BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit dengan kehidupan masyarakat. Melalui keberagaman media yang dapat melingkupinya dan tingkatan kualitas komunikasi yang dapat dibangunnya, wacana dimanfaatkan sebagai gerakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pencapaian tujuan akan menciptakan dampak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis wacana tersebut. Dengan segala dampak yang dapat diciptakannya, wacana tentunya bukan sekedar teks dengan tujuan penulisan tertentu. Eriyanto (2010: 8 13) menyebut wacana semacam ini dengan istilah wacana kritis. Dia mengatakan bahwa wacana kritis dipandang sebagai objek kajian berdimensi yang terdiri atas beberapa aspek: tindakan, konteks, historis, kekuasaan, dan ideologi. Aspek-aspek tersebut merupakan karakteristik dari wacana kritis. Wacana atau tulisan bernada kritis dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan dari penulisnya. Salah satu upaya untuk mengetahui tujuan dan memahami keseluruhan makna dalam dalam sebuah teks adalah dengan melakukan analisis

2 wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah model analisis wacana yang dapat digunakan untuk menjawab apakah wacana yang diproduksi telah dipengaruhi oleh tujuan tertentu atau tidak, dan bagaimana dampak wacana tersebut terhadap masyarakat pembaca. Hal tersebut didukung oleh pendapat Van Dijk dalam Darma (2013:51) yang mengemukakan bahwa analisis wacana kritis digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis di antaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lainnya. Kegiatan mendeskripsikan, menganalisisis, dan mengktitik sebuah tulisan atau teks dapat dilakukan melalui analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah upaya mendeskripsikan segala fenomena yang tertuang dalam tulisan atau teks. Kegiatan pendeskripsian dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lengkap terkait fenomena masyarakat yang tertuang dalam sebuah teks. Kegiatan menganalisis diartikan sebagai kegiatan mengurai teks guna melihat apakah teks yang dihasilkan oleh pembuat teks dipengaruhi oleh kognisi dan lingkungan tertentu. Selain itu, kegiatan mengkritik adalah kegiatan untuk menilai kesesuaian dan ketidaksesuaian teks terhadap kondisi kehidupan sosial masyarakat. Analisis wacana kritis setidak-tidaknya memandang wacana sebagai objek berdimensi yang terdiri atas tiga unsur: teks, kognisi sosial, dan konteks. Dimensi teks yang akan diteliti adalah struktur dari teks itu sendiri, di dalamnya terdapat analisis linguistik. Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi atau dibuat oleh penulis wacana. Konteks merupakan dimensi untuk melihat bagaimana teks dihubungkan dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat. Ketiga hal ini

3 merupakan bagian integral yang harus dikaji bersama-sama untuk mendapatkan hasil analisis wacana secara utuh. Setiap dimensi dalam wacana kritis tentunya mengangkat tema-tema tertentu, seperti pendidikan, politik, dan kebijakan pemerintah. Tema adalah struktur wajib yang terdapat pada wacana. Tanpa adanya tema, wacana akan kehilangan tujuan, penguat antarkomponen, dan pengait antarstruktur. Dalam kaitannya dengan kemunculan tema tersebut, tema yang terdapat dalam suatu wacana dapat muncul secara sadar dan tidak sadar. Tema yang muncul secara sadar adalah tema yang dipilih berdasarkan hasil pemikiran, perumusan tujuan, atau penyimpulan suatu kajian. Sementara itu, tema yang muncul secara tidak sadar disebabkan adanya stimulus-stimulus tertentu (situasi politik, kebijakan pemerintah yang tidak adil, atau ancaman kesejahteraan) yang memengaruhi dan memicu motivasi pemproduksi wacana. Tema yang muncul secara sadar dan tidak sadar tersebut dapat disikapi melalui dua pandangan: pro (dukung) dan kontra (tolak). Dengan demikian, satu tema dapat disikapi dengan kegiatan mendukung (pro) atau menolak (kontra), bahkan perlawanan. TEMA SADAR TIDAK SADAR Pro (Dukung) Kontra (Tolak) Bagan 1Posisi Tema dalam Wacana Praktik pemilihan tema yang muncul secara sadar dan tidak sadar, lalu disikapi dengan kegiatan pro dan kontra dapat dilihat pada wacana-wacana kritis

4 yang dipublikasikan melalui media massa: koran, televisi, atau internet. Beberapa media masa sering memilih satu tema yang memiliki kecenderungan pro dan kontra. Misalnya, tema pendidikan kebijakan pemerintah yang menetapkan ujian nasional sebagai penentu kelulusan siswa yang dituliskan koran ABC sebagai langkah tepat dan ideal, namun dituliskan oleh koran XYZ sebagai tindakan salah dan merugikan. Fenomena seperti ini tidak terlepas dari fakta bahwa wacana kritis dipengaruhi oleh aspek kekuasaan dan ideologi. Wacana yang dipublikasikan oleh koran ABC mungkin saja bagian dari alat pendukung kebijakan penguasa, dan koran XYZ adalah media perlawanan yang diisi oleh pihak-pihak yang memiliki ideologi tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa media massa memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu meskipun hampir semua media massa mengaku bahwa mereka pada posisi netral (tidak berpihak). Media massa dan wacana adalah dua hal yang saling mendukung satu sama lain. Wacana kritis yang memiliki kualitas konten baik sekalipun tidak akan mampu berdiri sendiri, wacana seperti ini memerlukan media massa yang melingkupinya. Media massa sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alatalat komunikasi mekanis. Karakteristik media massa adalah: a) publisitas (disebarkan kepada publik/khalayak), b) universalitas (berisi informasi umum yang mencakup semua aspek kehidupan dan berbagai peristiwa di berbagai tempat), c) kontinuitas (disampaikan secara berkesinambungan), d) aktualitas (berisi hal-hal baru), dan e) periodisitas (disajikan secara tetap atau berkala). Menurut jenisnya, media massa dibagi menjadi tiga: media cetak, media elektronik, dan media siber (online).

5 Jika keberadaan wacana sangat bergantung pada media massa yang melingkupinya, media massa akan sangat bergantung pada penikmat atau penggunanya. Oleh karena itu, media massa yang ideal tidak hanya dilihat dari konten-konten yang diterbitkannya, tetapi juga kemudahan akses yang diberikannya kepada pengguna. Untuk saat ini, media siber adalah media massa yang sangat populer dan diminati banyak golongan. Media jenis ini menjadi populer karena sangat mudah diakses oleh pengguna. Bahkan, pengguna bisa mencari berita-berita dengan kategori tertentu, sesuai kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pengguna, tidak seperti media massa jenis lain yang cenderung lebih kaku. Media siber juga dapat diakses dimana dan kapan saja, hanya dengan alat komunikasi sehari-hari: telepon genggam atau telpon cerdas (smartphone). Kemudahan akses informasi yang ditawarkan media massa jenis siber juga didukung dengan kemudahan interaksi antara pengguna dan media massa. Dalam konteks ini, media siber tidak hanya sarana berbagi informasi milik redaksi, tetapi juga sarana berbagi informasi antar pengguna. Melalui media siber besar seperti Kompas melalui Kompasiana, Detik melalui DetikForum dan BlogDetik, atau VivaNews melalui VivaForum, pengguna dapat mengirimkan tulisan untuk diterbitkan secara mudah, cepat, dan dapat dijangkau oleh banyak pihak. Kenyataan ini tentunya berbeda dengan media massa jenis cetak dan elektronik. Meskipun kedua jenis media massa ini juga melibatkan pengguna untuk mengirimkan berita atau tulisannya, media massa jenis siber memberikan akses lebih mudah dan cepat. Dengan adanya peran pengguna untuk berbagi informasi atau berita, informasi yang dipublikasi akan lebih beragam dan mampu merepresentasikan informasi lebih objektif.

6 Keberadaan pengguna sebagai penyedia informasi dalam media massa siber akan memengaruhi variasi dan pilihan tema yang dipublikasi, diikuti dengan variasi dalam menyikapi tema. Dalam media massa siber, hampir semua informasi yang dipublikasi telah mewakili semua tema umum: pendidikan, pemerintahan, politik, budaya, sosial, kriminal, olahraga, teknologi, dan ekonomi. Kesemua tema tersebut juga disikapi dengan pandangan pro dan kontra. Media siber mampu menyediakan informasi yang mewakili keberagaman tema dan pandangan atau sikap, juga memberikan hak menulis lebih bebas dan fleksibel (tidak disunting secara ketat) daripada media cetak dan elektronik sehingga informasi yang disajikan lebih jujur dan objektif. Oleh karena itu, penelitian ini memilih wacana-wacana yang dipublikasikan oleh media massa jenis siber. Situs media massa siber yang dipilih adalah Kompas melalui Kompasiana. Kompasiana adalah situs milik Kompas yang memfasilitasi penggunanya untuk mempublikasikan berita atau informasi, berbagi pandangan, dan melakukan interaksi antarpengguna secara mudah dan cepat. Situs Kompasiana dipilih karena beberapa alasan: 1) Kompasiana merupakan situs yang didalamnya terdapat banyak tulisan terkait topik atau tema yang akan dibahas, 2) Kompasiana merupakan situs terkenal, 3) Kompasiana adalah media digital yang diakses secara global dan internasional, 4) Kompasiana lebih mudah untuk diakses karena berupa media digital, 5) Kompasiana memiliki sistem dokumentasi yang baik, 6) Kompasiana memiliki banyak penulis, 7) Kompasiana merupakan situs resmi digital dari Kompas yang telah diakui kehandalannya, dan 8) lebih objektif karena disampaikan oleh banyak pengguna yang mewakili keberagaman latar belakang, karakteristik, dan kemampuan.

7 Dalam kaitannya dengan pembelajaran, hasil penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai objek untuk menghasilkan suatu produk yang nantinya dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Penggunaan produk inilah yang merupakan hasil nyata atau bentuk realisasi dari implikasi penelitian terhadap pembelajaran. Beberapa produk yang dapat dihasilkan dalam penelitian ini di antaranya bahan ajar dan bahan bacaan guru dan siswa. Penggunaan produk penelitian (bahan ajar dan bahan bacaan) akan memberi stimulus bagi guru dan siswa sehingga terjadi umpan balik. Hal inilah yang dinamakan implikasi penelitian terhadap pembelajaran. Pemilihan jenjang SMA dikarenakan siswa pada jenjang ini sudah memunyai tingkat pemikiran yang lebih kritis terhadap suatu masalah yang berkembang di masyarakat. Selain itu, jenjang SMA dipilih karena sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMA. Kompetensi tersebut terdapat pada kompetensi dasar 3.3 (menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan) dan kompetensi dasar 4.2 (memproduksi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan). Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dalam Jurnal Ilmu komunikasi yang dilakukan oleh Elvinaro Ardianto dengan judul Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat dan Harian Kompas sebagai Public Relations Politik dalam Membentuk Branding Reputation Presiden SBY. Penelitian ini berfokus pada pemberitaan dalam Harian Pikiran Rakyat dan Harian Kompas. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis menggunakan analisis model Norman Fairclough.

8 Penelitian lain dilakukan oleh Tia Agnes Astuti mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dengan judul Analisis Wacana Van Dijk terhadap Berita Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft di Majalah Pantau. Penelitian ini menggunakan model analisis Van Dijk dengan kajian teks, kognisi sosial, dan konteks. Melalui beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, dapat dikatakan bahwa ada beberapa perbedaan kajian penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu 1) perbedaan media yang menerbitkan tulisan. Jika penelitian ini berfokus pada media siber, penelitian lain yang relevan terfokus pada media cetak. 2) perbedaan kajian lingkup wacana. Jika penelitian ini lebih mengkhususkan pada wacana yang memunyai pandangan pro dan kontra, penelitian sebelumnya tidak mengkhususkan kajian pandangan pro dan kontra pada wacana. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, penelitian ini melibatkan keseluruhan kajian pada model analisis Van Dijk (teks, konteks, dan kognisi sosial) yang saling berintegrasi sehingga hasil penelitian dapat merepresentasikan kajian-kajian yang diteliti secara lebih komprehensif. Kedua, penelitian ini relevan dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi pada kurikulum 2013 sehingga memiliki implikasi dalam pembelajaran bahasa di SMA. Ketiga, penelitian ini menggunakan media siber yang memiliki kemudahan akses. Selain itu, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya karena mengkategorikan wacana berdasarkan pandangan pro dan kontra.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan menjadi beberapa hal, yaitu (1) bagaimanakah teks wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana, (2) bagaimanakah konteks wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana, (3) bagaimanakah kognisi sosial wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana, dan (4) bagaimanakah implikasi hasil penelitian pada pembelajaran bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan teks, konteks, dan kognisi sosial wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana dan implikasinya pada pembelajaran di SMA. Tujuan penelitian secara spesifik dan khusus dijabarkan menjadi dua tujuan: 1. menganalisis dan mendeskripsikan teks wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana menggunakan metode AWKVD. 2. menganalisis dan mendeskripsikan konteks wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana menggunakan metode AWKVD. 3. menganalisis dan mendeskripsikan kognisi sosial wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana menggunakan metode AWKVD. 4. mengimplikasikan hasil penelitian wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana pada pembelajaran bahasa di SMA.

10 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. a. Manfaat secara Teoretis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah dan mendukung ketersediaan dan keberadaan teori pada bidang bahasa, khususnya pada bidang wacana dan analisisnya. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pendukung atau fakta (pembuktian) dari teori-teori tertentu yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Manfaat secara Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca, siswa, dan guru yang tertarik untuk menerapkan proses menulis kritis. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam aktivitas membaca pemahaman. Dalam konteks ini, pembaca mampu menentukan dan mendalami tema, topik, alur, dan beragam informasi dalam bahan bacaan. Bagi peneliti yang sedang meneliti permasalahan serupa, penelitian ini dapat digunakan sebagai fakta pendukung teori. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah teks, konteks, dan kognisi sosial wacana bertema pendidikan dalam situs Kompasiana. Teks yang akan dikaji meliputi tema, skema, latar, detil, maksud, koherensi, koherensi kondisional, koherensi pembeda, pengingkaran, nominalisasi, bentuk kalimat, kata ganti,

11 leksikon, praanggapan, grafis, dan metafora. Konteks dalam analisis wacana kritis, diartikan sebagai latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Kognisi sosial dalam analisis wacana kritis siartika sebagai hubungan lebih jauh terkait struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat. Selanjutnya mengimplikasikan hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa di SMA.