PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7MO/AL-SI DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 G U/CM 3

PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Supardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

PEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET

PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

Pembuatan LEU Foil dengan Teknik Pengerolan untuk Produksi Mo-99

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Velg Mobil Berbahan Aluminium terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan TIG

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB III METOLOGI PENELITIAN

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

EVALUASI PERILAKU SWELLING IRADIASI BAHAN BAKAR RSG GAS

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

ELEMEN BAKAR NUKLIR (EBN) TYPE ClRENE

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

Transkripsi:

ABSTRAK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al Susworo, Suhardyo, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al. Pembuatan pelat elemen bakar/peb mini U-7Mo/Al untuk mencari parameter fabrikasi yang tepat dalam rangka pengembangan bahan bakar dispersi tipe pelat dengan densitas uranium tinggi telah dilakukan. Proses pembuatan PEB mini U-7Mo/Al diawali dengan pembuatan frame dan cover, penyusunan Inti Elemen Bakar (IEB) U-7Mo/Al bersama frame dan cover menjadi paket rol yang susunan tersebut diikat dengan las Tunsten Inert Gas (TIG). Paket rol dibentuk menjadi Pelat Elemen Bakar (PEB) mini U-7Mo/Al dengan teknik pengerolan panas dan dilanjutkan pengerolan dingin hingga ketebalan tertentu dan dipotong sesuai persyaratan bahan bakar. Frame dan cover dibuat dari lembaran logam paduan AlMg2 dengan ketebalan 3,15 mm untuk frame dan 2,7 mm untuk cover menggunakan mesin punching. Lubang frame disiapkan secara manual sesuai ukuran IEB U-7Mo/Al. Selanjutnya frame, cover dan IEB U-7Mo/Al dirakit menjadi paket rol dan pada sisi sambungannya diikat dengan las TIG dengan arus listrik antara 300 350 A. Paket rol ditipiskan dengan pengerolan panas pada temperatur 425ºC (4 tahap) hingga terjadi penurunan dari ketebalan 8,65 mm menjadi 1,65 mm dan dilanjutkan pengerolan dingin hingga ketebalan 1,4 mm. Pelat hasil rol setelah dikenai proses pelurusan dipotong berukuran 70 x 150 x 1,4 mm untuk densitas uranium 3,6 gu/cm 3 dan 70 x 200 x ± 1,4 mm untuk densitas uranium 6 dan 7 gu/cm 3 dengan meat tepat di tengah-tengahnya. Hasil pengamatan dan pengukuran menunjukkan bahwa hasil PEB mini U-7Mo/Al dengan densitas uranium 3,6 gu/cm 3 (8 buah), 6,0 gu/cm 3 (2 buah) dan 7,0 gu/cm 3 (2 buah) dalam penelitian ini secara visual cukup baik, tidak terdapat cacat dipermukaannya. Bila diamati perubahan dimensi meat U-7Mo/Al mengalami pemanjangan sekitar 6 kali untuk seluruh densitas uranium, sedangkan lebar meat tidak berubah. Kata kunci: Proses fabrikasi, bahan bakar dispersi U-7Mo/Al, PEB mini, U-7Mo/Al PENDAHULUAN Bahan bakar dispersi merupakan partikel serbuk bahan bakar fisil yang di dispersikan secara merata kedalam serbuk logam non fisil (matriks), seperti UAl x /Al, U 3 O 8 /Al, U 3 Si 2 /Al. Bahan bakar dispersi jenis U 3 Si 2 /Al telah banyak digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir tipe Material Testing Reactor (MTR). Unjuk kerja bahan bakar dispersi U 3 Si 2 /Al sangat baik, namun karena tuntutan keekonomian maka penelitian dan pengembangan bahan bakar menggunakan material baru yang memiliki densitas uranium tinggi terus dilakukan. Stabilitas iradiasi bahan bakar U 3 Si 2 /Al sangat tinggi, tetapi densitas uranium maksimum yang dapat dicapai dari proses fabrikasinya hanya 4,80 gu/cm 3. Apabila fabrikasi bahan bakar U 3 Si 2 /Al densitas uranium diatas 4,8 gu/cm 3, maka kemungkinan gagal akan lebih besar, terutama akibat pembentukan dog bone diujung pelat bahan bakar yang berakibat kelongsong menjadi tipis. Bahan bakar U 3 Si 2 /Al selain mempunyai densitas uranium maksimum hanya 4,80 gu/cm 3 (1), juga 10

ISSN 1979-2409 Pembuatan Pelat Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al (Susworo, Suhardyo, Setia Permana) mempunyai kelemahan dan kesulitan dalam hal proses olah ulang gagalan fabrikasi/bahan bakar bekas. Bahan bakar dispersi U 3 Si 2 /Al yang digunakan di Reaktor Serbaguna GA. Siwabessy (RSG-GAS) adalah merupakan hasil litbang BATAN (2). Kinerja bahan bakar U 3 Si 2 /Al selama diiradiasi di dalam reaktor sangat stabil dan adanya swelling rendah, namun demikian penelitian dan pengembangan bahan bakar baru paduan U-Mo terus dilakukan. Paduan U-Mo menjadi alternatif terpilih sebagai bahan bakar dispersi, sehingga densitas uranium dalam pelat elemen bakar dapat ditingkatkan menjadi >8,0 gu/cm 3 sesuai dengan yang diperlukan reaktor terkait penggunaan uranium pengayaan rendah (3.4). Kelebihan lain paduan U-Mo sebagai bahan bakar adalah proses olah ulang lebih mudah dibandingkan bahan bakar U 3 Si 2 /Al (5). Berbekal pengalaman membuat elemen bakar dispersi U 3 O 8 /Al dan U 3 Si 2 /Al dan tersedianya fasilitas fabrikasi dan uji, maka penelitian pembuatan Pelat Elemen Bakar (PEB) mini U-Mo/Al dapat dilakukan. TATA KERJA Bahan Inti Elemen Bakar (IEB) Mini U-7Mo/Al frame dan cover dari bahan paduan Alumunium (AlMg2) Peralatan Mesin rol, mesin punching, mesin las Tunsten Inert Gas (TIG), perangkat pikling dan degreasing, mesin poles, mesin potong, mikrometer. Langkah/tahapan kerja Pembuatan frame dan cover. Pelat paduan AlMg2 berukuran 6 x 170 x 1000 mm dirol hingga ketebalan 3,15 mm untuk frame dan 2,7 mm untuk cover. Selanjutnya pelat hasil perolan diluruskan dengan mesin pelurus dan dipotong menggunakan mesin punching hingga diperoleh pelat dengan dimensi panjang 180 mm dan lebar 145 mm. Lakukan degreasing di dalam uap perkloretilen pada temperatur 120ºC selama 30 menit kemudian dilakukan aniling 360ºC selama 4 Jam. Bahan untuk frame dibuat lubang sesuai dimensi IEB, 11

kemudian di degreasing, selanjutnya keduanya di poles dan degreasing lagi untuk menghilangkan oli atau kotoran yang melekat pada permukaan frame atau cover. Perakitan komposit PEB Inti Elemen Bakar (IEB) Mini U-7Mo/Al berukuran (25 x 15 x 3,27) mm 3 dipotong menjadi 2 bagian sama besar berukuran (12,5 x 15 x 3,27) mm 3 menggunakan pisau gergaji tangan yang dilakukan di dalam glove box. Siapkan kelongsong/pembungkus IEB dari bahan AlMg2 yang terdiri dari 1 buah frame berukuran (180 x 145 x 3,20) mm berisi 2 lubang berukuran sesuai dimensi IEB Mini (dengan posisi vertikal) dan 2 buah cover berukuran (180 x 145 x 2,70) mm. IEB dimasukkan kedalam kelongsong/pembungkus yang telah dibersihkan (bebas kotoran dan minyak) membentuk komposit, lalu jepit kuat-kuat dan susun beberapa komposit tersebut hingga menjadi 1 paket rol yang siap untuk dilas pada masingmasing sisi pelatnya menggunakan arus 300-350 A. Setelah selesai dilakukan pengelasan, paket rol dibiarkan beberapa saat hingga menjadi dingin sebelum dilepas dari penjepitnya. Komposit paket rol dimasukkan kedalam tungku anil untuk dianil pada suhu 415ºC selama 30 menit. Paket rol dikeluarkan dari tungku anil untuk kemudian dirol secara bertahap (4 tahap) hingga degradasi tebal komposit turun dari ketebalan awal 8,65 mm menjadi tebal akhir 1,65 mm. Lembaran pelat hasil rol panas dimasukkan kembali kedalam tungku anil untuk keperluan uji blister pada suhu 425ºC selama 60 menit. Lembaran pelat PEB dari tungku anil dikeluarkan, biarkan beberapa saat hingga dingin dan lakukan pengamatan/uji blister secara visual. Lembaran pelat PEB hasil rol panas lalu dipotong pada keempat sisi-sisi ujungnya sebelum dilakukan perolan dingin. Perolan dingin dilakukan bertahap (2-3 tahap) sehingga menjadi tebal akhir 1,40 mm. Lembaran pelat PEB hasil rol dingin didegreasing untuk menghilangkan minyak/oli pada permukaannya. Lembaran pelat yang sudah bersih kemudian dianil kembali pada suhu 425ºC selama 60 menit. Lembaran pelat PEB dilurus-ratakan dengan mesin rol pelurus untuk mendapatkan lembaran pelat PEB lurus dan rata permukaannya. Lembaran pelat PEB dilubangi pada kedua ujungnya sebagai pijakan untuk memudahkan pemotongan sisi samping dan ujung pelat sesuai keperluan. Potongan pelat PEB dipotong kembali pada sisi dekat meat menjadi PEB mini. Setelah melewati beberapa tahapan pengujian kualitas, PEB mini dipoles permukaannya menggunakan mesin poles. Setelah mendapatkan tebal PEB yang 12

ISSN 1979-2409 Pembuatan Pelat Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al (Susworo, Suhardyo, Setia Permana) memenuhi syarat, PEB dicuci kimia menggunakan larutan soda, asam, selanjutnya dibilas dengan air bebas mineral. Diagram alir proses pembuatan PEB Mini U-7Mo/Al secara lengkap dapat dilihat pada gambar 1. Inti Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al Pembuatan frame dan cover AlMg2 Aniling IEB Mini U-7Mo/Al Frame dan cover AlMg2 lolos uji Perakitan IEB Mini U-7Mo/Al Pengujian internal Pengelasan paket rol Aniling paket rol Pengujian internal Pengerolan panas dan dingin paket rol Pengujian internal Pelurusan pelat hasil rol Attenuasi sinar-x Pemotongan dimensi luar PEB Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan PEB Mini U-7Mo/Al HASIL DAN PEMBAHASAN IEB Mini U-7Mo/Al hasil kompaksi berukuran (25 x 15 x 3,27) mm untuk densitas uranium 3,6 gu/cm 3 (sebanyak 4 buah) dipotong menjadi 2 bagian sama besar berukuran (12,5 x 15 x 3,27) mm. Sedangkan IEB mini U-7Mo/Al dengan densitas uranium 6 dan 7 gu/cm 3 masing-masing sebanyak 2 buah berukuran (25 x 15 x 3,33)mm dan (25 x 15 x 3,37) mm. IEB Mini U-7Mo/Al dibuat bentuk mini dengan ukuran 1/10 dari IEB ukuran standar bahan bakar tipe pelat untuk tujuan efisiensi 13

karena PEB yang akan dibuat cukup banyak agar dapat diperoleh beberapa parameter uji seperti pengaruh panas, uji merusak untuk melihat pengaruh pengerolan, dan lainlain. Pemotongan IEB U-7Mo/Al dilakukan di dalam glove box bermedia gas Argon. Selama proses pemotongan teramati bahwa IEB U-7Mo/Al cukup rapuh sehingga pada proses pemotongan dengan gergaji dilakukan dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil potong yang presisi. Selanjutnya masing-masing IEB Mini tersebut dimasukkan kedalam frame AlMg2 dengan dimensi lubang sesuai dengan dimensi IEB U-7Mo/Al, kemudian ditutup dengan cover AlMg2 membentuk komposit. Masing-masing komposit PEB berisi 2 buah IEB. U-7Mo/Al untuk densitas uranium 3,6 gu/cm 3 dan 1 buah IEB. U-7Mo/Al untuk densitas uranium 6 dan 7 gu/cm 3. Contoh frame, cover dan IEB U-7Mo/Al dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Frame, Cover dan IEB U-7Mo/Al Delapan buah komposit disusun menjadi 1 buah paket rol, kemudian masingmasing komposit dilas TIG beberapa titik pada ke-empat sisi sambungannya. Fungsi pengelasan dimaksudkan agar pada proses pengerolan panas tidak terjadi pergeseran antara frame dan cover sehingga posisi meat tetap berada di tengah-tengahnya, sedangkan pengelasan hanya pada beberapa titik pada keempat sisi sambungannya dengan tujuan agar selama proses pengerolan panas tahap pertama seluruh udara dapat keluar melalui daerah yang tidak dilas. Hal ini diharapkan semua udara dapat keluar dari zona bahan bakar dan terhindar dari terbentuknya blister/lepuhan. Hasil pengelasan paket rol PEB U-7Mo/Al dapat dilihat pada Gambar 3. 14

ISSN 1979-2409 Pembuatan Pelat Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al (Susworo, Suhardyo, Setia Permana) Gambar 3. Hasil pengelasan paket rol PEB U-7Mo/Al Sebelum dilakukan pengerolan panas, terlebih dahulu ke 8 komposit PEB U- 7Mo/Al dianil pada temperatur 415ºC selama 30 menit. Proses anil dimaksudkan agar komposit menjadi plastis, sehingga pada proses pengerolan tidak terjadi kerusakan material akibat crack/retak. Pengerolan panas dilakukan empat tahap untuk menipiskan paket rol dari 8,55 mm menjadi 1,65 mm agar. Pengerolan bertahap dimaksudkan agar diperoleh ikatan metalurgi yang baik dan menghindari adanya udara yang terjebak didalam zona bahan bakar sehingga membentuk blister. Pada pengerolan tahap pertama, daerah las untuk tiga PEB U-7Mo/Al pecah sehingga terjadi pergeseran antara frame dan cover, namun pada perolan tahap ke- dua ikatan frame dan cover cukup baik. Pecahnya las kemungkinan belum sempurna sehingga untuk pengelasan berikutnya perlu dicari parameter yang tepat. Hasil pengerolan panas paket rol dilihat dalam Tabel 2. No 1 2 3 Tabel 2. Karakteristik hasil pengerolan panas paket rol Tebal PEB, mm Kode Identifikasi Tebal Pengerolan Pengerolan Pengerolan Pengerolan PEB blister awal tahap 1 tahap 2 tahap 3 tahap 4 A.a.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.a.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.b.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.b.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.c.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.c.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada 15

No 4 Tebal PEB, mm Kode Identifikasi Tebal Pengerolan Pengerolan Pengerolan Pengerolan PEB blister awal tahap 1 tahap 2 tahap 3 tahap 4 A.d.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada A.d.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada 5 B.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada 6 B.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada 7 C.1 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada 8 C.2 8,55 7,00 5,60 2,60 1,65 Tidak ada Sesuai persyaratan standar bahan bakar tipe pelat bahwa PEB memiliki ketebalan 1,37 ±0,5 mm, oleh karena itu pelat hasil pengerolan panas tahap empat ditipiskan lagi dengan pengerolan dingin. Dalam percobaan ini pengerolan dingin dilakukan dua tahap dan diperoleh pelat seperti ditunjukkan Gambar 4, serta hasil pengukuran tebal ditampilkan dalam Tabel 3. Pelat hasil pengerolan dingin terlihat bergelombang dan pada permukaannya terkontaminasi minyak pelumas dari kepala rol. Gambar 4. Pelat hasil pengerolan dingin. Tabel 3. Karakteristik PEB hasil pengerolan dingin. Tebal PEB pada pengerolan Tebal PEB pada pengerolan dingin No Kode PEB dingin Tahap I pada Tahap II Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 1 Pengukuran 2 1 A.a.1& a.2 1,47 1,45 1,40 1,37 2 A.b.1& b.2 1,45 1,43 1,40 1,38 3 A.c.1 &c.2 1,44 1,42 1,39 1,37 4 A.d.1&d.2. 1,47 1,44 1,40 1,38 5 B.1 1,49 1,46 1,41 1,39 6 B.2 1,50 1,49 1,43 1,39 16

ISSN 1979-2409 Pembuatan Pelat Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al (Susworo, Suhardyo, Setia Permana) Tebal PEB pada pengerolan Tebal PEB pada pengerolan dingin No Kode PEB dingin Tahap I pada Tahap II Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 1 Pengukuran 2 7 C.1 1,49 1,48 1,41 1,40 8 C.2 1,50 1,49 1,42 1,39 Setelah diperoleh tebal pelat yang diinginkan, maka PEB hasil rol dingin yang terkontaminasi minyak pelumas dibersihkan dengan didegreasing kemudian dianil dalam tungku pada temperatur 425ºC kemudian diluruskan dalam mesin pelurus pelat. Tujuan pelurusan agar diperoleh PEB yang lurus dan permukaan nya menjadi rata. Selanjutnya pelat yang telah lurus dipotong menjadi PEB mini dengan posisi meat tepat di tengah tengahnya seperti ditunjukkan pada Gambar 5 dan dimensi PEB dan meat U-7Mo/Al dalam Tabel 4. Gambar 5. Pelat Elemen Bakar Mini U-7Mo/Al Tabel 4. Dimensi akhir PEB mini Kode PEB Dimensi PEB mini U-7Mo/Al, mm Dimensi meat U-7Mo/Al, mm U-7Mo/Al Panjang Lebar Panjang Lebar A.a.1 150 70,75 75 15 A.a.2 150 70,75 75 15 A.b.1 150 70,75 75 15 A.b.2 150 70,75 75 15 A.c.1 150 70,75 75 15 A.c.2 150 70,75 75 15 A.d.1 150 70,75 75 15 A.d.2 150 70,75 75 15 17

Kode PEB Dimensi PEB mini U-7Mo/Al, mm Dimensi meat U-7Mo/Al, mm U-7Mo/Al Panjang Lebar Panjang Lebar B.1 200 70,75 150 15 B.2 200 70,75 150 15 C.1 200 70,75 150 15 C.2 200 70,75 150 15 KESIMPULAN Hasil PEB mini U-7Mo/Al dengan densitas uranium 3,6 gu/cm 3 (8 buah), 6,0 gu/cm 3 (2 buah) dean 7,0 gu/cm 3 (2 buah) dalam penelitian ini secara visual cukup baik, tidak terdapat cacat dipermukaannya. Bila diamati perubahan dimensi meat U- 7Mo/Al mengalami pemanjangan sekitar 6 kali untuk seluruh densitas uranium, sedangkan lebar meat tidak berubah. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pegawai PTBN yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian hingga tersusunnya laporan ini. DAFTAR PUSTAKA 1. OLIVARES, L, et.al, Nuclear Fuel Development Based on UMo Alloys under Irradiation Evaluation of LEU U 3 Si 2-4,8 gu/cm 3 Test Fuel, The RERTR-2007 International Meeting on RERTR, Prague, Czech Republic, September, 2007. 2. ASLINA Br. GINTING, dkk, Pengaruh Porositas Meat Bahan Bakar Terhadap Kapasitas Panas Pelat Elemen Bakar U 3 Si 2 -Al Prosiding PPIPDIPTM 2007, PTAPB-Batan, Yogyakarta, Juli 2007. 3. TRAVELLI. A, Progress of the RERTR Program in 2001, 6 th International Topical Meeting on Research Reactor Fuel Management, March, 2002. 4. LEENAERS. A, et.al, Post Irradiation Examination of Uranium - 7% Molybdenum Atomized Dispersion Fuel, 8 th International Topical Meeting on RRFM, Germany, March, 2004. 5. KIM, C.K, et.al, Status of the Qualification program for Atomized UMo Dispersion Rod Type Fuel in Korea, 6 th March, 2002 International Topical Meeting on RRFM, Belgium, 18