Susan Jasmine Zulkifli yang kini bertugas sebagai Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, adalah salah satu pejabat yang tegar. Ia tetap menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat, meski dirinya didemo oleh sebagian warga yang selama ini dilayaninya dengan baik. Tak tanggung-tanggung, Susan dituntut untuk meninggalkan wilayah tugasnya Lenteng Agung, karena Susan beragama Kristen. Pada Rabu pagi hingga siang, 28 Agustus 2013, Kantor Kelurahan Lenteng Agung, digeruduk sekitar 100 orang yang mengatasnamakan warga setempat. Mereka menggelar aksi unjuk rasa menentang keberadaan Susan yang bertugas di Lenteng Agung. Salah satu pimpinan pedemo Haji Nawi yang mengaku belum pernah bertemu Susan mengatakan, aksi ini sebagai bentuk reaksi atas penempatan Susan di Lenteng Agung, mengingat yang bersangkutan perbedaan keyakinan dengan para pedemo. Memang, aksi demo yang digelar Nawi tidak sepenuhnya dimengerti oleh para tetangga yang diajaknya untuk ngluruk kantor Susan. Beberapa ibu yang turut meramaikan aksi unjuk rasa kepada wartawan mengaku saat diajak oleh tetangga mereka mengaku tidak tahu tujuan dari aksi unjuk rasa yang mereka lakukan. "Saya cuma diajak-ajak. Kalau menurut saya sih Ibu Susan baik-baik saja," kata Tatiek warga RT 10 Lenteng Agung yang ikut demo di depan kantor kelurahan. Dia mengaku tak tahu kalau ternyata demonya menolak Susan sebagai lurah di Lenteng Agung. "Ibu itu sering blusukan datang ke tempat warga. Saya pribadi nggak ada masalah dengan Bu Lurah Susan," jelasnya. Tak hanya Tatiek, seorang ibu yang lain bernama Maemunah juga menyampaikan hal serupa. Malah bagi dia Susan itu ramah dan kerap menyapa warga. 1 / 5
"Ibu itu waktu puasa kemarin bagi-bagi takjilan. Terus kalau banjir juga datang menengok, bagi-bagi sembako. Waktu ada kartu Jakarta pintar juga kita diberi tahu," terangnya sambil menambahkan dirinya ikut demo karena hanya diajak warga yang lain. Dia bertutur, selama Susan menjabat sebagai lurah, dia dikenal sebagai sosok yang santun. Bahkan, saya melihat sendiri, Bu Susan membantu anak-anak melunasi bayaran sekolah. "Lurah yang sekarang mudah ditemui, dari pagi sampai sore juga ada di kelurahan. Jadi urus surat-surat gampang, ujarnya. Hal itu juga diakui Rini, yang ikut dalam aksi damai di depan kantor Kelurahan Lenteng Agung. Menurutnya, Susuan tidak segan untuk turun menemui warganya. "Sebenarnya kalau ditanya kinerja sih baik, ya. Sebelumnya juga waktu bulan puasa pernah mendatangi beberapa RT, membagikan sembako, juga memberi takjil di masjid, tapi bukan di daerah saya. Demo ini sih enggak ada kaitannya dengan kinerja," ujar Rini. Aksi warga yang menuntut penggantian Lurah Lenteng Agung berlangsung damai. Aksi didampingi pengamanan dari petugas Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polsek Jagakarsa, Satpol PP, dan Koramil, dengan total 200 personel. Bergeming Menanggapi aksi unjuk rasa sebagian warganya, Susan bergeming dan tetap fokus menjalankan tugasnya sehari-hari. Dirinya tidak merasa terpengaruh dengan tuntutan pedemo yang menuntut dirinya mundur. Terkait aksi warga, Susan mengatakan, "Mereka itu kan warga saya, menyalurkan aspirasi silakan saja. Saya hanya melaksanakan tugas saja sesuai dengan SK". 2 / 5
Sedangkan mengenai tuntutan mereka, kata Susan, dirinya sepenuhnya menyerahkan kepada pimpinannya yakni gubernur dan wakilnya. "Wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan saya sebagai lurah, kan sepenuhnya ada di tangan gubernur dan wagub. Karena mereka yang mengangkat saya," ujarnya. Peserta demo dalam rilisnya yang dibagi ke wartawan menyebutkan, warga merasa risih terhadap Susan. Hal ini karena pada bulan Ramadan, Susan sulit diajak silaturahmi karena perbedaan agama. "Kalau saat Ramadan saya nggak bisa datang, saya kan punya wakil. Misalkan saya tidak datang karena saya non Muslim, saya kan punya wakil, saya punya staf yang bisa wakili saya," kata wanita 43 tahun ini. Sementara itu di Balaikota, Gubernur DKI Joko Widodo juga telah memberikan jaminan terhadap posisi Susan dan tidak berniat mencari pengganti Susan. Ia menegaskan, penolakan yang dilakukan beberapa kelompok orang terhadap pengangkatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung akibat persaingan internal. Menurut Jokowi, persaingan internal dalam jajaran Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu sendiri yang memantik penolakan. Selain itu, orang-orang yang melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Lurah Lenteng Agung, bukan merupakan warga Lenteng Agung. Yang saya ketahui yang demo itu bukan warga Lenteng Agung. Kira-kira ada konflik atau persaingan internal. Kira-kira begitu saja, kata Jokowi. Meski belum menentukan langkah untuk menyelesaikan masalah ini, Jokowi sudah melakukan pengumpulan fakta dan informasi terhadap konflik yang terjadi di kawasan Lenteng Agung tersebut. Dari hasil pengecekannya di lapangan, terlihat penolakan dari beberapa kelompok masyarakat tersebut bukan karena soal agama atau pun kinerja dari Lurah Lenteng Agung 3 / 5
Susan Jasmine. Saya sudah cek. Saya sudah tahu inti persoalan sebenarnya. Tapi saya tidak mau umumkan dulu karena baru saya proses, ujarnya. Mantan Walikota Solo ini menegaskan pemilihan dan penempatan pejabat atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di ruang lingkup kerja tertentu didasarkan atas prestasi dan kemampuannya. Bukan didasarkan pada faktor-faktor lain yang tidak penting seperti agama, suku, dan sebagainya. Karena itu, meski ada aksi demo penolakan yang dilakukan hari ini, Jokowi tetap tidak memikirkan akan meninjau ulang penempatan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung. Ya, kalau mau menyalurkan aspirasi nggak ada masalah kan? Tapi saya tegaskan, kita menempatkan seseorang di tempat tertentu karena prestasi dan kemampuan. Untuk tinjauan ulang, sampai saat ini saya belum berpikir ke sana, tukasnya. Saat ditanya kinerja Susan sebagai Lurah Lenteng Agung, Jokowi mengaku belum mengetahui secara mendetail, karena Susan baru menjabat sebagai lurah baru dua bulan. Sedangkan evaluasi kinerja baru dilakukan saat memasuki enam bulan. Saya belum tahu kinerjanya seperti apa. Karena kita belum lakukan evaluasi. Kalau sudah enam bulan, baru kita evaluasi. Saya tidak ada rencana penggantian lurah. Pergantian lurah itu karena masalah prestasi dan kemampuan. Kalau tidak cocok, baru akan diganti, tegasnya. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta I Made Karmayoga mengatakan, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Walikota Jakarta Selatan Syamsudin Noor. Berdasarkan laporan Walikota Jakarta Selatan, pelayanan Kelurahan Lenteng Agung berjalan dengan normal. Dan kinerja Susan sebagai lurah dinilai bagus dan cakap dalam melayani warganya. 4 / 5
Pelayanan di sana masih berjalan normal. Kinerjanya Susan masih bagus, ujarnya. Made menjelaskan dari sisi kepegawaian, BKD tidak melihat orang untuk menjabat suatu jabatan dari faktor agama. Melainkan dilihat dari kompetensi, kemampuan, kredibilitas dan lolos seleksi promosi terbuka atau lelang jabatan. Susan itu lulus dengan nilai yang memuaskan, tuturnya. Menurut isu yang beredar, penolakan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung bukan dikarenakan pada agama semata-mata. Penolakan terjadi karena ada ketidakpuasan dalam jajaran Kelurahan Lenteng Agung, karena Susan dulunya bertugas sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana di Kelurahan Senen. Kemudian pada lelang jabatan, Susan lulus seleksi dan diangkat menjadi lurah yang ditempatkan di Kelurahan Lenteng Agung. Promosi jabatan yang dialami Susan melejit tinggi dan mengalahkan para staf dan wakil lurah di jajaran Kelurahan Lenteng Agung. 5 / 5