dimanfaatkan sebagai tanda bukti diri, iklan, dan seni. Stiker juga dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Materi pembelajaran gaya bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN STIKER UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN GAYA BAHASA EUFEMISME DI KELAS XI MAN 1 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa termasuk sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. melalui tuturan di dalamnya. Stiker juga merupakan salah satu media

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa adalah media atau medium, saluran, sarana, atau alat yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2001:1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari tetapi bahasa juga diperlukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang

KISI-KISI PENULISAN SOAL KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan alat komunikasi dengan sesama manusia. Sementara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

BAB I PENDAHULUAN. mulai pudar karena perkembangan bahasa yang pesat dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ataupun manusia hidup dilingkungan khalayak umum, sehingga. bisa dikatakan bahwa nanusia tidak bisa hidup dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah MAN 1 Sragen merupakan salah satu sekolah unggul, buktinya salah satu siswa MAN 1 Sragen memenangkan juara 1 lomba pidato se-kabupaten Sragen tahun 2016. Selain itu, sekolah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti dan sesuai dengan bidang yang dikaji peneliti. Menerapkan media pembelajaran baru dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan media pembelajaran saat pelajaran Bahasa Indonesia kurang maksimal. Hal ini karena guru kurang kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran di lingkungan sekitar. Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Sragen. Guru hanya menggunakan buku pendamping. Padahal di lingkungan sekitar banyak objek yang dapat dijadikan media pembelajaran. Di antaranya pamflet, jam dinding, stiker, dan lingkungan sekolah. Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada stiker. Media stiker belum menjadi perhatian, padahal stiker sering muncul misalnya di dinding, kendaraan bermotor, dan helm. Stiker dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pembelajaran gaya bahasa eufemisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal. Materi pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran (Mustiqon, 2012:28). Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang menarik siswa, karena guru mengandalkan buku pendamping. Jadi, contoh yang disajikan sama seperti buku yang dimiliki siswa. Hal itu menjadi salah satu alasan peneliti dalam memanfaatkan stiker untuk media pembelajaran. Manfaat stiker sangat banyak, salah satunya, stiker dapat dijadikan bahan untuk mengingat suatu kejadian dari tulisan yang terkandung di dalamnya. Lebih tepatnya stiker dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi. Selain itu, stiker dapat 1

2 dimanfaatkan sebagai tanda bukti diri, iklan, dan seni. Stiker juga dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Materi pembelajaran gaya bahasa eufemisme di kelas XI terdapat pada pembelajaran semester ganjil mata pelajaran bahasa Indonesia. K.D4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, baik secara lisan maupun tulisan. Materi pembelajaran menginterpretasi unsur intrinsik dan ekstrinsik, yang didalam unsur intrinsik terdapat materi gaya bahasa salah satunya gaya bahasa eufemisme. Pemanfaatan berbagai media pembelajaran harus sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan. Stiker merupakan salah satu alternatif untuk media pembelajaran. Stiker diharapkan dapat mempermudah murid dalam memahami atau mempelajari materi yang sedang diberikan. Stiker tersebut mempunyai beragam diksi di dalamnya. Selain itu, makna yang terkandung di dalam stiker juga perlu dipertimbangkan. Penelitian ini akan mengulas isi stiker yang bernilai positif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan. Bentuk dari stiker yang dijumpai di sekitar kita bervariasi. Stiker dalam bentuk akronim, plesetan, ataupun berbentuk pantun. Ungkapan stiker mempunyai dua golongan di antaranya ada penggunaan kata yang kasar dan kata yang sopan. Pada penelitian ini kriteria ungkapan stiker yang digunakan lebih ke stiker yang penggunaan kata sopan. Peneliti akan memanfaatkan stiker untuk media pembelajaran gaya bahasa eufemisme. Waridah (2013:343) mengungkapkan bahwa eufemisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang halus atau lebih pantas untuk mengganti kata-kata yang dipandang tabu atau kasar. Contoh dalam stiker ditemukan kata-kata yang mengandung gaya bahasa eufemisme, yaitu kerja itu yang ikhlas insyaallah mendapat berkah. Eufemisme adalah ungkapan penghalus sebagai pengganti ungkapan yang kasar agar lebih sopan. Menggunakan penghalusan atau pengkasaran suatu ungkapan termasuk dalam pembahasan perubahan makna. Penghalusan makna disebut eufemisme, mengasarkan ungkapan adalah disfemisme. Kata-kata atau ungkapan tersebut selanjutnya dicari di dalam stiker, kemudian diklasifikasi. Setelah itu, diksi

3 yang ada pada stiker dapat dimanfaatkan sebagai bahan materi pembelajaran yang berkaitan dengan gaya bahasa eufemisme. Gaya bahasa yang terdapat dalam materi ajar sangat banyak. Gaya bahasa menurut Muljana dalam Waridah (2013:328) mengungkapkan bahwa gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Jenis dari gaya bahasa antara lain, gaya bahasa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan pertautan. Eufemisme sendiri termasuk pada gaya bahasa pertautan. Gaya bahasa eufemisme jarang di ulas oleh guru. Pada catatan siswa dan hasil wawancara dengan siswa, gaya bahasa yang di ulas pada pelajaran tersebut hanya fokus pada gaya bahasa perbandingan. Gaya bahasa pertautan disinggung hanya sedikit. Dari sekian banyak gaya bahasa, peneliti memilih gaya bahasa eufemisme di karenakan gaya bahasa tersebut perlu di kenalkan kepada peserta didik. Selain memperkenalkan gaya bahasa tersebut kepada siswa. Setelah mempelajari gaya bahasa eufemisme, dalam kesehariannya siswa dapat menerapkan dalam komunikasi sehari-hari terutama diranah pendidikan. Dalam berkomunikasi lisan atau tulisan dapat menggunakan diksi yang halus. Pada saat berkomunikasi dengan siswa, banyak siswa MAN 1 Sragen yang belum menggunakan diksi yang sopan. Menurut Koentjono (dalam Chaer, 2007: 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik digunakan dalam kegiatan masyarakat maupun kegiatan belajar-mengajar. Bahasa yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar yang biasanya dipakai oleh guru untuk berinteraksi dengan peserta didik ketika mengajar melalui bahasa lisan maupun tulis. Kegiatan belajar-mengajar antara guru dengan peserta didik biasanya menggunakan bahasa yang bersifat arbitrer dan mudah dipahami oleh peserta didik. Bahasa dengan gaya bahasa sangat berkaitan, bahasa berperan untuk berkomunikasi, sedangkan gaya bahasa sebagai penentu diksi yang digunakan. Sehingga, gaya bahasa dan bahasa saling berkaitan. Gaya bahasa eufemisme muncul di semester ganjil kelas XI. Peneliti mengambil salah satu kelas XI MAN 1 Sragen untuk menerapkan media pemebelajaran ini.

4 Sesuai kesepakatan dengan guru MAN 1 Sragen bahwa pengimplementasian akan di laksanakan di kelas XI IPA 2. Penelitian ini memfokuskan mengenai Pemanfaatan Stiker untuk Media Pembelajaran Gaya Bahasa Eufemisme di Kelas XI MAN 1 Sragen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat dua rumusan masalah. 1) Bagaimana bentuk gaya bahasa eufemisme pada stiker sebagai media pembelajaran gaya bahasa eufemisme di kelas XI MAN 1 Sragen? 2) Bagaimana implementasi stiker sebagai media pembelajaran gaya bahasa eufemisme di kelas XI MAN 1 Sragen? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai ada 2. 1) Mendeskripsikan bentuk gaya bahasa eufemisme pada stiker yang digunakan sebagai media pembelajaran. 2) Mengimplementasikan stiker sebagai media pembelajaran gaya bahasa eufemisme. D. Manfaat Manfaat dalam penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1) Manfaat teoretis Manfaat teoretis dari penelitian, yaitu: (a) untuk membuktikan teori yang ada, (b) memberikan informasi yang berhubungan dengan pengunaan gaya bahasa eufemisme yang menggunakan media stiker pada materi pembelajaran, dan (c) memberikan masukan kepada dunia pendidikan perlunya penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan stiker. 2) Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu: (a) guru mendapat pengalaman dalam memanfaatkan media pembelajaran yang ada dilingkungan, terutama media pembelajaran stiker. (b) siswa mendapat motivasi belajar khususnya mengenai gaya bahasa eufemisme karena adanya media pembelajaran stiker. (c) hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi referensi bagi pembaca dan penulis lainnya ketika melakukan

5 penelitian, dan (d) penelitian ini dapat menjadi khasanah penelitian, khususnya mengenai pemanfaatan stiker untuk dijadikan media pembelajaran dan ungkapan dalam stiker dapat dijadikan bahan ajar gaya bahasa eufemisme.