Pengembangan Program Resource Center (RC) SLBN Cileunyi dalam Mendukung Implementasi Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP GURU SLB TERHADAP PENDIDIKAN INKLUSIF. Nia Sutisna dan Indri Retnayu. Jurusan PLB FIP Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Daftar Pustaka. Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

Pendidikan Inklusif. Latar Belakang, Sejarah, dan Konsep Pendidikan Inklusif dengan Fokus pada Sistem Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, tidak terkecuali anak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

Sekolah Inklusif: Dasar Pemikiran dan Gagasan Baru untuk Menginklusikan Pendidikan Anak Penyandang Kebutuhan Khusus Di Sekolah Reguler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU

PENDIDIKAN PENYANDANG CACAT DARI SUDUT PANDANG MODEL PENDIDIKAN INKLUSI DI INDONESIA. Oleh: Haryanto

Kata Kunci : Pendidikan Inklusi, Sekolah Inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ema Rahmawati, 2014 Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

Indeks Inklusi dalam Pembelajaran di Kelas yang Terdapat ABK di Sekolah Dasar

oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan terdahulu berdasarkan fenomena-fenomena esensial di lapangan, maka

GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK): PILAR PENDIDIKAN INKLUSI

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF ARTIKEL. Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa

PROFIL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG. Juang Sunanto, dkk

BAB III METODE PENELITIAN. cara-cara melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa anak berkebutuhan

PROSPEK TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pembinaan sumber daya manusia (SDM) di resource center (RC) SLB Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SMP NEGERI 32 SURABAYA

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pendamping khusus ketika anak berkebutuhan khusus dengan ketunaan low

REVITALISASI SLB PASCA IMPLEMENTASI SEKOLAH INKLUSI Oleh: Slamet Hw, Joko Santosa FKIP-UMS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSIF

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Perspektif Historis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN KHUSUS/PLB KE PENDIDIKAN KEBUTUHAN DRS. ZULKIFLI SIDIQ M.PD NIP

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

METODE BERMAIN LEGO DALAM UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI (Sudi Kasus di Lembaga Pendidikan Manusia Unggul)

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

Kowalski, Theodore J. Public Relations in School. Educational Leadership Faculty Publications: Paper 49, Kusumastuti, Frida.

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Promotion Girls (SPG) Syariah dalam Perspektif Marketing Syariah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN GPK DALAM PELAYANAN SISWA ABK DI SEKOLAH INKLUSI PASCA DEKLARASIKAN PROVINSI BALI SEBAGAI PENYELENGARA PENDIDIKAN INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang akan dieksplorasi. SD Negeri 2 Bendan merupakan salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

Kata Kunci: Remedial teaching

KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Para pendidik mempunyai tanggung jawab besar untuk membantu siswa

Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya dijamin pemerintah sebagaimana tercantum dalam Pasal 31 UUD

BAB I PENDAHULUAN. Konsep dasar pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengakomodasi

BAB V PENUTUP. kurikulum di sekolah inklusi antara SMP Negeri 29 Surabaya dan SMP Negeri. 3 Krian Sidoarjo. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi:

Riset» Pengembangan Program Resource Center* Fathurozi Pengembangan Program Resource Center (RC) SLBN Cileunyi dalam Mendukung Implementasi Pendidikan Inklusif di Wilayah Kecamatan Cileunyi Fathurozi Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini mengkaji program Resource Center saat ini yang dilaksanakan dalam peningkatan layanan pendidikan di sekolah, mengembangkan bentuk program Resource Center yang sesuai dengan kebutuhan ABK, orangtua dan guru dalam membantu peningkatan layanan pendidikan di SLB dan sekolah reguler. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari guru SLB dan sekolah reguler, tenaga kependidikan, dan orangtua ABK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pelaksanaan program Resource Center di sekolah berjalan secara normatif, Program yang dirancang dan dilaksanakan secara umum telah sesuai dengan kebutuhan ABK, orangtua dan guru, dan program yang dikembangkan dalam aspek pemahaman pendidikan kebutuhan khusus, evaluasi dan kebutuhan program ABK dalam membantu peningkatan layanan pendidikan di SLB dan sekolah reguler. Rata kunci: pengembangan program, resource center, inklusif PENDAHULUAN Pendidikan inklusif adalah proses pelaksanaan pendidikan yang melayani anak sesuai dengan kebutuhannya. Pendidikan inklusif merupakan sebuah sistem pendidikan yang memungkinkan setiap anak secara penuh dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar di kelas reguler tanpa mempertimbangkan kecacatan atau karakteristik lainnya. Implementasi pendidikan inklusif menjadi fenomena yang penting khususnya dalam realisasi pendidikan di Indonesia. Pengimplementasian ini menjadi tanggung jawab bersama antara orangtua, masyarakat dan pemerintah. Berkenaan dengan Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif secara formal telah dideklarasikan pada tanggal 11 Agusrus 2004 di Bandung, menaruh harapan besar dalam menggalang sekolah reguler untuk mempersiapkan pendidikan bagi semua anak termasuk anak penyandang cacat. Karena, penyandang cacat berhak memperoleh pendidikan pada semua sektor, jalur, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 6 ayat 1). Setiap penyandang cacat memiliki hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya, terutama bagi anak penyandang cacat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat (Pasal 6 ayat 6 UU RI No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat). Salah satu upaya dalam mengembangkan pendidikan inklusif adalah dengan melengkapi fungsi sekolah sebagai pusat sumber dan layanan. Dalam taraf awal ini sekolah yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi pusat sumber atau layanan adalah sekolah luar biasa (SLB). 142 }Afn_Anakku» Volume 10: Nomor2 Tahun 2011

Riset» Pengembangan Program Resource Center* Fathurozi RC adalah sebuah lembaga dengan sistem dukungan dalam memberikan layanan bagi ABK, guru, orangtua dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Meski secara kelembagaan peran RC menjadi bagian dari SLB, namun RC itu sendiri memiliki program yang terpisah dari sekolah. Ini termaktub dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Penyeleng-garaan Pendidikan, dalam hal ini terbentuknya sebuah RC sebagai lembaga dukungan pendidikan. Program yang diberikan adalah layanan yang dilakukan kepada ABK yang belum dan akan bersekolah atau yang telah bersekolah, baik di sekolah umum ataupun di SLB. Program RC ini cukup penting sebagai bagian dari layanan pendidikan karena akan menjadi pijakan bagaimana hak-hak ABK dapat terpenuhi saat belajar nanti baik yang dilakukan oleh guru SLB maupun oleh guru sekolah reguler. Pentingnya program yang ada pada RC mengingat program dan layanan pendidikan merupakan bagian dari implementasi pendidikan inklusif. Penelitian tentang Pengem-bangan Program Resource Center (RC) SLBN Cileunyi dalam Mendukung Implementasi Pendidi kan Inklusif di Wilayah Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ini dilakukan untuk dapat meningkatkan peran RC dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang lebih optimal di sekolah, baik di SLB maupun sekolah reguler yang termasuk jangkauan wilayah kerja RC SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung. METODE Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tenaga pendidik dari unsur guru SLB dan sekolah reguler, tenaga harian lepas (THL) yang ditugaskan untuk membantu mengelola RC, dan orangtua ABK. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data, penulisan naratif, selanjutnya pengambilan kesimpulan dan verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Program Resource Center saat ini Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, untuk variabel pelaksanaan program RC saat ini dalam peningkatan layanan pendidikan di sekolah dengan aspek yang pertama yaitu pemahaman tentang pendidikan kebutuhan khusus dan pendidikan inklusif, rata-rata pendapat atau pandangan informan sudah menuju pada permasalahan yang inti, yaitu terlayaninya ABK sesuai dengan hak-hak yang dimiliki. Penekanan dalam implemen-tasi pendidikan inklusif adalah bagaimana semua anak dapat dilayani terutama hak mereka (ABK) untuk mendapatkan layanan pendidikan pada sekolah-sekolah terdekat. ABK dapat belajar pada sekolah reguler yang dapat menerima sesuai dengan usianya. Kondisi sekolah yang dirancang sedemikian rupa, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sehingga kaya akan sumber daya termasuk adanya dukungan dari guru dan siswa. JAM_Anakku» Volume 10: Nomor 2 Tahun 2011 \ 143

Riset * Pengembangan ProgramResource Center* Fathurozi Pemahaman tentang ABK masih sangat beragam bahkan beberapa informan terjebak dengan keterbatasan pemahaman dengan anak luar biasa yang lebih bersifat permanen. Secara umum James, Lynch dalam Astati (2003) mengemukakan bahwa anak-anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus mencakup; anak luar biasa (anak berkekurangan atau anak berkemampuan luar biasa), anak yang tidak pernah sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak yang sakit-sakitan, anak bekerja usia muda, anak yatim piatu, anak jalanan. Dari penjelasan tersebut maka anak luar biasa merupakan salah satu dari anak yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus. Berkenaan dengan pemaha-man tentang RC, termasuk juga dengan fungsi dan perannya, hampir semua informan belum memiliki pemahaman yang benar tentang apa itu RC termasuk fungsi dan perannya. Sehingga kegiatan sosialisasi masih diperlukan untuk lebih memfokuskan pemahaman yang benar tentang RC itu sendiri. Program Resource Center dalam memenuhi kebutuhan ABK, orangtua, danguru di sekolah Tanggapan informan atas pelaksaaan program RC secara umum sudah dapat dilihat sepanjang peran mereka masingmasing. Artinya guru yang tidak terlibat secara langsung pada aktivitas RC dapat melihat pelaksanaan program RC pada kegiatan yang bersifat umum atau melibatkan banyak pihak sehingga kegiatan yang bersifat ke luar masih belum sepenuhnya diketahui. Demikian halnya pandangan dari THL yang diperbantukan di RC yang menilai hanya pada aktivitas tertentu, yaitu saat mereka dilibatkan secara langsung. Perencanaan program RC yang berhubungan dengan kebutuhan bagi ABK, orangtua dan guru di sekolah serta masyarakat sekitar yang paling banyak mendapatakan masukkan adalah saran tentang kegiatan sosialisasi program dan penjelasan tentang keberadaan RC sendiri yang menyangkut peran dan fungsinya. Demikian pula tentang penggunaan media atau alat bagi kebutuhan ABK, layanan asesmen, pembekalan dan pelatihan guru, serta keterlibatan masyarakat sekitar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh RC. Guna merencanakan strategi atau pendekatan dalam merealisasikan program RC bagi ABK, orangtua dan guru di sekolah secara umum dapat dilakukan dengan cara mencari masukkan-masukkan baik dari orangtua atau guru tentang berbagai hal, melalui sosialisasi program dan memberikan laporan perkembangan tentang profil anak. RC mengetahui apa yang menjadi keinginan orangtua, guru, ataupun ABK. Hal ini akan berimbas pula pada bagaimana merealisasikan program RC dalam hal cakupan materi pembelajaran bagi ABK yang berada di SLB, dapat dilakukan dengan melalui hasil asesmen. Sosialisasi hasil tersebut sangat penting untuk dapat ditindaklanjuti dengan cara membuat program bersama yang melibatkan guru-guru dan orangtua yang telah mengenal kondisi ABK yang mereka tangani. Demikian halnya pada ABK yang ada di SLB ataupun di sekolah reguler, melibatkan orangtua, guru-guru SLB ataupun guru-guru sekolah reguler menjadi bagian yang penting dalam pemenuhan realisasi program RC. 144 JAfJl_Anakku» Volume 10: Nomor 2 Tahun 2011

Riset * Pengembangan Program Resource Center* Fathurozi Pada aspek dukungan kepada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif secara umum, informan menanggapi merasa secara teknis bahwa RC telah membantu memberikan dukungan utamanya dalam aktivitas program berupa layanan asesmen. Seperti dalam kerangka Aksi Dakar bagi Pendidikan Untuk Semua (UNESCO, 2000) disebutkan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasarnya. Pemenuhan kebutuhan dasar ini salah satunya adalah layanan asesmen yang akan membantu guru menempatkan kebutuhan pembelajaran anak sesuai dengan kondisinya. Dukungan RC secara internal dan eksteraal terhadap sekolah reguler atau sekolah lainnya, secara umum RC baru pada tahapan layanan asesmen. Beberapa harapan yang muncul dari para responden adalah terbinanya komunikasi yang baik sehingga realisasinya dapat dirasakan oleh semua pihak. Meskipun tidak semua mengetahui tentang ruang lingkup/ sasaran yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan program RC, atas masukkan yang dapat dipertimbangkan adalah mengem-balikan pada ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan tentang RC. Pengelola RC bisa melakukan terobosan atau inovasi sendiri sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Adapun secara umum masukkan lain lebih menekankan pada kebutuhan praktis berkenaan dengan layanan. Tentang aspek homebase guru pembimbing khusus (GPK), penunjukkan GPK, pembuatan jadwal dan pelaksanaan tugasnya semua informan hampir mengetahui keberadaan GPK. GPK melaksanakan tugasnya namun hanya di awalawal tahun realisasi program RC. Pergeseran tahun selanjutnya mulai kurang dirasakan yang dikuatkan pula dari pendapat guru SLB. Mendesain GPK beserta tugas dan pembagian waktu untuk terjun melaksanakan tugasnya adalah kebutuhan untuk lebih menjangkau layanan atau kebutuhan ABK yang berada pada sekolah reguler. Layanan asesmen dari program saat ini merupakan aktivitas yang paling dirasakan oleh semua informan. Pada umumnya mereka menilai layanan ini menjadi program yang paling terlihat, dirasakan dan penting, baik pada kebutuhan internal di SLB maupun pada sekolah reguler atau sekolah sekitarnya. Nampaknya program ini mesti terus diupayakan untuk dapat dipertahankan. Berkenaan dengan kerjasama yang dibangun, informan pada umumnya mengetahui kerjasama secara rutin telah terbina baik dengan dokter, psikolog, dan LPK Ny. Liem. Sementara terapis atau pihak lainnya hanya beberapa responden karena keterbatasan atau tidak terlibatnya secara langsung mereka pada realisasi program tersebut. Pengembangan Program Resource Center Menilai tentang variabel pengem bangan program RC yang sesuai dengan kebutuhan ABK, orangtua, guru dalam membantu peningkatan layanan pendidikan di SLB dan sekolah reguler, aspek pelaksanaan evaluasi program bagi ABK yang ada di SLB dan sekolah reguler atau sekolah lainnya di sekitar RC umumnya telah mengetahui bahwa, hal itu dilakukan secara rutin oleh RC sekitar satu semester }AJfl_Anakku» Volume 10: Nomor 2 Tahun 2011 145

Riset * Pengembangan Program Resource Center* Fathurozi kepentingan yang sinergis, menjadikan beberapa program masih tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kedua, secara umum Program RC SLBN Cileunyi yang dirancang dan dilaksanakan telah sesuai dengan kebutuhan ABK, orangtua dan guru di sekolah. Hal ini terlihat dari komposisi program yang dirancang, baik berupa kegiatan sosialisasi, layanan asesmen, dan kegiatan pelatihan pada dasarnya telah dirancang dan dilaksanakan dengan berorientasi pada kebutuhan ABK, orangtua dan guru. Namun, esensi dari program tersebut masih harus direalisasikan kembali secara konsisten dan diperlukan adanya pengembangan lebih lanjut guna memenuhi tujuan dan target pencapaiannya. DAFTAR PUSTAKA Alimin, Zaenal. (2008). http://zalimin.blogspot.com/2008/03/pemaha man-konsep-pendidikankebutuhan.html/20110502/19:11 PM. Asep Supena, (2007). Pusat Sumber (Resource Center) dalam Konteks Inklusi (Makalah, disampaikan dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Profesi Kepala Sekolah Luar Biasa), Solo: Panitia Bimtek. Budi Santoso, (2009). Fungsi dan Peran Resource Center sebagai Layanan Pendukung Eksternal dalam Pengembangan Pendidikan Inklusif, tersedia dalam http://santosobudil5.blogspot.com/20 110511/22:31 PM. Burhan Bungin, (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Direktorat PLB, (2007). Merangkul Perbedaan: Perangkat untuk Mengembangkan Lingkungan Inklusif, Ramah terhadap Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat PLB. (2007). Buku 1: Menjadikan Lingkungan Inklusif, Ramah terhadap Pembelajaran [LIRPJ. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Hasibuan, H. Malayu. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Heryanto, Amuda. (2009). Pedoman Resource Ce«ter,.Bandung: Bidang PLB Dinas Pendidikan. Frcdsn.(2010). http://www.frcdsn.org/20101231/20:4 7PM. Idee. (2011). http://www.iddeconsortium. net/ioomla/index.php/home/2010 0414/03:37 AM. Km, Wasliman. (2007). Modul Manajemen Sistem Pendidikan Kebutuhan Khusus, Bandung: UPI. Insource,(2011). http://www.insource.org/index.htm/2 0110122/23:12 PM. Johnson, Berit H. & Skjorten Miriam D. (2003). Pendidikan kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung: Unipub forlag. Joko, Yuwono. (2011). Memahami Pendidikan Inklusif. tersedia dalam http://www.iokovuwono.eom/index.p hp?option=com content&view=articl e&id^109:memahami-pendidikaninklusif&catid=39:roctab/20110505/ 03:28 AM. JAM_Anakku» Volume 10: Nomor 2 Tahun 2011 147

Riset * PengembanganProgram Resource Center* Fathurozi Lexy, J. Moleong, (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Malik, Fadjar. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. Nasution, S. (1999). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito. Parentsplaceonline. (2011). http://www. parentsplaceonline.org/san-francisco/ center-specialneeds/20110201/00:45am. Pikojogja. (2011). http://pikoiogia. wordpress.com/2003/07/17/metodolo gi-penelitian/20110201/10:43am. Projectwingsresourcecenter, (2011). http://www.proiectwingsresourcecent er_com/20110112/22:43 PM. Purwoko. (2010). http://www.bpurwoko. staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/ 2006/10/ Penelitian%20Kualitatif. pd/20111201/21:06pm. Rahardja, Djadja. (2006). Program report by Visiting Foreign Research Fellows, Introduction to Special Education. Universituy of Tsucuba: CRICED. Robert, K. Yin, terj. M. Djauzi Mudzakir. (2003). Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Specialneedsrg,(2008). http://www.specialneedsrg.com/whozwe-are.html/20110507/0408 AM. Suaidinmath. (2010). Sistem Dukungan Pendidikan Inklusif, tersedia dalam http://suaidinmath.wordpress.com/20 10/05/08/sistem-dukunganpendidikan-inklusif/20110509/23:58 PM. Suharsimi dan Arikunto, (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bandung: Rosdakarya. Sunanto, Juang. (2009). Implementasi Pendidikan Inklusifdi Sekolah Dasar. Bandung: Pusat Kajian dan Inovasi Pendidikan SPS UPI. Sunaryo. (2010). http://iurusanplh. blogspot.com/2010/07/manajemenpendidikan-inklusifkonsep.htmi/20110507/19:47 PM. Tarsidi, Didi. (2004). Implementation of Inclusive Education in Indonesia, Bandung: UPI http://dtarsidi.blogspot.com/2007/07/inclusiv eeducation-indonesia.html Unesco.(1994). http://www.unesco.org/education/pdf/ SALAMA E.PDF/ 20110511/02:36 AM. Universitas Pendidikan Indonesia, (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI. Wikipedia.(2011). http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian kualitatif/20110116/ 20:45PM. WJS. Poerwadarminto, (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. 148 JAfn_Anakku» Volume 10: Nomor 2 Tahun 2011