BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KAPASITAS MEMORI JANGKA PENDEK UNTUK INFORMASI AUDIO VISUAL.

ANALISIS PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP SHORT TERM MEMORY MANUSIA UNTUK INFORMASI AUDITORY

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V ANALISA DATA. 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan

SISTEM KERJA. Nurjannah

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

PENGARUH JENIS MUSIK TERHADAP SHORT TERM MEMORY PADA MAHASISWA PEKERJA (Studi Kasus Mahasiswa Teknik Industri Universitas Riau Kepulauan)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN. Prinsip Usability

Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH SUHU, PENCAHAYAAN, DAN KEBISINGAN TERHADAP PERFORMANSI SHORT TERM MEMORY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

ABSTRAK Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa rentang waktu mempengaruhi ingatan mahasiswa dan juga adanya peralihan penurunan nilai mahasiswa.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

Interaksi Manusia Komputer. Manusia

PRINSIP USABILITY. HUMAN CAPABILITIES Faktor manusia ini harus diperhatikan, karena dari sinilah desain yang lebih baik didapatkan.

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

SEJARAH & PERKEMBANGAN

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : Jurusan : Teknik Industri Modul : 3 Praktikum : Kecepatan Reaksi Tanggal : Juni 2015 KECEPATAN REAKSI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

LAPORAN PRAKTIKUM LINGKUNGAN KERJA FISIK

BAB I PENDAHULUAN. pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari. Sound Level Meter dengan 9 titik pengukuran yang berdasarkan European

BAB I PENDAHULUAN. ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Media Pembelajaran. Konsep Dasar. Afid Burhanuddin. Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami konsep dasar media pembelajaran

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB - I MANUSIA By. By Ala n Ala Dix, D ix, Jan Ja et t Fin F lay, a y, Grego g ry o D ry. D Ab A owd o, wd, Russ us e s ll Be l ale a

ANDRIYANTI NIM : D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB - I MANUSIA. By. Alan Dix, Janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Beale. Ada 3 subsistem model antara lain: dunia luar

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Faktor Manusia Dalam IMK IMK Kuliah II

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

INFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

TF4041- TOPIK KHUSUS A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei

BAB I PENDAHULUAN. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor Manusia dalam Interaksi Manusia - Komputer. Ratna Wardani Pertemuan #2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Volume 5, No. 1, April 2012 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

PENGARUH TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KEBISINGAN TERHADAP KECEPATAN KERJA MEKANIK AHM (STUDI KASUS: HONDA CATUR PUTRA JAYA AHASS 06703)

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERTEMUAN KE 5 dan 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV. MITRA JAYA MALANG

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

SISTEM PENGOLAHAN INFORMASI PADA MANUSIA. Chalifa Chazar Modul :

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari itu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas seseorang sangat dipengaruhi banyak faktor, misalnya daya ingat (memory), kondisi lingkungan kerja, kondisi psikologis dan mental, kondisi fisiologis, dan lain lain. Memori sangat penting bagi manusia untuk mengolah dan menyimpan informasi yang diterimanya. Namun pada kenyataannya tidak semua memanfaatkan kapasitas memori tersebut seoptimal mungkin. Memori manusia dapat diolah secara sadar (concius processing) dan secara otomatis. Pengolahan secara sadar biasanya menimbulkan tindakan tindakan baru sedangkan pengolahan secara otomatis biasanya menghasilkan tindakan reflek atau secara tiba tiba dengan waktu yang pendek. Selain itu memori juga dibagi dua berdasarkan jangka waktu dan tingkat penggunaan, yaitu Short Term Memory (STM) dan Long Term Memory (LTM). Menurut Bailey (1989) STM digunakan untuk informasi yang temporer, biasanya dalam beberapa detik. Kapasitas STM untuk menyimpan informasi sangat kecil yaitu 6 (enam) unit informasi. Menurut Alan Dix dkk (1993) memori sensor (sensory memory) bekerja sebagai buffer untuk menampung masukan yang diterima oleh panca indera manusia. Memori sensor terdiri dari 3 jenis indera, salah satunya memori echoic untuk indera auditory. Informasi yang diterima oleh memori sensor ini akan hilang / tertimpa setiap kali diperoleh informasi baru. Informasi yang 1

diterima oleh memori sensor inilah yang akan diteruskan ke memori jangka pendek (short term memory). Pada visual display biasanya sering terjadi ambigu atau kesan ganda, sedangkan sistem auditory (pendengaran) memiliki kapasitas yang sangat besar untuk mengumpulkan informasi mengenai lingkungan sekitar kita. Atkinson dan Shiffin (1986, dalam Reed 2007) mengatakan bahwa informasi yang diterima dan disimpan dalam ingatan jangka pendek ini sangat rapuh, dan apabila ini tidak diulang dalam jangka waktu 30 detik, maka informasi yang diterima akan hilang. Kenyataannya, informasi yang diterima terkadang tidak sampai 30 detik lamanya sudah menghilang. Hilangnya informasi yang telah kita terima dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut yaitu pengaruh lingkungan. Dalam dunia industri, pendengaran mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai salah satu media masuknya informasi dari luar ke memori manusia sehingga perlu didukung oleh lingkungan fisik. Menurut Grandjean (1993, dalam Tarwaka 2004) bahwa pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata yang akan mempengaruhi tingkat konsentrasi dan produktivitas seseorang. Selain itu menurut Pulat (1992) bahwa kebisingan intensitas rendah dan suhu juga dapat menyebabkan menurunnya konsentrasi seseorang. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diketahui bagaimana pengaruh kondisi lingkungan 2

terhadap short term memory manusia untuk informasi auditory. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dengan metode statistik: 1. Mengetahui signifikansi pengaruh faktor kebisingan terhadap tingkat kesalahan short term memory. 2. Mengetahui signifikansi faktor suhu terhadap tingkat kesalahan short term memory. 3. Mengetahui signifikansi faktor Pencahayaan terhadap tingkat kesalahan short term memory. 4. Mengetahui signifikansi interaksi faktor suhu dan pencahayaan terhadap tingkat kesalahan short term memory. 5. Mengetahui signifikansi interaksi faktor suhukebisingan, pencahayaan-kebisingan, dan suhupencahayaan-kebisingan terhadap tingkat kesalahan short term memory. 1.4. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di Ruang Kondisi Laboratorium Analisis Perancangan Sistem Kerja (APSK) dan Ergonomi UAJY, sehingga batasan batasan pengukuran faktor lingkungan disesuaikan dengan kondisi yang ada di Ruang Kondisi Laboratorium Analisis Perancangan Sistem Kerja (APSK) dan Ergonomi UAJY. 2. Penelitian dilakukan pada 3 orang Mahasiswa Teknik Industri UAJY yang tidak mengalami gangguan 3

pendengaran dan gangguan penglihatan, di asumsikan kemampuan Short Term Memory ketiga responden sama. 3. Kondisi lingkungan yang dianalisis berupa suhu, pencahayaan, dan kebisingan. 4. Instrumen aktivitas auditory mengadopsi dari Bailey (1989). 5. Performansi auditory yang diukur adalah saat pertama kali responden melakukan kesalahan dalam menyebutkan kembali deretan angka acak yang diujikan. Di asumsikan bahwa saat pertama kali responden melakukan kesalahan dalam menyebutkan kembali deretan angka acak yang diujikan, responden mulai terganggu aktivitas memorinya. 1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Tahap Persiapan Penulis melakukan penelitian pengaruh kondisi lingkungan terhadap short term memory untuk aktivitas auditory. Pada persiapan ini perlu menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian, antara lain yaitu : 1. Short term memory test berupa deretan bilangan acak yang tidak memiliki pola khusus untuk digunakan sebagai informasi atau input short term memory yang disampaikan dengan rekaman suara dan kecepatan membaca 1 detik tiap angka secara bersih atau terpatah-patah serta tidak dilakukan perulangan. 2. Ruang Kondisi Laboratorium APSK dan Ergonomi 3. Sound level meter 4. Lux- hi tester 5. AC (air conditioner) 4

6. Thermometer 7. Tape recorder dan speaker 8. Rekaman simulasi kebisingan pabrik 9. Seperangkat Komputer dan speaker 10. Desain atau tabel penelitian Pada penelitian ini variabel yang diukur adalah saat responden pertama kali melakukan kesalahan dalam menyebutkan kembali deret angka yang disebutkan (salah pada percobaan ke-), variabel ini merupakan dependen variabel. Pengaruh kondisi lingkungan yang dianalisis adalah suhu, pencahayaan, dan kebisingan. Suhu menurut Pulat (1992) sesuai dengan comfort zone, temperatur yang optimal adalah 19-26 o C. Pada temperatur 27-30 o C performansi manusia akan memburuk, karena pada temperatur ini seseorang akan berkeringat, mengantuk, dan mengalami kelesuan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja. Pada temperatur 12-16 o C kemampuan manusia akan menurun, hal ini dikarenakan pada temperatur ini seseorang akan menggigil, kehilangan konsentrasi, dan kehilangan kekuatan otot. Berdasarkan uraian diatas maka faktor suhu diambil satu titik dari masing - masing interval untuk mewakilinya. Pada temperatur 12-16 o C diwakili 16 o C, temperatur 19-26 o C diwakili 23 o C, dan temperatur 27-30 o C diwakili oleh 28 o C. Penelitian ini dilakukan dalam ruang laboratorium dan jenis pekerjaan yang dilakukan responden berupa mendengarkan rekaman dan menulis. Tingkat pencahayaan yang diukur pada penelitian ini ditentukan menurut rekomendasi dari Pulat (1992) yaitu tingkat pencahayaan yang sesuai dengan pekerjaan responden adalah 750 Lux 5

untuk pekerjaan kantor yang sederhana atau mudah. Seperti pada faktor suhu dipilih 3 titik untuk kondisi eksperimennya, demikian juga untuk tingkat pencahayaan dan kebisingan. Tingkat pencahayaan yang redup dipilih 150 Lux, karena masih merupakan kegiatan yang sejenis yaitu jenis pekerjaan yang sesekali membutuhkan kegiatan visual. Tingkat pencahayaan yang lebih terang dipilih 1500 Lux, karena masih merupakan kegiatan yang sejenis yaitu jenis pekerjaan menyimpan buku maupun dokumen yang sesekali menggunakan huruf atau angka dengan ukuran karakter yang kecil. Menentukan tingkat kebisingan menggunakan SNR (signal to noise ratio), menurut wikipedia merupakan perbandingan kekuatan sumber bunyi yang didengar oleh responden dengan kekuatan kebisingannya (background). Nilai normal yang dianjurkan oleh Bailey (1989) untuk percakapan berkisar 60-75 db. Background kebisingan pada penelitian ini dipilih dua nilai normal yaitu 67 db dan 75 db. Backcground kebisingan 67 db ditentukan dari persamaan SNR normalnya perbandingan antara sumber dengan intensitas kebisingan sama, sehingga diperoleh nilai 0 db. Dari persamaan SNR tersebut maka untuk penelitian sumber bunyi diatur tetap pada 67 db. Nilai 75 db diambil dari range normalnya, karena menurut Bailey (1996) ketika SNR = -6 db manusia masih dapat mendengar dan membedakan dengan jelas informasi yang disampaikan meskipun informasi yang satu dengan yang lain saling membingungkan. Background kebisingan diatas normal dipilih 80 db, karena menurut Bailey (1996) ketika SNR = -12 pemahaman manusia terhadap suara 6

percakapan akan mulai kacau atau bingung terhadap informasi yang disebutkan. 1.5.2. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan membagikan kuesioner terhadap responden. Adapun data yang dikumpulkan terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Data primer Pengumpulan data primer terdiri dari beberapa metode: a. Kuesioner Kuesioner adalah pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan mengenai usia, ada atau tidaknya gangguan. b. Observasi Langsung adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan kepada responden yang diteliti. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh melalui referensi-referensi dan literatur yang menunjang penelitian. 1.5.3. Tahap Analisis Data dan Pembahasan Pada penelitian short term memory test ini menggunakan 3 variabel yang berpengaruh yaitu variabel eksternal berupa suhu, pencahayaan, dan kebisingan. Variabel yang diukur yaitu pengaruh terhadap aktivitas auditory short term memory manusia yang berupa aktivitas operator dalam mengingat kembali memori yang telah didapatkan sebelumnya dan kapan responden pertama kali melakukan kesalahan dalam menyebutkan kembali deretan angka acak yang diujikan. Analisis data 7

menggunakan software SPSS Versi 15 dengan uji kenormalan data dan uji Kruskal-Wallis. 1.5.4. Tahap Penarikan Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang dibahas, diambil beberapa kesimpulan yang dapat memenuhi dan menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 8

Gambar 1.1. Diagram alir metodologi penelitian 9

1.6. Sistematika Penulisan Secara umum, sistematika penulisan laporan tugas akhir ini ialah sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini diuraikan tentang tinjauan pustaka sebagai bahan acuan yang berisi tentang uraian singkat hasil penelitian terdahulu dan perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu. BAB 3 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dari literatur maupun penjabaran dari tinjauan pustaka yang menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan. BAB 4 : DATA Bab ini secara garis besar menjelaskan tentang penelitian dan pengamatan. Mulai dari rancangan eksperimen sampai perolehan data dari eksperimen yang dilakukan. BAB 5 : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data maka diharapkan dapat ditarik suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. 10

BAB 6 : KESIMPULAN dan SARAN Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran yang dapat dijadikan untuk penelitian selanjutnya. 11