BAB I PENDAHULUAN. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara, hlm

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

DAFTAR ISI. i LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu jalur utama dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menyambut dan menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompetitif ini. Sebagai salah satu upaya pokok, pendidikan ini harus dilaksanakan sebaik mungkin. Pelaksanaan pendidikan yang berkualitas adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah dibidang sumber daya manusia.1 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan diharapkan mampu melahirkan caloncalon penerus pembangunan masa depan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang di atas. Untuk itu, diperlukan perubahan mendasar dalam sistem pendidikan nasional terutama yang berkaitan dengan kurikulum. Secara tradisional, kurikulum dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini adalah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013.2 1 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara, 1996. hlm 181. 2 S. Nasution, Pengembangan Kurikulim, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993, hlm 9 1

2 Kurikulum adalah program dalam mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum menuntut guru dengan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memperoleh pengalaman nyata.3 Pendapat lain menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan berdasarkan standar pendidikan.4 Pergantian menteri pendidikan yang baru menganjurkan agar meninggalkan penggunaan kurikuluk KTSP dan menggunakan kurikulum 2013 sebagai program pengembangan pendidikan baru. Simpang siur antara penggunaan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 berdampak bagi instansi pendidikan. Akan tetapi banyak instansi pendidikan masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dampak perubahan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi pada perubahan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan penekanan pada pengembangan setiap individual siswa dengan tujuan pencapaian aspek kognitif, afektif dan psikomotor.5 Dengan penekanan kurikulum KTSP berarti orientasi kegiatan belajar di kelas harus lebih banyak diberikan kepada siswa untuk lebih aktif belajar, aktif mencari informasi sendiri dan melakukan eksplorasi sendiri atau bersama teman dalam kegiatan belajar secara berpasaangan atau berkelompok, belajar menggunakan beragam sumber belajar dari bahan cetak, media elektronika, maupun lingkungan. Pembelajaran harus lebih berpusat pada aktivitas siswa karena merekalah yang nantinya diharapkan akan memiliki dan menguasai sejumlah keahlian atau kemampun dalam mata pelajaran. Sedangkan guru lebih berperan aktif sebagai motivator dan fasilitator yang mempermudah siswa mendapatkan sumber belajar. Namun, sebagian besar guru masih belum mengoptimalkan tujuan dari kurikulum KTSP. Banyak guru yang masih menggunakan strategi ceramah atau strategi konvensional dalam proses pembelajaran.6 3 Amin Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : PT Rosdakarya, 2012, hlm 99 Muhamad Mustari, Manajemen Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm 56 5 S. Nasution, Pengembangan Kurikulim, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993, hlm 9 6 Ibid, hlm 10 4

3 Sebagaimana dikutip dari sagala menjelaskan bahwa strategi pembelajaran konvensional adalah strategi pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan strategi ceramah, karena sejak dulu strategi ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Strategi konvensional atau ceramah merupakan pembelajaran yang bersifat teacher centered, dengan gaya mengajar yang monoton, serta siswa kurang berperan aktif dalam proses belajaran.7 Mata pelajaran KKPI (ketrampilan mengolah informasi dalam komputer) merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. KKPI merupakan ilmu tentang keterampilan komputer dan pengelolaan informasi. Pelajaran KKPI berfungsi mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal teknologi komputer. Sedangkan tujuan mata pelajaran KKPI di Sekolah Menengah Kejuruan adalah membekali siswa sejumlah konsep tentang ketrampilan mengolah informasi dalam komputer, mengerti peristiwa-peristiwa dalam masalah perkembangan teknologi informasi dalam kehidupan sehari- hari yang terjadi di lingkungan masyarakat dan negara. Selain itu tujuan lain dari mata pelajaran KKPI adalah membekali siswa sejumlah konsep tentang teknologi informasi yang diperlukan untuk mendalami ilmu pada jenjang selanjutnya, membekali siswa nilai-nilai serta etika dalam penggunaan teknologi informasi secara positif.8 Dalam mengoptimalkan proses pembelajaran KKPI diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang sesuai yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di kelas. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI menuntut siswa agar mengerti perkembangan teknologi secara cepat. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dalam pencapaian tujuan pembelajaran KKPI. Strategi pembelajaran tersebut seperti strategi 7 8 Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta. 2006 hlm 201 Singkatan KKPI, http://www.deskripsi.com/singkatan/kkpi, Tanggal Akses 30 Januari, 2016

4 pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata dimasyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama- sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.9 Strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dirasa tepat dalam mengembangkan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa yang dapat dilakukan secara bersama-sama. Kelompok belajar dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun psikomotor.10 Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi.11 Strategi cooperative learning mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi. 12 Selain dengan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam mendesain kegiatan pembelajaran, guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pemahaman lebih konkret. pemanfaatan media yang dipilih guru dalam proses pembelajaran juga memegang peranan penting. Sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian media, eksistensinya akan membantu siswa dalam memahami sesuatu yang sedang dipelajari dan dikajinya dengan berbagai kemudahan.13 9 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 173 Etin Solihatin, Cooperatif Learning Analisis Model, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007, hlm 6 11 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 173 12 Ibid, hlm 174 13 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 9 10

5 Media pembelajaran yang dipilih haruslah dapat mencakup aspek penglihatan (visual), pendengaran (auditif) dan gerak (motorik), karena selain bertujuan memudahkan peserta didik dalam belajar, juga untuk menanamkan konsep. Media pembelajarn merupakan stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas mengingat, mengenali, dan menghubungkan fakta dan konsep. Penjelasan yang lain menyatakan bahwa terdapat dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal.14 Media pembelajaran yang populer digunakan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), disebut juga dengan istilah ICT (Information and Communication Technology) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.15 ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.16 Teknologi pembelajaran adalah merupakan teori dan praktek desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar.17 Materi pembelajaran dapat dibuat menjadi lebih menarik diantara menggunakan desaian, audio, grafik, multimedia dan sebagainya. Penggunaan ICT (Information and Communication Technology) materi telah dikemas dalam bentuk instruksi pengajaran yang menarik disertai serangkaian contoh. 14 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 9 15 Sasmito Ginanjar, Teknologi Informasi Komputer, Semarang: Universitas Diponegoro, 2010, hlm 6 16 Ibid, hlm 7 17 Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, Kudus : Nora Media Enterprise, 2011 hlm 11

6 Peranan guru disini hanyalah sebagai fasilitator sehingga lebih banyak aktivitas siswa yang dilibatkan dalam proses belajar. 18 Berdasarkan pengamatan dan interview dengan Kepala Sekolah SMK Al-FALAH Winong Pati, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran KKPI yang diterapkan di SMK AL-FALAH Winong Pati menganut strategi pembelajaran tradisional, yaitu duduk, mendengarkan, mencatat dan menghafal serta pemanfaatan media teknologi yang belum maksimal.19 Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya yang harus dihafalkan, sehingga siswa menjadi malas dan bosan. Selain itu strategi pembelajaran yang selama ini masih didominasi guru nampaknya kurang memicu keingintahuan siswa terhadap topik yang dibelajarkan. Sebagian besar siswa jarang bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum diketahuinya sehingga kondisi yang demikian pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan atau motivasi belajar menjadi rendah. Dalam silabus pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk tingkat sekolah menengah Kejuruan (SMK), terdapat salah satu standar kompetensi menggoperasikan sistem operasi software. Dalam standar kompetensi tersebut memiliki salah satu kompentensi dasar yaitu mengoperasikan software spreadsheet pada software microsoft excel. Sesuai dengan kompetensi dasar tersebut, strategi pembelajaran kooperatif berbasis ICT akan diuji apakah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif strategi pembelajaran dalam pembelajaran KKPI dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional berbasis ICT. Dengan menerapkan langkahlangkah dalam strategi pembelajaran kooperatif berbasis ICT pada pembelajaran KKPI akan diketahui apakah strategi pembelajaran kooperatif berbasis ICT berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran KKPI. Dalam penelitian ini, dipilih kelas X SMK AL-FALAH Winong Pati untuk mengujicobakan strategi pembelajaran kooperatif dan strategi 18 Sasmito Ginanjar, Teknologi Informasi Komputer, Semarang : Universitas Diponegoro, 2010, hlm 5 19 Muhlisin, Kepala Sekolah X SMK AL-FALAH Winong Pati, 05 April 2015.

7 konvensional berbasis ICT. Hal tersebut dikarenakan guru mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati masih menggunakan strategi tradisional dan belum memaksimalkan media ICT dalam proses pembelajaran. Ujicoba yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT pada pelajaran KKPI siswa kelas X SMK AL-FALAH Winong Pati. B. Batasan Masalah Setelah mencermati uraian pada latar belakang dapat diperinci satu persatu masalah yang ada pada pembelajaran KKPI kelas X di SMK ALFALAH Winong, yaitu: 1. Materi yang sifatnya aplikatif atau terapan yang seharusnya lebih banyak melatih siswa namun kurangnya kompetensi guru, pembelajaran masih bersifat normatif, 2. Kurangnya ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran KKPI menggunakan strategi tradisional yang selama ini diindikasikan selaras dengan rendahnya aktivitas belajar siswa. 3. Motivasi belajar siswa tinggi tetapi fasilitas akses belajar yang terbatas, 4. Penggunaan strategi dan media pembelajaran yang monoton, sehingga siswa terlihat pasif dalam pembelajaran, 5. Dalam proses pembelajaran guru belum memaksimalkan penggunaan media ICT, Setelah mengetahui masalah-masalah yang dihadapi, perlu ada pembatasan masalah agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam. Oleh karena itu, batasan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah mencari perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif media ICT dan yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT pada pelajaran KKPI kelas

8 X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015). Penelitian ini diterapkan pada satu standar kompetensi yaitu Mengoperasikan software spreadsheet pada microsoft office excel. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif berbasis media ICT pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015)? 2. Bagaimanakah hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015)? 3. Bagaimanakah studi eksperimen hasil belajar siswa antara yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif berbasis media ICT dan yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015)? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif berbasis media ICT pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015). 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT

9 pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015). 3. Untuk mengetahui studi eksperimen hasil belajar siswa antara yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif berbasis media ICT dan yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional berbasis media ICT pada mata pelajaran KKPI kelas X di SMK AL-FALAH Winong Pati tahun pelajaran (2014/2015). E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu manfaat praktis dan teoretis, yaitu: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan pijakan dasar bagi penelitian serupa pada ruang lingkup yang lebih luas. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti secara ilmiah tentang efektivitas penggunaan strategi kooperatif dan strategi konvensional berbasis ICT dalam menigkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru 1) Agar merangsang kreativitas guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan menarik dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas guna meningkatkan hasil belajar. 3) Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. 4) Menambah wawasan guru terhadap alternatif penggunaan strategi pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran.

10 5) Sebagai salah satu masukan bagi sekolah dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. b. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan keaktifan siswa. 2) Memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan media ICT (Information And Communication Technology). F. 3) Memotivasi siswa untuk lebih giat belajar 4) Dapat menigkatkan hasil belajar siswa Sistematika Penulisan Sistematika penulissan tesis dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Bagian muka tesis terdiri atas: halaman sampul (cover), halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, abstrak, kata pengantar, pedoman transliterasi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Secara umum sistematika bagian utama tesis ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan membahas tentang: A. Latar Belakang, B. Identifikasi Maslah, C. Rumusan Masalah, D. Tujuan penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Sistematika Penulisan.

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka berisi tentang: A. Hasil Belajar, B. Strategi Pembelajaran, C. Pembelajaran Kooperatif, D. Pembelajaran Konvensional, E. Media ICT, F. Mata Pelajaran KKPI, G. Penelitian Yang Relevan, H. Kerangka Berfikir, I. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan metode penelitian berisikan tentang: A. Desain Penelitian, yang meliputi; 1. Metode Penelitian, 2. Diagram Alur Penelitian, B. Tempat dan Waktu Penelitian, yang meliputi; 1. Tempat Penelitian, 2. Waktu Penelitian, C. Populasi dan Sampel Penelitian, yang meliputi; 1. Populasi Penelitian, 2. Sampel Penelitian, D. Variabel Penelitian, E. Teknik Pengumpulan Data yang meliputi; 1. Instrumen Penelitian, 2. Validitas Instrumen Penelitian, 3. Reliabilitas instrumen Penelitian, 4. Tingkat Kesukaran, 5. Daya Beda, 6. Prosedur Pengumpulan Data, yang meliputi; a. Pra Eksperimen, b. Perlakuan, c. Pasca Eksperimen, F. Teknik Pengolahan Data, yang meliputi; 1. Uji Prasyarat Analisis Data, yang meliputi; a. Pemberian Skor, b. Pengolahan Data Pretest dan Posttest, yang meliputi; 1. Menghitung Mean (Rata-rata), 2. Uji Normalitas, 3. Uji Homogenitas. 2. Teknik Analisis Statistik, G. Hipotesis Statistik. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang: A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang meliputi; 1. Sejarah Singkat SMK AL-FALAH Winong Pati, 2. Profil SMK ALFALAH Winong Pati, 3. Program Kerja SMK AL-FALAH Winong Pati, B. Hasil Penelitian, yang meliputi; 1. Analisis Data, 2. Teknik Analisis Statistik, yang meliputi; a. Uji t Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Eksperimen, b. Uji t Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Kontrol, c. Uji t Data Pretes Hasil Belajar

12 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol, d. Uji t Data Postes Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen, 3. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Penelitian, yang meliputi; 1. Hasil belajar Siswa Kelas X SMK AL LFALAH Winong Pati yang Diberi Pembelajaran dengan strategi Pembelajaran kooperatif berbasis ICT (kelompok eksperimen), 2. Hasil belajar Siswa Kelas X AL-FALAH Winong Pati yang Diberi Pembelajaran dengan strategi Pembelajaran konvensional berbasis ICT (kelompok kontrol), 3. Perbedaan Hasil belajar Siswa Kelas X AL-FALAH Winong Pati yang Diberi Pembelajaran dengan strategi Pembelajaran kooperatif dan yang diberi Pembelajaran dengan strategi Pembelajaran konvensional berbasis ICT BAB V PENUTUP Penutup berisikan tentang: A. Kesimpulan, B. Saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir tesis terdiri atas: daftar pustaka, daftar lampiran, dan daftar riwayat.