BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

Pesawat Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero)

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 96 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) TERMINAL PETIKEMAS SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN I. Presiden Republik Indonesia,

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

PROSEDUR PELAKSANAAN RECEIVING DAN DELIVERY PETIKEMAS DI TERMINAL SERBAGUNA NILAM PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARlMUN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH KEPELABUHANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi terkait erat dengan investasi dan alih teknologi. Perkembangan

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam perusahaan, dimana perusahaan harus mampu menjaga dan

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

PEMBENTUKAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1986 Tanggal 4 Pebruari 1986

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 85 TAHUN 2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL INSTANSI. menggantikan PT. Duta Putra Sumatera sebagai main dealer sepeda motor Suzuki

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal seperti perkembangan ilmu ekonomi dari ekonomi konvensional menjadi ekonomi digital yang menuntut perubahan dalam seluruh aktivitas yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang merupakan ciri khas diera globalisasi. Indikasinya ditandai dengan bermunculannya perusahaanperusahaan baik yang bergerak di bidang Industri, perdagangan maupun jasa. Sejalan dengan perkembangan tersebut menuntut organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya manusia yang handal untuk bekerja seefektif dan seefisien mungkin agar perusahaan dapat bersaing dalam percaturan ekonomi dan bisnis yang semakin kompetetif. Untuk dapat merealisasikan tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang maksimal tidaklah mudah, bahkan seringkali meleset dari yang direncanakan. Oleh karena itu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya diharapkan mampu mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan dengan selektif dan seefisien mungkin.

2 Berhasil tidaknya perusahaan, pada dasarnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam menganalisa, mengkoordinasi secara tepat, guna mengambil keputusan yang tepat tertutama mengenai perlakuan biaya, sebab biaya merupakan komponen yang sangat penting dan erat hubunganya dengan upaya perusahaan memperoleh laba. Anggaran adalah suatu rencana kerja kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang untuk periode tertentu yang umumnya selama 1 tahun, anggaran tersebut dijadikan tolak ukur karena dengan adanya anggaran dapat dilihat sejauh mana terkendali atau tidaknya suatu biaya yang terjadi. Pengendalian biaya bongkar muat dimaksudkan untuk membandingkan biaya yang seharusnya terjadi berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil dari perbandingan ini digunakan untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan atau varians, dan setelah diketahui penyebab terjadinya penyimpangan atau varians maka langkah selanjutnya adalah mengambil tindakan koreksi atas penyimpangan yang terjadi. Mengingat pentingnya kegunaan pengendalian biaya terutama yang berkaitan dengan fungsi terminal petikemas untuk menunjang kelancaran kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving/Delivey, perpindahan intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional serta internasional maka saya tertarik mengangkat permasalahan ini dengan judul :

3 Perlakuan Biaya pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Biaya pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang diharapkan dalam penulisan ini adalah ingin mengetahui Perlakuan Akuntansi Biaya pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Dengan adanya sistem pengendalian biaya dapat membantu pihak manajemen terminal Petikemas Bitung dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. 2. Dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan pengendalian biaya. 3. Dapat mengetahui Perlakuan Akuntansi Biaya pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung 1.5 Metode Analisa Data Metode analisis data yang di gunakan adalah metode analisis deskriptif komperatif yaitu dengan menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan mengenai Perlakuan Akuntansi Biaya pada PT.Pelabuhan

4 Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung dan membandingkan dengan standar yang berkaitan dengan materi. 1.6 Deskripsi Umum PT.PELINDO IV(Persero) TPB a. Sejarah Singkat perusahaan Terminal Petikemas Bitung (TPB) diresmikan pada tanggal 12 Oktober 2004 oleh Presiden RI ke 5 yaitu Megawati Soekarno Putri, kegiatan pengoperasian perdana bongkar muat dimulai pada tanggal 19 Februari 2005 dengan melayani MV. Ayer Mas milik perusahaan pelayaran PT. Tempuran Emas, TbK. Untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat, Pelindo melibatkan pihak swasta sebagai mitra kerja yaitu PT. Cahya Saguna Niketana - PT. Transindo,JO yang bertanggung jawab dalam penyediaan dan pemasangan alat bongkar muat petikemas, menyediakan operator yang memenuhi syarat dan siap selama 24 jam,menyediakan material, suku cadang dan pemeliharaan terencana sehingga dapat menjamin kesiapan alat (equipment availability) minimum 90 % selama 21 jam siap operasi,menjamin kesiapan operasi CC,RTG dan peralatan bongkar muat pendukung lainnya secara berkesinambungan minimum 21 jam perhari dengan target produktivitas minimal 25 box/cc/jam serta memberikan pelayanan yang efektif selama 24 jam serta pengaturan petikemas di lapangan selama kegiatan bongkar muat berlangsung. Disamping Fasilitas dan peralatan yang makin lengkap dan modern TPB juga melakukan pembenahan dari segi pelayanan kepada pengguna jasa dibuktikan dengan keberhasilan TPB meraih sertifikat ISO 9000-2001

5 pada akhir tahun 2008 sebagai bukti bahwa TPB adalah salah satu perusahaan penyedia jasa pelayanan bongkar muat petikemas di Indonesia yang diakui dan berstandar internasional dan diterapkannya ISPS CODE. Untuk lebih mengoptimalkan kinerjanya, maka sejak tanggal 1 April 2009 Direksi mengambil kebijakan untuk mulai melakukan pemisahan manajemen yang terkait baik dari sisi Operasional, Keuangan, Teknik dan SDM antara cabang bitung dan terminal petikemas bitung sendiri. Konsep : Bentuk anak panah terinspirasih dari lesetan anak panah yang mempresentasikan proses pergerakan perusahaan yang fokus dan dinamis,anak panah yang meleset kedepan juga merupakan stilassi dari huruf P dan angka 4 merupakan singkatan dari PELINDO. - Warna biru menggambarkan peningkatan ekspresi verbal,komunikasi,eskpresi artistik dan kekuatan,biru juga merupakan warna yang tenang dn bersifat profesional.

6 - Warna Hijau dikaitkan dunia alam yang memberikan nuansa membumi dan memberikan kesan segar serta ingin menonjolkan sifat natural dan beradab dari suatu perusahaan b. Struktur Organisasi dan Job Daskripsi GENERAL MANAGER DEVISI TEKNIK DEVISI KEUANGAN DEVISI SDM DAN UMUM DEVISI OPRASIONAL STAFF TEKNIK STAFF KEUANGAN STAFF DEVISI DAN UMUM STAFF OPRASIONAL Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Terminal Petikemas Bitung

7 c. Job description masing- masing bagian TPB Deskripsi jabatan diatur dalam Peraturan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Nomor PD 70 Tahun 2010 Tanggal 03 Desember 2010 seperti berikut : 1.General Manager a. General Manager, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi. b. General Manager mempunyai tugas memimpin cabang dalam hal pengelolan jasa kepelabuhanan. Mengendalikan kegiatan administrasi dan operasional sesuai arah, kebijaksanaan dan sasaran perseroan agar tercapai produktivitas, pelayanan, pendapatan dan laba perseroan. c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada poin 2, General Manager mempunyai fungsi : 1) Pengleloan cabang sesuai dengan visi misi perseroan. 2) Pengelolaan dan pemeliharaan perseroan 3) Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas, setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi. 4) Penanganan permasalahan bidang hukum. 5) Pelaksana kebijakan umum perseroan yang telah ditetapkan oleh Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. 6) Pembinaan managemen mutu

8 7) Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan 8) Penyiapan laporan pertanggung jawaban dan perhitungan hasil usaha 2. Manager Teknik a. Manager teknik bertanggung jawab kepada general manager. b. Divisi teknik mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan, perbengkelan, analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah pelabuhan. c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point 2, manager teknik mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan program kerja dan anggaran bidang teknik dan lingkungan. 2) Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di dalam daerah kerja pelabuhan. 3) Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta pengelolaan lingkungan hidup. 4) Perencanaan, pelaksanakan, dan pengawasan program pemeliharaan, perbaikan, fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan. 5) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program pengadaan bahan operasional, suku cadang serta kegiatan perbekalan teknik

9 6) Pelaksanaan evaluasi pengkajian ulang secara periode terhadap master plan pelabuhan. 7) Perencanaan, pelaksanakan dan pengendalian program kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik. 3.Manager Keuangan a. Manager Keuangan bertanggung jawab kepada General Manager. b. Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan, akuntansi, perbendaharaan, perpajakan, distribusi barang, verifikasi dan pengamanan dokumen. c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana point 2, Manager Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Perencanaan dan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja anggaran cabang serta pengendaliannya. 2) Mengevaluasi secara berkala piutang usaha 3) Menyiapkan bahan penyusunan RKA, penyusunan laporan keuangan, perhitungan neraca dan aktiva tetap. 4) Penyimpanan dan pengamanan dokumen 5) Perencanaan dan pengendalian program kegiatan, anggaran dan biaya yang berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi.

10 4.Manager Sumber Daya Manusia dan Umum a. Manager Sumber Daya Manusia dan Umum bertanggung jawab kepada General Manager. b. Manager SDM dan Umum mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengendalian program kerja dan masalah strategis yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dan Umum. c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point 2, Manager SDM dan Umum mempunyai tugas sebagai berikut : 1). Merencanakan program kerja dan anggaranbidang SDM dan Umum 2). Menyusun dan membuat perencanaan masalah strategi bidang SDM dan Umum 3).Merencanakan,melaksanakan,mengendalikan dan mengawasi anggaran biaya 4). Mengevaluasi secara berkala disiplin kerja pegawai 5). Menyiapkan bahan penyusun RKA 6).Mengendalikan program kegiatan, anggaran biaya yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dan Umum 7).Penanganan permasalahan bidang hukum, penyelenggaraan hubungan masyarakat dan dokumentasi 8).Pelaksanaan urusan tatausaha perkantoran, kerumah tanggaan, protokuler, penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor,

11 pelaksanaan pemeliharaan peralatan kantor, kebersihan kantor, dan mengorganisir laporan cabang. 9).Penanganan satuan keamanan (satpam) di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan dan asset cabang di luar daerah kerja pelabuhan. 5.Asisten Manager SDM dan Tata Usaha a. Asisten manager SDM dan Tata Usaha bertanggung jawab kepada Manager Sumber Daya Manusia dan Umum b. Asisten Manager SDM dan tata usaha mempunyai tugas melakukan perencanaan program kerja dan masalah strategis yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia dan tata usaha c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point 2, asisten manager SDM dan tata usaha mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Merencanakan program kerja dan anggaran bidang sdm dan tata usaha 2) Menyusun dan membuat perencanaan masalah strategi bidang sdm dan tatausaha 3) Merencanakan dan melaksanakan administrasi sumber daya manusia 4) Menyusun dan mengevaluasi daftar nominative pegawai, formasi jabatan, uraian tugas, penempatan sumber daya manusia dan lainnya. 5) Memberikan pendidikan dan pelatihan

12 6) Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan kesehatan pegawai dan pensiunan dan anggota keluarganya 7) Menyelenggarakan pencatatan dan dokumentasi administrasi sumber daya manusia dan tata usaha 8) Melakukan verifikasi antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai 9) Penyelenggaraan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang SDM dan umum. d. Aktifitas Usaha Perusahaan PT. PELABUHAN INDONESIA IV (persero) TERMINAL PETIKEMAS BITUNG adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang penyediaan jasa kepelabuhanan. PT.PELINDO 4 TPB membagi segmen usahanya menjadi beberapa bagian yaitu : 1). Pelayanan Kapal,yang meliputi: Penyediaan dan pelayanan jasa labuh (anchorage service). Penyeediaan dan pelayanan jasa pandu (pilotage). Penyediaan dan pelayanan jasa tunda. Penyediaan dan peyalanan jasa tambat. Penyediaan air bersih untu kapal. 2). Pelayanan barang yang mliputi: Jasa bongkarmuat Tenaga bongkar muat

13 Pemanfaatan gudang Lapangan penumpukan Dermaga Pemadam kebakarang