BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis (St. Y. Slamet, 2008: 57). Keterampilan menulis dan membaca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa terwujud dalam empat aspek keterampilan, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca disebut aspek reseptif atau aspek pemahaman, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis disebut aspek produktif atau aspek penggunaan. Keempat aspek berbahasa dimaksud merupakan wujud nyata dari kegiatan berkomunikasi. Penguasaan atas keempat keterampilan berbahasa menjadi sasaran utama dari pembelajaran bahasa Indonesia. Keempatnya saling berhubungan. Jika seseorang berbicara, sudah pasti ada yang mendengar- kan dan apabila seseorang membaca sesuatu itu berarti ia sedang membaca hasil tulisan orang lain, begitu sebaliknya. Berbicara merupakan suatu kemampuan yang penting dalam berbahasa, di samping kemampuan menyimak, membaca dan menulis. Kegiatan komunikasi seseorang lebih banyak secara lisan dibandingkan dengan komunikasi secara tertulis. Dalam kehidupan sehari-hari kita gunakan sebagian besar waktu untuk berbicara dan mendengarkan. Seorang guru, khususnya guru bahasa memiliki kewajiban sebagai pengarah atau pembimbing agar siswa mampu berbahasa dengan baik. Pernyataan tersebut 1

sesuai dengan tujuan berbicara yaitu, Tujuan pengajaran berbicara tiada lain adalah menumbuhkan anak didik agar mereka sanggup bertutur secara lisan lancar dengan menggunakan kalimat-kalimat. Untuk berbicara dalam situasi yang tidak resmi, para siswa tidak banyak mengalami kesulitan, mereka dapat berbicara dengan lancar. Berbeda halnya apabila siswa dihadapkan suatu pembicaraan yang sifatnya resmi, misalnya diskusi atau pidato, atau berbicara di depan kelas, banyak di antara mereka yang sulit mengungkapkan gagasan. Dari hasil studi awal di SDN Babakan Hurip Sumedang tampak bahwa mereka mengungkapkan gagasan atau perasaannya masih berbelit-belit kurang sistematis sehingga tidak terjadi komunikasi yang baik. Bahkan ada beberapa siswa yang sama sekali sulit mengemukakan gagasan untuk berbicaranya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis di Babakan Hurip, ditemukan bahwa kegiatan berbicara belum dilaksanakan secara maksimal dan menarik. Pembelajaran hanya dilaksanakan sebatas siswa menceritakan kembali atau menjawab pertanyaan. Belum pernah dilaksanakan teknik pembelajaran berbicara yang inovatif dan dapat membimbing anak untuk mengungkapkan gagasannya secara lebih terbuka dan sistematis. Dengan demikian kemampuan berbicara siswa kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang masih kurang. Dari jumlah 27 siswa kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang, 17 siswa atau 63% masih berkemampuan berbicara (mengungkapkan gagasan, menyusun pembicaraan yang runtut dan sistematis) kurang. Hanya sebagian kecil saja 7 orang atau 26% siswa berkemampuan berbicara cukup, dan 3 orang siswa atau 11% siswa berkemampuan berbicara baik. 2

Dari data awal di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara di kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang perlu ditingkatkan, terutama dalam membimbing siswa dalam mengungkapkan gagasan dalam berbicara. Oleh karena itu, bimbingan guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan minat siswa untuk dapat berbicara dengan baik, di antaranya dengan menciptakan latihan yang terus menerus agar siswa terbiasa mengungkapkan gagasan secara sistematik. Di samping itu, guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak monoton Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sulit untuk berbicara, di antaranya : 1. Anak kurang menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, sehingga anak malu untuk berbicara, dalam arti tidak ada keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya. 2. Anak kurang fasih dalam melafalkan kata-kata Bahasa Indonesia. 3. Anak kurang pandai memiliki kata-kata, (diksi) karena penguasaan kosakata yang terbatas. 4. Anak kurang mampu menyusun struktur kalimat yang baik. 5. Anak kurang memahami dan kurang bisa menangkap topik yang diajukan oleh guru untuk diceritakan. 6. Kurang memperhatikan intonasi pada setiap kalimat. 7. Kurang adanya motivasi dari guru maupun siswa itu sendiri untuk mempelajari keterampilan secara khusus keterampilan berbicara. Untuk mengatasi masalah kesulitan berbicara pada siswa tersebut, maka perlu ada suatu cara atau teknik yang dianggap menarik dan menyenangkan. Salah satu 3

upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi kesulitan berbicara, yaitu dengan menggunakan media gambar berseri pada waktu siswa berbicara. Suasana belajar yang menyenangkan dengan ditunjang penggunaan media belajar yang komunikatif, proses kegiatan belajar akan lebih bervariatif dan efektif. Dengan demikian, diharapkan akan menjadi motivasi bagi siswa untuk mengikuti pelajaran berbicara dengan baik dan meningkatkan kemampuan belajarnya. Media gambar berseri diharapkan menjadi media pembelajaran berbicara yang efektif. Penggunaan media gambar berseri ini dengan menerjemahkan urutan cerita bergambar mulai dari awal sampai dengan akhir yang saling berhubungan. Dengan melihat gambar berseri siswa dapat mengungkapkan daya khayal atau imajinasinya ke dalam tuturan lisan yang baik dan teratur. Media gambar berseri akan menumbuhkan motivasi dan kesenangan siswa pada pelajaran berbicara yang selama ini dianggap kurang menyenangkan. Selain itu, gambar berseri akan mempermudah siswa menyusun gagasan pembicaraan karena gambar berseri memandu gagasan pikiran sebagai kerangka berpikir siswa. Dengan bantuan gambar berseri siswa terbimbing dalam mencari kata dan kalimat yang tepat sesuai dengan gambar tersebut, sampai pada tuturan yang runtut, sesuai dengan topik yang.diminta. Sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman (1984:29) bahwa Suatu gambar atau suatu gambar seri dapat dijadikan bahan penyusunan paragraf. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Media gambar dapat mengurangi kejenuhan pada pelajaran berbicara, yang pada akhirnya siswa akan terbiasa untuk mengungkapkan isi pikiran dan menggambarkan segala kejadian secara runtut dan sistematis. 4

Berkenaan dengan penggunaan media gambar, Tarigan (1992:209) mengemukakan bahwa Gambar yang kelihatan diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi. Karena itu pemilihan gambar harus tepat, menarik dan merangsang siswa. Atas dasar uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk uji coba pembelajaran berbicara dengan menggunakan media gambar berseri di kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang. Adapun judul penelitian ini ialah : Model Pengajaran Berbicara Menggunakan Media Gambar Berseri (Kajian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini ialah kesulitan siswa mengungkapkan gagasan pada waktu berbicara dan menyusun pembicaraan yang runtut dan sistematis. Hal ini terjadi karena pengajaran keterampilan berbicara di kelas tidak melalui tahap-tahap bimbingan, guru biasanya langsung menyuruh siswa untuk berbicara di depan kelas. Sebab lain, karena pengajaran keterampilan berbicara dalam Kurikulum 1994, kurang terprogram dengan baik dan kurang inovatif. Pengajaran berbicara hanya sebatas menceritakan apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan guru. Dari permasalahan di atas penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar berseri di kelas V SDN Babakan hurip Sumedang? 5

2. Apakah dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan penguasaan kosa kata, struktur bahasa, hubungan topik dengan isi, struktur isi, kualitas isi, keberanian, dan kelancaran siswa dalam berbicara di kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Memperhatikan rumusan masalah yang telah penulis tetapkan, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media gambar gambar berseri di kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang. 2) Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran berbicara khususnya dalam bidang penguasaan kosa kata, struktur bahasa, hubungan topik dengan isi, struktur isi, kualitas isi, keberanian, dan kelancaran di kelas V SDN Babakan Hurip Kabupaten Sumedang. 1.3.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi penulis dapat memperoleh gambaran tentang penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran berbicara di kelas V SDN Babakan Hurip Kabupaten Sumedang. b. Bagi siswa berbicara menggunakan gambar berseri adalah suatu langkah awal untuk lebih berani dalam berbicara yang sistematik dan kaya gagasan. 6

c. Bagi guru dapat memperoleh gambaran model pembelajaran berbicara dengan gambar berseri sebagai masukan dalam menyusun bahan pembelajaran berbicara. 1.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan merupakan suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memcahkan masalah yang diteliti. Atas dasar anggapan dasar tersebut di atas, peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Jika guru menggunakan media gambar berseri pada pembelajaran berbicara di kelas V SDN Babakan Hurip Sumedang, maka kemampuan berbicara siswa khususnya dalam bidang penguasaan kosa kata, struktur bahasa, hubungan topik dengan isi, struktur isi, kualitas isi, keberanian, dan kelancaran kelas V SDN babakan Hurip akan meningkat. 1.5 Batasan Istilah Berpegang pada pokok permasalahan dan pembahasan masalah di atas, maka untuk memperoleh kejelasan dan menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan dan menafsirkan permasalahan penelitian, beberapa istilah yang dipergunakan perlu dijelaskan secara lebih operasional. 7

Media gambar berseri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pengajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran berbicara, sebagai kerangka acuan pikiran/ gagasan untuk dapat berbicara secara sistematik dan runtut. Media pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa. Berbicara adalah melahirkan pikiran dan perasaan dengan melalui perkataan/ lisan. Model Pembelajaran Berbicara dengan Media gambar berseri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau merangkai gagasan secara lisan (berbicara) dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam wujud atau bentuk bahasa lisan. 8