BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB III METODE PENELITIAN

Kisi Dokumen Tentang Penyusunan Silabus

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN SISWA MERANGKAIKAN ALAT-ALAT PADA MATERI LISTRIK KELAS VI MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SD BERTARAP INTERNASIONAL MATARAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

DAFTAR ISI Sunariyo, 2012 Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modeling Instruction

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

I. PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa alam dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep fisika.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Eksperimen adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang terdiri dari 28 siswa. Penelitian ini dimulai sejak bulan Maret

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMA Negeri 1. Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM BERBASIS BIODIVERSITAS LOKAL PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Pertanian Pembangunan Tanjungsari,

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data di atas, maka akan dibahas permasalahan yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA Faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar mahasiswa salah satunya adalah model yang digunakan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran magnet, listrik dan cahaya. Hasil perolehan skor pos tes dari ketiga model pembelajaran magnet, listrik dan cahaya secara umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan pre tes. Berdasarkan kriteria skor gain yang dinormalisasi menurut Hake (1998) skor rata-rata gain ternormalisasi penguasaan konsep magnet sebesar 48% tergolong sedang, listrik sebesar 34% tergolong sedang, dan N-gain cahaya sebesar 74% tergolong tinggi. Dari ketiga skor rata-rata gain yang diperoleh, skor rata-rata gain magnet dan listrik tergolong sedang hal ini kemungkinan karena mahasiswa kurang memahami konsep magnet dan listrik, untuk listrik terutama pada rangkaian tertutup yaitu rangkaian seri, paralel dan seri paralel. Gain listrik disebabkan karena dalam evaluasi tentang konsep listrik banyak soal-soal tentang rangkaian listrik banyak mahasiswa yang tidak dapat menentukan mana lampu yang hidup atau mati jika ada salah satu lampu yang padam atau pemutus arusnya diubah-ubah. 90

B. Kemampuan membuat perencanaan 1. Kemampuan mahasiswa merumuskan sasaran untuk pembelajaran IPA SD Hasil pengolahan data kemampuan mahasiswa merumuskan sasaran, pada umumnya mahasiswa dapat merumuskan sasaran dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata sasaran dari renpel magnet 3,56, listrik 3,53 dan cahaya 3,61 jika dikonversikan mendapat nilai A. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa dapat merumuskan sasaran dengan baik adalah dengan melihat deskriptor pada sasaran yaitu : Merumuskan TPU yang diambil dari GBPP mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,89.(A),listrik 4(A) dan cahaya 4 (A). Menuliskan TPU Antara mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,67 (A),listrik 3,89 ( A ) dan cahaya 3,89.( A ),mencantumkan efek iringan sikap ilmiah mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,67.(A), listrik 3,22.( B ) dan cahaya 3,45 (A) dan efek iringan. Keterampilan Proses Sains (KPS) mendapat nilai rata-rata 3,00.( B ), listrik 3,00 (B) dan cahaya 3,11 (B). Dengan melihat rata-rata deskriptor sasaran, maka kemampuan mahasiswa merumuskan sasaran dalam perencanaan pembelajaran IPA termasuk kategori baik, karena untuk mencapai deskriptor sasaran mahasiswa harus tahu tentang tujuan pembelajaran umum TPU yang diambil dari GBPP IPA, kemudian dari TPU tersebut dibuat TPU Antara dan mencantumkan efek iringan sikap ilmiah dan efek iringan keterampilan proses apa yang diperoleh siswa setelah pembelajaran.tersebut proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan keterampilan proses sains, dimana keterampilan proses sains 91

merupakan hal yang penting dalam pembahasan suatu konsep, prinsip dan teori. Dengan keterampilan proses siswa diajak untuk memikirkan kembali cara yang telah dilakukan oleh ilmuwan dalam menemukan dan membentuk suatu konsep, sehingga akan membantu siswa dalam mempelajari IPA menjadi lebih bermakna dan mempunyai sikap ilmiah (Harlen, 1990). 2. Kemampuan mahasiswa merumuskan TPK dalam pembelajaran IPA SD Hasil pengolahan data kemampuan mahasiswa merumuskan TPK pada umumnya sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai ratarata TPK dari renpel magnet 3,33, listrik 3,00 dan cahaya 3,00 Kemampuan mahasiswa dalam merumuskan TPK dengan baik dilihat dari deskriptornya. yaitu : Kata Kerja Operasional (KKO) dan kondisi pembelajaran mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,33. (A), Listrik 3 (B) dan cahaya 3 (B). Relevansi dengan TPU/TPU Antara mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,67 (A), listrik 3,56 (A) dan cahaya 3,367 (A). Relevansi dengan bidang ilmu mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,33 (A), listrik 3,22 (B) dan untuk cahaya 3,1 (B). Mencakup ranah hasil belajar mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,61.(A) listrik 3,44 (A) dan listrik 3,11 (B). Dengan melihat deskriptor TPK, maka kemampuan mahasiswa dalam merumuskan TPK dikatagorikan baik, karena untuk mencapai deskriptor tujuan pembelajaran khusus harus mengacu pada tujuan pembelajaran umum antara, relevan dengan bidang ilmu serta mencakup ranah hasil belajar yang menurut Bloom ada 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Proses 92

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan keterampilan proses sains. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran khusus harus mencantumkan kata kerja operasional seperti melakukan pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, mengkomunikasikan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan mengajukan pertanyaan (Rustaman. N 1996 ). Pentingnya keterampilan proses dalam pembelajaran IPA dapat dicermati dalam tujuan pembelajaran IPA yang mencantumkan agar siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. Dengan membuat tujuan pembelajaran yang sesuai dengan deskriptornya akan membantu siswa dalam mempelajari IPA menjadi lebih bermakna. 3. Kemampuan mahasiswa dalam meramu bahan ajar Kemampuan mahasiswa dalam meramu bahan ajar pada umumnya sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata bahan ajar ketiga renpel magnet 3,31, listrik 3,42 dan cahaya 3,33 jika dikonversikan mendapat nilai A. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam meramu bahan ajar dengan baik dapat dilihat pada deskriptor bahan ajar yaitu : Tuntutan GBPP/Kurikulum untuk magnet mendapat nilai rata-rata sebesar 3,44 (A), listrik 3,56 (A) dan cahaya 3,44 (A). Disusun logis/sistematis memperoleh nilai magnet sebesar 3,11 (B), listrik 3,33 (A) dan cahaya 3,22 (B). Mengacu pada TPK mendapat nilai rata-rata untuk magnet sebesar 3,33 (B), listrik 3,33 (A) dan cahaya 3,22 (B). Sesuai tingkat perkembangan anak mendapat nilai rata-rata, magnet 3,33 (A), listrik 3,45 (A) dan cahaya 93

mendapat nilai rata-rata 3,44 (A). Dengan melihat rata-rata nilai deskriptor bahan ajar maka kemampuan mahasiswa dalam meramu bahan ajar sudah baik, hal ini disebabkan karena dalam meramu bahan ajar sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum yang disusun secara sistematik dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bahan ajar yang diramu juga disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa yang menurut teori Piaget bahwa anak usia sekolah dasar termasuk tingkat operasional konkrit dan menurut Majid Abdul (2008) bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. 4. Kemampuan mahasiswa merumuskan strategi pembelajaran Kemampuan mahasiswa dalam merumuskan strategi pembelajaran pada umumnya sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata strategi pembelajaran ketiga renpel magnet 3,39, listrik 3,39 dan cahaya 3,33 jika dikonversikan mendapat nilai A. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam merumuskan strategi pembelajaran IPA dengan baik adalah melihat deskriptor strategi pembelajaran IPA yaitu : Sesuai kondisi atau konteks mendapat nilai rata-rata untuk magnet sebesar 33,3 (A), listrik 3,44 (A) dan cahaya 3,44 (A). Langkah-langkah sistematik dan jelas mendapat nilai rata-rata untuk magnet 3,22 (B), listrik 3,22 (B) dan cahaya 3,22 (B). Alokasi waktu proporsional mendapat nilai untuk magnet 3,44 (A), listrik 3,44 (A) dan cahaya 3,44 (A). Mengaktifkan belajar siswa mendapat nilai untuk magnet 3,56 (A), listrik 3,45 (A) dan cahaya 3,44(A).Dengan 94

melihat rata-rata deskriptor strategi pembelajaran IPA, maka kemampuan mahasiswa merumuskan strategi pembelajaran IPA sudah baik hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut dalam merencanakan proses pembelajarannya mampu menyesuaikan dengan kondisi kelas yang ada, dapat mengatur waktu, mengaktifkan siswa dan dapat menentukan langkah-langkah yang sistematik dan jelas. Sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa sebagai subyek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan ( Majid, 2008). 5. Kemampuan mahasiswa dalam memilih atau membuat alat peraga/media pembelajaran IPA SD Kemampuan mahasiswa dalam memilih media atau membuat alat peraga sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata deskriptor media ketiga renpel magnet 3,31,listrik 3,28 dan cahaya 3,33 jika dikonversikan magnet dan listrik nilainya B dan cahaya A. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam memilih media dengan tepat adalah melihat deskriptor media yaitu : Sesuai dengan materi pelajaran mendapat nilai rata-rata magnet 3,56 (A),listrik 3,67(A) dan cahaya 3,56 (A). Sesuai dengan tujuan pembelajaran mendapat nilai rata-rata magnet 3,11 (B), listrik 3,00 (B) dan cahaya 3,11 (A). Sesuai dengan prinsip pembuatan media mendapat nilai rata-rata magnet 3,44 (A), listrik 2,99(B) dan cahaya 3,33(A). Membantu pemahaman mendapat nilai rata-rata magnet 3,56(A), lisrik 3,44 (A) dan cahaya 3,67 (A). Dengan melihat rata-rata deskriptor media maka 95

kemampuan mahasiswa dalam memilih media sudah baik karena menurut Sudjana (1991) penggunaan media pembelajaran yang direncanakan dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran yang berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir komplek. Penggunaan media pembelajaran yang direncanakan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan menurut Sudjana penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.. Kemampuan yang baik dalam menentukan media ini akan membantu mahasiswa dalam memahami suatu konsep. 6. Kemampuan mahasiswa dalam membuat alat evaluasi Kemampuan mahasiswa dalam membuat alat evaluasi sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata deskriptor evaluasi ketiga renpel magnet 3,42, listrik 3,25 dan cahaya 3,28 jika dikonversikan magnet mendapat nilai A sedangkan listrik dan cahaya mendapat nilai B. Sesuai dengan tujuan pembelajaran mendapat nilai rata-rata magnet 3,45 (A), listrik 3,33 (A) dan cahaya 3,44 (A). Mencantumkan kisi-kisi tes mendapat nilai rata-rata magnet 3,22 (A), listrik 3,11 (B) dan cahaya 3,11 (B). Merencanakan evaluasi kinerja mendapat nilai rata-rata magnet 3,33 (A), listrik 3,33 (A) dan cahaya 3,11 (B). Menyiapkan kunci jawab dan kriteria penyekoran mendapat nilai rata-rata magnet 3,67 (A), listrik 3,22 (B) dan cahaya 3,44 (A). Berdasarkan rata-rata diskriptor evaluasi maka kemampuan 96

mahasiswa sudah baik karena evaluasi yang direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditentukan sebelumnya, dan mampu merencanakan perangkat evaluasi seperti membuat kisi-kisi tes, menyiapkan kunci jawaban dan kriteria penyekorannya sebab menurut Majid Abdul (2008) proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. C. Tanggapan mahasiswa terhadap implementasi model pembelajaran IPA. Model pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu model pembelajaran yang menggabungkan mata kuliah konsep dasar IPA dan pendidikan IPA di SD untuk calon guru Sekolah Dasar dengan topik magnet, listrik, dan cahaya. Pada pemodelan pembelajaran tersebut, suasana pembelajaran dibuat seperti di Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil analisis dari responden terhadap model pembelajaran magnet, listrik, dan cahaya pada umumnya mendapatkan tanggapan yang baik, karena model yang dipergunakan dapat membantu mahasiswa memahami konsep khususnya konsep magnet, listrik dan cahaya. Penggunaan LKS dengan petunjuk yang jelas dan disertai gambar, dapat mempermudah melakukan percobaan. 97