HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

Mulyaningsih* *) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura


Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

DAFTAR TABEL. Tabel 5. Gambaran Kepuasan dan Ketidakpuasan Komponen Komunikasi Instrumen PPSC-PNP Versi Bahasa Indonesia di Ruang Rawat Inap

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBU GA MOTIVASI DE GA KI ERJA PERAWAT DI RUA G RAWAT I AP RSUD U GARA. Yuli Setiyaningsih *) iken Sukesi **), Muslim Argo Bayu Kusuma ***)

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI IRINA C RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

TESIS. Oleh TENGKU YENNI FEBRINA /IKM

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU CARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARTINI JEPARA

HUBUNGAN TIMBANG TERIMA DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RS PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI

HUBU GA KOMU IKASI TERAPEUTIK PERAWAT DE GA TI GKAT KEPUASA PASIE DI RUA G RAWAT I AP RSI U DEMAK

A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB VI HASIL PENELITIAN

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

ABSTRACT. Keywords: Dimensions of Quality of nurses services, Patient Satisfaction ABSTRAK

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

KUALITAS PERSONAL MENDUKUNG KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA

Persepsi Pasien Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT X

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen, I. (2001). Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes. Ali, Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUMAH SAKIT JOGJA KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PROGRAM ORIENTASI BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT BARU

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

PENGARUH EMPATHY PERAWAT TERHADAP LOYALITAS PASIEN UMUM

Transkripsi:

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG * *) Dosen DIII Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang: Bimbingan clinical instructur di perlukan dalam proses pembelajaran klinik terhadap mahasiswa keperawatan, karena hal ini dapat mempengaruhi kompetensi baik dari segi kognitif, sikap dan psikomotor mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan. Mahasiswa praktik dapat mengambil keputusan secara cermat dan berfikir kritis dengan adanya pendampingan dari clinical instructur. Tujuan: membuktikan adanya hubungan bimbingan clinical instructur perawat dengan kepuasan mahasiswa praktik. Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 mahasiswa yang diambil dengan total sampling pada periode September sampai Desember 2012. Hasil: menggunakan analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara bimbingan clinical instructur perawat dengan kepuasan mahasiswa (p= 0,015; α 0,05). Bimbingan clinical instructur mempunyai peluang 4,84 kali untuk memberikan kepuasan mahasiswa praktik dibanding yang kurang bimbingan. Kata kunci: Clinical instructur; Mahasiswa praktik; kepuasan 52

Pendahuluan Proses pembelajaran kilnik keperawatan mahasiswa harus dapat memenuhi standar kompetensi. Standar kompetensi yang sangat penting salahsatu komponennya adalah pembelajaran klinik, karena komponen tersebut memberikan pengalaman yang nyata dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dalam praktik, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mengambil keputusan, dan berlatih tanggung jawab terhadap keputusan tindakan yang diambil mahasiswa. Pembelajaran klinik dipengaruhi oleh variabel personal dan variabel lingkungan. Variabel pembelajaran tersebut meliputi kondisi belajar, aktivitas dan sumber daya, kesempatan praktek dan penilaian, Proses pembelajaran tersebut difasilitasi oleh pembimbing akademik dan klinik. Keberhasilan pendidikan dalam keperawatan, diperlukan inovasi bidang pendidikan, yaitu mahasiswa keperawatan dapat didukung oleh pembimbing akademik dan clinical instruktur (Kalen et al., 2010). Lingkungan rumah sakit merupakan hal yang baru bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat merasakan pengalaman baru yang tidak di dapat di akademik. Pengalaman baru ini akan dipahami dengan baik oleh mahasiswa dengan adanya bimbingan dan peran serta clinical instruktur. Peran pembimbing atau clinical instruktur adalah penasihat, role model, coach, problem solver, guru, pemberi dorongan, organizer dan guide (Ali & Panther, 2008; Kalen et al., 2010). Pembimbingan perseorangan selama praktik sesuai dengan tugas pembimbing merupakan pemberi dorongan dan fasilitator sehingga dapat meningkatkan profesionalisme dan pengembangan diri mahasiswa (Kalen et al., 2010). Beberapa hal yang penting dalam peran pembimbing antara lain adalah persepsi mahasiswa mengenai peran pembimbing. Persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing (clinical instruktur) dengan baik akan membuat mahasiswa lebih nyamn di lingkungan baru (rumah sakit). Persepsi adalah penafsiran unik dari seseorang terhadap sesuatu (Thoha, 2008). Hal ini perlu diketahui sebagai dasar clinical instruktur. Peran clinical instruktur yang kurang dalam menjalankan fungsinya berakibat dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang mengalami stress (Nurhayati Tri, 2012). Perbedaan persepsi yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan bimbingan dengan pelatihan mentoring tidak lepas dari dosen pembimbing akademik (clinical instruktur) yang telah/dapat menerapkan pembimbingan ini pada mahasiswa. Metodologi Desain penelitian dengan analitik observasional yang menggambarkan ada tidaknya hubungan antara bimbingan clinical instructur dengan kepuasan mahasiswa praktik berdasarkan persepsi mahasiswa dalam pelayanan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Permata Medika Semarang. Metode penelitian yang digunakan cross sectional Populasi Populasi berdasarkan jumlah mahasiswa perawat yang praktik di RS Permata Medika baik DIII Keperawatan atau S1 Keperawatan. Sampel Penelitian ini menggunakan total sampling dari jumlah populasi pada bulan September sampai Desember 2012 yang pengambilan datanya disesuaikan dengan kriteria inklusi sampel. Kriteria inklusi berupa mahasiswa bersedia menjadi responden, mahasiswa praktik di ruang rawat inap, UGD, dan ICU. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di ruang rawat inap, UGD dan ICU di RS Permata Medika. Penelitian dilakukan bulan September sampai Desember 2012. 53

Instrumen Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner karakteristik mahasiswa, bimbingan clinical instructur dan kepuasan mahasiswa. Kuesioner bimbingan clinical instructur terdiri dari 30 item pernyataan dan kuesioner kepuasan mahasiswa praktik terdiri dari 25 item pernyataan. Uji validitas dan reliabilitas Uji instrumen dilaksanakan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Uji instrumen dengan jumlah sampel 30 responden. Analisis Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer baik untuk analisis univariat, bivariat maupun multivariat. Analisis bivariat menggunakan kai-kuadrat sedangkan analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistic ganda. Hasil Penelitian Tabel 1: Distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama hari praktik di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Berdasarkan tabel 1 diperoleh informasi tentang karakteristik mahasiswa paling banyak meliputi berusia > 21 tahun, berjenis kelamin perempuan (70%), berpendidikan S1 (53,3%) dengan lama hari praktik < 7 hari (56,7%). Diagram 1: Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Berdasarkan Diagram 1 menunjukkan bahwa Kepuasan mahasiswa dipersepsikan sebanyak 66% mempersepsikan puas sedangkan 34% tidak puas. Diagram 2: Distribusi Bimbingan Clinical Instructur menurut Persepsi mahasiswa di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Responden Umur <21 tahun 12 >21 tahun 18 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 9 21 Pendidikan D3 S1 Lama praktik <7 hari > 7 hari Jumlah 14 16 17 13 40 60 30 70 46,7 53,3 56,7 43,3 Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil clinical instructur yang memberika n bimbingan baik sebanyak 80% sedangkan yang kurang 20%. 54

Tabel 2: Analisis Hubungan Umur Mahasiswa dengan di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Umur < 21 tahun 21 tahun Tidak Puas Puas f % f % 2 5 17 28 10 13 83 72 0,745 (0,240-2,451) P 0.956 Hasil analisis hubungan antara umur dengan kepuasan mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa yang umurnya kurang dari 21 tahun yang mempersepsikan puas 83% dan mahasiswa yang umurnya diatas 21 tahun yang mempersepsikan puas 72%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan kepuasan mahasiswa (p=0,956; α 0,005). Tabel 3. Analisis Hubungan Jenis Kelamin Mahasiswa dengan di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tidak Puas Puas f % F % 2 3 22 11 7 18 78 88 0,642 (0,332-1,413) p 0,104 Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin mahasiswa dengan kepuasan menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki yang mempersepsikan puas lebih tinggi (78%) dibandingkan wanita (88%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kepuasan mahasiswa (p=0,104; α 0,05). Pendidikan D3 S1 Tabel 3: Analisis Hubungan Pendidikan Mahasiswa dengan di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Tidak Puas Puas f % F % 4 3 29 19 10 13 Mahasiswa berpendidikan S1 yang mempersepsikan kepuasan lebih tinggi (81%) dibandingkan mahasiswa yang 71 81 1,833 (0,703-4,561) P 0,108 berpendidikan D3. Hasil uji statistik tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Kepuasan mahasiswa (p=0,108; α 0,05). Tabel 4: Analisis Hubungan Lama praktik dengan Di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Lama praktik <7 hari >7 hari Tidak Puas Puas f % f % 3 3 17 23 14 10 83 77 1,330 (0,513-2,563) p 0,813 Lama praktik lebih tujuh hari lebih rendah mempersepsikan ketidak puasan (17%). Sedangkan lama praktik lebih dari tujuh hari mempersepsikan tinggi (88%). kepuasaan lebih 55

Tabel 5: Analisis Hubungan Bimbingan Clinical Instructur dengan di RS Permata Medika Semarang, Desember 2012 (n=30) Bimbingan CI Kurang Bimbingan CI Baik *Bermakna pada α 0,05 Tidak Puas Puas f % f % 3 50 3 50 7 Hubungan antara bimbingan clinical instruktur dengan kepuasan mahasiswa menurut persepsi mahasiswa yang puas memberikan bimbingan baik (71%,) sedangkan bimbingan clinical instructur yang kurang (50%). Hasil uji statistik ada hubungan yang bermakna antara bimbingan clinical instructur yang baik dengan kepuasan (p=0,015; α 0,05). Berdasarkan nilai OR, dapat disimpulkan bahwa bimbingan clinical instructur yang baik mempunyai peluang 3 kali untuk memberikan kepuasan dibanding clinical instructur yang kurang (CI 95%; OR=2,881). Pembahasan 1. Hubungan umur mahasiswa dengan kepuasan Hasil analisis bivariat dengan menggunakan kai kuadrat didapatkan hasil bahwa mahasiswa umur < 21 tahun sebanyak 83% lebih mempersepsikan kepuasan, dengan derajat kepercayaan 95% terhadap umur dengan kepuasan pasien (p = 0,956; α 0,05). Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kepuasan mahasiswa. Gunarsa (1996) melaporkan bahwa remaja sulit bekerja sama dengan baik dan tidak menunjukkan sikap yang kooperatif sehingga lebih tinggi tuntutannya terhadap bimbingan yang diberikan. Kondisi ini mengharuskan clinical instructur memberikan bimbingan yang optimal sesuai dengan tuntutan mahasiswa untuk memenuhi target atau kompetensi. Penelitian ini lebih banyak usia remaja, dewasa 29 17 71 2,881 (1,351-6,843) p 0,015* muda dibanding dengan dewasa tua sehingga yang lebih merasa puas umur kurang dari 21 tahun. Mahasiswa selain umur kurang dari 21 tahun juga disebabkan oleh pendidikan yang tinggi lebih banyak, sehinggga dalam mempersepsikan kepuasaanya lebih baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian McClean (2010) ratarata usia mahasiswa yang mempengaruhi kepuasan adalah 36,8 tahun dengan jumlah responden 33 pasien (mahasiswa) yang berkisar antara 19 60 tahun. Hasil penelitian oleh Lamri (1997 dalam Meeboon, 2006) tingkat kepuasan pada usia 18 45 tahun cenderung lebih tinggi dibanding berusia 12 17 tahun. 2. Hubungan jenis kelamin dengan kepuasan mahasiswa Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hayes & Tylor (2007) menyatakan bahwa wanita lebih besar mempersepsikan pelayanan yang diberikan perawat baik dibanding lakilaki. Hasil penelitian ini didukung oleh McClean (2010) bahwa jenis kelamin tidak ada hubungan signifikant terhadap kepuasan dengan jumlah responden 33 laki-laki dan 3 perempuan. Loundon & Britta (1998) menyatakan bahwa jenis kelamin pria lebih mudah puas dibandingkan dengan wanita. Jenis kelamin wanita lebih teliti dalam menilai perilaku orang lain (clinical instructur) dan lebih mampu mengekspersikan penilaiannya mengenai perilaku orang lain termasuk perilaku clinical instructur dalam 56

kepuasan. Menurut Robbins & Judge (2008) bahwa wanita menghabiskan waktu lebih banyak untuk menganalisis suatu hal dibandingkan pria. 3. Hubungan pendidikan dengan kepuasan mahasiswa Hasil penelitian ini didukung oleh Hayes & Tylor (2007) bahwa pendidikan tinggi mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap clinical instructur yang baik dalam kepuasan. Sedangkan penelitian Radwin (2003) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi terhadap kualitas bimbingan. Penelitian ini tidak sejalan dengan Northouse (1998), hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan secara bermakna antara pendidikan dengan tingkat kepuasan. Tingkat pendidikan yang tinggi cenderung mengharapkan bimbingan yang sesuai dengan keinginannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan persepsi mahasiswa terhadap bimbingan clinical instructur, maka akan semakin tinggi tuntutan pelayanan yang mereka minta terutama penjelasan informasi mengenai masalah yang dihadapi pasien. Sehingga hal ini dapat menjadi perhatian rumah sakit dan institusi pendidikan. Bimbingan tersebut harus ditunjang oleh clinical instructur yang berkompeten dan professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai clinical instructur, agar mahasiswa dapat merasakan kepuasan selama praktik. 4. Hubungan lama hari praktik dengan kepuasan Lama hari praktik kurang tujuh hari mempersepsikan kepuasan (56,7%) lebih besar dibanding tidak puas (43,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama hari praktik dengan kepuasan (p=0,813; α 0,05).. Mahasiswa dengan waktu praktik yang pendek maka tuntutan mahasiswa terhadap bimbingan dalam kepuasan sangat tinggi. Wolf (2003) pendeknya waktu akan mempengaruhi persepsi sesorang terhadap perilaku perawat (clinical instructur) dan tentunya terhadap kepuasan mahasiswa. Pengalaman dan lama waktu seseorang akan mempengaruhi persepsi terhadap pelayanan yang diberikan. Penelitian ini didukung oleh Jones (2009) yang menjelaskan bahwa menciptakan sebuah kepercayaan adalah dengan menciptakan waktu bersamaan antara perawat (clinical instructur) dan mahasiswa. Clinical instructur yang berhasil dengan membagi kepercayaan akan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah karena mahasiswa yang sudah percaya akan menerima seluruh kegiatan yang dilakukan oleh clinical instructur. 5. Hubungan bimbingan clinical instructur dengan kepuasan mahasiswa Hubungan bimbingan clinical instructur dengan kepuasan mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan semakin bimbingan baik menunjukkan bahwa terjadi kepuasan tinggi. Bimbingan clinical instructur yang kurang akan mempengaruhi kepuasan yang rendah. Bimbingan clinical instructur yang baik menunjukkan kepuasan sebesar 71%, sedangkan Bimbingan clinical instructur yang kurang baik menunjukkan kepuasan yang rendah (29%). Hasil uji statistik didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara bimbingan clinical instructur dengan kepuasan pasien (p=0,015; α 0,05). Hasil analisis diperoleh OR=2,881, artinya clinical instructur yang memberikan bimbingan baik mempunyai peluang 3 kali 57

memberikan kepuasan mahasiswa dibandingkan bimbingan yang kurang. Munro (2001 dalam Wolf 2003) ada hubungan yang kuat antara persepsi pasien (mahasiswa) terhadap bimbingan clinical instructur dengan kepuasan pasien (mahasiswa), sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan clinical instructur dengan baik akan memberikan kepuasan yang lebih baik pula untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa untuk mengurangi kecemasan mahasiswa. Jones (2009) menjelaskan bahwa untuk menciptakan sebuah kepercayaan clinical instructur kepada mahasiswa adalah dengan menciptakan waktu bersama. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Hubungan bimbingan clinical instructur terhadap kepuasan mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. mahasiswa yang menjadi responden penelitian sebagian besar adalah berjenis kelamin wanita, berpendidikan S1, rata-rata umur 21 tahun dan lama hari praktik kurang dari tujuh hari. 2. Gambaran bimbingan clinical instructur yang dipersepsikan oleh mahasiswa adalah bahwa clinical instructur yang memberikan bimbingan baik lebih dari separuh 3. Gambaran kepuasan yang dipersepsikan mahasiswa adalah lebih dari separuh mahasiswa mempersepsikan lebih puas. 4. Ada hubungan bimbingan clinical instructur dengan kepuasan, artinya bila Clinical instructur memberikan bimbingan baik maka dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa. 5. Tidak adanya hubungan antara karakteristik mahasiswa meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama hari praktik dengan kepuasan mahasiswa. 6. Umur mahasiswa kurang dari 21 tahun lebih mempersepsikan kepuasan dibanding dengan umur kurang dari 21 tahun. Wanita lebih mempersepsikan kepuasan dibandingkan laki-laki, pendidikan D3 lebih merasa puas dibandingkan dengan pendidikan S1, lama hari praktik kurang dari tujuh hari lebih merasa puas dibandingkan dengan lebih tujuh hari. DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, S. (1996). Psikologi keperawatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hayes, J.S & Suzette, TB.(2007). Perception of nurses caring behaviors by trauma patient. Journal of Trauma Nursing http://findarticles.com/p/articles/m i_b184/is_200710/ai_n32256526/ diperoleh 2 Juli 2011 Jones. (2009). Graduate nurse experience of developing trust in the nursing patient relationship. contemporary nurse. Volume 3. Issue 142-52 Loundon & Britta (1988). Quality improvement in primary are and the improvement of patient perceptions. http//proquest.umi.com/pqdweb, diperoleh 10 April, 2011. McClean. (2010). Assessing the security needs of patient in medium secure psychiatric care in Northern Ireland. http://www.stjohnsmercy.org/patie ntinfo/sjmh/safetysecurity.asp, diperoleh 5 April, 2011. Mc Queen, Anne.(2000). Nurse patient relationships and partner ship in hospital care. Journal of clinical nursing, 723-731, diperoleh 12 Februar, 2010. Meebon.(2006).The effect of patients and nursing unit characteristic on outcomes among hospitalized patient with chronic illness in Thailand. http://www.nursing.arizona.edu/lib rary/meebons.pdf, diperoleh 15 Maret, 2011. 58

Northouse, P.G & Northouse, L.L (1998), Health Communication ; Strategies for Health Professional (2 nd ed). East Norwalk Conecticut. Aplleton & Lange. Radwin, L.(2003). Do Cancer Patients' Characteristics Make a Difference in Their Perceptions of the Quality of Patient-Centered Nursing Care?. Academy health meeting. University of Massachusetts Boston. http://gateway.nlm.nih.gov/meetin gabstracts/ma?f=102275547.html, diperoleh 13 Maret, 2011. Robbins & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi. (D. Angelica, dkk, Penerjemah). Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. (1998) Robins. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta: Gramedia Wolf, Z.R.(2003). Relationship between nurse caring and patient satisfaction in patients undergoing invasive cardiac procedures. http://findarticles.com/p/articles/m i_m0fss/is_6_12/ai_n18616793/ 59