BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting. bangsa, membutuhkan SDM berkualitas tinggi (Sibuea, 2002).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

ATIKA NUR RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara-negara lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

BAB 1. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak seimbang, mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Perkembangan ilmu dan pengetahuan (iptek) yang kini berlangsung amat cepat dan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa, membutuhkan SDM berkualitas tinggi (Sibuea, 2002). Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang perlu mendapat perhatian khusus. Adanya peningkatan dan perbaikan kualitas hidup anak merupakan salah satu upaya yang penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Kualitas hidup anak dapat dilihat dari segi kesehatannya melalui keadaan status gizi yang baik dan merupakan salah satu indikator pembangunan. Status gizi anak merupakan satu dari delapan tujuan yang akan dicapai dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yang di adopsi dari PBB Tahun 2000 (Todaro, 2005). Anak Sekolah Dasar (SD) adalah investasi bangsa yang kelak akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitas sumber daya manusianya dari segi kesehatan dan intelektualnya. Anak sekolah dasar merupakan salah satu golongan yang rawan gizi (Judarwanto, 2006). Rendahnya status gizi anak-anak sekolah akan berdampak negatif terhadap peningkatan kualitas SDM. Masalah gizi pada anak usia sekolah yang utama hingga saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP), Obesitas, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Anemia Defisiensi Besi (Depkes, 2008).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 bahwa di Indonesia prevalensi kependekan pada anak umur 6-12 tahun adalah 30,7% yang terdiri dari 12,3 % sangat pendek dan 18,4 % pendek. Prevalensi kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8% atau masih diatas 5,0%. Prevalensi kekurusan pada anak umur 6-12 tahun (IMT/U) adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Prevalensi status gizi pada anak umur 6-12 tahun (TB/U) menurut Provinsi Jawa Tengah, Riskesdas tahun 2013 adalah terdiri dari sangat pendek 11,7%, pendek 18,3%. Prevalensi status gizi pada anak umur 6-12 tahun (IMT/U) adalah 11,2% terdiri dari sangat kurus 4,0%, kurus 7,2% dan gemuk 18,8%. Pentingnya gizi bagi anak sekolah adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan, sumber energi, berpikir, penunjang berbagai aktivitas fisik, untuk menjaga daya tahan tubuh maupun untuk kesegaran jasmani (Devi, 2012). Kekurangan gizi pada anak sekolah akan berdampak pada aktivitas siswa di sekolah antara lain, sluggishness (lesu), mudah letih/lelah, hambatan pertumbuhan (stunting), kurang gizi pada masa dewasa dan penurunan pencapaian prestasi di sekolah (Elnovriza, 2008). Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik mulai meningkat pada anak usia sekolah seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan teman, kursus, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan mempersiapkan pekerjaan untuk esok harinya, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih kurus (Khomsan dkk, 2010). Asupan energi yang berlebih 2

dan tidak diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan (Hidayati dkk, 2010). Overweight dari segi kesehatan merupakan salah satu masalah gizi, akibat dari aktivitas fisik yang kurang, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pemasukan dan pemakaian energi (Suandi, 2004). Berdasarkan survei RISKESDAS tahun 2013 diketahui jika 26,1% penduduk Indonesia diatas 10 tahun ke atas memiliki aktivitas fisik kurang. Aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari dapat menentukan tingkat kesegaran jasmani, untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, manusia memerlukan kesegaran jasmani yang baik pula. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan langsung dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan (Hudain, 2011). Irianto (2007) berpendapat bahwa orang yang memiliki kesegaran jasmani kurang tidak akan dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik seperti belajar di sekolah, bermain, olahraga dan kegiatan pengisian waktu luang lainnya. Menurut Ray (2002), kegemukan menyebabkan terjadinya penurunan kesegaran jasmani. Hal ini didukung oleh penelitian Janssen dan Leblanc (2010), bahwa murid yang memiliki kesegaran jasmani yang baik ditemukan pada murid yang mempunyai status gizi normal sedangkan kesegaran jasmani yang rendah/kurang ditemukan pada murid yang berstatus gizi lebih. 3

Hasil analisis data kesegaran jasmani yang dikumpulkan pada kegiatan Sport Development Index (SDI) tahun 2006 menunjukkan bahwa kesegaran jasmani masyarakat Indonesia 37,4% masuk kategori kurang sekali, 43,9% kurang, 13,55% sedang dan hanya 5,15% yang masuk kategori baik dan baik sekali (Maksum, 2007 dalam Syamisa, 2011). Hal ini cukup memprihatinkan karena tingkat kesegaran jasmani tergolong masih sangat rendah. Hasil penelitian Kholida tahun 2013 dengan indikator BB/TB di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta, prevalensi siswa yang mengalami status gizi kurus sekali sebesar 45,24%. Berdasarkan teori dan kenyataan yang ada serta yang dapat diamati oleh peneliti di lapangan bahwa jarang sekali guru dan orang tua murid yang memperhatikan keadaan gizi siswanya dan masyarakat masih belum mengerti dan memahami pentingnya status gizi, tingkat aktivitas fisik dan tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki putra-putrinya. Berorientasi dengan hal tersebut, status gizi, aktivitas fisik dan kesegaran jasmani merupakan masalah yang penting untuk dikaji, maka penulis ingin meneliti tentang perbedaan aktivitas fisik dan kesegaran jasmani antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dengan berstatus gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan aktivitas fisik antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan status gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Surakarta? 4

2. Apakah ada perbedaan kesegaran jasmani antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan status gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan aktivitas fisik dan kesegaran jasmani antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan status gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Surakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat aktivitas fisik anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta b. Mengetahui tingkat kesegaran jasmani anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta c. Menganalisis perbedaan tingkat aktivitas fisik antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan status gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta d. Menganalisis perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara anak sekolah yang memiliki status gizi normal dan status gizi tidak normal di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta. 5

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran, informasi, dan masukan kepada kepala sekolah dan guru bidang olahraga tentang perbedaan aktivitas fisik dan kesegaran jasmani pada anak yang berstatus gizi normal dan tidak normal serta supaya lebih memperhatikan keadaan gizi dan tingkat kesegaran jasmani murid dengan melalui suatu pendekatan untuk memberi pengertian kepada orang tua murid agar selalu memperhatikan kebutuhan gizi dan berusaha untuk selalu mengupayakan peningkatan status gizi anak-anaknya sehingga dapat menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, khususnya wali murid tentang pentingnya status gizi dan kesegaran jasmani sehingga dapat lebih memperhatikan asupan gizi anaknya dengan pemberian makanan sehat bergizi agar terwujudnya status gizi anak yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang baik. 3. Bagi Instansi Kesehatan Instansi terkait seperti Puskesmas Banyuanyar dan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam penyusunan program-program kesehatan yang berkaitan dengan gizi dan untuk memperhatikan dan membina serta meningkatkan kualitas kesegaran jasmani anak sekolah dasar, sesuai dengan pola pembinaan generasi yang ada. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini meliputi materi tentang Gizi Kesehatan Masyarakat mengenai status gizi, tingkat aktivitas fisik dan kesegaran jasmani pada anak sekolah di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta. 7