BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dibahas pada bab I, metode penelitian yang berkaitan dengan pembuatan multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test menggunakan algoritma runut-balik dan bagaimana mengkaji hasil dari penerapan multimedia tersebut, sehingga metode penelitian yang adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development (R&D)), karena penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa multimedia pembelajaran. 1. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) Tahapan R&D dimulai dengan mengembangkan ide, analisis kebutuhan, proses pembangunan/pengembangan produk dan puncaknya adalah proses pengenalan dan uji coba produk pada masyarakat. 2. Prosedur Penelitian Pengembangan Model pengembangan multimedia Munir dapat digambarkan sebagai berikut: Fitriyanti, Asti E. 2014 RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MODEL TUTORIAL BRANCHING DENGAN ADAPTIVE TEST MENGGUNAKAN ALGORITMA RUNUT BALIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA PELAJARAN SISTEM OPERASI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bagan 3. 1. Tahapan R&D Munir (2001) Fitriyanti, Asti E. 2014 RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MODEL TUTORIAL BRANCHING DENGAN ADAPTIVE TEST MENGGUNAKAN ALGORITMA RUNUT BALIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA PELAJARAN SISTEM OPERASI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
39 Metodologi penelitian dan pengembangan Munir memiliki lima tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Rincian langkahlangkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut: B. Desain Penelitian Berdasarkan model pengembangan Munir maka desain penelitian terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. 1. Tahap Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan pengembangan multimedia dengan dilakukan kerjasama antara pendidik dan pengembang software untuk mencapai tujuan, sehingga dilaksanakan studi literatur dan studi lapangan. Peneliti melakukan wawancara bekerja sama dengan dosen sistem operasi untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam membangun multimedia pembelajaran. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung penelitian berdasarkan teori dikarenakan penelitian ini berhubungan dengan pembelajaran maka kurikulum dan silabus pada mata kuliah sistem operasi yang akan dikembangkan pada multimedia pembelajaran agar tidak menyimpang dan untuk mendapatkan gambaran yang sesuai mengenai multimedia pembelajaran yang akan dibangun. Kegiatan observasi ini diarahkan pada hal berikut: a. pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran sistem operasi terutama mengenai media pembelajaran dan model pembelajaran; b. pengumpulan informasi tentang pendukung media dalam pembelajaran; c. materi yang akan disusun dalam membangun multimedia pembelajaran. Sumber-sumber informasi lainnya yang didapat dari beberapa literatur, jurnal, buku dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. 2. Tahap Desain Pada tahap ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat dalam multimedia yang akan dikembangkan seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan
40 hal lainnya sesuai hasil studi literatur dan studi lapangan yang diterjemahkan kedalam sebuah multimedia yang akan dibangun. Pada tahap ini peneliti menfokuskan pada: a. materi yang akan dimuat dalam multimedia agar sesuai dengan tujuan multimedia yang akan dibangun dapat menvisualisakikan konsep yang abstrak yaitu dengan animasi; b. merancang flowchar dan stroryboard multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test menggunakan algoritma runutbalik berdasarkan konten multimedia; Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model perancangan sistem sekuensial linier atau disebut juga model waterfall Menurut Pressman (2002: 37-38) Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Bagan 3. 2. Model Sekuensial Linier Tahap-tahap perancangan model waterfall: a. analisis kebutuhan perangkat lunak Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analisis harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar-muka (interface) yang diperlukan. b. Desain Setelah apa yang dibutuhkan telah selesai dikumpulkan dan sudah lengkap maka desain kemudian di kerjakan. Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut
41 sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. c. Kode Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca, diterjemahkan dalam kode-kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah di tentukan. d. Pengujian Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalah-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. e. Pemeliharaan Perangat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan (user), mengoreksi kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap-tahap awal, meningkatkan pelaksanaan unit sistem dan meningkatkan layanan sistem sebagai kebutuhan baru. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan didalam lingkungan eksternalnya. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. 3. Tahap Pengembangan Pada tahap ini dikembangkan desain/rancangan yang sudah dibuat (materi berupa teks, gambar, animasi serta soal evaluasi) multimedia pembelajaran maupun multimedia pembelajaran itu sendiri sehingga menghasilkan prototipe mulitmedia pembelajaran. Kemudian sebelum diimplementasikan pada pengguna,
42 produk awal multimedia tersebut terlebih dulu dilakukan validasi ahli untuk menilai kelayakan multimedia pembelajaran yang telah dibuat baik dari segi konten maupun multimedia pembelajaran itu sendiri sudah tepat guna atau tepat sasaran serta sesuai dengan desain yang telah dibuat, selain itu proses validasi ahli ini juga bertujuan untuk memperoleh saran dan rekomendasi pengembangan multimedia pembelajaran sehingga layak diterapkan pada pengguna. Jika masih ada kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan hingga dinyatakan layak oleh ahli dan berhak diuji coba secara terbatas untuk menguji kinerja produk yang dikembangkan dan kelayakan produk terhadap pengguna. 4. Tahap Implementasi Pada tahap ini dilaksanakan uji coba lapangan kepada pengguna setelah produk dianggap layak untuk kepentingan pembelajaran. Uji coba dilakukan terhadap mahasiswa, selain itu pengguna akan diberi tes kognitif untuk mengetahui pemahaman konsep pengguna terhadap materi ajar yang dimuat pada multimedia pembelajaran. Jika pengguna dinyatakan belum lulus maka program akan mengembalikan pada materi sesuai dari soal evaluasi yang masih belum benar jawabannya. Dinilai dari rerata mahasiswa tersebut, apakah reratanya mengalami peningkatan atau tidak. Untuk melihat respon pengguna dengan menggunakan angket penilaian yang diberikan kepada setiap pengguna. 5. Tahap Penilaian Pada tahap ini merupakan tahap peninjauan kembali terhadap kelayakan multimedia, kelebihan ataupun kelemahan multimedia yang dibangun berdasarkan tahap-tahap yang telah dilakukan. Penilaian menurut para ahli pada tahap pengembangan multimedia, penilaian menurut pengguna pada tahap implementasi serta apakah multimedia yang dibangun dapat mengingatkan pemahaman konsep pada materi sistem operasi tersebut. Pada tahap ini merupakan fase yang mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang dikembangkan sehingga dapat membuat penghalusan software yang dikembangkan untuk pengembangan software yang lebih sempurna (Munir, 2013: 108).
43 C. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Kemudian populasinya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer tersebut, kemudian diambil sample sebagai subjek penelitian yaitu mahasiswa angkatan 2010/2011 Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer yang sudah mempelajari sistem operasi. D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Intrumen yang terdiri dari instrumen studi lapangan, validasi ahli, penilaian pengguna dan instrumen peningkatan pemahaman konsep. 1. Instrumen Studi Lapangan Instrument studi lapangan diberikan kepada pihak dosen yang mengajar mata kuliah sistem operasi dan pada mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah sistem operasi terlampir pada lampiran 1. Secara garis besar, instrumen ini dilakukan dalam bentuk wawancara dengan sejumlah pertanyaan tertulis yang untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan baik materi ajar yang sesuai konsep multimedia yang dibangun yaitu multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test dan menggunakan algoritma runut-balik. 2. Instrumen Tes (Tes Kemampuan Pemahaman) Tes ini diberikan setelah mempelajari setiap materi dalam multimedia pembelajaran. Tujuan dilakukannya tes adalah untuk mengukur kemampuan mahasiswa terhadap materi tersebut. Tes kemampuan pemahaman dikembangkan berdasarkan indikator pada pokok bahasan yang telah ditetapkan. Sebelum, intrumen tes ini diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingakt validitas, reliabilitias, daya pembeda dan indeks kesukaran masing-masing butir soal yang menentukan kualitas dari tes kemampuan pemahaman ini terlampir pada lampiran 2. Sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui apakah tes kemampuan pemahaman yang telah dibuat layak
44 dalam penelitian atau tidak. Langkah-langkah uji coba instrumen tes adalah sebagai berikut: a. instrumen dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk melihat validitas teoritik; b. judgment instrumen dengan dosen diluar dosen pembimbing; c. revisi instrumen; d. instrumen diujikan pada mahasiswa; e. pengolahan data. Adapun pengolahan data hasil uji coba instrumen berupa: validitas instrumen; reliabilitas instrumen; indeks kesukaran soal; daya pembeda soal. f. Hasil pengolahan data didiskusikan kembali dengan ahli dan pembimbing. 3. Instrumen Validasi Ahli Instrumen rancangan validasi ahli pada tahapan validasi oleh para ahli baik materi dan media terhadap multimedia pembelajaran yang dibangun untuk mengetahui kelayakan multimedia berdasarkan aspek-aspek penilaian tertentu sebagai validasi terhadap multimedia pembelajaran untuk selanjutnya diterapkan dilapangan. Instrumen yang dalam rangka verifikasi dan validasi ahli terhadap multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test menggunakan algortima runut-balik berupa kuisioner penilaian ahli materi/pendidikan dan pengembangan perangkat lunak. Instrumen ini berbentuk angket penilaian yang dibagikan pada masing-masing penguji atau ahli. Mengenai penilaian rancangan desain menggunakan jenis pengukuran rating scale karena hasilnya lebih mudah ditentukan, berdasarkan hal tersebut maka pengguna dapat memilih jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada instrumen dengan pilihan jawaban skor 4 untuk menyatakan sangat baik, skor 3 untuk menyatakan baik, skor 3 untuk menyatakan cukup baik dan skor 1 untuk menyatakan kurang baik, Lebih lengkap instrumen validasi ahli terlampir pada lampiran 3. 4. Instrumen Penilaian Pengguna Instrumen yang dalam rangka uji coba multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test menggunakan
45 algoritma runut-balik sebagai produk menggunakan cara yang sama seperti instrumen penilaian validasi ahli yaitu dengan menggunakan skala Likert. Penilaian untuk menilai respon pengguna terhadap multimedia pembelajaran yang dibangun, dilihat dari aspek perangkat lunak, aspek pembelajaran dan komunikasi visual terlampir pada lampiran 4. 5. Instrumen Peningkatan Pemahaman Konsep Instrumen ini berupa instrumen tes, yaitu alat pengumpul informasi mengenai pemahaman konsep terhadap materi yang disediakan berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan yang untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep materi dari setiap pengguna. E. Teknik Analisis Data Data hasil penelitian secara keceluruhan dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, dipisahkan berdasarkan kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuisioner validasi serta angket uji coba terbatas diproses dengan menggunakan statistika deskripsi, meliputi teknik-teknik perhitungan statistika deskriptif serta visualisasi data seperti tabel. 1. Analisis Data Studi Lapangan Analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dan informasi pendahuluan baik lapangan ataupun literatur dikategorikan sebagai data kualitatif, hasil data instrumen diolah sesuai dengan bentuk instrumennya masing-masing yang akan diurai dan dianalisis. 2. Analisis Data Tes (Tes Kemampuan Pemahaman) a. Validitas Instrumen Untuk menguji validitas rumus korelasi Product Moment sebagai berikut: Keterangan: r xy = koefisien korelasi yang dicari
46 N = banyaknya pengguna yang mengikuti tes X = skor item tes ; Y = skor responden Hasil validitas instrumen soal dalam skripsi ini terlampir pada lampiran 5, disimpulkan sebagai berikut: Tabel 3. 1 Hasil Validitas Instrumen Soal BAB Total Jumlah Jumlah Kriteria Soal Soal Keterangan Tinggi 3 Sedang 11 Rendah 13 diperbaiki Manajmen Proses 47 Rendah 13 diganti Tidak tidak 7 Valid Tinggi 2 Sedang 8 Rendah 12 diperbaiki Penjadwalan Proses 43 Rendah 11 diganti Tidak tidak 10 Valid Tinggi 4 Sedang 10 Rendah 5 diperbaiki Deadlock 36 Rendah 9 diganti Tidak tidak 8 Valid Tinggi 3 Sedang 7 Rendah 9 diperbaiki Manajemen Memori 32 7 diganti Manajemen Memori (Swapping) 41 Rendah Tidak tidak 6 Valid Tinggi 1 Sedang 15 Rendah 13 diperbaiki Rendah Tidak Valid 7 diganti 5 tidak
47 Sistem Paging 32 b. Reliabilitas Instrumen Tinggi 0 Sedang 11 Rendah 9 diperbaiki Rendah 9 diganti Tidak tidak 3 Valid Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus yang diketemukan oleh Kuder dan Richardson yaitu KR20: keterangan : r i = Reliabilitas instrumen k = jumlah item (soal) dalam instrumen pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item i qi = 1- pi St2 = Varians total Hasil reliabilitas uji instrumen soal dalam skripsi ini terlampir pada lampiran 5, disimpulkan sebagai berikut: Tabel 3. 2. Hasil Reliabilitas Instrumen Soal BAB Reliabilitas Manajemen Proses 0,6826 Penjadwalan Proses 0,6162 Deadlock 0,5132 Manajemen Memori 0,5700 Manajemen Memori 2 0,7685 Sistem Paging 0,5911 c. Indeks Kesukaran Untuk menguji indeks kesukaran soal rumus: keterangan: = indeks kesukaran
48 =banyaknya pengguna yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh peserta tes Hasil indeks kesukaran soal dalam skripsi ini terlampir pada lampiran 5, disimpulkan sebagai berikut: Tabel 3. 3. Hail Indeks Kesukaran Soal BAB Mudah Sedang Sukar Manajemen Proses 11 17 19 Penjadwalan Proses 16 21 6 Deadlock 12 17 7 Manajemen Memori 10 13 9 Manajemen Memori (swapping) 12 17 12 Sistem Paging 2 20 10 d. Daya Pembeda Daya pembeda dihitung menggunakan rumus: keterangan: D = indeks diskriminasi (daya pembeda) B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah Hasil daya pembeda soal dalam skripsi ini terlampir pada lampiran 5, disimpulkan sebagai berikut: BAB Tabel 3. 4. Hasil Daya Pembeda Soal Total Jumlah Soal Kriteria Jumlah Soal Keterangan 0 Baik - Baik 0 Manajmen Proses 47 Cukup 9 Jelek 27 diperbaiki 11 Jelek Penjadwalan Proses 43 0
49 Deadlock 36 Manajemen Memori 32 Manajemen Memori (Swapping) 41 Sistem Paging 32 Baik Baik 6 Cukup 6 Jelek 22 Jelek 9 Baik 2 Baik 2 Cukup 0 Jelek 22 Jelek 10 Baik 0 Baik 3 Cukup 5 Jelek 19 Jelek 5 Baik 0 Baik 4 Cukup 7 Jelek 19 Jelek 11 Baik 0 Baik 1 Cukup 7 Jelek 12 Jelek 12 diperbaiki diperbaiki diperbaiki diperbaiki diperbaiki 3. Analisis Data Validasi Ahli Analisis data instrumen validasi ahli menggunakan pengukuran jenis rating scale, sehingga data mentah yang diperoleh berupa angka selain itu menggunakan kesimpulan penilaian yang terdiri dari layak, layak dengan perbaikan dan tidak layak.
50 keterangan: = angka persentase, = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir 4. Analisis Data Instrumen Penilaian Pengguna Skala yang dalam pengukuran adalah skala Likert. Perhitungan dilakukan menggunakan rumus: keterangan: =angka persentase, = skor tertinggi pilihan jawaban x jumlah responden Kemudian peneliti mengkategorikan presentase sama seperti analisis data validasi ahli. 5. Analisis Data Peningkatan Pemahaman Konsep Peningkatan pemahaman dengan membandingkan rata-rata sebelum menggunakan multimedia dengan setelah menggunakan multimedia pembelajaran model tutorial branching dengan adaptive test menggunakan algoritma runut balik, serta dari angket yang diberikan pada responden.