B A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

Analisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun Tinuk Watiningsih F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH WAKAF PRODUKTIF TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NAZHIR (KASUS WAKAF DI DKI JAKARTA) Danny Alit Danardono NPM :

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

IV. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 2

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden. Untuk mengetahui hasil distribusi produksi garam, modal,

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH. Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir** ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB V PENUTUP. signifikan pengaruh dari kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah suatu faktor yang sangat penting bagi penurunan kemiskinan, tetapi bukan satu-satunya penentu. Kebijakankebijakan yang pro-kaum miskin sangat di perlukan agar pertumbuhan ekonomi mempunyai suatu dampak positif yang berarti bagi pengurangan kemiskinan, terutama kebijakan yang produktif seperti akses bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan, pelayanan kesehatan, peningkatan kesempatan kerja, pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan. Tiga elemen yang paling signifikan didalam perekonomian secara keseluruhan adalah produktivitas, distribusi pendapatan dan jumlah pengangguran. Bila ketiga elemen tersebut dalam keadaan kesetimbangan, maka tidak ada yang salah didalam suatu perekonomian, namun apabila sebaliknya, maka akan terjadi krisis ekonomi (Krugman, 1990 : 160). Krisis ekonomi pada tahun 1997/1998 membuat tingkat kemiskinan kembali meningkat dari 11, persen pada tahun 1996 menjadi,5 persen pada tahun 1999 yang diikuti dengan penurunan PDB riil sebesar 1,4 persen. Menurut data dari BPS, jumlah orang miskin sampai dengan tahun 004 secara nasional adalah sebesar 6,1 juta jiwa atau 16,6 persen (Tambunan, 006 : 179). Wakaf adalah salah satu instrumen sosial yang apabila dikelola dengan baik dan terencana dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan. Fakta telah menunjukkan bahwa banyak lembaga yang bisa bertahan dengan memanfaatkan dana wakaf dan bahkan memberikan kontribusi yang signifikan. Sebagai contoh adalah

Universitas Al-Azhar Mesir, PP Modern Gontor, Islamic Relief di Inggris dan lain sebagainya. Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam memiliki tanah wakaf sebanyak 40.845 lokasi dengan luas 1.566.67.406 meter persegi yang tersebar disegenap pelosok tanah air. Dari total jumlah tersebut 75 persen diantaranya sudah bersertifikat wakaf, sedangkan sisanya belum bersertifikat. Departemen agama mencatat total tanah wakaf tersebut bernilai Rp. 590 triliun (Harahap, 007). Dalam data tanah wakaf yang sama tercatat, di propinsi DKI Jakarta terdapat tanah wakaf seluas 9.81.478, meter persegi yang tersebar pada 44 kecamatan. Dari data tanah wakaf yang ada di DKI Jakarta saat ini hampir semua tanah wakaf tersebut dikelola oleh nazhir perorangan dan ada beberapa tanah wakaf yang sudah dikelola oleh lembaga nazhir. Diantara para nazhir perorangan tersebut kebanyakan tidak digaji dan hanya ada sedikit sekali nazhir yang mendapatkan penghasilan dari output yang diperoleh dari harta wakaf. Kontribusi wakaf produktif terhadap pendapatan nazhir di DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kontribusi wakaf produktif terhadap pendapatan nazhir Kotamadya Gaji nazhir Omzet wakaf Kontribusi (Rp/tahun) (Rp/tahun) (%) Jakarta Pusat 6.000.000,00 8.800.000,00 0,8 Jakarta Selatan 10.500.000,00.50.000,00 1,58 Jakarta Timur 7.000.000,00 6.80.000,00 6,54 Jakarta Barat 5.000.000,00 18.15.000,00 7,59 Jakarta Utara 10.000.000,00 7..00.00 6,56 Rata-rata 7.700.000,00 6.777.660,00 8,76 Sumber: Data responden

Adapun yang menjadi permasalahan wakaf di propinsi DKI Jakarta adalah rendahnya pendapatan nazhir akibat dari rendahnya tingkat produktivitas wakaf yang lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumtif. Di atas tanah wakaf tersebut di dirikan masjid, mushola, pesantren dan madrasah, makam, rumah yatim piatu, sehingga wakaf belum berperan banyak dalam menanggulangi permasalahan umat seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pengangguran dan pemberdayaan ekonomi. Permasalahan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah rendahnya faktor produksi wakaf. Wakaf dikatakan produktif apabila menghasilkan output berupa barang dan jasa. Untuk dapat menghasilkan barang dan jasa maka diperlukan modal, tenaga kerja, dan manajemen dalam hal ini kemampuan manajerial nazhir. Hasil penelitian sebuah lembaga intern dibawah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap 500 responden nazhir di sebelas propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa 77 persen harta wakaf lebih banyak yang tidak menghasilkan alias tidak produktif. Survei menunjukkan hanya 8 persen nazhir yang mengaku mendapatkan imbalan. Langkanya nazhir yang mendapat imbalan disebabkan karena mayoritas wakaf yang eksis di Indonesia merupakan wakaf yang tidak produktif, sehingga lembaga wakaf tidak menjadi centers of production yang memungkinkan mereka mampu menggaji nazhirnya (kutipan dari buku terbitan CSRC UIN Jakarta dengan judul Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan, Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, 006) Dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan nazhir di propinsi DKI Jakarta, terlebih dahulu diidentifikasikan faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi dan menyebabkan rendahnya pendapatan nazhir. Dengan asumsi bahwa faktor-faktor tersebut telah diketahui, maka

penelitian ini akan ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor penting yang mempengaruhi dan menyebabkan rendahnya pendapatan nazhir di propinsi DKI Jakarta. Untuk memperoleh pendapatan, nazhir harus berproduksi dan bisa menghasilkan output. Dalam proses produksi wakaf dibutuhkan faktorfaktor produksi antara lain modal, tenaga kerja dan manajemen atau entrepreneurship atau kemampuan manajerial dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut. Faktor produksi entrepreneurship erat sekali hubungannya dengan bakat dan tingkat pendidikan nazhir itu sendiri. Dari uraian diatas, terlihat bahwa rendahnya produksi wakaf dan bagaimana meningkatkan pendapatan nazhir menjadi masalah yang penting dalam strategi pengembangan wakaf produktif. Hal ini pula yang menarik perhatian peneliti untuk melihat lebih jauh faktor-faktor penting apa yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nazhir di propinsi DKI Jakarta. 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah didalam penelitian ini adalah rendahnya pendapatan nazhir dan wakaf yang kurang produktif akibat dari terbatasnya faktorfaktor produksi wakaf seperti modal, tenaga kerja dan tingkat pendidikan nazhir. 1. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, pertanyaan penelitian yang di ajukan dalam tesis ini adalah mengapa pendapatan nazhir rendah? Faktorfaktor apa yang menyebabkan wakaf kurang produktif? 4

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian yang diharapkan bisa dicapai dalam penulisan tesis ini adalah untuk mendapatkan jawaban apakah tingkat pendapatan nazhir di DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: Besarnya modal, tenaga kerja dan tingkat pendidikan nazhir. Tingkat produksi atau output dari wakaf. 1.5 Manfaat Penelitian. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: Sebagai bahan informasi dalam menentukan strategi wakaf produktif di masa-masa yang akan datang. Sebagai bahan informasi kepada nazhir untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangannya selama ini. Sebagai landasan atau bahan informasi untuk penelitian-penelitian serupa di daerah lain. 1.6 Kerangka Teori Wakaf produktif adalah wakaf yang dapat menghasilkan output berupa barang dan jasa. Agar wakaf dapat menghasilkan output maka dibutuhkan input berupa sumber daya antara lain tenaga kerja, modal dan manajemen. Produktivitas adalah rasio dari output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja, modal dan manajemen). Tugas dari nazhir adalah untuk meningkatkan rasio antara output dengan input. Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi. Efisiensi adalah melaksanakan pekerjaan semaksimal mungkin dengan sumber daya dan waste yang minimum. Peningkatan ini dapat dicapai dengan dua cara: pengurangan input ketika output tetap, atau peningkatan output ketika input tetap. Keduanya 5

menggambarkan suatu peningkatan produktivitas. Didalam istilah ekonomi, input adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen, dimana secara gabungan membentuk sistem produksi. Manajemen menciptakan sistem produksi ini, yang mengkonversi input menjadi output. Output adalah barang dan jasa. Produksi adalah total barang dan jasa yang dihasilkan. Produksi yang tinggi diakibatkan oleh banyaknya orang yang bekerja dan tingginya tingkat permintaan tenaga kerja (rendahnya pengangguran), tetapi bukan berarti tingginya tingkat produktivitas. Mengukur produktivitas wakaf adalah cara yang tepat untuk mengevaluasi kemampuan nazhir untuk meningkatkan pendapatannya. Hanya dengan melalui peningkatan produktivitas, pendapatan nazhir dapat meningkat. Lebih dari itu, hanya melalui peningkatan produktivitas, tenaga kerja, modal dan manajemen menerima tambahan pendapatan. 1.7 Hipotesis Sejalan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini akan diuji dengan hipotesis berikut: Rendahnya produksi (output) wakaf dan terbatasnya faktor-faktor produksi wakaf (tenaga kerja, modal dan tingkat ketrampilan manajemen nazhir) diduga berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan nazhir sebagai profesi. H 0 : Rendahnya produksi (output) wakaf dan terbatasnya faktorfaktor produksi wakaf (tenaga kerja, modal dan tingkat ketrampilan nazhir) tidak berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan nazhir sebagai profesi. H 1 : Rendahnya produksi (output) wakaf dan terbatasnya faktorfaktor produksi wakaf (tenaga kerja, modal dan tingkat 6

ketrampilan nazhir) berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan nazhir sebagai profesi. 1.8 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk noncontrived dimana peneliti hanya mengumpulkan data yang selanjutnya digunakan untuk tujuan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan unit analisis tingkat produksi wakaf, besarnya tenaga kerja, modal dan tingkat pendidikan nazhir. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dimana pengumpulan data dilakukan selama sebulan terhadap 17 (tujuh belas) orang nazhir yang berada di DKI Jakarta. Untuk dapat mengukur produksi wakaf, peneliti menggunakan indikator-indikator yang digunakan dalam definisi operasional sebagai berikut: Tingkat ketrampilan/skill nazhir adalah kemampuan nazhir yang diukur dari tingkat pendidikan formal yang pernah di peroleh, dihitung dalam satuan tahun. Tingkat pendidikan nazhir sebagai manajer wakaf, dianggap dapat menunjukkan tingkat ketrampilan nazhir yang dapat mewakili faktor manajemen dan kualitas tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja dalam wakaf produktif, adalah jumlah curahan tenaga kerja manusia dalam seluruh kegiatan proses produksi, dihitung dalam satuan manhours. Tingkat produksi wakaf adalah jumlah output wakaf yang terkumpul selama satu tahun dihitung dalam satuan rupiah (Januari 007 sampai dengan Desember 007). Jumlah modal untuk wakaf, adalah jumlah biaya produksi variabel yang dihitung dalam satuan rupiah. 7

Hipotesis akan di uji dengan apakah terbatasnya penggunaan faktor produksi (tenaga kerja, modal dan tingkat pendidikan nazhir) yang menyebabkan rendahnya tingkat produksi wakaf dan pendapatan nazhir. Dengan kata lain apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi wakaf. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis fungsi produksi wakaf dengan menggunakan persamaan Cobb-Douglass. Analisis ini sekaligus untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh dari masing-masing faktor tersebut terhadap produksi dan pendapatan nazhir. Fungsi produksi dari wakaf di rumuskan sebagai berikut: Q = B B1 B 0. 1.. e Bx dimana: Q = Tingkat produksi wakaf pada tahun t (rupiah) B 0 = Tingkat produktivitas pada tahun t 1 = Jumlah stok modal pada tahun t (rupiah) = Jumlah tenaga kerja pada tahun t (manhours) = Tingkat pendidikan nazhir (tahun) B 1 = Pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal. B = Pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja. B = Pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan 1 dan tingkat pendidikan nazhir. adalah variabel continous. adalah variabel discrette. t = satuan waktu (tahun) 8

Dengan transformasi logaritma, maka persamaan fungsi produksi tersebut diatas diubah menjadi persamaan regresi linier berganda (double ln), menjadi: Ln. Q = B + 0 + B1. Ln. 1 + B. Ln.. B. Selanjutnya persamaan tersebut diatas didiferensiasikan sehingga diperoleh: d d( Ln. ) d( Ln. ) d( ) ( Ln. Q) 1 = B1 + B + B dt dt dt dt Selanjutnya persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi: r Q = B1 rx + B 1. rx +. B dimana: r Q = Tingkat pertambahan pendapatan nazhir. r 1 = Tingkat pertambahan stok modal. r = Tingkat pertambahan tenaga kerja Dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dari analisis regresi linier, akan di peroleh koefisien regresi dari masing-masing faktor yang berpengaruh, dan sejauh mana hubungan dari faktor-faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas. Terhadap masing-masing koefisien regresi tersebut dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan uji t-statistik. Sedangkan pengujian secara bersama-sama dengan uji F-statistik dan koefisien determinasi (R²). Hasil analisis regresi fungsi produksi ini akan menjawab hipotesis dalam penelitian ini. Apabila t-hitung dari masing-masing variabel nyata 9

(signifikan) dan dengan tanda koefisien positif maka hipotesis diterima. Sebaliknya hipotesis ditolak bila t-hitung tidak nyata dan dengan tanda koefisien negatif. Koefisien-koefisien regresi dan B adalah merupakan elastisitas B1 produksi dari variabel-variabel tenaga kerja dan modal/biaya produksi. Menurut Gujarati, jumlah koefisien elastisitas produksi dari input-input variabel dalam fungsi produksi power function bisa menggambarkan keadaan return to scale. Kalau jumlahnya sama dengan satu, berarti fungsi produksi berada pada keadaan CRTS (constant return to scale), artinya persentase penambahan input-input variabel tersebut akan menghasilkan persentase kenaikan produksi yang sama. Apabila jumlah koefisien elastisitasnya lebih besar dari satu, berarti fungsi produksi kemungkinan berada pada keadaan IRTS (increasing return to scale). Artinya persentase penambahan input-input variabel akan menghasilkan persentase kenaikan produksi yang lebih besar. Jika jumlah elastisitas kurang dari satu berarti fungsi produksi kemungkinan berada pada keadaan DRTS (decreasing return to scale). Dalam hal ini persentase penambahan inputinput variabel akan menghasilkan persentase kenaikan produksi yang lebih kecil. 1.9 Sistematika Penulisan Pembahasan tesis ini akan meliputi beberapa bab, yaitu sebagai berikut: Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang akan meliputi latar belakang masalah, pembahasan masalah, hipotesis penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. 10

Bab kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka yang berisikan berbagai landasan teori dari penelitian yang dilakukan, yang umumnya berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka mencerminkan penelitian sebelumnya, baik teori, data, metodologi, analisis, maupun kesimpulan. Bab ketiga akan membahas kerangka teori secara terinci dan uraian tentang variabel-variabelnya. Bagian ini berisi laporan mengenai berbagai cara yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Bagian ini terdiri dari beberapa unsur yaitu: Sumber data, dari mana data penelitian didapat, berapa besar samplenya, lokasi pengumpulan data, keterbatasan data dan berbagai hal mengenai pengumpulan data. Konsep dan definisi, dalam penelitian tentunya konsep dan definisi harus ditetapkan agar tidak terjadi salah persepsi. Variabel, pada bagian ini peneliti menerangkan mengenai variabel yang digunakan dan membuat definisi operasionalnya disamping itu perlu dijelaskan mengenai data yang digunakan. Metode analisis adalah apa yang dilakukan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dengan menggunakan model regresi. Skema adalah tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga pembaca akan semakin mudah untuk mengerti. Bab ke-empat akan menguraikan analisis yang dilakukan terhadap data atau informasi yang dikumpulkan. Pada bab ini berbagai temuan penting mendapat prioritas, baik secara deskriptif maupun inferensi dan pada akhirnya akan ditemukan hasil dari pengujian terhadap hipotesis penelitian, sehingga permasalahan akan menemukan solusinya. 11

Bab ke-lima adalah kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang mudah-mudahan bermanfaat bagi para wakif, nazhir dan pemodal atau investor didalam menyusun strategi pengembangan wakaf dimasa mendatang. 1