Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Hukum Coulomb. Penyelesaian: Kedua muatan dan gambar gaya yang bekerja seperti berikut. (a) F = k = = 2, N. (b) q = Ne N = = 3,

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tugas Akhir SUBMERSIBLE PUMP TEKNOLOGI TEPAT GUNA DENGAN MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

SIMAK UI Fisika

10Teinik. Template Mesin Pemindahan Bahan Power Point. Sistem Peralatan Tambahan Khusus Kait Pada Mesin Pemindahan Bahan. Ir. H. Pirnadi, MSc. APU.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Perancangan Dermaga Pelabuhan

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses

PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT PAKAN TERNAK PROYEK AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

ANALISA UJI BEBAN PADA PETI KEMAS MILIK PT. PATRA SUPPLIES & SERVICES

MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENARIKAN KAWAT UNTUK PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

BAB I PENDAHULUAN. ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM LK 074 IDN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Diagram blok sistem pengukuran

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

Tri Santoso ( )

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell

BAB I PENDAHULUAN. yang diletakkan terhadap spesimen dan bahan, baik bahan yang digunakan pada

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

LAPORAN TUGAS AKHIR PENELITIAN TENTANG SIFAT-SIFAT KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR MIKRO DARI TALI SERAT BAJA BUATAN KOREA

BAB I PENDAHULUAN I-1

Soal :Stabilitas Benda Terapung

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

BAB I PENDAHULUAN. industri dan sebagainya sudah menggunakan peralatan elektronik yang canggih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

Transkripsi:

Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg

Pelaksana : Bagus Candra Kusuma. ( 6307030013 ) Muhamad Mahdir Syah. ( 6307030030 )

1.1 Latar Belakang Selama ini penggunaan crane di industri pada umumnya hanya difungsikan sekedar mengangkat dan memindahkan muatan. Sehingga tidak bisa mengetahui secara pasti berat dari muatan yang diangkat crane tersebut. Maka dalam penelitian ini dibuat suatu alat ukur menggunakan load cell kapasitas 300 kg, yang nantinya dipasang pada crane dengan bantuan wire rope sebagai perantara gaya-gaya yang bekerja. Pada kontruksi alat ini terjadi modifikasi agar beban yang diangkat diharapkan mampu mengangkat dua kali lipat dari kemampuan load cell sesuai perhitungan.

1.2 Perumusan Masalah Bagaimana cara memilih pondasi agar bisa menahan beban yang telah direncanakan? Perhitungan sudut antara pulley pasif dan aktif untuk meningkatkan kapasitas beban yang diangkat? Bagaimana cara mengkonversikan dari suatu tegangan tarik wire rope pada load cell hingga dapat dibaca oleh weighing indicator? 1.3. Batasan Masalah Menggunakan load cell Digunakan untuk menguji wire rope yang berdiameter 14 mm Beban muatan direncanakan maksimal 633,2 kg Menggunakan weighing indicator Untuk beban 10 kg ke bawah akan sulit terdeteksi oleh weighing indicator. Beban yang dapat terbaca hanya kelipatan 10 kg

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat, menguji dan menganalisa alat ukur berat menggunakan load cell, sehingga benar-benar alat ini dapat digunakan untuk pengukuran beban dengan akurat dan dapat mempermudah proses pekerjaan di industri.

1.5 Manfaat Dari hasil penelitian ini maka dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak yang berkepentingan dalam hal pengukuran berat beban. Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh antara lain : Dapat mempermudah dalam pengukuran beban yang nantinya akan dibuat pada pembebanan proses pada inclining test Mampu mengukur suatu tegangan melalui wire rope Dapat diaplikasikan dalam dunia industri khususnya dunia perkapalan Mampu menciptakan teknologi tepat guna yang bermanfaat dan bisa di terima masyarakat

2.1 Sistem pengukuran sensor beban Mengukur merupakan pembandingan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan, sedangkan pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif dari variabelvariabel fisika dan kimia suatu zat atau benda yang diukur, misalnya panjang 1 m atau massa 1 kg dan sebagainya. Secara umum sistem pengukuran dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu : Tahap pembebanan Tahap detektor - transduser Tahap intermediat, pengkondisian sinyal Tahap pembacaan

4.1 Perhitungan penentuan besar sudut Menetukan dimensi pondasi : Tall = D in + T tiang = 12 mm + 126 mm = 138 mm Tinggi pulley aktif bagian bawah dari pondasi = 105 mm Tinggi pulley pasif bagian bawah dari pondasi = 138 mm Menentukan perbedaan tinggi sling antar pulley : H = tinggi pulley pasif tinggi pulley aktif H = (138 mm+14 mm) (105 mm-14 mm) H = 61 mm

Gambar alat secara vertikal Tan part 1 = H/ x = 61 mm/ 242,11 mm = 0,252 = 14,14 0 Tan part 2 = H/ x = 61 mm/ 180,327 mm = 0,338 = 18,69 0

sehingga tiap beban dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Fx = sin x F keterangan : Fx = Gaya yang bekerja pada sumbu x ( N ) sin = Sudut yang membentuk pada sumbu x F = Beban yang direncanakan ( N )

Diketahui : Fx = Gaya yang bekerja pada sumbu x ( N ) konversi 1 kg = 9,086 N ( dalam satuan SI ) sin Ditanya : = 2941,8 N ( kapasitas load cell sebesar 300 kg ) = Sudut yang membentuk pada sumbu x = 2 x 14,14 0 = 28,28 0 F = Beban yang direncanakan ( N ) sehingga tiap beban dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Fx = sin x F F = Fx/ sin = 2941,8 N / sin28,28 0 = 6209,2 N = 633,2 kg

Diketahui : Fx = Gaya yang bekerja pada sumbu x ( N ) konversi 1 kg = 9,086 N ( dalam satuan SI ) sin Ditanya : = 2941,8 N ( kapasitas load cell sebesar 300 kg ) = Sudut yang membentuk pada sumbu x = 2 x 18,69 0 = 37,38 0 F = Beban yang direncanakan ( N ) sehingga tiap beban dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Fx = sin x F F = Fx/ sin = 2941,8 N / sin 37,38 0 = 4845,67 N = 494,154 kg

4.2 Penentuan diameter kawat seling (wire rope) Berdasarkan tabel di bawah berikut, maka : Diameter tali baja = 14 mm Panjang tali baja = 2 m Kapasitas beban maksimal = 3000 kg

5.1 Proses Perancangan Setelah proses perancangan selesai, akan dilakukan perakitan sesuai dengan desain alat yang telah dibuat. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah desain alat yang akan dibuat. Gambar 5.1 desain alat

5.2 Proses Fabrikasi Pada proses fabrikasi ini pengerjaan alat dibagi menjadi tiga bagian desain utama yakni : 1. Pembuatan kontruksi

2. Peletakan load cell

3. Pembuatan alat pembaca load cell akibat suatu beban

5.2.1 Bahan yang digunakan Load cell Plat baja ST 40 Kabel listrik Sling (wire rope) Adaptor CT Amplifier Baterai 9 volt Weighing indicator Cat warna Solasi Komponen-komponen elektro

6.1 Rancang Metode Pada pelaksanaannya rancangan metode dibuat setelah dilakukan observasi terhadap alat ukur berat sebelumnya. Melalui observasi tersebut terjadi suatu perubahan pada system kerja alat. Sehingga dari perubahan itu kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan komponen baru yang akan dirancang. 6.2 Proses Pengujian 1. Pengujian pada crane 2. Pengujian pada tensile test

6.3 Hasil Percobaan 1. Pengujian pada crane (Membandingkan dengan load cell lain) Kapasitas load cell 1 = 35 ton Kapasitas load cell 2 = 300 kg Berat alat = 20.3 kg Percobaan 1 (Berat alat diabaikan) No Beban (Kg) Display Load cell 1 Load cell 2 1 10 1 1 2 20 2 2 3 30 3 3 4 50 5 5 5 100 10 10 6 140 14 14 7 170 17 17 8 200 20 20 9 250 25 25 10 270 27 27

Percobaan 2 (Berat alat dihitung) No Beban (Kg) Display Load cell 1 Load cell 2 1 10 3 1 2 20 4 2 3 30 5 3 4 50 7 5 5 100 12 10 6 140 16 14 7 170 19 17 8 200 22 20 9 250 27 25 10 270 29 27

2. Pengujian pada tensile test Kapasitas tensile test = Kapasitas load cell = 600 KN 300 kg No Beban (Kg) Display Tensile test Load cell 2 1 30 3 3 2 40 4 4 3 70 7 7 4 150 15 15 5 200 20 20 6 330 33 33 7 360 36 36 8 510 51 51 9 580 58 58 10 670 67 67 Catatan : Pergerakkan meja uji tarik mulai terlihat dari 0.1 mm ketika bebannya di atas 360 kg

7.1 Kesimpulan Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai untuk merancang suatu konstruksi yang dapat meningkatkan kapasitas beban yang terdapat pada load cell maka didapatkan beberapa kesimpulan tentang alat tersebut antara lain : 1. Dengan dibuatnya sebuah modifikasi pada konstruksi load cell ini mampu mengangkat beban melebihi kapasitas yang dimilikinya yakni 300 Kg menjadi sebesar 670 Kg. meskipun terjadi peningkatan beban pada load cell hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yakni 633,2 Kg. hal ini di karenakan adanya kurang sempurna dalam memodifikasi konstruksi. 2. Load cell mempunyai tingkat sensitifitas yang cukup tinggi sehingga pada saat proses pengujian apabila terdapat penggunaan arus lain akan mempengaruhi besar ukuran yang ditampilkan pada display. 3. Display mempunyai keterbatasan dalam membaca suatu beban tertentu karena memiliki range sebesar 10 Kg, Sehingga pada beban yang tidak berkelipatan 10 Kg hasilnya akan tetap dibulatkan. 4. Pengukuran besar perubahan yang terjadi pada load cell tidaak bisa terlihat karena bersifat mikron.

7.2 Saran Didalam proses perancangan dan pembuatan alat, ada beberapa hal yang muncul selama proses fabrikasi. Untuk itu diperlukan saran saran yang diperlukan bagi pengembangan alat ini agar alat menjadi lebih sempurna. Saran saran tersebut diantaranya : 1. Perlu adanya kondisi yang tidak terpengaruh oleh hal-hal yang mengakibatkan ketidak sempurnaan kerja pada load cell. Misalnya pengaruh arus listrik yang mensuply display load cell tidak boleh ada gangguan arus berupa penggunaan arus dari 1 sumber karena hasil yang muncul pada display, sehingga dianjurkan untuk menggunakan arus DC pada saat pengujian dapat mengunakan baterai atau sumber arus DC lainnya. 2. Untuk beban 1 sampai 10 kg tidak bisa terbaca dikarenakan keterbatasan dalam pencarian display panel control/weighing indicator yang mempunyai tingkat range pembebanan yang berbeda-beda hal ini mengakibatkan ketidak akuratan karena perbandingan beban yang akan diuji sangatlah besar.

Bulan NO Kegiatan Februari Maret April Mei Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Pengumpulan data material 2 Studi litelatur 3 Persiapan alat dan bahan 4 Penandaan 5 Pemotongan 6 Pembentukan 7 Perakitan sistem mekanik 8 Perakitan sistem komponen 9 Analisa 10 Pembuatan laporan

Load Cell Pulley Aktif Pulley Pasif Stopper

Wire Rope Pengkait Rem Sling Display

Alat setelah dirakit