BAB I PENDAHULUAN. berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Krisis Corporate Governance pertama terjadi pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan Houston, 2001). Setiap perusahaan mengeluarkan informasi ialah laporan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. penghalang untuk berkompetisi. Tahun 2015 negara-negara ASEAN akan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tidak memiliki definisi tunggal. Menurut Forum for Corporate

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah lemahnya penerapan Good corporate governance dalam

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program sarjana (S1) pada Program sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dunia yang semakin maju menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

Ernita Rahmadani : Penerapan prinsip transparansi dalam sistem pengelolaan..., 2007 USU Repository 2008.

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh. Dalam kebanyakan kasus, pemegang saham akan memilih direksi, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan adalah laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut mencakup laporan keuangan dan prestasi akan kinerja organisasi selama setahun. Laporan tahunan merupakan media yang digunakan oleh perusahaan yang go public untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak luar manajemen. Pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditor, pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya bergantung pada pelaporan dan pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk membuat keputusan. Cadbury (2000) dalam Bhuiyan dan Biswas (2007:2) menjelaskan pentingnya pengungkapan corporate governance. Pengungkapan corporate governance yang akurat, tepat waktu, dan transparan dapat menambah nilai bagi para stakeholders. Jika tidak ada pengungkapan yang memadai, para stakeholders tidak dapat meyakini bahwa kegiatan pengelolaan perusahaan oleh manajemen dilakukan dengan cara yang bijaksana dan hati-hati untuk kepentingan mereka. Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan nama Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia. Dikarenakan buruknya tata 1

2 kelola pemerintah dan perusahaan yang ada di Indonesia pada masa itu yang menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Contohnya seperti sistem regulasi yang kurang mendukung, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, dan praktik perbankan yang lemah. Semenjak itu, semua pihak sepakat untuk bangkit dari keterpurukan yang dimulai dengan tata kelola yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan pemerintah dan perusahaan swasta (Zakarsyi,2006). Berbagai upaya akan dilakukan untuk memperbaiki tata kelola perusahaan dengan menerapkan prinsip Good Corporate Governance di semua ini. Krisis yang terjadi pada akhir tahun 1997 terjadi juga pada sector perbankan. Menurut hasil penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan ADB (Asia Development Bank), krisis yang terjadi di Indonesia dan runtuhnya perusahaan-perusahaan besar dunia adalah disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan good corporate governance (Husein, 2008). Sebagai bukti setelah sepuluh tahun sejak terjadinya krisis yaitu tahun 2007 dalam Asian Corporate Governance Association, CLSA Asia-pasific Markets menempatkan Indonesia pada urutan sebelas terbawah di Asia (Husein, 2008). Masalah lain dari good corporate governance yaitu rendahnya transparansi di lingkungan bisnis indonesia. Perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat mengalami berbagai risiko, baik risiko operasional, risiko kredit, risiko pasar, maupun risiko reputasi. Adanya peraturan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat dan termasuk aturan yang

3 mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai kondisi masingmasing bank, yang menjadikan perbankan sebagai sector yang highly regulated. Bank merupakan lembaga yang menjalankan kegiatannya bergantung dari pendanaan masyarakat dan kepercayaan. Laporan tahunan merupakan media yang digunakan oleh perusahaan go public untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak luar manajemen (Hikmah,2011). Pihak luar manjemen yang berkepentingan seperti kreditor, investor, masyarakat, pemerintah, pelanggan, pemasok, dan pihak-pihak lainnya. Menurut Zakarsyi (2006), kualitas informasi dapat dilihat dari pengungkapan laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan. Dalam laporan tahunan harus memuat sekurang kurangnya (Zakarsyi,2006): 1. Laporan keuangan yang terdiri dari sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan tersebut; 2. Laporan mengenai kegiatan perseroaan; 3. Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; 4. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha; 5. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan komisaris selama tahun buku yang baru lampau; 6. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

4 7. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. Pengungkapan corporate governance penting dilakukan dengan adanya pengungkapan corparate governance yang transparan, tepat waktu, dan akurat merupakan nilai tambah bagi semua stakeholder. Jika tidak ada pengungkapan yang memadai, para stakeholders tidak dapat menyakini dari setiap kegiatan yang dijalankan oleh manajemen dijalankan dengan cara yang bijaksana dan baik untuk kepentingan mereka (Zakarsyi,2006). Penelitian-penelitian mengenai pengungkapan corporate governance selalu dilakukan setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan selalu meneliti pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi luas pengungkapan corporate governance. Faktor- faktor yang selalu dijadikan variabel penelitian yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan dispersi, umur listing, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kualitas audit, status listing, dan perusahaan multinasional. Penelitian terdahulu menunjukkan hasil beragam. Penelitian yang menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Hikmah dkk (2011). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan corporate governance. Penelitian yang dilakukan konsisten dengan penelitian yang dilakukan Kusumawati (2006), Bhuiyan dan Biswas (2007), dan Rini (2010). Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian Klapper

5 dan Love (2003) yang menemukan bahwa besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance. Kepemilikan dispersi merupakan kepemilikan saham tersebar yang dimiliki oleh banyak investor. Investor individu meliputi investor di luar manajemen, selain pemerintah, institusi, dan kalangan keluarga (Alsaeed, 2006). Penelitian yang dilakukan menggunakan kepemilikan dispersi sebagai variabel independen. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2006) bahwa kepemilikan dispersi berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2010) dan Hikmah dkk (2011) yang menunjukan hasil bahwa kepemilikan dispersi tidak berpengaruh terhadap pengugkapan corporate governance. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Penelitian yang dilakukan menggunakan profitabilitas sebagai variabel independen. Rahmawati dkk (2007) yang menguji pengaruh profitabilitas terhadap luas pengungkapan wajib. Hasil penelitian ini tidak mempengaruhi luas pengungkapan. Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan, terdiri dari komisaris utama, komisaris independen, dan komisaris. Penelitian yang menggunakan ukuran dewan komisaris sebagai variabel independen. Penelitian yang dilakukan oleh Hormati dkk (2011) menunjukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan corporate governance.

6 Kualitas audit diukur dengan melihat ukuran KAP. KAP big four lebih besar dapat menyelesaikan tugasnya lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four. Penelitain yang dilakukan oleh Hormati (2009) membuktikan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh positif terhadap penerapan corporate governance. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad et al (2009) dalam penelitian Pramono (2011) menunjukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kualitas corporate governance. Sektor perbankan sangat erat kaitannya dengan good corporate governance karena adanya regulasi, selain dari BAPEPAM tentang penyampaian laporan tahunan yang memuat laporan tata kelola perusahaan, sesuai Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 yang disempurnakan dengan PBI No.8/14/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP/2007 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, bank diwajibkan untuk menyajikan informasi kepada stakeholder tentang pelaksanaan good corporate governance dan kesimpulan umum hasil self assesment pelaksanaan good corporate governance, sehingga pengungkapan corporate governance menjadi sangat penting. industri perbankan adalah industri yang berbasis kepercayaan. Untuk meningkatkan kepercayaan investor tentunya bank perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitasnya.salah satunya adalah dengan pengungkapan corporate governance. Penelitian ini replikasi dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hikmah (2011). Pertama, penelitian ini mengganti variabel umur listing

7 dengan kualitas audit. Kualitas audit dilihat dari pendapat yang diberikan oleh seorang auditor baik yang bekerja di KAP big four dan non big four mengenai kinerja perusahaan selama satu tahun. Kedua, waktu penelitian yang dilakukan selama dua tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan 2013 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun 2012 sampai dengan 2013 diambil sebagai waktu penelitian karena ingin melihat kondisi setelah sebelas tahun terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 yang disebabkan oleh corporate governance. Berdasarkan penjelasan itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, kepemilikan dispersi, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan kualitas audit berpengauh terhadap luas pengungkapan corporate governance. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan Corporate Governance dan berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance? 2. Apakah kepemilikan dispersi berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance?

8 3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance? 4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance? 5. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance? C. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan dalam Laporan Perbankan di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance. 2. Untuk menguji apakah kepemilikan dispersi berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance. 3. Untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance. 4. Untuk menguji apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance. 5. Untuk menguji apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan Corporate Governance.

9 D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan informasi tambahan mengenai pentingnya penerapan dan pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan. 2. Bagi peneliti berikutnya, sebagai acuan untuk mengembangkan pengungkapan corporate governance secara lebih luas.