasilkan guru-guru agama yang berkualitas.