NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : NURANI WACHIDAH J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

EFEKTIVITAS DEEP BREATHING

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH BUAH BLEWAH (Cucumis melo L. var. cantalupensis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL DAN PREHIPERTENSI LAKI-LAKI DEWASA

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BEDA PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI DAN DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). dunia. Penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12% (BPS, 2014). Jumlah

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SALAM TEHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUKUH JANGKUNG REJO NOGOSARI BOYOLALI.

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK EFEK SEMANGKA MERAH DAN KUNING (Citrullus lanatus) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I LATAR BELAKANG

WIJI LESTARI J

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

POTENSI RELAKSASI NAPAS DALAM MENURUNKAN PRE- MENSTRUATION SYNDROME PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANGGUR MERAH BERBIJI DAN ANGGUR MERAH TIDAK BERBIJI (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI BEKAM DAN TERAPI PIJAT REFLEKSI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI SKRIPSI

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

DINI AFRIANI KHASANAH J120

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

ABSTRAK. PENGARUH JUS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L) DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TERHADAP PRIA DEWASA

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

ABSTRAK. EFEK MENTIMUN (Cucumis sativus) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK. PENGARUH RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat


BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DASAN AGUNG MATARAM

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN TERAPI BEKAM PADA TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh : NURANI WACHIDAH J 120 100 020 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENAMBAHAN TERAPI BEKAM PADA TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER NURANI WACHIDAH Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta ABSTRAK Latar Belakang: Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Terapi bekam dan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui perbedaan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer, yang diukur dengan sphygmomanometer. Metode Penelitian: jenis Penelitian adalah quasi eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah dari Posyandu Lansia Seger Waras, Aisyiyah, dan Sulur Waringin. Sampel penelitian sebanyak 30 orang dengan jenjang usia 40-85 tahun. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Hasil Penelitian: dari uji statistik paired sample t-test diperoleh hasil bahwa terdapat penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik setelah diberikan terapi bekam dan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing). Terapi untuk responden yang hanya diberikan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) mengalami penurunan tekanan darah sistolik tapi tidak terjadi penurunan tekanan darah diastolik. Kemudian setelah itu dilakukan uji independent sample t-test, hasilnya menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik p<0.05 (p<0.002) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sedangakan tekanan darah diastolik p>0.05 (p>0.880) artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan: bahwa ada beda pengaruh antara terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada penderita hipertensi primer untuk tekanan darah sistolik, sedangkan pada tekanan darah diastolik tidak menunjukkan adanya pengaruh tekanan darah. Untuk mengurangi kasus hipertensi perlu adanya pencegahan seperti kegiatan penyuluhan kepada setiap masyarakat dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Kata Kunci: Hipertensi, Bekam, Deep Breathing, Tekanan Darah.

ADDITION OF CUPPING THERAPY IN DEEP BREATHING RELAXATION THERAPY ON REDUCTION OF BLOOD PRESSURE OF PRRIMARY HYPERTENSION PATIENT NURANI WACHIDAH Graduate Studies Program of Physiotherapy Faculty of Heath Muhammadiyah University of Surakarta Jl. A. Yani Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta ABSTRACT Background: Blood pressure is a very important factor in circulation system. Hypertension patient is estimated to increase to 1.6 million individuals in 2025. Cupping therapy and deep breathing relaxation can relieve blood pressure of hypertension patients. Objective: For determine the difference effect of deep breathing therapy with addition of cupping therapy in relieving blood pressure of primary hypertension patient, measured by spyhgmomanometer. Method: Used in the research is quasi experimental. Population of the research is members of Posyandu Lansia Seger Waras, Asyiyah, and Sulur Waringin. Sample of the research is 30 individuals with age range from 40-85 years old. Sample of the research is taken by using purposive sampling technique. Results: Statistical test of paired sampel t-test obtained result that relieving systolic and diastolic pressures had been found after cupping therapy and deep breathing relaxation therapy had been administered. Respondents with deep breathing relaxation therapy only were having reduction in their systolic pressure but not in diastolic blood pressure. Then after that tested the independent sampel t-test was conducted. Results of the statistical examination indicated that systolic pressure was p<0.05 (p<0.002) meaning that Ho is rejected and Ha is accepted, whereas diastolic pressure was p<0.05 (p<0.880) meaning that Ho is accepted and Ha is rejected. Conclusion: Addition of cupping therapy in deep breathing relaxation therapy provides different effect than that of deep breathing relaxation therapy only for primary hypertension patients in their systolic pressure, whereas diastolic pressure showed no different effect. In attempts of reducing hypertension cases, preventive procedures are needed such as provide clear information to people and routine blood pressure examination. Keywords: Hypertension, Cupping, Deep Breathing, Blood pressure.

PENDAHULUAN Pada masyarakat modern, semua orang akan berhadapan dengan berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah adalah keadaan dimana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh (Herlambang, 2013). Terdapat dua macam kelainan tekanan darah darah, antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipertensi merupakan suatu keadaaan tanpa gejala, dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg yang menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Kaplan, 2006). Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan seseorang menderita hipertensi, diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya (Kaplan,2006). Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama pada hipertensi esensial (Susalit dkk,2001). Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit hipertensi. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan

meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. Di Indonesia belum ada data nasional, namun pada studi MONICA 2000 di daerah perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajad II (berdasarkan JNC VII) masing-masing 20,9% dan 16,9%. Hanya sebagian kecil menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan 4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan. Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria (Rudianto, 2013). Salah satunya dengan terapi pengobatan alternatif bekam dan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing). Dengan dilakukannya terapi bekam ini diharapkan dapat menurunkan tekanan darah karena terapi bekam bukan terapi berbahaya, sebaliknya bekam merupakan terapi yang bermanfaat bagi tubuh. Menurut seorang ilmuwan asal Damaskus,

Muhammad Amin Syaikhu dalam artikel ilmiahnya pernah mengemukakan penemuan tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari praktek bekam terletak pada dibersihkanya tubuh dari darah rusak atau sel darah merah yang abnormal, keratin, dan lain-lain yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas tubuh secara sempurna. Sedangkan sel darah yang masih sehat tetap di dalam tubuh (Widyaningrum, 2013). Selain bekam dapat juga dilakukan Terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) merupakan teknik pernapasan dada dan diafragma, yang sangat baik untuk dilakukan setiap hari oleh penderita tekanan darah tinggi. Berdasarkan latar belakang diatas, adanya berbagai problem-problem yang dihadapi oleh penderita hipertensi khususnya hipertensi primer maka peneliti bermaksud untuk mengetahui Pengaruh penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya penurunan tekanan darah setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dan setelah diberikan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) serta untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh antara yang diberikan terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan yang diberikan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada penderita hipertensi primer.

METODE Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Aisyiyah dan Seger Waras, Sanggrahan, Kartasura dan Posyandu Sulur Waringin sebanyak 51 orang penderita hipertensi primer. Responden yang memenuhi kriteria sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimental. Rancangan yang digunakan two group pre & post test design dengan mengobservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, sedangkan untuk kelompok kontrol diobservasi tanpa diberikan perlakuan yaitu diberikan terapi bekam. Parametric yang digunakan adalah sphygmomanometer. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari 30 responden hipertensi primer yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan usia. No. Umur (tahun) 1. 2. 3. 4. 40 50 51-60 61 70 71 80 Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden Kel. DB Kel. DB dan Bekam F % F % 4 27 3 20 2 13 3 20 6 40 8 53 3 20 1 7 Total 15 100 15 100 Mean 61,13 60.67 Keterangan: DB: Deep Breathing (Terapi Relaksasi Nafas Dalam) (kelompok Kontrol). DB dan Bekam: Penambahan Terapi Bekam (kelompok eksperimen).

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada kelompok bekam dan deep breathing, umur paling banyak berusia antara 61-70 tahun ada 6 responden atau 40%. Sedangkan pada kelompok deep breathing, umur paling banyak berusia antara 61-70 tahun ada 8 responden atau 53%. Penelitian menunjukkan bahwa usia atau umur realitasnya rentan terhadap peningkatan tekanan darah tinggi baik sistolik maupun diastolik. Seiring bertambahnya usia maka tekanan darah pun semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan pada sebuah frase biasanya mengalami kondisi lelah lunglai beruban dan berpenyakitan karena faktor usia. Tekanan darah meningkat pada usia 50 tahun ke atas yang terjadi pada pria maupun wanita(nurrahmani, 2012). Uji beda pengaruh pada tiap-tiap kelompok digunakan untuk mengetahui hasil pada saat sebelum dan sesudah terapi. Uji beda dua kelompok berpasangan pre dan post, maka analisa data yang digunakan adalah uji paired samples t-test. sedangkan uji beda pengaruh dua kelompok menggunakan uji independent samples t-test. Tabel 4.7.1 Hasil uji statistik pengaruh antara sistolik pre dan post terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok kontrol Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Kelompok kontrol Pre 15 153.67 9.854 Post 15 144.80 8.662 6.646.0001 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji paired samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.0001, karena signifikan < 0.05 (0.0001), maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya ada pengaruh terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer. Tabel 4.7.2 Hasil uji statistik pengaruh antara diastolik pre dan post terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok kontrol Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Kelompok kontrol Pre 15 92.60 8.458 Post 15 89.47 8.219 1.902.078 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji paired samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.078, karena signifikan > 0.05 (0.078), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi primer. Tabel 4.7.3 Hasil uji statistik pengaruh antara sistolik pre dan post terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok eksperimen Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Kelompok eksperimen Pre 15 160.67 12.681 Post 15 146.07 13.931 7.759.0001 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji paired samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.0001, karena signifikan < 0.05 (0.0001), maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya ada pengaruh penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer. Tabel 4.7.4 Hasil uji statistik pengaruh antara diastolik pre dan post terhadap tekanan darah pada kelompok eksperimen. Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Kelompok eksperimen Pre 15 90.40 4.188 Post 15 87.33 3.599 2.182.047 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji paired samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.047, karena signifikan > 0.05 (0.047) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi primer. Tabel 4.7.5 Hasil Uji Statistik Beda Pengaruh Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pre dan Post Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Selisih Sistolik eksperimen 15 15.93 6.285 Kontrol 15 8.87 5.167 3.364.002 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji independent samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.002, karena signifikan < 0.05 (0.002) maka Ho ditolak dan

Ha diterima artinya ada beda pengaruh terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer antara kelompok eksperimen dan kontrol. Tabel 4.7.6 Hasil Uji Statistik Beda Pengaruh Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol Terhadap Penurunan Tekanan Darah Diastolik Pre dan Post Variabel Kelompok N Mean Std.Deviation (t) Sign-(2- tailed) Selisih Diastolik eksperimen 15 3.47 5.579 Kontrol 15 3.13 6.379 0.152.880 Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 Berdasarkan uji independent samples t-test, diperoleh hasil signifikan 0.880, karena signifikan > 0.05 (0.880) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada beda pengaruh terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer antara kelompok eksperimen dan kontrol. Pada hasil uji statistik diatas diketahui bahwa ada beda pengaruh antara terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan penam bahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada penderita hipertensi primer untuk tekanan darah sistolik,

sedangkan pada tekanan darah diastolik tidak menunjukkan adanya pengaruh tekanan darah. Pada dasarnya terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) yaitu pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari (Izzo, 2008; 138). Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sinus karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), selanjutnya merespon terjadinya peningkatan refleks baroreseptor (Gohde, 2013, Muttaqin, 2009; 12-17). Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioakselerator), sehingga menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan daya kontraksi jantung (Muttaqin, 2009; 13, Rubin, 2007; 52). Dengan dilakukannya terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) setiap harinya maka dapat membantu melawan tingkat stres dan membuat tubuh menjadi rileks sehingga tekanan darah menjadi menurun, karena dengan tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Sehingga perlu adanya dilakukan penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) tersebut agar dapat lebih menurunkan tekanan darah. Dengan dilakukanya terapi bekam diharapkan dapat membantu menurunkan tekanan darah yang disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain usia, jenis kelamin, berat badan, dan pekerjaan. Bekam merupakan terapi yang ditujukan untuk membantu tubuh untuk mempertahankan homeostasis melalui efek yang dihasilkan. Menurut Umar (2013) bekam bukan hanya sekedar sebuah terapi yang secara prinsip sebagai obat. Bekam merupakan sebuah terapi yang dianjurkan dilakukan secara periodik, tidak dilakukan hanya ketika tubuh mengalami gangguan, karena bekam sendiri memiliki dampak yang positif bagi kesehatan material tubuh bila dilakukan secara rutin untuk mendukung kondisi jiwa dan raga seseorang menjadi sehat, tenang dan sejahtera. Bekam (cupping therapy) atau al-hijamah adalah metode yang dipergunakan untuk evakuasi lokal cairan darah, melalui vakum (corong) yang sengaja direkatkan ke permukaan kulit pada bagian tubuh (akhtar and shiddiqui, 2009). Akan tetapi terapi bekam dan terapi relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah dan terapi bekam dilakukan secara rutin sesuai dengan keluhannya sehingga dapat digunakan untuk jangka panjang dalam menurunkan tekanan darah. Tekanan darah pada dasarnya setiap hari bisa naik turun, sesuai dengan pola hidup dan aktivitas yang dilakukan setiap harinya, sehingga terapi dan pengecekan harus dilakukan secara rutin. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa ada beda pengaruh antara terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan penam bahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing)

pada penderita hipertensi primer untuk tekanan darah sistolik, sedangkan pada tekanan darah diastolik tidak menunjukkan adanya pengaruh tekanan darah. Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini disarankan pada peneliti lainnya untuk memperhatikan dan melihat faktor-faktor lain seperti lamanya menderita hipertensi, kebiasaan merokok, psikis responden, pola makan dan pola hidup. Sehingga hasil yang didapatkan untuk peneliti lebih baik dan berguna untuk kesehatan lanjut responden yang diteliti untuk jangka panjangnya. 2. Penelitian lain disarankan untuk meneliti penambahan terapi bekam pada terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan jumlah sampel yang lebih banyak supaya dalam pengolahan data statistik dapat diketahui hasil yang lebih baik daripada sebelumnya. Dan sejauhmana penelitian penambahan terapi bekam pada relaksasi nafas dalam (deep breathing) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi sekunder. DAFTAR PUSTAKA Akhtar, Jamal, Siddiqui, M.Khakid. 2009. Utility of cupping therapy Hijamat in Unani medicine. Indian Journal of Traditional Knowledge. Central Council for Research in Unani Medicine. New Delhi; 7(4); 572-574 Gohde, John H. 2013. Controlled breathing exercises can be used to promote wellness. http://naturalhealthperspective.com/resilience/deepbreathing.html. Diakses Tanggal 24 Oktober 2013, Jam 20:15 WIB.

Herlambang. 2013. Menaklekan Hipertensi dan Diabetes. Jakarta Selatan: Tugu Publisher. Izzo, Joseph L,. Sica, Domenic,. & Black, Hendry R. (2008). Hypertension Primer: The essentials of High Blood Pressure Basic Science, Population Science, and Clinical Management, Edisi ke-4. Philadelphia. USA. Lippincott Williams & Wilkins. Hal 138. Kaplan N.M. 2006. Primary Hypertension: Pathogenesis, Mechanism. Of Hypertension with obesity in: Kaplan s Clinical Hypertension ninth edition. Philadelphia, USA: Lippicott W. Nurrahmani, Ulfa. 2012. STOP! Hipertensi. Yogyakarta. Familia. Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta. Salemba Medika. Hal 9, 10-16, 18-20, 23-25, 28, 263-265, 267, 269. Rubin, Jordan., & Brasco, Joseph. (2007). The Great Physician s RX for high Blood Pressure. Nashville, Tennesee. Thomas Nekon. Inc. Hal138. Rudianto, Budi F. 2013. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes: mendteksi, mencegah, dan mengobati dengan cara medis dan herbal. Yogyakarta: SAKKHASUKMA. Susalit dkk, 2001. Susalit E, Kapojos JE & Lubis HR. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam II. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2001. Susiyanto, Azib. 2013. Hijamah Or Oxidant Drainage Therapy (ODT) Semua Penyakit Insya Allah Sembuh. Jakarta. Gema Insani. Umar, A.Wadda, (2012). Bekam Untuk 7 Penyakit Kronis. Solo. Thibbia. Widyaningrum, Herlina, (2013). Pijat Refleksi dan 6 Terapi Alternatif Lainnya. Yogyakarta : Medpress.