MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN. Hendra Saputra 1. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

Keywords: ball throwing basic movement, game.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

oleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

Universitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

ZANUAR BUDIANTO K

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

DARMAWAN ADI NUGROHO X

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA PADA PKn DALAM KERANGKA KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN. oleh Tubagus Herlambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

Journal of Physical Education, Health and Sport

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI ESTAFET MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 OTI. Anis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

< 9 atau berada dalam kategori aktif. Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar passing bola voli pada Siklus I

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN Hendra Saputra 1 Abstrak Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar gerak dasar siswa melalui model pendekatan bermain ditinjau dari gerak dasar (jalan lari dan lompat) bagi siswa kelas III SD Negeri Neuheun Kabupaten Aceh Besar. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang penerapan model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada pendidikan jasmani. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Neuheun Kapubaten Aceh Besar, yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini dilakukan dengan enam kali pertemuan terdiri dari dua siklus, setiap siklus 3 kali pertemuan, siklus pertama yang direalisasikan melalui tindakan memberikan hasil kepada siswa, hasilnya nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran gerak dasar (jalan,lari dan lompat) 61,59 atau 61%. Siklus ke dua yang direalisasikan melalui tindakan hasil refleksi dari siklus 1 memberikan hasil kepada siswa sesuai rencana dan model pembelajaran, hasilnya rata-rata 75.09 atau 75% siswa tuntas karena sudah mencapai bahkan sudah melebihi standar Ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) dengan model pendekatan bermain untuk gerak dasar (jalan, lari dan lompat) hasil belajar siswa meningkat (2) dengan model pendekatan bermain siswa termotivasi serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kata Kunci: Belajar, Gerak Dasar, Bermain 1 Hendra Saputra, Dosen Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Univeritas Jabal Ghafur, Sigli, Aceh, Email: hendrasaputra882@gmail.com ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 43

Pendahuluan Pendidikan jasmani dapat dijadikan wahana yang mampu mendidik manusia untuk mendekati kesempurnaan hidup yang secara alamiah dapat memberikan konstribusi nyata terhadap kehidupan sehari-hari. Pendidikan jasmani dan kesehatan sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah, memiliki peranan yang penting dan sangat sentral dalam pembentukan manusia indonesia seutuhnya. Pendidikan jasmani juga merupakan bagian yang terpenting dari proses secara keseluruhan yang pola pencapaain tujuannya menggunakan aktivitas jasmani. Sedangkan sasaran tujuan jasmani yang ingin dicapai meliputi segi kognitif, afektif dan psikomotorik kognitif dapat diartikan sebagai aspek yang meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan kemampuan berpikir afektif dapat diartikan sebagai aspek yang menyangkut perasaan, moral, dan emosi. Psikomotor dapat diartikan sebagai aspek yang menyangkut keterampilan motorik seperti gerak tubuh. Pendidikan jasmani dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempelajari beberapa hal-hal yang penting. Namun demikian, tidak semua guru pendidikan jasmani menyadari hal tersebut banyak anggapan bahwa pendidikan jasmani boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai hal negatif tentang pelajaran pendidikan jasmani, mulai dari kelemahan dari proses penetap, misalnya membiarkan siswa bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil belajar dan kebugaran jasmani serta perkembangan keterampilan gerak dasar yang masih sangat rendah pada anak Syarifuddin dan muhadi (1995:5) menjelaskan bahwa: tujuan umum pendidikan jasmani disekolah dasar adalah memacu pada perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial, yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuangerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Pendidikan jasmani merupakan bagian terpenting dari sebuah proses pendidikan.melalui pendidikan jasmani yang diarahkan denganbaik, siswa akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik serta mentalnya. Pangrazii(2002:317)menyebutkan bahwa keterampilan dasar adalah keterampilan yang bermanfaat yang dibutuhkan anak-anak sebagai bekal hidup dan bersikap. Kelompok keterampilan ini disebut juga dengan keterampilan fungsional, artinya keterampilan ini menjadi pondasi bagi aktivitas anak-anak di lingkungan dan membentuk dasar gerakan yang kompetendi dalam pembelajaran pendidikan jasmani anak dilatih untuk mengembangkan kemampuan gerak dasar lokomotor, non lokomotor serta manipulatif. Dari ketiga jenis kemampuan gerak dasar inilah nantinya akan dapat dikembangkan sesuai bakat yang ada pada anak. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 44

mengembangkan berbagai macam materi yang bisa membuat siswa lebih aktif bergerak dan meningkatkan kemampuan gerak dasarnya tersebut, karena memang dalam masa usia sekolah dasar, sebaiknya anak diberikan gerakan multilateral yang dapat mengembangkan semua unsur gerak dasar yang ada pada anak, bukan hanya memberikan latihan khusus kepada anak yang hanya mengembangkan sebagian kemampuan motoriknya saja. Menurut Vernon S.Gerlach dkk (2002: 55) yang dikutip dalam sinopsis disertasi yusmawati mengatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu.pendekatan sama dengan metode yang artinya cara atau alat yang digunakan untuk mengatur aktivitas siswa dalam mencapai tujuan. Selama ini proses pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar masih jauh seperti yang kita harapkan, proses pendidikan jasmani di sekolah dasar belum mengarah bagaimana caranya untuk meningkatkan keterampilangerak dengan tidak menghilangkan unsur bermain pada anak, disinilah terletak peran guru pendidikan jasmani harus lebih difungsikan dan dimanfaatkan untuk bisa meningkatkan perkembangan gerak pada anak dengan cara menerapkan model-model permainan yang dapat menumbuh kembangkan gerak dasar, baik permainan yang dilakukan secara beregu, berpasangan, ataupun perorangan.mengutip pernyataan mayesty (1990:196) bagi seorang anak bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Menurut mayke (2001:2) bermain memiliki banyak manfaat guna meningkatkan berbagai aspek pengembangan anak yaitu aspek fisik, motorik, sosial, emosi dan kepribadian dengan adanya permasalahan seperti yang telah dipaparkan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa diperlukan penerapan tindakan pembelajaran yang dapat memberikan manfaat, menarik dan efektif pada pembelajaran gerak dasar serta memberikan kemudahan kepada guru pendidikan jasmani dalam menyampaikan materi. Gagne (1995:49) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima proses, indikator yang menunjukan kemampuan itu bermacam-macam dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Hasil belajar dari seseorang bisa dilihat melalui seperangkat tes yang diberikan dan dengan hasilnya akan memberikan informasi tentang sejauh mana hasil yang sudah dicapai oleh seseorang itu dalam menyerap ilmu yang diberikan. Jadi dengan itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar ditinjau dari gerak dasar (jalan,lari dan lompat) melalui pendekatan bermain bagi siswa kelas III SD Neuheun Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh tahun 2013 dan memperoleh informasi secara mendalam tentang proses pelaksanaan pembelajaran gerak dasar (jalan lari dan lompat) Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 45

(actionresearch) yang menggunakan siklus dimana setiap siklus mempunyai langkahlangkah yang sistematis yang terdiri seperti gambar yang ada dibawah ini: Desain penelitian Data dalam penelitian tindakan ini terdiri dari dua sumber utama yaitu: pertama kualitatif yang bersumber pada proses pembelajaran yang berlangsung baik akitifitas yang dilakukan oleh guru maupun akitfitas yang dilakukan oleh siswaselama pembelajaran. Dan data kuantitatif hasil tes belajar kemampuan melakukan gerak dasaryang bersumber pada hasil tes siswa pada setiap akhir siklus. Teknik pengumpulan Data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan,wawancara,dan pelaksanaan test keterampilan. Sedangkan teknik analisis datadalam penelitian ini ada dua cara yang pertama analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang terjadi dalam proses belajar mengajar, analisis ini mencakup: deskripsi, interpretasi, dan refleksi terhadap hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Sedangkan analisis data kuantitatif berupa data kemampuan melakukantes ketrampilan kemampuan gerak dasar dianalisis dimulai dari memeriksa lembar jawaban memberi skor, menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa, memberikan nilai dengan cara mencari jumlah skor yang diperoleh dibagi skor ideal dikalikan 100 %. Hasil Setelah melakukan proses tes kemampuan awal dan proses penelitian tindakan yang terdiri dari siklus I dan II tentang pembelajaran gerak dasar pada siswa kelas III Sekolah Dasar Neuheun Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh diperoleh informasi secara keseluruhan dengan data sebagai berikutberdasarkan data di atas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: siswa yang mempunyai nilai yang sudah mencapai ketuntasan Belajar yang menjadi patokan dalam meningkatkan hasil belajar gerak dasar jalan lompat dan lari baru 1 orang siswa karena ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 46

ketuntasan yang ditentukan adalah sebesar 71%, sedangkan sebagian besar siswa ratarata baru mencapai nilai 60-62 dan yang terendah pada tes hasil belajar ini adalah ada dua orang yaitu sebesar 55-57. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: dari 22 siswa yang ada dikelas III sudah mencapai rata-rata 75% keberhasilan dari standar ketuntasan 71 yang ditentukan, 4 orang siswa mendapat nilai 71 sesuai dengan ketuntasan dan 4 orang lainya sudah sangat dikatakan baik karna nilai yang diperoleh 80-82 dan selebihnya 14 orang lainya dikatakan telah melebihi dari standar ketuntasan belajar yang telah ditentukan. Maka dengan ini hasil belajar telah meninggkat daripada siklus sebelumya. Pembahasan Hasil tes kemampuaan awal siswa serta pengamatan yang dilaksanakan pada saat proses pemebelajaran berlangsung dan wawancara dengan guru penjasorkes diperoleh informasi bahwa, pelaksanaan pembelajaran gerak dasar khususnya (lari, jalan dan lompat) melalui kegiatan belajar menggunakan metode bermain sebelumnya telah dilaksanakan oleh guru, namun belum efekif. Metode pembelajaran yang diterapkan masih bersifat satu arah. Metode pembelajaran yang diterapkan guru pada setiap pertemuan adalah menjelaskan materi, pemanasan, peregangan dan, jarang diberikan game atau permainan yang mendukung materi pelajaran, kemudian memberikan contoh dan terkadang kurang memberikan kontrol dan evaluasi yang cukup dengan alasan alokasi waktu kurang mencukupi. Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan di atas terdapat beberapa kelemahan yakni pembelajaran didominasi oleh guru, karena tidak diberikannya permainan yang mendukung materi pelajaran, sehingga kurang terjadi komunikasi antar siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa, sehingga hal ini dapat menimbulkan kebosanan pada siswa akibatnya sebagian besar siswa bersikap pasif dalam mengikuti pelajaransehinggaakhirnya menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan juga dibuktikan dari hasil tes kemampuan awal siswa tentang gerak dasar (jalan,lari dan lompat) masih sangat rendah dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan dapat dikatakan belum efektif. Dari hasil observasi terhadap implementasi tindakan pada siklus satu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan kolabolator mengamati jalannya kegiatan melalui observasi untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan rencana, bagaimanakah hasil belajar gerak dasar lari- jalan dan lompat setelah tindakan juga data mengenai minat dan keaktifan siswa dalam tahapan ini peneliti bersama guru pelaksana melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain dengan mencoba permainan yang telah dirancang sesuai dengan pokok bahasan gerak dasar lari, jalan dan lompat yang dalam pelaksanaannya dikonversikan ke dalam bentuk permainan, yaitu permainan yang dilakukan baik secara individual, bepasangan atau beregu. Pada siklus satu jumlah pertemuan adalah sebanyak 3 kali pertemuan. Peneliti ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 47

mengadakan pembelajaran tentang gerak dasar (jalan lari dan lompat) melalui model permainan yang telah di siapkan dengan model permainan baik secara berpasngan, beregu maupun individual sebanyak 3 kali pertemuan, dimana terus melakukan pengamatan dengan kolaborator tentang minat siswa serta proses pembelajaran yang dilakukan dan mengamati semua perilaku siswa di lapangan khususnya tentang minat siswa terhadap.model pembelajaran gerak dasar (lari lompat dan jalan)dengan model pendekatan bermain. Pada siklus satu mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Secara garis besar pada pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator selama berlangsungnya pembelajaran memberikan hasil sebagai berikut: 1. Siswa masih belum terlalu terampil dalam melakukan gerak dasar (jalan lari dan lompat). 2. Minat siswa dalam melakukan model pendekatan bermain belum kelihatan muncul semuanya karena masih ada sebagian siswa yang tidak terlalu aktif. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus i nilai rata-rata kelas pada pembelajaran gerak dasar (lari jalan dan lompat) baru mencapai 60% jadi perlu dilanjutkan ke siklus II karena belum mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil diskusi peneliti dengan kolaborator, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua dengan memperhatikan beberapa hal seperti: 1) lebih memfokuskan pada model pembelajaran yang baru untuk didesaian supaya lebih menarik, menyenangkan dan lebih menyentuh lagi kepada unsur-unsur gerak dasar (jalan lari dan lompat) dengan model pendekatan bermain agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, 2) media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik anakanak yang berada dikelas III dengan harus melihat standar keamanan dan juga minat anak terhadap media yang digunakan harus diperhatiakan supaya agar memudahkan dalam proses pembelajaran. Pada siklus kedua peneliti dan kolaborator memulai proses pembelajaran gerak dasar (lari jalan dan lompat) pada siklus kedua ini dengan lebih menekankan penyajian permainan dengan menekankan seluruh aspek gerak yang diharapkan ada pada model permainan yang telah dirancang baru pada siklus kedua ini yakni sebanyak 12 model permainan dari gerak dasar (lari jalan dan lompat). Pada siklus kedua jumlah pertemuan adalah 3x pertemuan, uraian kegiatan sebagai berikut: peneliti mengamati jalanya pembelajaran gerak dasar (jalan lompat dan lari) melalui 3 x pertemuan dimana terus melakukan diskusi dengan kolaborator tentang kemajuan siswa dan mencatat semua perilaku siswa dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar gerak dasar (jalan lari dan lompat). Keberhasilan melakukan gerak dasar (jalan lari dan lompat) dapat terlihat dari meningkatnya minat siswa dalam mengikuti permainan serta peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar (jalan lari dan lompat) dengan baik dan ditambahkan dengan hasil wawancara dengan guru terhadap ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 48

model pendekatan bermain untuk gerak dasar yang diajarkan. Menurut pengakuan guru bahwa model pembelajaran dengan pendekatan bermain sangat cocok dan tepat untuk digunakan pada siswa kelas tiga. Juga ditambah dengan hasil wawancara terbuka dengan beberapa siswa mereka sangat senang terhadap model pembelajaran yang diajarkan karena menurut pengakuan siswa selama ini mereka selalu diberikan permainan sepak bola dan lari-lari biasa setiap pembelajaran pendidikan jasmani maka dengan ini peneliti dan koloborator menyepakati pembelajaran dengan model pendekatan bermain untuk gerak dasar (jalan lari dan lompat) pada siswa kelas III SD Neuheun Kabupaten Aceh Besar tahun 2013 dihentikan pada siklus dua ini karna sudah tercapainya target dari pembelajaran. Grafik data tes awal, siklus I dan siklus II Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan secara umum dapat disimpulkanbahwa: pertama, penerapan pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk belajar gerak dasar (lari jalandan lompat) ternyata efektif untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar. Kedua, model pendekatan bermain dapat menarik minat belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar sehingga membuat suasana belajar lebih menyenangkan. ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 49

Daftar Pustaka Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Yusmawati, Sinopsis Disertasi Pendekatan Pembelajaran Dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil Belajar lempar tangkap bola jakarta; pps unj: 2012 Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Aip Syarifuddin dan Muhadi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.1992 Gagne Robert M. Et al, Principle Of Instructural Design, Chicago: Rinehart and Winston Inc.1995. Pangrazi Robert P., Dynamic Physical Education For Elementary School Children. USA, Macmillan Publising Company: 2002. Mayke s. Tedjasaputra. Bermain, Mainan, & Permainan.Jakarta: PT. Grasindo, 2001 Mayesty Mary, Creative Activities For Young Children 4 th ed: Play, Development, And creativity. New york: Delmar Publishers Inc, 1990. ISSN 2355-0058 Volume I Nomor 2. Juli Desember 2014 50