2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, termasuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan bagi investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk

I. PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkait lainnya. (Tjiptono Darmadji dan Fakhruddin, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tingkat perkembangan pasar modal menjadi tolok ukur kemajuan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. menarik investasi. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menyebutkan bahwa. surplus tabungan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini peran pasar modal sangat penting bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang atau long-term financial assets. Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (perusahaan). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi investor sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal, maka investor dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan, sedangkan pihak perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana operasional perusahaan. Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun finansial merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan para investor. Pasar modal menawarkan berbagai macam instrumen keuangan bagi para investor diantaranya berupa saham, obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang banyak diminati oleh investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Darmadji & Fakhruddin (2006:6) mengemukakan Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang 1

2 menerbitkan surat berharga tersebut, dimana porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Sebelum berinvestasi, seorang investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya. Analisis pada saham memberikan gambaran apakah saham yang dipilihnya akan mampu memberikan tingkat keuntungan yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan atau sebaliknya. Perkiraan mengenai tingkat keuntungan dalam dunia investasi sangatlah diperlukan oleh seorang investor yakni demi kepentingannya mempertimbangkan keputusan investasi. Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu keuntungan berupa deviden dan capital gain. Deviden merupakan laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham atas jual beli yang dilakukannya atas saham tersebut. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder, dimana capital gain ini akan diperoleh ketika harga jual saham lebih besar dari harga beli saham. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Untuk itu, harga saham menjadi salah satu unsur penting yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi karena harga saham menjadi salah satu penentu seberapa besar capital gain yang akan diperoleh investor. Terdapat berbagai alternatif saham yang di tawarkan pasar modal bagi para investor yakni saham pada: Sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti dan real estate, sektor infrastruktur, utilitas, & transportasi, sektor keuangan, sektor perdagangan, jasa dan investasi. Salah satu yang bisa dipilih oleh investor adalah investasi pada saham sektor properti dan real estate. Saham pada bidang properti dan real estate menjadi menarik karena prospek bisnis dari perusahaan tersebut cukup meyakinkan. Hal ini dikarenakan harga tanah cenderung naik setiap tahunnya.

3 Penyebab hal tersebut adalah supply tanah bersifat tetap, sedangkan demand akan selalu besar seiring dengan tingkat kebutuhan dan permintaan terhadap perumahan akibat pertambahan penduduk yang semakin pesat. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut menyebabkan tumbuh dan berkembangnya perusahanperusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan real estate. Telah tercatat 50 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. Dalam okezone.com tanggal 5 Desember 2012 Pengamat Ekonomi Sugema menyatakan, Industri real estate disebut sebagai lokomotif dalam perekonomian Indonesia. Sebab banyak terkait dengan industri lainnya, dari yang besar hingga industri kecil. Oleh sebab itu, diharapkan industri properti di Indonesia tumbuh pesat dan kian menarik para investor. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sektor industri properti dan real estate merupakan sektor yang sangat strategis untuk di berdayakan. Namun dalam kenyataanya perkembangan harga saham yang terjadi pada sektor properti dan real estate kurang menarik untuk di jadikan sarana investasi oleh para investor. Hal ini dapat terlihat dari data perkembangan harga saham sektor properti dan real estate di BEI periode 2010-2013 yang disajikan dalam tabel, sebagai berikut. Tabel A.1 Rata-rata Harga Saham Penutupan Tahunan Sektor Properti dan Real Estate Tahun 2010-2013 No Nama Perusahaan Kode Perusahaan Harga Saham (Rp) 2010 2011 2012 2013 1 Agung Podomoro Land Tbk APLN 385 350 370 215 2 Bakrieland Development Tbk ELTY 157 119 54 50 3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 250 148 139 66 4 Bukit Darmo Property Tbk BKDP 116 115 88 80 5 Intiland Development Tbk DILD 425 255 335 315 6 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI 194 225 215 177 7 Pakuwon Jati Tbk PWON 900 750 225 270 8 Summarecon Agung Tbk SMRA 1090 1240 1900 780 Rata-rata 440 416 400 244 Sumber : IDX FACT BOOK 2010-2013 (KP-BEI Bandung)

4 Berdasarkan tabel A.1 tersebut dapat dilihat harga saham emiten sektor properti dan real estate periode 2010-2013 cenderung mengalami penurunan. Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengalami penurunan sebesar Rp. 170; Bakrieland Development Tbk (ELTY) mengalami penurunan sebesar Rp. 107; Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) mengalami penurunan sebesar Rp. 184; Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) mengalami penurunan sebesar Rp. 36; Intiland Development Tbk (DILD) mengalami penurunan sebesar Rp. 110; Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) mengalami penurunan sebesar Rp. 17; Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengalami penurunan sebesar Rp. 630; Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalami penurunan sebesar Rp. 310. Perkembangan harga saham sektor properti dan real estate disajikan pula pada grafik berikut: 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 440 Rata-rata Harga Saham 416 400 2010 2011 2012 2013 Sumber : IDX FACT BOOK 2010-2013 (KP-BEI Bandung) Gambar A.1 Rata-rata Harga Saham PenutupanTahunan Sektor Properti dan Real Estate Tahun 2010-2013 Dapat dilihat pada grafik bahwa rata-rata harga saham penutupan tahunan pada berbagai emiten sektor properti dan real estate periode 2010-2013 mengalami kecenderungan turun dari tahun ke tahun. Dapat diketahui pada tahun 244 Rata-rata Harga Saham

5 2010 rata-rata harga saham berada pada nilai 440, lalu megalami penurunan terusmenerus hingga ada pada nilai 244 di tahun 2013. Penurunan harga saham pada sektor ini merupakan fenomena yang patut dicermati karena apabila tidak ditanggulangi maka harga saham akan terus menurun sehingga perusahaan akan semakin kehilangan modalnya, dan di khawatirkan apabila hal ini terus terjadi maka perusahaan pada sektor properti dan real estate ini kolaps. Karena sektor industri ini mempengaruhi banyak sektor lainnya dikhawatirkan sektor lain pun ikut terkena imbas dari menurunnya harga saham sektor properti. Agar hal ini tidak terus terjadi diharapkan jajaran manajemen dapat memaksimalkan kinerja perusahaan dan dapat mengambil keputusan yang relevan dengan keadaan yang terjadi sehingga resiko penurunan harga dapat diminimalisir, karena sejatinya para investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang berada dalam kondisi sehat dan mempunyai prospek yang bagus agar memperoleh keuntungan yang tinggi atas saham yang dimiliki. B. Identifikasi Masalah Penelitian Inti kajian dalam penelitian ini adalah harga saham pada emiten sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013 yang cenderung mengalami penurunan. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Husnan (2003:303) mengemukakan bahwa Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Disamping itu Arifin (2002:116) berpendapat bahwa dalam penentuan harga saham ada beberapa faktor-faktor penggerak harga saham diantaranya: 1. Kondisi Fundamental Perusahaan 2. Hukum Permintaan dan Penawaran 3. Tingkat suku bunga (SBI) 4. Valuta Asing 5. Dana Asing di Bursa 6. Indeks Harga Saham Gabungan 7. News dan Rumor

6 Berdasarkan kajian tersebut dapat diketahui bahwa faktor fundamental merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga suatu saham. Rusdin (2008:139), mengemukakan bahwa Analisis fundamental fokus pada berita dan informasi keuangan perusahaan, ekonomi, serta perkembangan politik suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Faktor fundamental menganalisis suatu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Hanafi (2007:316) bahwa: Analisis fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan saham mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued (untuk dijual). Informasi yang dimaksud bisa dicari melalui analisis prospek risiko, yang bisa dilihat mealui data akuntansi, data ekonomi makro, analisis industri, analisis manajemen perusahaan dan analisis lain yang dianggap relevan. Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja suatu perusahaan, fundamental memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika informasi keuangan suatu perusahaan diumumkan dan semua pelaku pasar telah menerima informasi tersebut, maka pelaku pasar terlebih dahulu menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau (bad news). Jika diketahui bahwa informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor maka akan terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham yang tentu saja akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi seorang investor. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan bagi pihak investor adalah berupa laporan tahunan yang diungkapkan dalam bentuk informasi akuntansi. Dengan adanya laporan keuangan tahunan tersebut maka akan dapat diketahui kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Rasio keuangan merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan atau alat ukur yang dapat memberikan signal bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Menurut Sartono (2008:112) rasio keuangan meliputi likuiditas, aktivitas, leverage, profitabilitas.

7 Hal yang diungkapkan sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2008:126) bahwa: Analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan yang dapat berupa laba, kebijakan deviden, penjualan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu, data keuangan perusahaan dapat berupa rasio keuangan. Rasio keuangan yang ada dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis fundamental. Maka dapat disimpukan bahwa analisis fundamental menjadi salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi ekonomi dan industri suatu perusahaan. Dalam penenelitian ini fokus pada pendekatan mikro yaitu dengan melakukan analisis perusahaan berdasarkan analisa rasio keuangan yang terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas dan leverage. Faktor fundamental yang bersifat makro tidak diteliti, seperti analisis industri dan analisis ekonomi/pasar (Tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs valuta asing, dan sbagainya). Beberapa penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental dan pengaruhnya terhadap harga saham antara lain penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) berjudul Pengaruh variable fundamental terhadap harga saham go publik di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya menghasilkan bahwa secara simultan dan parsial, variabel fundamental yang terdiri dari aktivitas, profitabilitas, leverage, dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selain dari pada itu terdapat penelitian Pandansari (2012) yang berjudul Analisis faktor fundamental terhadap harga saham dalam penelitiannya menghasilkan bahwa secara simultan fakor fundamental berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham sementara leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menduga bahwa fluktuasi harga saham pada sektor properti ini dikarenakan oleh faktor fundamental dari emiten

8 itu sendiri. Peneliti bermaksud menjadikan profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage sebagai indikator dari faktor fundamental yang dijadikan dasar pengukuran untuk dapat mengetahui kinerja keuangan dari emiten sektor properti dan real estate, yang kemudian dihubungkan pengaruhnya dengan harga saham tahunan perusahaan tersebut. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan mengambil judul Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Emiten Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran faktor fundamental yang terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage serta harga saham pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. D. Maksud dan Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya tidak lepas dari adanya maksud yang mendasari pelaksanaan kegiatan tersebut. Adapun maksud dari dilaksanakannya penelitian ini untuk menganalisis secara mendalam mengenai pengaruh faktor fundamental dilihat dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. berikut: Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai 1. Untuk mendeskripsikan faktor fundamental yang terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage serta harga saham pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

9 2. Untuk memverifikasi pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai masukan, sehingga memberikan manfaat dan kegunaan baik kegunaan teoritis maupun kegunaan empiris sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna konseptual bagi pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Selain itu, dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan leverage terhadap harga saham pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Manfaat Praktis a. Investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor-faktor yang berpengauh terhadap harga saham sehingga dapat bertindak tepat dalam melakukan investasi. b. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan terutama dalam rangka mencapai tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham. c. Peneliti lainnya

10 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya mengenai faktor fundamental terhadap harga saham suatu perusahaan.