KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

PEMANFAATAN LIMBAH EKSTRAKSI NILAM DENGAN PENAMBAHAN DAUN KACANG TANAH SEBAGAI PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN TANAMAN ENCENG GONDOK SEBAGAI PUPUK CAIR PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Normalita Agustina Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

Pengaruh Penambahan Limbah Udang Pada Pupuk Cair Dari Fermentasi Urin Sapi Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

S U N A R D I A

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh :

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6. BAHAN ORGANIK DAN ORGANISME TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN. Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara makro utama yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI LIMBAH PENGOLAHAN IKAN TRADISIONAL

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nur Rahmah Fithriyah

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Lestari Alamku, Produktif Lahanku

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

Transkripsi:

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 335 KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI Sintha Soraya Santi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya, Surabaya email : sinthaay@gmail.com ABSTRACT Waste of the distillation of pogestemon cablin still havet high nutrient content and potential as a good raw material of organic fertilizer. Rapid composting technology and efficient organic fertilizer will produce high quality compost. This study aim to determine the best conditions in terms of fermentation time 6,10,14,18,22 day and volume of bacteria (EM4): 2,4,8,10% EM4/solution were added to the N, P, K most in the process of making liquid fertilizer to use waste leaves the distillation of pogestemon cablin of N, P and K respectively 10.6% weight, 1.19% and 3.08% heavy weight and the volume EM4 8% and the fermentation time of 14 days. Key words : pogestemon cablin, fermentation,,liquid organic fertilizer, nitrogen,kalium, phospor PENDAHULUAN Tanaman nilam (Pogostemon cablin) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia pada tahun 2004. Minyak nilam bersifat fiksatif sehingga dapat digunakan sebagai campuran wewangian dengan kualitas terbaik. Namun penanaman nilam yang saat ini dilakukan hanya mengandalkan mineral yang terdapat pada lahan melalui budidaya berpindah-pindah. Hal ini menyebabkan produktivitas dan kualitas minyak menjadi rendah. Tingginya hara yang terangkut bersama hasil pemanenan, menyebabkan sangat diperlukannya upaya pemupukan yang berkesinambungan baik pupuk buatan maupun organik, terutama untuk mempertahankan tingkat kesuburan lahan dan produktivitas tanaman nilam. Penelitian Sadaryani (1999), jika volume minyak nilam yang dihasilkan tinggi, kuantitas limbah nilam pada industri penyulingan minyak nilam pun semakin banyak. Dengan demikian perlu upaya pemanfaatan limbah nilam secara tepat dan efisien. Tanaman nilam banyak mengangkut unsur hara dari dalam tanah Limbah hasil penyulingan daun masih mempunyai kadar hara yang tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik yang baik. Teknologi pengomposan yang cepat dan menghasilkan pupuk organik kompos yang bermutu tinggi (Harizamry, 2008) Penggunaan pupuk mineral pada lahan nilam untuk meningkatkan produktivitas dirasakan tidak efektif dan memerlukan biaya yang tinggi. Untuk meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk mineral dan produktivitas minyak yang dihasilkan, pada penelitian ini dikaji penggunaan pupuk mineral bersama organik Effective Microorganisms (EM-4) terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Berdasarkan kondisi tersebut diatas dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu fermentasi dan volume bakteri untuk mendapatkan kadar N, P, dan K yang terbanyak pada proses fermentasi limbah ekstraksi nilam dengan penambahan daun kacang tanah dalam pembuatan pupuk cair organik (Wahyuaskari,2006) dengan adanya penelitian ini diharapkan penggunaan pupuk anorganik oleh petani dapat berkurang karena penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan justru tidak baik untuk kesuburan tanah dan dapat menurunkan mutu produk, selain itu diharapkan dengan pupuk organik cair ini bisa menggantikan pemakaian pestisida kimia, karena selain dapat menyuburkan tanaman dan sebagai pembenah tanah, ampas

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 336 nilam ini juga memiliki senyawa yang berguna sebagai pestisida alami. Dilihat dari segi ekonomi, penurunan konsumsi pupuk dan pestisida kimiawi ini akan menguntungkan petani karena apabila penggunaan pupuk kimia ditekan dan diganti dengan pupuk organik maka biaya produksi akan menurun dan mutu produk yang dihasilkan akan meningkat karena kondisi tanah semakin subur. Cara pelaksanaan penelitian : METODOLOGI Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan beberapa tahapan antara lain proses pengeringan, proses penggilingan dan proses fermentasi. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah ekstraksi nilam yang diperoleh dari proses penyulingan nilam. Limbah nilam ini didapatkan dari Desa Kampung Teh, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Tanaman Kacang Tanah di dapat dari Desa Tamiajeng, Trawas, Mojokerto. Jenis bakteri yang digunakan adalah bakteri EM4. Data yang dianalisis : Kandungan unsur N,P,K dalam limbah tanaman nilam sebelum dan setelah fermentasi Peubah yang ditetapkan: 1. Berat limbah ekstraksi nilam kering 200 gr 2. Daun kacang tanah ( 100 gr) 3. Pelarut air (volume hingga 750 ml) 4. Molase (50% jumlah EM4 yang ditambahkan) 5. ph operasi 6,5 Peubah yang dijalankan : 1. Volume bakteri (EM4) : 2. 2%,4%,6%,8%,10% EM4/larutan 3. Waktu fermentasi : 6, 10, 14, 18, 22 hari Cara Memperoleh data Hasil dianalisis kadar N,P,K nya dengan metode Kjeldahl Cara Menganalisis data Data yang dihasilkan akan di hitung banyaknya kadar N,P,K yang dihasilkan disetiap perlakuan kemudian dibandingkan antara perlakuan satu dan yang lain sehingga bisa disimpulkan mana perlakuan yang terbaik ditinjau dari banyaknya kadar N,P,K yang dihasilkan. Gambar 1. Skema Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini untuk semua perlakuan didapatkan pupuk cair dengan karakteristik yang ditunjukan pada Tabel 1.

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 337 Tabel 1.Hasil Analisis Fisik Pupuk Organik Cair No. SIFAT FISIK HASIL ANALISA 1. Bentuk Cair 2. Warna Coklat Keruh 3. Suhu 30 o C 4. ph 6,5 5. Endapan Ada 6. Mikroba Yeast, Actinomycetes, Bakteri Fotosintetik, Lactobacillus, Bakteri pelarut sulfat. Pupuk di bedakan menurut bahan organik tanah tediri dari pupuk alam atau pupuk organik dan pupuk buatan atau pupuk anorganik (Saifudin,1986). Berdasarkan zatzat makanan yang dikandung dibedakan menjadi pupuk yang mengandung zat N, pupuk yang mengandung zat P, pupuk yang mengandung zat K. Pupuk dalam arti luas pupuk mencakup semua bahan yang ditambahkan ke tanah untuk memberikan unsur tertentu yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Untuk meningkatkan dan menjaga produktivitas persediaan pangan, maka diperlukan unsur hara yang cukup terkandung di dalam pupuk. Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil akhir dari perubahan atau per uraian bagian bagian atau sisa tanaman dan binatang. Pupuk organik berasal dari limbah atau kotoran hewan, dan kompos yang dapat diubah dalam tanah menjadi bahan bahan organik tanah. Pupuk organik mempunyai kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah. Biasanya pengunaan pupuk ini ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah contoh pupuk organik antara lain pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair tersebut dapat diproduksi salah satunya dengan proses fermentasi yang menghasilkan hara yang dibutuhkan oleh tanah. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri dari: 1. Unsur Nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. 2. Unsur Fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. 3. Unsur Kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit Manfaat pupuk cair adalah lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun. Fermentasi merupakan proses penguraian atau perombakan bahan organik yang dilakukan dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme fermentatif. Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi untuk mendapatkan hara Nitrogen adalah : Protein+E. Protainase Nitrosomonas TP + NADP + NH 3 + energy NH 3 +3O 2 2HNO 2 + 2H 2 O + energi Reaksi pembentukan unsur NO 3- yang akan diserap oleh tanaman : Nitrobacter 2HNO 2 +O 2 2HNO 3 + 2H 2 O + energi Sedangkan untuk mendapatkan Phosphate bakteri pelarut phosphate (Pseudomonas sp) memanfaatkan ATP yang sebelumnya terbentuk pada awal proses fermentasi : ATP + glukosa Pseudomonas Glukosa 6-fosfat + H 2 O ADP + glukosa 6-fosfat glukosa + fosfat Pengaruh Waktu fermentasi dan volume mikroba : Pengaruh waktu fermentasi dan volume mikroba terhadap kadar N yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar.1. Prosentase Nitrogen (N) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume mikroba.

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 338 Pada Gambar1, prosentase nitrogen (N) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume EM4 didapatkan kondisi yang terbaik dengan waktu fermentasi 14 hari dan volume EM4 8%/larutan. Pada kondisi terbaik ini didapatkan nitrogen sebesar 10,6%. Pada grafik ini didapatkan bahwa hampir semua variasi volume EM4 mengalami kenaikan hasil nitrogen, kecuali pada volume EM4 8 %/larutan dan 10%/larutan mengalami penurunan pada waktu fermentasi 22 hari. Hal ini disebabkan karena cadangan makanan telah habis. Disamping itu juga disebabkan bakteri pengurai nitrogen (N) telah mencapai kondisi pertumbuhan maksimal sebelum variabel waktu yang ditentukan. Pupuk cair dengan kandungan unsur N yang tinggi dapat dipakai sebagai suplemen untuk tanaman bertipe daun. Pengaruh Waktu fermentasi dan volume mikroba pada kadar Phosphate yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Prosentase Phosphate (P) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume mikroba. Pada Gambar 2. prosentase phosphate (P 2 O 5 ) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume EM4 didapatkan kondisi yang terbaik dengan waktu fermentasi 14 hari dan volume EM4 10%/larutan. Pada kondisi terbaik ini didapatkan phosphate sebesar 1,35%. Pada grafik ini didapatkan bahwa hampir semua variasi volume EM4 mengalami kenaikan hasil phosphate, kecuali pada volume EM4 4%- /larutan mengalami penurunan pada waktu fermentasi 22 hari. Hal ini disebabkan karena cadangan makanan telah habis. Selain itu juga disebabkan bakteri pengurai phosphate (P 2 O 5 ) telah mencapai kondisi pertumbuhan maksimal sebelum variabel waktu yang ditentukan. Pengaruh Waktu fermentasi dan volume mikroba pada kadar K yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Prosentase Kalium (K) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume mikroba. Pada Gambar 3. prosentase kalium (K 2 O) terhadap waktu fermentasi dengan variasi volume EM4 didapatkan kondisi yang terbaik dengan waktu fermentasi 14 hari dan volume EM4 8%/larutan. Pada kondisi terbaik ini didapatkan phosphate sebesar 3,08%. Pada grafik ini didapatkan bahwa hampir semua variasi volume EM4 mengalami kenaikan hasil phosphate, kecuali pada volume EM4 6%/ larutan, EM4 8%/larutan dan EM4 10%/larutan mengalami penurunan pada waktu fermentasi 22 hari, tapi hanya sedikit atau tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan cadangan makanan bakteri yang bersumber kalium (K 2 O) telah habis bereaksi. Dapat dikatakan bahwa bakteri telah mencapai fase stationer dan akan mengalami fase kematian. Ini berarti apabila fermentasi diteruskan maka akan didapatkan hasil yang lebih sedikit dibanding sebelumnya. Dalam penelitian ini pupuk cair organik ditujukan sebagai suplemen untuk tanaman bertipe daun, maka hara yang terpenting adalah Nitrogen (N), sehingga diambil kondisi maksimum dimana Nitrogen (N) sebesar 10,6 %, Phosphate (P 2 O 5 ) sebesar 1,19 %, dan Kalium (K 2 O) sebesar 3,08 % pada Kondisi operasi Waktu 14 hari dan EM4 sebanyak 8%/larutan. Dari Gambar 1 sampai dengan Gambar 3 diatas dapat diperoleh kondisi yang terbaik untuk perolehan prosentase kadar Nitrogen (N) dan Kalium (K 2 O) didapat waktu fermentasi 14 hari pada volume EM4 8 %/larutan dengan kadar masing masing 10,6% dan 3,08%. Prosentase phophate (P 2 O 5 ) diperoleh waktu fermentasi yang terbaik 14 hari pada volume EM4 10%/larutan dengan kadar sebesar 1,35%. Dalam penelitian ini pupuk cair organik ditujukan sebagai suplemen untuk tanaman bertipe daun, sehingga diambil kondisi maksi-

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 339 mum pada kondisi waktu fermentasi 14 hari dengan volume EM4 8%/larutan. KESIMPULAN Dari penelitian ini pupuk cair organik, ditujukan sebagai suplemen tanaman bertipe daun, maka hara yang terpenting adalah Nitrogen (N), sehingga diambil kondisi terbaik pada volume bakteri EM4 8%/ larutan dengan kondisi waktu 14 hari. Dimana Nitrogen (N) sebesar 10,6 %, Phosphate (P 2 O 5 ) sebesar 1,19 %, dan Kalium (K 2 O) sebesar 3,08 %. Volume EM4 dan waktu fermentasi mempengaruhi proses fermentasi, itu berlaku sampai mencapai keadaan optimal. Setelah melewati keadaan optimal proses ekstraksi akan mengalami penurunan. SARAN Untuk mendapatkan hasil yang optimal kami sarankan untuk menambahkan komponen yang lain dalam pupuk ekstraksi limbah nilam dengan penambahan daun kacang tanah ini dengan mengkombinasikan dari bahan organik lain atau mencoba dengan penambahan selain daun kacang tanah, misalnya dari tanaman kentang, ubi jalar, serbuk kayu, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 : Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk Foth, Henry D,1994, Dasar Dasar Ilmu Tanah, edisi 6, Erlangga, Jakarta. Rinsema,W.J,1983, Pupuk dan Cara Pemupukan PT. Bharata Karya Aksara Jakarta Rida Sudirjaja, 2006, Cara Pembuatan Pupuk Organik, Solo Sarief, Saifudin,1986, Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian, CV. Pustaka buana, Bandung. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/ta naman-kacang-tanah/2006/07/04 http://harizamrry.com/2008/07/23/pembuatankompos-dengan-teknologi-fermentasi/ http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/ microsoft-powerpoint-pupukorganik.pdf http://tjimpolo.blog.com/files/2008/04/pupukkompos7.pdf

Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No.2, April 2010 340