BAB VI INFRASTRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

DAFTAR ISI INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB 4 TOLERANSI PENGUNJUNG DAN WISATAWAN TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI PADA PASAR, TERMINAL, DAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Solo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan seluruh potensi daerah guna mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

Bab III Gambaran Umum Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Surakarta, 26 Nopember 2015

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aspek Daya Saing Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BERITA RESMI STATISTIK

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BERITA RESMI STATISTIK

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : id.wikibooks.org/wiki/wisata:solo PUSAT KULINER KHAS SOLO

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Jalur kereta api jurusan Bandung-Cianju memiliki potensi cukup besar yang

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

BERITA RESMI STATISTIK

Transkripsi:

BAB VI INFRASTRUKTUR Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik dapat menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor lainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan. A. Perumahan dan Permukiman Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi migrasi dari daerah lain, khususnya dari beberapa kabupaten di sekitarnya. Dengan kondisi ini permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi dengan menyediakan rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu membeli rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta. B. Pekerjaan Umum Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di bidang Derdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika ditunjang dengan sektor perhubungan dan transportasi yang memadai, karena fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan transportasi yang baik antara pusat-pusat industri dengan daerah penghasil bahan baku dan pusat perdagangan hasil produksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang dan sarana transportasi yang baik. Bappeda Kota Surakarta 59

Tabel 28. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan 2011 2012 2013 2014 2015 Ket 1. Status Jalan 705.19 a. Nasional 13.15 13.15 13.15 13.15 13 km b. Propinsi 15.48 15.48 15.48 15.48 15 km c. Kabupaten 204.32 204.32 204.22 204.22 204 km d. Desa/Lokal 472.34 472.34 472.34 472.34 472 Km 2. Kondisi Jalan a. Aspal 469,03 632,104 632.104 632.104 495 Km b. Hotmix - - - 0 488 Km c. Berbatu 0 0 0 0 0 Km d. Kerikil 98 - - 0 87 Km e. Tanah 1,07 5,500 5.5 7.4 16 Km f. Lainnya - 38,955 38.956 37.056 96 Km 3. Jembatan (Nas) a. Panjang 0,234 1,101 1,101 1.101 1.101 Km b. Jumlah 20 107 107 107 107 buah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta (data perdesember2015) Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta meliputi jalan nasional, propinsi, kabupaten dan lokal. Perkembangan status dan kondisi jalan dan jembatan di Kota Surakarta tahun 2015 ditampilkan pada tabel di atas serta gambar grafik di bawah ini. Sebesar 67% jalan di Kota Surakarta tergolong jalan desa/lokal, 29% jalan kabupaten, dan masing-masing sebesar 2% untuk jalan propinsi dan jalan nasional. Tidak ada penambahan panjang jalan dari tahun 2014 ke tahun 2015, baik jalan nasional, propinsi, maupun jalan desa/lokal. Bappeda Kota Surakarta 60

1,85% 2,13% 67,,05% 28,98% a. Nasional b. Propinsi c. Kabupaten d. Desa/Lokal Gambar 31. Persentase Jenis Jalan di Kota Surakarta 2015 2015 2,64% 15,82% 81,55% a. Aspal b. Tanah c. Lainnya Gambar 32. Persentase Jalan Aspal di Kota Surakarta 2015 Bappedaa Kota Surakarta 61

C. Pariwisata Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan bagi Kota Surakarta dalam meningkatkann pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Untuk kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal, tahun 2012 dan tahun 2013 cenderung sama. Jumlah wisatawan tahun 2013 sebanyak 1.498.237 orang. Tabel 29. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang) Asal Wisatawan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1) Asing 12,831-36,127 36,127 36,,127 24,106 7521 2) Domestik 530,178 718,521 1,498,237 1,498,237 1,498,237 2,124,762 1046949 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perdesember 2015) 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 1) Asing 2) Domestik 500.000-2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 33. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal Bappedaa Kota Surakarta 62

Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern. Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisataada 16 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 1 wisata alam dan15 wisata buatan. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Museum Batik, dan Museum Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik). Tabel 30. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta Obyek Wisata & Hotel 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1) Jumlah Obyek Wisata a) Alam 0 0 0 0 0 0 1 b) Buatan 15 15 12 12 10 10 9 c) Budaya 0 5 5 5 5 6 6 2) Jumlah Hotel a) Hotel Bintang 19 22 20 20 27 27 37 b) Hotel Non Bintang 106 110 131 131 115 107 110 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perdesember 2015) Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2015, Kota Surakarta memiliki 37 hotel berbintang dari bintang 1 sampai dengan bintang 4. Sedangkan jumlah hotel non-bintang 110 buah hotel terdiri melati I, II, dan III. Hotel non bintang mengalami peningkatan 3 hotel. Bappeda Kota Surakarta 63

D. Perhubungan dan Transportasi Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal petikemas, dan stasiun KA (kereta api). Untuk angkutan jalan raya, terminal bus kelas A berjumlah 1 buah dan kelas C sebanyak 5 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Data selengkapnya terdapat pada table berikut ini: Tabel 31. Potensi Perhubungan dan Trasportasi TERMINAL 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1) Terminal Kelas A 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Kelas B - - - - - Kelas C 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 2) Bus (AKAP) 400,00 391,00 387,00 387,00 387,00 293 3) JumlahJembatanTimbang - - - - - Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data perdesember 2015) Bappeda Kota Surakarta 64