FAKTOR PENYEBAB KECENDERUNGAM MASYARAKAT MEMILIH TEMPAT TINGGAL DI SEMPADAN SUNGAI PADANG KOTA TEBING TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PETANI JERUK MENGGANTI TANAMANNYA MENJADI TANAMAN KOPI DI DESA BARUS JULU KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permukiman adalah kawasan lingkungan hidup baik di perkotaan maupun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

Universitas Sumatera Utara

PERMUKIMAN KUMUH DAN PERMASALAHANNYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

BAB I PENDAHULUAN. air. Kota Medan dilintasi oleh beberapa sungai termasuk diantaranya Sungai Sei

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah yang dapat timbul

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bintarto, R Pengantar Geografi Kota. Penerbit U.P. Spring, Yogyakarta. Budihardjo, Eko Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan,

PEMENUHAN ATAS PERUMAHAN SALAH SATU UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO. Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (43-50)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 1151

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap manusia membutuhkan tanah sebagai tempat tinggal maupun tempat

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD AYUNG

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pada karakteristik desa dapat dilihat dari tipologi desa.

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA Buku, tugas Akhir dan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

Transkripsi:

FAKTOR PENYEBAB KECENDERUNGAM MASYARAKAT MEMILIH TEMPAT TINGGAL DI SEMPADAN SUNGAI PADANG KOTA TEBING TINGGI Roudhatul Hasanah Pane Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email: roudhatulhasanahpane@gmail.com Abstrak Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama oleh penduduk berpendapatan rendah di Indonesia, khususnya di perkotaan sehingga menyebabkan adanya pemukiman kumuh dan liar di sekitar sempadan rel, sempadan sungai, di bawah jembatan tol, dan di atas tanah yang ditelantarkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan faktor dominan masyarakat memilih tempat tinggal khususnya yang berada di sempadan sungai. Dalam penelitian ini, data yang diolah adalah data primer yang diambil berdasarkan survey lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan, yaitu : (1) Kecamatan Rambutan; (2) Kecamatan Padang Hulu; (3) Kecamatan Padang Hilir; (4) Kecamatan Tebing Tinggi Kota; dan (5) Kecamatan Bajenis dengan jumlah 687 KK sedangkan sampel ditetapkan secara acak proporsi sebesar 15% dari jumlah populasi yaitu 687 KK, sehingga diperoleh 103 KK. Yang menjadi variabel penelitian adalah faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi yaitu : (1) faktor pendidikan; (2) faktor pekerjaan; (3) faktor pendapatan; (4) faktor dekat dengan tempat bekerja; (5) faktor dekat dengan sarana transportasi; (6) faktor keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan).. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan mentabulasikan data yang didapatkan melalui jawaban dari hasil wawancara dan angket, kemudian menguraikan dan menganalisis data berdasarkan persentase dari tabel frekuensi, gambar, dan sebagainya. Kata kunci: perumahan, pemukiman, sempadan sungai PENDAHULUAN Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama oleh penduduk berpendapatan rendah di Indonesia, khususnya di perkotaan. Di perkotaan sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah tinggal di perkampungan yang berada di balik gedung pertokoan dan perkantoran dalam petak-petak kecil, saling berhimpitan, tidak sehat dan seringkali dalam satu rumah tinggal lebih dari satu keluarga. Tidak hanya itu, mereka juga tinggal berkelompok membentuk pemukiman yang seringkali ditemukan di sempadan rel kereta api, di sempadan sungai, di bawah jembatan tol, dan di atas tanah yang ditelantarkan. Untuk mengatasi permasalahan ini sangat dibutuhkan peran serta pemerintah termasuk dalam pemenuhan perumahan bagi penduduk miskin di perkotaan agar pemukiman kumuh dan liar tidak semakin meluas. Salah satu kawasan pemukiman liar dan kumuh yang ada di Kota Tebing Tinggi adalah pemukiman yang terletak di sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang. Di wilayah ini, warga masyarakat tidak hanya mendirikan rumah di wilayah yang khusus untuk perumahan, tetapi mereka juga mendirikan rumah untuk tempat tinggal di kawasan sempadan sungai dengan jarak yang sangat dekat dengan 33

sungai, padahal untuk sungai yang berada di lokasi pemukiman, daerah yang diperbolehkan untuk membangun perumahan adalah lokasi yang berjarak antar 10-15 meter dari sempadan sungai. Kawasan sempadan sungai bukan untuk pemukiman tetapi merupakan lahan potensial sebagai jalur hijau demi menjaga kelangsungan ekosistem di dalamnya (LPP Mangrove, 1997). Dilihat dari penjelasan di atas, maka masyarakat yang mendirikan perumahan di kawasan sempadan sungai termasuk pemukim liar. Secara hukum, mereka tidak memiliki izin resmi dan melanggar aturan yang telah ditetapkan karena telah membangun rumah di kawasan jalur hijau yang memang bukan untuk kawasan pemukiman. Demikian halnya yang terjadi pada masyarakat atau warga yang tinggal di sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Kota Tebing Tinggi, mereka memanfaatkan kawasan sempadan sungai untuk mendirikan perumahan sebagai tempat tinggal. Di kawasan tersebut, dapat dilihat masyarakat atau warga menempati rumah-rumah yang kecil, berhimpitan, dan tatanannya sangat tidak teratur. Bahkan rumah-rumah tersebut terbuat dari bahanbahan kayu yang telah usang dan dibangun sangat dekat dengan sungai. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan daerah dari 25 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 38,438 km2 yang terbagi atas 5 kecamatan yang dilewati oleh aliran Sungai Padang ini masing-masing pernah mengalami kebanjiran setiap tahunnya. Namun uniknya, walaupun demikian bahaya banjir selalu datang dan membahayakan keselamatan mereka, masyarakat atau warga yang bermukim di kawasan sempadan sungai Padang tetap bertahan dan lebih memilih tempat tinggal di wilayah tersebut sehingga hal inilah yang menjadi dasar utama penelitian ini dilakukan. Dari latar belakang di atas dapat dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kecenderungan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi? Faktor-faktor tersebut adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dekat dengan tempat bekerja, mudah memperoleh sarana transportasi, keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan), harga tanah, murahnya harga sewa tanah. Dan juga faktor dominan apa saja yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Sehingga dengan diadakannya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan masalah perencanaan daerah dalam mengatur permukiman, perencana kependudukan dan perencanaan drainase kota (hidrologi), menjadikan bahan kajian atau literature bagi para akademisi atau mahasiswa, yang berminat atau tertarik dengan masalah perencanaan kota, dan perairan (hidrologi), terutama dalam perencanaan perkotaan. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan, yaitu : (1) Kecamatan Rambutan; (2) Kecamatan Padang Hulu; (3) Kecamatan Padang Hilir; (4) Kecamatan Tebing Tinggi Kota; dan (5) Kecamatan Bajenis dengan jumlah 687 KK; sedangkan sampel ditetapkan secara acak proporsi sebesar 15% dari jumlah populasi yaitu 687 KK, sehingga diperoleh 103 KK. Variabel penelitian ini adalah faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi yaitu : (1) Faktor pendidikan; (2) Faktor pekerjaan; (3) Faktor pendapatan; (4) Faktor dekat dengan tempat bekerja; (5) Faktor dekat dengan sarana transportasi; (6) Faktor keeratan hubungan sosial (sistem kekerabatan). Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan mentabulasikan data yang didapatkan 34

melalui jawaban dari hasil wawancara dan angket, kemudian menguraikan dan menganalisis data berdasarkan persentase dari tabel frekuensi, gambar, dan sebagainya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari analisis data yang telah dilakukan setelah penelitian, dapat diketahui apa saja faktor penyebab masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Tabel 1. Alasan Responden Memilih lokasi No Alasan Memilih Jumlah Responden Persentase (%) 1 2 3 4 Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Keluarga, Dekat Dengan Tempat Bekerja Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Keluarga Sewa Tanah Murah, Dekat Dengan Tempat Bekerja Dekat Dengan Keluarga, Dekat Dengan Tempat Bekerja 18 48 25 12 17,48 46,60 24,27 11,65 Jumlah 103 100,00 Berdasarkan pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada dari salah satu responden yang memilih satu alasan, melainkan dr salah satu responden ada yang memilih 3 atau 2 alasan sekaligus. Dapat dilihat pada tabel tersebut ada sebanyak 18 responden (17,48%) yang memilih 3 alasan sekaligus yaitu dengan alasan Sewa Tanah Murah (STM), Dekat Dengan Keluarga (DDK), Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB). Dan alasan yang paling banyak dipilih oleh responden adalah Sewa Tanah Murah (STM) dan Dekat Dengan Keluarga (DDK) dengan jumlah responden 48 orang (46,60%) sedangkan yang paling sedikit adalah yang memilih Dekat Dengan Keluarga (DDK) dan Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB) dengan jumlah responden 12 orang (11,65%). Selanjutnya perhitungan alasan responden memilih lokasi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perhitungan Alasan Responden Memilih Lokasi No Alasan Frekuensi Presentase (%) 1 2 3 Sewa Tanah Murah (STM) Dekat Dengan Keluarga (DDK) Dekat Dengan Tempat Bekerja (DDTB) 18+48+25 = 91 18+48+12= 78 18+25+12 = 55 88,35 75,73 53.39 Dilihat pada tabel 2 dapat diambil kesimpulan bahwa alasan responden memilih lokasi tempat tinggal di sempadan sungai adalah sewa tanah murah (88,35%), kemudian diikuti dengan alasan dekat dengan keluarga (75,73%) dan dekat dengan tempat bekerja (53,39%). Dapat diketahui bahwa alasan murahnya harga sewa tanah adalah alasan yang paling dominan sehingga mereka dapat membangun rumah sendiri serta ikut dan bisa dekat dengan keluarga. Harga sewa tanah merupakan faktor penyebab utama dan juga faktor dominan yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan Sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Harga sewa yang murah ini dapat menguntungkan mereka, karena dapat disesuaikan dengan pendapatan mereka yang pada umumnya berpendapatan rendah. Pendapatan rendah juga dapat dihubungkan dengan pekerjaan masingmasing responden. Pada umumnya pekerjaan responden bergerak di sektor informal, sehingga tidak terlepas dari latar belakang tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para responden. Tingkat pendidikan 35

responden yang rendah menyebabkan sektor perekonomian informal yang dapat mereka masuki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka yang tinggal di sempadan sungai pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi jenis pekerjaan mereka, dan jenis pekerjaan sektor informal yang dapat mereka masuki. Kemudian jenis pekerjaan di sektor informal inilah yang akan mempengaruhi tingkat pendapatan/ penghasilan mereka yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dekat atau ikut dengan keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan responden untuk menetap dan tinggal di lokasi pemukiman sempadan sungai. Dengan menetapnya mereka di lokasi itu, maka terjalinlah hubungan sosial yang erat antara warga yang dengan warga yang lainnya. Eratnya hubungan antara mereka ini selain disebabkan oleh hubungan kekeluargaan dan nilai-nilai budaya yang ada di pemukiman sempadan sungai, juga dipengaruhi oleh adanya rasa kebersamaan antar mereka dan terciptanya rasa aman bagi mereka yang tinggal di lokasi pemukiman sempadan sungai. Kemudian dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka saling tolong menolong bila salah satu warga mengadakan acara syukuran ataupun bila salah satu warga ditimpa kemalangan, adapun bantuan yang mereka berikan berupa tenaga dan makanan Lokasi tempat tinggal yang dekat dengan sarana kota maupun tempat bekerja merupakan lokasi yang diinginkan oleh setiap orang, terutama bagi warga yang bermukim di kota. Dekatnya lokasi tempat tinggal dengan sarana kota dan tempat bekerja oleh sebagian masyarakat kota adalah merupakan lokasi yang sangat strategis, karena mereka dapat dengan mudah memanfaatkan sarana kota tersebut seperti sarana transportasi dan dapat menghemat pengeluaran mereka, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sehingga mereka terpaksa harus tinggal di daerah-daerah yang tidak layak untuk pemukiman seperti di sempadan sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 53,39% (lihat tabel 2) menyatakan bahwa dekat dengan sarana kota dan tempat bekerja juga merupakan salah satu alasan mereka memilih tempat tinggal di sempadan sungai. Untuk sarana kota maka sarana dapat dengan mudah dijangkau oleh para responden adalah sarana transportasi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang sudah diuraikan dalam skripsi ini penulis mengambil kesimpulan yaitu : (1) harga sewa tanah yang murah merupakan faktor penyebab utama (faktor dominan) yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai. Dengan murahnya harga sewa tanah tersebut maka dapat disesuaikan dengan penghasilan mereka yang pada umumnya berpenghasilan rendah. Rendahnya penghasilan ini juga disebabkan dari jenis pekerjaan yang mereka masuki yang pada umumnya pekerjaan di sektor informal. Pekerjaan di sektor informal yang mereka masuki juga tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang mereka miliki,yang pada umumnya berpendidikan rendah; (2) faktor kedua yang menyebabkan masyarakat memilih tempat tinggal di sempadan sungai adalah mengikuti keluarga yang sudah terlebih dahulu tinggal di tempat ini sehingga terjalinlah hubungan sosial (kekerabatan) yang erat antara warga yang satu dengan warga yang lain; (3) Faktor ketiga adalah dekat dengan sarana kota seperti sarana transportasi dan dekat dengan tempat bekerja. Dekatnya tempat tinggal mereka dengan sarana transportasi serta dekat dengan tempat bekerja, maka dapat dengan mudah dijangkau oleh mereka sehingga mereka dapat menghemat biaya pengeluaran sehari-hari. Sempadan sungai merupakan jalur hijau yang berfungsi menjaga kondisii tanah sekitar agar tidak terjadi erosi tanah sepanjang tepi sungai dan untuk menjaga kehidupan ekosistem di dalamnya. Untuk itu sempadan sungai merupakan daerah yang diperuntukkan bukan untuk pemukiman, maka Pemerintahan Kota Tebing Tinggi diharapkan dapat : (1) 36

menegakkan aturan yang tegas kepada masyarakat sehingga daerah tersebut tidak lagi diperuntukkan sebagai tempat pemukiman, melainkan sebagai jalur hijau yang harus dilindungi kelestariannya; (2) membuat tanggul atau benteng yang dapat menjadi batas pemisah yang jelas antara sungai dengan daerah yang layak untuk pemukiman. Benteng atau tanggul diharapkan dapat menghindari banjir yang meluap ke pemukiman penduduk jika terjadi naiknya air sungai; (3) memindahkan para pemukim yang telah bermukim di sepanjang sempadan sungai dengan menyediakan tempat pemukiman yang layak misalnya seperti membangun rumah susun. Dan juga memperhatikan sumber kehidupan mereka dengan membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan mereka sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Kota Tebing Tinggi Dalam Angka. Tebing Tinggi : BPS Daldjoeni. 1999. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni Fanggidae, Abraham. 1993. Memahami Masalah Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puspa Swara. Gilbert, Alan dan Josen Gugler. 2007. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: TiaraWacana. Kartika, Maya. 2002. Latar Belakang Yang Mempengaruhi Masyarakat Memilih Tempat Tinggal di Sempadan Sungai (Suatu Studi Di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun Kota Medan). Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. LPP Mangrove. 1997. Rehabilitasi Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau di Indonesia. Jakarta: LPP Mangrove. Menno S. dan Mustamin Alwi. 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Putra, I Dewa Gede Agung Diasana dan Anak Agung Gede Yana. 2007. Pemenuhan Atas Perumahan Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Dalam Jurnal Pemukiman Natah, Vol.5 No.2 Hal 3-5, Jurusan Teknik Arsitektur. Universitas Udayana. Reksohadiprojo S, Soekanto dan A.R. Karseno. 2001. Ekonomi perkotaan. Yogyakarta : BPEE. Rianti, Liza. 2007. Agihan Permukiman Kumuh Sepanjang Bantaran Sungai Deli (Studi Kasus Di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun). Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. Ruhimat, Mamat (dkk). 2000. Panduan Menguasai Geografi 2. Bandung : Ganeca Excact. Sadyohutomo, Mulyono. 2009. Manajemen Kota dan Wilayah (Realita dan Tantangan). Bandung : Bumi Aksara. Sajogyo. 1987. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : UGM. Siagian, P. Sondang. 1990. Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia. Silitonga, Naomi. 2002. Studi Tentang Penyebaran Dan Dampak Pemukiman Kumuh Di Sepanjang Bantaran Sungai Deli Kota Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : Universitas Negeri Medan. Soekanto, Soejono. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press. Soemarmoto. 1987. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pengembangan. Bandung: Djambatan. Soeroto. 1984. Sosiologi Pembangunan. Jakarta : Bina Cipta. Sugiharto. 2008. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU Press. Suharini, Erni. 2007. Menemukenali Agihan Permukiman Kumuh di Perkotaan Melalui Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Dalam Jurnal Geografi, Volume 4 No. 2 Hal 7-9. Jurusan Geografi FIS, UNNES. Sumarno, Alim. 2011. Globalisasi Pendidikan, http://www.google.com/webhp/jurnal pendidikan/globalisasi-pendidikan.htm (diakses hari Senin, tanggal 16 April 2012). 37

Surtiani, Eny Endang. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh Di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pancuran, Kota Salatiga). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Yudohusodo, Siswono. 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta : Bharakerta. 38