BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

dokumen-dokumen yang mirip
>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT)

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

IKAN PINDANG AIR GARAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

Uji Organoleptik Ikan Mujair

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses

Harryara Sitanggang

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : TINGKAT KETAHANAN KESEGARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) MENGGUNAKAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari ikan kembung adalah : : Tunicata (Urochordata) : Scomber kanangurta

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi dan Higienitas di Tempat Pelelangan Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

Sosis ikan SNI 7755:2013

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

3 BAHAN DAN METODE. Pembuatan dan uji coba alat dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN: : SubSistem Pengolahan Hasil Perikanan

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

Pembuatan Sosis Ikan

Transkripsi:

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan maupun hasil budidaya. Menurut Mulyadi (1984), Pengolahan ikan meliputi cara memilih ikan segar, perlakuan pada ikan, dan cara menghambat kebusukan. 2.1.1 Pengertian penanganan ikan Penanganan ikan adalah perlakuan terhadap ikan dengan tidak merubah karakteristik organoleptik, dan tidak merubah komponen kimiawi akibat perlakuan tersebut setelah penangkapan atau pemanenan memegang peranan penting untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Ikan dikatakan mempunyai kesegaran yang maksimal apabila sifatnya masih sama dengan ikan hidup, baik berupa bau, cita rasa, maupun tekstur seperti tertera pada Tabel 1. Apabila penanganan ikan kurang baik maka mutu atau kualitas akan turun. Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan, tetapi hanya dapat dipertahankan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui perubahan perubahan yang terjadi setelah ikan mati. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan penanganan yang baik dalam upaya mempertahankan kesegaran ikan (Junianto, 2003 ). Ciri ciri ikan segar dapat disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel. 1 Ciri ciri ikan segar dan ikan tidak segar. No Ciri ciri ikan segar Ciri ciri ikan tidak segar 1 Rupa dan warna ikan secara Warna insang pucat dan keseluruhan masih cerah, berbau busuk. mengkilap spesifik sesuai jenis ikan. 2 Lendir yang tipis, bening dan Lender alami yang encer menyelubungi tubuh ikan, baunya normal dan khas jenis ikan menutupi permukaan ikan hilang atau mengering atau menjadi pekat dan lengket 3 Sisik melekat kuat mengkilat Warna kulit menjadi pudar, dengan warna atau tanda kulit ikan akan mengering khusus sesuai jenis ikan. dan retak. 4 Mata cemerlang, cembung, Sisik sisiknya banyak bening,pupil hitam dan tidak yang lepas. banyak berdarah. 5 Daging kenyal, jika dipijat Dagingnya lunak dan bekas pijatan tidak nampak. kehilangan elastisitasnya. 6 insang berwarna merah cerah, Insannya berwarna khas menurut jenis ikan, kecoklatan tertutup lendir yang tipis, bening dan berbau segar. 7 Bagian perut masih kuat, tidak pecah dan lubang dubur tertutup. Sumber: Junianto, 2003 2.1.2 Cara mempertahankan kesegaran ikan Cara memperlakukan ikan yang sudah ditangkap, sangat mempengaruhi kecepatan pembusukan ikan tersebut. Ikan yang dari semula diperlakukan dengan tidak

baik akan menghasilkan ikan bermutu tidak baik pula. Menurut Nuraini, (2008). Perlakuan terhadap ikan yang baik adalah sebagai berikut : a. Usahakan ikan tidak mati secara perlahan-lahan, tetapi mati dengan cepat. b. Setelah ikan mati, dinginkan dengan es untuk mengurangi pembusukan. c. Ikan tidak dilempar-lemparkan dan tidak terkena benda tajam. d. Buang bagian tubuh ikan yang mudah busuk, misalnya isi perut dan insang. e. Cuci dengan air bersih. 2.1.3 Ikan sebagai bahan baku Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat highly perishable, terutama pada kondisi tropis ikan lebih cepat mengalami kemunduran mutu. Hal ini merupakan suatu fakta yang dapat ditangani dengan cara menurunkan suhu tubuh ikan agar kesegarannya tetap maksimal (Afrianto 2005). Bahan pangan ikan salah satu yang menjadikan sumber protein hewani yang sangat tinggi. Pada daging ikan terdapat senyawa-senyawa yang sangat potensial bagi tubuh manusia, dimana secara kimiawi unsur-unsur organik daging ikan adalah 75% oksigen, 10% hidrogen, 9,5% karbon, dan 2,5% nitrogen. Unsur-unsur tersebut terdiri dari protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin dan garam-garam mineral. Unsur protein merupakan yang terbesar setelah air bila dibandingkan dengan hewan ternak lainnya seperti sapi atau kambing, kedudukan ikan jauh lebih tinggi walaupun nilai biologinya untuk tiap jenis berbeda atau sama lainnya (Irawan, 1997). Berdasarkan hasil penelitian dinas perikanan Provinsi Sumatra Barat, kebutuhan setiap manusia akan protein hewani sangat bervariasi, tergantung pada umur, jenis kelamin dan aktifitas yang dilakukan. Jumlah daging dan protein ikan yang harus dimakan disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 2. Kebutuhan manusia akan daging ikan Tingkat kebutuhan Protein Daging ikan (Gram/orang/hari) 1. anak anak 25 40 125 200 2. laki laki dewasa 50 60 250 325 3. wanita dewasa 50 55 250 275 4. wanita hamil 60 75 300 375 5. wanita menyusui 75 80 375 400 Sumber: Dinas perikanan Provinsi Sumatra Barat 2.2 Penanganan dan penyimpanan bahan baku Menurut Purwaningsi (1995), bahwa penanganan dan penyimpanan bahan baku meliputi : a) Alat alat yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan bahan baku selalu dalam keadaan baik, utuh dan bersih dari jamur. b) Tempat penerimaan dan pencucian bahan baku harus dijaga kebersihannya, tidak terdapat sisa sisa hasil perikanan yang berceceran dilantai, tidak terdapat sampah dan kotoran dan tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbunan yang rusak atau tidak terpakai. c) Peralatan pencucian perlu dibersihkan secara teratur, sehingga tujuan pencucian betul betul tercapai. d) Tempat penyimpanan air hendaknya dilengkapi dengan tutup yang dapat menutupi secara sempurna. e) Bahan baku dan bahan bahan lainnya hendaknya dimasukan kedalam wadah atau kemasan yang kuat.

f) Ruang penyimpanan bahan baku juga harus selalu bersih, bebas dari binatang pengganggu. g) Jika bahan baku disimpan dalam kotak kotak ataupun kemasan lainnya, maka untuk penyimpanannya perlu disusun dengan baik dan teratur. h) Tumpahan bahan baku, maupun bahan lain pada lantai hendaknya segera dibersihkan. 2.3 Peralatan dan fasilitas penanganan Menurut Hadiwiyoto (1993), bahwa peralatan dan fasilitas penanganan ini meliputi : a) Semua peralatan yang digunakan untuk penanganan harus diperhatikan kebersihannya. b) Setiap saat setelah digunakan semua peralatan harus dicuci sampai bersih dengan menggunakan air panas dan sabun, dibantu dengan menggunakan sikat halus atau busa. c) Untuk peralatan yang kecil dan susah dibersihkan hendaknya direndam dalam larutan deterjen panas beberapa waktu sebelum dibersihkan. d) Sistem pemipaan yang ada hendaknya juga harus diperhatikan kebersihan dan kelancaran pembuangan. e) Konstruksi pipa dan saluran pembuangan harus disediakan dalam ukuran dan kemiringan yang cukup. f) Secara teratur perlu dilakukan pengecekan tentang mutu air di laboratorium yang tersertifikasi. g) Mesin mesin dan peralatan yang digunakan untuk penanganan harus dipelihara dan di bersihkan secara rutin.

2.4. Suhu Dalam proses Penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan yaitu suhu dimana suhu tersebut sangat berpengaruh pada ikan, ketika kita mengabaikan suhu maka ikan yang akan ditangani mengalami penurunan mutu dan tingkat kesegaran dari ikan tersebut. Dalam penanganan ikan segar suhu lingkungan atau tempat dimana ikan itu ditempatkan harus selalu diusahakan agar tetap rendah mendekat 0 o C, dan suhu ini harus dijaga agar tetap stabil. Dalam pendinginan yang sering dilakukan adalah dengan es. Es digunakan harus yang dibuat dari air bersih agar mampu menurunkan suhu sampai sekitar 0 o C. Untuk menghasilkan suhu tersebut es yang digunakan harus cukup banyak dan ditempatkan dalam wadah yang berisulasi serta rapat dan tidak ada celah untuk keluar masuknya udara (Irawan 1997). Suhu yang akan digunakan dapat mempengaruhi daya simpan serta dapat mempertahankan kesegaran ikan dan mutu dari ikan tersebut. Untuk lebih jelasnya suhu pendingin disajikan pada Tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Hubungan suhu dan daya awet / daya simpan Suhu Daya Awet / ( 0 C) Daya simpan(hari) 16 1-2 11 3 5 5 0 14-15 Sumber : Departemen pertanian, 1981.