BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1.1. (a) Da Vinci Bicycle (Ballantine, 2000); (b) Hobby Horse (Ballantine, 2000)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi Sepeda Menjadi Wisata Sepeda (Sekaligus Upaya Untuk Mencegah Global Warming)

tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

NAMA : JOKO PAMBUDIANTO NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng. Tugas Akhir PERANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE

BABI PENDAHULUAN. Sepeda sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016

PROSES MANUFACTURING

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

Rancang Bangun Jari-Jari Velg Sepeda Menggunakan Material Kayu

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

Analisa Tegangan dan Deformed Shape Pada Rangka Sepeda Fixie

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

RANCANG BANGUN SEPEDA MULTI GENDER

OPTIMASI DESAIN RANGKA SEPEDA BERBAHAN BAKU KOMPOSIT BERBASIS METODE ANOVA

BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

PERKEMBANGAN ALAT TRANSPORTASI

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN, PEMBUATAN PROTOTIPE DAN PENGUJIAN KURSI RODA MEKANIK MANDIRI (KROMMAN)

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak manusia pertama ada, manusia telah berpikir bagaimana membuat

BAB II METODE PERANCANGAN

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/3/2016

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

Simulasi Tegangan dan Perubahan Bentuk Pada Rangka Sepeda Air Hamors Menggunakan Software Solidwork 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Tegangan dan Perubahan Bentuk Pada Rangka Sepeda Air Hamors Menggunakan Software Solidwork 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Observasi

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat dicor dalam cetakan yang rumit dengan mudah. kali memproduksi komponen alat pertanian. Pada tahun 1850 di Inggris

TUGAS AKHIR. Oleh : Erick Rinaldi ( ) : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terutama pada dunia pendidikan. Komputer sangat membantu untuk proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat terutama perangkat lunak (software) yang ditunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

RANCANG BANGUN RANGKA (CHASIS) MOBIL LISTRIK RODA TIGA KAPASITAS SATU ORANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan bertenaga manusia, digerakkan dengan pedal, single track, dengan dua roda yang melekat pada frame, dan salah satu roda di belakang roda lainnya (Wikipedia, 2013). Kata bicycle digunakan dalam cetakan berbahasa Inggris dalam The Daily News di London pada tahun 1868, berasal dari kata bicyclette, istilah dari bahasa Perancis yang digunakan sebagai kata sifat pada tahun 1847, dan sebagai kata benda pada tahun 1868. Sebelum itu di beberapa tempat, sepeda dikenal sebagai velocipedes. Sepeda dikelompokkan berdasarkan fungsi dan ukurannya seperti sepeda gunung, sepeda lipat, sepeda BMX, sepeda balap, sepeda jalan raya, dan sepeda mini yang terlihat pada Gambar 1.1. (a) (b) 1

2 (c) (d) (e) (f) Gambar 1. 1.Jenis sepeda berdasarkan fungsi dan ukurannya : (a) Sepeda gunung; (b) Sepeda lipat; (c) Sepeda BMX; (d) Sepeda balap; (e) Sepeda mini; (f) Sepeda jalan raya Sumber: the-bicycle.com Sepeda adalah mesin yang benar-benar menarik saat pertama kali ditemukan, lebih dari seabad yang lalu. Sepeda tersebut berkembang tiap tahunnya. Sebuah sepeda memiliki banyak keuntungan yaitu bentuk transportasi yang paling hemat energi, menyehatkan, tidak menimbulkan polusi, ekonomis, dan aman. Pada tahun 1966, biarawan dari Italia merestorasi manuskrip Leonardo da Vinci, menemukan sketsa sekitar 1.490 mesin yang sangat mirip dengan sepeda modern, lengkap dengan pedal dan penggerak rantai. Namun, seperti pesawat dan mesin visioner da Vinci lainnya, idenya untuk sepeda hampir pasti tidak pernah meninggalkan papan gambar. Asal-usul praktis sepeda dimulai tiga ratus tahun kemudian ketika de Sivrac, seorang Prancis, menemukan hobby horse, mesin bergerak yang tidak stabil dengan dua roda segaris, dihubungkan dengan balok yang dikangkangi oleh

3 pengendara dan digerakkan dengan mendorong kaki terhadap tanah. Pada tahun 1817, seorang Jerman, Baron Karl von Drais menambahkan kemudi ke roda depan, penemuan mesin tersebut tetap sama sampai sekarang dan merupakan terobosan fundamental. Gambar 1. 2. Sepeda da Vinci (kiri) dan hobby-horse (kanan) Sumber: Ballantine (2000) Sekitar tahun 1839, seorang pandai besi Skotlandia, Kirkpatrick Macmillan, membuat sepeda pertama dengan pedal. Macmillan menggunakannya sejauh 226 km (140 mil) ke Glasgow pada tahun 1842, melewati rute sejauh 65 km (40 mil) dengan kecepatan rata-rata 13 km/h (8 mph). Sepeda ini biasa disebut velocipede. Namun, pembuatan sepeda sebenarnya dimulai di Perancis pada tahun 1861, ketika pelatih pembuat, Pierre Michaux memasang engkol dan pedal ke roda depan hobby horse serta menyebutnya Michaux velocipede yang ditunjukkan pada Gambar 1.3. Pada tahun 1866-1867, ia memperkenalkan model dengan roda depan yang lebih besar, dan perbaikan lainnya (Ballantine, 2000). Gambar 1. 3. Michaux Velocipede Sumber: Ballantine (2000)

4 Pada umumnya, sepeda tersusun atas komponen-komponen seperti frame, roda, sistem transmisi, rem, sadel, setang, dan porok, yang ditunjukkan pada Gambar 1.4 (Ballantine, 2000). Gambar 1. 4. Anatomi dari sebuah sepeda Sumber: fitjog.com Frame menjadi bagian yang paling penting dari sepeda karena semua komponen sepeda yang lain dipasang pada frame (Barnett, 2003). Frame harus mampu menopang berat pengendara, mentranslasikan usaha pedal menjadi gerakan maju, mengarahkan roda sesuai arah yang dituju dan mengabsorbsi getaran jalan. Frame adalah jiwa dari sebuah sepeda dan haruslah menjadi fokus utama dalam pertimbangan untuk memilih sebuah sepeda. Frame adalah bagian paling penting dari sepeda karena banyak alasan. Aspek utama adalah geometri. Geometri adalah istilah keseluruhan yang mengacu pada semua sudut dan dimensi yang membuat sepeda cocok dan berfungsi sebagaimana mestinya. Geometri ini memposisikan tubuh kita untuk mengayuh secara efisien dengan menentukan lokasi sadel, crankset, dan setang. Geometri yang sama juga menentukan penanganan atau perilaku dari sepeda. Seberapa stabil sepeda itu ketika bergerak di jalan, kemampuan untuk melewati tikungan

5 dan kemampuan untuk membawa beban, semua ditentukan oleh hubungan tertentu antara setiap dimensi geometri frame (Downs, 2005). Frame sepeda umumnya berbentuk diamond frame (terdiri dari dua buah segitiga) yang dibuat dari pipa pipa baja yang disatukan, melalui metode pengelasan. Material aluminium juga digunakan untuk membuat frame berkualitas tinggi. Frame sepeda tersebut dibuat oleh perusahaan perusahaan besar dengan menggunakan teknologi tinggi. Salah satu alternatif pembuatan frame sepeda yang dapat dikembangkan, yaitu dengan metode pengecoran. Pengecoran merupakan pembuatan bentuk benda melalui penuangan logam cair ke dalam cetakan. Pengecoran dapat membuat benda benda dengan bentuk yang rumit. Sehingga, frame sepeda yang dibuat melalui proses pengecoran memiliki bentuk yang lebih fleksibel, dapat berbeda dengan bentuk bentuk frame sepeda pada umumnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bentuk frame yang dibuat dengan pengecoran dapat lebih bervariasi daripada bentuk frame sepeda biasa, namun dengan tetap memperhatikan ukuran ukuran standar frame sepeda. Bentuk yang bervariatif tersebut menimbulkan banyaknya desain frame yang mungkin untuk dibuat. Desain frame di sini harus memperhatikan kemudahan dalam aspek pengecorannya. Seringkali bentuk desain yang baik (bagus) belum tentu mudah untuk dicor. 2. Untuk mendapatkan kekuatan yang sama, frame yang dicor membutuhkan material yang lebih banyak. Efeknya yaitu massa frame yang bertambah. Untuk itu diperlukan massa frame yang ringan, dengan mempertahankan kekuatan frame agar tetap sama, caranya dengan mengubah bentuk profil frame sepeda.

6 1.3 Batasan Masalah 1. Frame yang dirancang adalah frame sepeda jenis Mountain bike (MTB). Bentuk frame terinspirasi dari frame sepeda MTB Polygon Tensor (Gambar 1.5). Gambar 1. 5. MTB Polygon Tensor 2. Desain frame dibuat menggunakan Autodesk Inventor Professional 2012, analisis pada frame menggunakan Abaqus 6.11, sedangkan simulasi pengecoran pada frame dengan Flow 3D. Analisis pada frame dilakukan dengan menggunakan metode permodelan dan perhitungan yang terdapat dalam software tersebut. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Membuat desain frame yang memiliki kekuatan sama dengan frame biasa, seringan mungkin, dengan bentuk frame yang tidak biasa. 2. Mewujudkan pembuatan frame dengan cara pengecoran. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Membuat desain frame sepeda yang tidak biasa dengan kekuatan frame yang sama. 2. Memperoleh frame sepeda, yang pembuatannya melalui proses pengecoran, di mana proses pengecoran, bukanlah hal yang lumrah pada pembuatan frame sepeda.

7 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Meliputi: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Meliputi: tinjauan umum mengenai frame sepeda dan tinjauan umum proses pengecoran. BAB 3 LANDASAN TEORI Meliputi: teori metode elemen hingga, teori Abaqus, pembuatan pola, dan karakteristik material aluminium A356 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Meliputi: penjelasan mengenai software Autodesk Inventor Professional 2012, Abaqus 6.11, dan Flow 3D, studi perancangan frame, studi analisis frame, studi analisis pengecoran pada frame. BAB 5 HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Meliputi: hasil perancangan frame, analisis pengecoran frame dan proses pengecoran frame. BAB 6 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA