BAB I PENDAHULUAN. informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga semakin meningkat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

DAFTAR PUSTAKA. Ambarwati, Sri Dwi Ari Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan Initial Public Offering berarti perusahaan harus siap menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. waktu sepuluh tahun terakhir, dimana kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin tingginya volume perdagangan saham. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah pusat, namun semua itu perlu diperhatikan bahwa pertambangan

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. keuangan dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, seperti obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modal, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang banyak digunakan adalah informasi akuntansi terutama yang berasal dari laporan keuangan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan, disebutkan bahwa tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Bagi investor laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting. Dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, investor dapat menilai bagaimana perkembangan kondisi perusahaan selama ini. Respon pasar terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan disebut dengan reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang mencolok pada saat pengumuman informasi. Apabila informasi memberikan sinyal yang baik

2 (good news) maka harga saham akan meningkat. Namun apabila informasi tersebut memberikan sinyal yang buruk (bad news) maka harga saham akan menurun. Reaksi pasar berkaitan dengan konsep pasar efisien. Pasar modal efisien terjadi apabila harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi masa lalu, informasi saat ini dan informasi yang berupa pendapat atau opini rasional yang beredar dipasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga sekuritas. Jika pasar efisien dan semua informasi bisa diakses secara mudah dengan biaya yang murah maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan sehingga tidak ada perbedaan antara return harapan (expected return) dan return realisasi (actual return). Analisis kinerja perusahaan dibutuhkan investor dalam menilai tingkat pengembalian (return) saham. Dengan melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan, maka investor dapat menilai prospek perusahaan dimasa mendatang. Apabila kinerja perusahaan baik maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat sehingga return yang diterima oleh investor juga akan meningkat. Namun jika kinerja perusahaan buruk maka investor tidak akan mau berinvestasi di perusahaan tersebut karena dianggap berisiko dan tidak mampu memberikan return yang optimal. Berdasarkan kenyataan yang ada, investor dan calon investor cenderung memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan keuangan tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut didapatkan. Oleh karena itu, informasi laba memainkan

3 peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Situasi ini disadari oleh manajemen terutama dari kalangan manajemen yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya disfunctional behaviour (perilaku yang tidak semestinya) yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba. Investasi salah satu sarana penting dalam meningkatkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Salah satu pilihan berinvestasi dapat dilakukan melalui pasar modal karena pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham. Ekspektasi investor dalam berinvestasi saham selain menjadi pemilik suatu perusahaan dengan proposional kepemilikan tertentu, saham yang ditanamkan tersebut diharapkan mampu memberikan tingkat pengembalian atau return tertentu (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Imbas krisis keuangan pada tahun 2008 lalu melanda semua sektor di Bursa Efek Indonesia, termasuk di Perusahaan subsektor Food & Beverages, dimana investor merasa terancam dengan kondisi tersebut sehingga melakukan aksi jual besar-besaran dan mengakibatkan harga saham mengalami penurunan. Perusahaan Food and Beverages digunakan dalam penelitian ini, karena perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Food and Beverages memiliki iklim persaingan yang sangat

4 ketat. Saham kelompok perusahaan makanan dan minuman lebih banyak mencuri minat para investor karena perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu usaha yang tidak pernah mati akan kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan dalam persaingan. Tahun 2011 lebih banyak perusahaan yang memberikan return yang negative daripada tahun 2010. Hal ini dibenarkan Oleh Adhi Siswajaya Lukman Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Dalam hal ini investasi industri makanan dan minuman selama tahun 2010 mencapai nilai Rp 25,6 triliun, sementara investasi tahun 2011 hanya terbuktikan senilai Rp 13,2 triliun (data sampai Oktober) walaupun data November dan Desember belum terangkum namun sudah dipastikan investasi tahun 2011 lebih rendah dari investasi tahun 2010. Menurunnya nilai investasi pada perusahaan makanan dan minuman berimbas pada return yang didapat pada tahun 2010. Hal ini mungkin disebabkan keterbatasan energi terutama gas serta kondisi infrastruktur yang kurang memadai dan juga masih banyak produk makanan dan minuman yang berasal dari Negara lain misalnya Misalnya, Singapura atau China. (indonesiadetikfinancetoday.com) Salah satu fenomena penurunan harga saham di perusahaan Food and Beverage terjadi di PT. Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ). Pada tahun 2011 saham ULTJ meleset tajam turun hingga 12,20% ke level Rp. 1,440 per saham dan menjadi posisi tiga teratas saham top losers. Total saham ULTJ yang ditransaksikan mencapai

5 33,700 saham, dengan nilai transaksi senilai Rp 26,29 miliar (www.investasi.kontan.co.id Kamis, 07 April 2011 15:22 WIB. Adapun fenomena penurunan harga saham di perusahaan Food and Beverage terjadi di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA). Pergerakan saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) yang dua hari berturut-turut turun lebih dari 9%, bahkan pada tanggal 20 Januari kemarin sempat auto reject kiri yang berarti penurunan harga saham sudah mencapai batas maksimal. Pada tanggal 19-20 Januari 2016, saham AISA memang terkoreksi cukup tajam. Harga AISA anjlok 9,25% pada Selasa (19/01/2016) dan kembali turun 9,22% dihari berikutnya (20/01/2016). Sejak pertengahan tahun lalu harga saham AISA secara perlahan sudah mulai menunjukan penurunan dari harga tertingginya di level 2,125 yang berlanjut hingga penutupan akhir tahun 2015 harganya jatuh pada angka 1,120. Sampai pada akhirnya menarik banyak perhatian investor pada tanggal 20 dan 21 Januari lalu yang harganya menyentuh level terendah pada angka 935. (www.bisnis.com Jumat, 22 Januari 2016 10:45 WIB. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi return saham adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Laba Akrual yang diteliti oleh Ratmono (2010) dan Koyuimirsa (2011) 2. Manajemen Laba Aktivitas Riil yang diteliti oleh Megawati Oktorina (2008), Mayar Afriyenti (2009), Koyuimirsa (2011) dan Mei Eka Silviyana (2014).

6 3. Current Ratio yang diteliti oleh Ulupui (2005), Dianita (2012) dan Sari (2012) 4. ROA yang diteliti oelh Ulupui (2005), Bambang dan Toto (2011) dan Fenny (2012). 5. Earning per Share yang diteliti oleh Tampubolon (2009), Debora (2009), Widayanti dan Dianita (2012) dan Savitri (2012). 6. Net Profit Margin yang diteliti oleh Debora (2009), Habibah (2009) dan Savitri (2012) 7. Debt to Equity Ratio Debora (2009), Fenny (2012) dan Sari (2012) Tabel 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham No Peneliti Tahun Manajemen Laba Akrual Manajemen Laba Riil Current Ratio ROA Earning per Share Net Profit Margin Debt to Equity Ratio 1 Ulupui 2005 X 2 Megawati Oktorina 2008 X 3 Tampubolon 2009 X 4 Debora 2009 X 5 Habibah 2009 X 6 Mayar Afriyenti 2009 X 7 Ratmono 2010 X 8 Koyuimirsa 2011 9 Bambang dan Toto 2011 10 Fenny 2012 X X 11 Sari 2012 12 Widayanti dan Dianita 2012 X 13 Savitri 2012 X 14 Mei Eka Silviana 2014 Sumber : Data yang diolah kembali

7 Tanda Tanda X Tanda = Berpengaruh Terhadap Return Saham = Tidak Berpengaruh Terhadap Return Saham = Tidak Diteliti Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisaa Rahman dan Hutagaol (2007): earnings management melalui accruals dan real activities manipulation pada initial public offerings dan kinerja jangka panjang (studi empiris pada bursa efek Jakarta), adapun variabel yang diteliti terdiri dari dua, yaitu : Variabel Dependen dan Variabel Independen. Variabel dependen yang berupa Kinerja Jangka Panjang dengan menggunakan ukuran kinerja saham yaitu: (1) Cumulative Abnormal Return dan (2) Buy And Hold Return, sementara variabel independen terdiri dari empat; Manajemen Laba Akrual (Akrual Diskresioner Lancar, Akrual Diskresioner Non Lancar, Akrual Diskresioner Jangka Panjang dan Akrual Non Diskresioner Jangka Panjang) Manejemen Laba Aktivitas Real (Arus Kas Kegiatan Operasi Abnormal dan Biaya Produksi Abnormal). Untuk lokasi dan tahun data di dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offerings) di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2003. Unit analisisnya yaitu Perusahaan. Untuk data observasi yaitu laporan keuangan perusahaan setidaknya 1 tahun sebelum penawaran perdana. Sampel penelitian terdahulu terdiri dari 149 perusahaan, namun sampel untuk pengujian kinerja jangka panjang perusahaan yang melakukan penawaran perdana ditetapkan hanya sebanyak 148 sampel dan menggunakan teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut (1) Perusahaan

8 yang melakukan penawaran perdana mulai dari tahun 1994 sampai tahun 2003; (2) perusahaan tidak bergerak dalam industri perbankan, keuangan dan asuransi; (3) terdapat prospektus untuk data laporan keuangan perusahaan setidaknya 1 tahun sebelum penawaran perdana; (4) mempunyai tanggal tutup buku per 31 Desember; (5) tersedia semua data yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi manajemen laba pada saat perusahaan melakukan IPO dengan menggunakan ukuran manajemen laba yang klasik, akrual diskresioner namun tidak dengan manipulasi aktivitas riil. Manajemen laba melalui akrual terbukti mempengaruhi kinerja pasar dalam jangka pendek. Kemampuan manajemen laba memprediksi kinerja saham dalam jangka waktu yang lebih panjang menjadi menurun. Penelitian ini juga tidak menemukan perbedaan kinerja saham pada setiap jangka waktu yang disebabkan oleh praktek manajemen laba yang konservatif dan agresif. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu keterbatasan data yang hanya menggunakan data pasar sampai tahun 2003 Peneliti tertarik melakukan replikasi terhadap penelitian ini karena ingin menelaah kembali hasil dari penelitiaan Annisaa Rahman dan Yanthi Hutagaol yang menyatakan tidak terjadi earning management melalui aktivitas nyata, dan ini bertentangan dengan hasil dari penelitian Roychowdhury (2006) dan Megawati Oktorina (2008) yang menyatakan terjadi earning management melalui manipulasi aktivitas nyata. Untuk manipulasi aktifitas nyata penelitian sebelumnya menggunakan instrumen arus kas kegiatan operasi abnormal dan biaya produksi abnormal sedangkan penelitian ini menggunakan arus kas kegiatan operasi abnormal. Karena menurut Ratmono (2010) perusahaan yang melakukan tindakan

9 manajemen laba riil melalui arus kas kegiatan operasi dapat meningkatkan laba periode berjalan sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Pengembangan yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu (Annisaa Rahman dan Yanthi Hutagaol) adalah periode penelitian terdahulu mengambil lokasi dan tahun data di dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offerings) di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2003, sedangkan peneliti saat ini mengambil lokasi dan tahun data perusahaan manufaktur subsektor food and beverage di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014, hal ini dimaksudkan peneliti untuk mengolah data lebih baru dan pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global ditandai dengan melemahnya nilai IHSG dan melemahnya ekspor akibat lesunya perdagangan dunia sehingga menuntut perusahaan untuk dapat tampil dengan baik agar harga saham tidak jatuh. Menurut Lin dan Shih (2002) dalam Meiza (2011) perusahaan akan cenderung untuk melakukan manajemen laba dalam masa krisis agar dapat meningkatkan nilai dan kinerja perusahaan sehingga mampu menghasilkan return yang optimal. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul Pengaruh Manejemen Laba Akrual dan Manajemen Laba Aktivitas Riil terhadap Return Saham.

10 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Investor dan calon investor cenderung memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan keuangan tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut didapatkan. 2. Investor dan calon investor termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan return investasi yang sesuai. 3. Pada tahun 2008 terjadi krisis global lalu melanda semua sektor di Bursa Efek Indonesia, termasuk di Perusahaan subsektor Food & Beverages, dimana investor merasa terancam dengan kondisi tersebut sehingga melakukan aksi jual besar-besaran dan mengakibatkan harga saham mengalami penurunan. 4. Tahun 2011 lebih banyak perusahaan yang memberikan return yang negative daripada tahun 2010 pada investasi industri makanan dan minuman. Hal ini mungkin disebabkan keterbatasan energi terutama gas serta kondisi infrastruktur yang kurang memadai dan juga masih banyak produk makanan dan minuman yang berasal dari Negara lain misalnya Misalnya, Singapura atau China.

11 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana manajemen laba akrual di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 2. Bagaimana manajemen laba aktivitas riil di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 3. Bagaimana Return Saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 4. Seberapa besar pengaruh manajemen laba akrual terhadap return saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 5. Seberapa besar pengaruh manajemen laba aktivitas riil terhadap return saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis dan mengetahui manajemen laba di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui manajemen laba aktivitas riil di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.

12 3. Untuk menganalisis dan mengetahui return saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 4. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh manajemen laba akrual terhadap return saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 5. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh manajemen laba aktivitas riil terhadap return saham di Perusahaan Manufaktur subsektor food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menambah sumber informasi ilmu pengetahuan sebagai bahan kepustakaan atau sejenisnya yang diperlukan bagi pihak-pihak yang memerlukan. Dapat mengembangkan pengetahuan mengenai manajemen laba akrual dan manajemen laba aktivitas riil terhadap return saham. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan, antara lain :

13 a. Bagi Penulis 1. Dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen laba akrual di perusahaan. 2. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh manajemen laba aktivitas riil di perusahaan. 3. Dapat menambah pengetahuan mengenai return saham yang baik dalam perusahaan. b. Bagi Perusahaan 1. Dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai cara mendeteksi manajemen laba akrual. 2. Dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk mendeteksi manajemen laba aktivitas riil dengan cara menaikkan penjualan selama periode akuntansi. 3. Dapat memberikan informasi dan wawasan sejauh mana pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba aktivitas riil terhadap return saham. c. Bagi pihak lain 1. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh dan cara mendeteksi manajemen laba akrual dan mendapatkan wawasan mengenai manajemen laba aktivitas riil dengan cara menaikkan penjualan selama periode akuntansi 2. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui return saham perusahaan yang baik.