Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

Penentuan Pergeseran Tanah Kota Palu Menggunakan Data Mikrotremor. Determination Of Ground Shear Strain In Palu City Using Mikrotremor Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO)

Spatial Analysis of Surface Aquifer Thickness Based Frequency predominant in Bantul District

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

PEMETAAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK KOTA PADANG SUMATERA BARAT DAN KORELASINYA DENGAN TITIK KERUSAKAN GEMPABUMI 30 SEPTEMBER 2009

Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

ANALISIS GSS (GROUND SHEAR STRAIN) DENGAN METODE HVSR MENGGUNAKAN DATA MIKROSEISMIK PADA JALUR SESAROPAK

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

Unnes Physics Journal

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan hal sebagai

!"#$%&!'()'*+$()$(&,(#%-".#,/($0&#$,(#&1!2,#3&

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

Unnes Physics Journal

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

153 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 2, April 2011

OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN. Tinjauan Pustaka METODOLOGI PEMBAHASAN KESIMPULAN PENUTUP

RESEARCH ARTICLE. Randi Adzin Murdiantoro 1*, Sismanto 1 dan Marjiyono 2

TUGAS AKHIR (SG ) ANALISA STABILITAS LERENG BERDASARKAN MIKROZONASI DI KECAMATAN BUMI AJI,BATU- MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

PENGOLAHAN MIKROTREMOR MENGGUNAKAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

OLEH : REZA AGUS P. HARAHAP ( ) LAILY ENDAH FATMAWATI ( )

Analisis Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Tingkat Kerentanan Seismik Daerah Ratu Agung Kota Bengkulu

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (PGA) DAN ERENTANAN TANAH MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR I JALUR SESAR KENDENG

INDEK KERENTANAN DAN AMPLIFIKASI TANAH AKIBAT GEMPA DI WILAYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Zonasi Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Malang Berdasarkan Analisis Horizontal Vertical to Spectral Ratio (HVSR)

Timur dan kedalaman 48 kilometer. Berdasarkan peta isoseismal yang

Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) dan Intensitas Gempabumi berdasarkan Data Gempabumi Terasa Tahun di Kabupaten Bantul Yogyakarta

Aplikasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio Pada Perhitungan Frekuensi Natural dan Amplitudo HVSR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI KECAMATAN ARJOSARI PACITAN JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Judul Penelitian. I.2. Latar Belakang

PETA MIKROZONASI PENGARUH TSUNAMI KOTA PADANG

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

STUDI KERENTANAN SEISMIK TANAH TERHADAP FREKUENSI ALAMI BANGUNAN DI KOTA PALU BERDASARKAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MIKRO-ZONASI TINGKAT POTENSI RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BENGKULU UNTUK MENDUKUNG MITIGASI BENCANA (BAGIAN I)

Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

ANALISIS LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN GROUND PROFILES

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

STUDI AWAL RESPON DINAMIS BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR DI BENDUNGAN KARANGKATES MALANG

MODEL GEOSPASIAL POTENSI KERENTANAN TSUNAMI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : ( Print) C-383

Kajian Mikrotremor dan Geolistrik Resistivitas di Sekitar Jalan Arteri Primer Trans Timor untuk Mitigasi Bencana

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

), DAN TIME FREQUENCY ANALYSIS

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

ESTIMASI INTENSITAS GEMPA BUMI DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM KOTA PADANG BERDASARKAN DATA HISTORIS GEMPA DI WILAYAH MENTAWAI

Intepretasi Lapisan Sedimen berdasarkan Ground Profile Vs dengan Pengukuran Mikrotremor di Kecamatan Pacitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

PENENTUAN ZONA RAWAN GUNCANGAN BENCANA GEMPA BUMI BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR DI KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI

VARIASI SPASIAL GETARAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI (STUDI KASUS: RANGKAIAN GEMPABUMI SUMATERA UTARA 9-13 FEBRUARI 2017)

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 115 Oktober 2014

III. TEORI DASAR. gaya yang bekerja pada batuan melebihi batas kelenturannya. 1. Macam Gempa Bumi Berdasarkan Sumbernya

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

Transkripsi:

42 Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji) Friska Puji Lestari 1,*, Dwi Pujiastuti 1, Hamdy Arifin 2 1 Jurusan Fisika Universitas Andalas 2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Padang Panjang *friska.pujilestari@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan survei mikrotremor di Kecamatan Kuranji dan Padang Barat untuk melihat nilai indeks kerentanan tanah yang ada di kecamatan tersebut. Data mikrotremor di Kecamatan Kuranji diambil pada 46 titik, sedangkan di Kecamatan Padang Barat diambil pada 17 titik. Dari data mikrotremor didapatkan data kecepatan tanah yang kemudian diolah menggunakan software GEOPSY dan dianalisis dengan metode HVSR. Hasilnya adalah dan diperoleh nilai frekuensi resonansi (f 0 ) dan faktor amplifikasi (A 0 ) yang digunakan untuk menghitung nilai indeks kerentanan tanah (K g ). Dari nilai K g dipetakan dengan software ArcGIS 9,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks kerentanan tanah di Kecamatan Kuranji berkisar antara 0,2-5,66 cm/s 2. Kondisi ini menggambarkan wilayah Kuranji merupakan daerah yang stabil dengan indeks kerentanan yang rendah. Sedangkan indeks kerentanan tanah di Kecamatan Padang Barat berkisar antara 0,46-115,00 cm/s 2, yang menggambarkan daerah yang tidak stabil karena memiliki nilai indeks kerentanan yang tinggi. Kata kunci: ArcGIS 9,2, DataPro, GEOPSY, indeks kerentanan tanah, mikrotremor. ABSTRACT Microtremor survey was conducted in the District Kuranji and West Padang to study the vulnerability index value of land in the districts. 46 and 17 data is taken in Kuranji District and West Padang District, respectively. It was retrieved from the ground velocity data waveform using GEOPSY software and analyzed by the HVSR method to obtain resonance frequency (f 0 ) and amplification factor (A 0 ) used to calculate the value of land vulnerability index (K g ). The K g values are charted using ArcGIS 9,2 software. The results show that the value of land vulnerability index in the Kuranji District ranges from 0.02 to 50.66 cm/s 2. These value describe that Kuranji region is a stable area with a low vulnerability index, while the index of the vulnerability of land in the district of West Padang ranges from 0.46 to 115.00 cm/s 2, describing the region is unstable and very vulnerable because it has a high vulnerability index. Keywords: ArcGIS 9.2, DataPro, GEOPSY, soil vulnerability index, microtremor. I. PENDAHULUAN Wilayah kota Padang secara regional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Sesar Besar Sumatera (Sumatera Great Fault System). Sesar Semangko yang terdapat pada bagian tengah Pulau Sumatera dan palung laut di barat Pulau Sumatera mengapit wilayah Kota Padang dan sekaligus merupakan pusat terjadinya kegiatan tektonik di wilayah ini (Isra, 2010). Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi kawasan rawan bencana dengan sumber gempa merusak. Kawasan pemukiman yang berdekatan dengan sumber gempa bumi merupakan kawasan yang sangat rawan bencana, oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah strategis untuk melindungi masyarakat dengan tindakan dan mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk mengurangi atau memperkecil dampak kerugian atau kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bencana (Bakornas PBP, 2002). Mikrotremor adalah getaran tanah yang disebabkan oleh aktivitas lalu lintas, industri, dan aktivitas manusia di permukaan bumi. Sumber-sumber getaran tanah yang disebabkan oleh faktor alam seperti interaksi angin dan struktur bangunan, gempa bumi, arus dan gelombang laut periode panjang juga dapat mempengaruhi getaran mikrotremor (Motamed, dkk., 2007; Petermans, dkk., 2006). Data mikrotremor sangat bermanfaat untuk : (1) memprediksi ketebalan lapisan sedimen secara kualitatif, (2) menyusun peta periode dominan, (3) menyusun peta faktor amplifikasi, dan (4) menyusun peta indeks kerentanan seismik. Data mikrotremor dapat dianalisis dengan menggunakan metoda HVSR. Dari penelitian mikrotremor, dapat diketahui karakteristik lapisan tanah berdasarkan parameter frekuensi resonansi (f 0 ), periode dominannya (T 0 ), faktor penguatan gelombangnya (A 0 ) dan indeks kerentanan tanahnya (K g ). Mikrotremor disebut juga vibrasi tanah dengan amplitude displacement sekitar 0,1-1 mikron dengan

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 amplitude velocity 0,001-0,01 cm/s (Mirzaoglu dan Dykmen, 2003). Contoh tampilan data mikrotremor dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Tampilan data mikrotremor pada perangkat lunak (Sumber : Mirzaoglu & Dykmen, 2003) Metoda analisis Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang dikembangkan oleh Nakamura (1989) merupakan metode untuk menghitung rasio spektrum dari sinyal mikrotremor komponen horizontal terhadap komponen vertikalnya. Hasil analisis HVSR akan menunjukkan suatu puncak spektrum pada periode dominan (Nakamura, 1989). Salah satu parameter dari indeks kerentanan tanah yang akan dilihat pada penelitian ini adalah nilai frekuensi resonansi (f 0 ) yang menggambarkan karakteristik dinamis tanah. Kajian potensi bahaya gempa bumi penting dilakukan, salah satunya dengan melihat nilai periode dominan tanah melalui pengukuran mikrozonasi atau mikrotremor. Menurut Marjiyono (2007) semakin besar nilai periode dominan tanah di suatu tempat maka semakin besar resiko tempat tersebut dari bahaya goncangan gempa bumi. Pengukuran mikrozonasi atau mikrotremor dapat juga dianalisis dengan metoda lain seperti TFA (Time Frequency Analysis). II. METODE Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu menentukan lokasi penelitian yaitu Kecamatan Padang Barat yang mewakili daerah pantai dan Kuranji yang mewakili daerah perbukitan. Selanjutnya pada tahap kedua adalah mengukur titik koordinat pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Pada Kecamatan Kuranji diambil sampel sebanyak 46 titik dari luas seluruh wilayah 57,41 km 2. Sedangkan pada Kecamatan Padang Barat diambil sampel sebanyak 17 titik dari luas wilayah 7,00 km 2. Dari Kecamatan Padang Barat diambil titik sampel mikrotremor tanah sebanyak 17 titik dari luas wilayah 7,00 km 2 dengan batas mulai dari garis lintang -0.93525 dan garis bujur 100.36040 hingga garis lintang -0.91578 dan garis bujur 100.35042, dan Kecamatan Kuranji diambil titik sampelnya sebanyak 46 titik dari luas seluruh wilayah 57,41 km 2 dengan batas mulai dari garis lintang -0.93547 dan garis bujur 100.39608 hingga garis lintang -0.93537 dan garis bujur 100.38973. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data kecepatan tanah dari survei mikrotremor yang dilakukan pada tanggal 9-21 April 2012 oleh BMKG Padang Panjang menggunakan seismometer periode pendek (sensitive velocity sensor) tipe TDS-303 (tiga komponen), dengan frekuensi sampling 100 Hz. Tahap selanjutnya yaitu mengolah data kecepatan tanah hasil survei mikrotremor dengan menggunakan software GEOPSY dengan keluaran nilai frekuensi resonansi (f 0 ) dan faktor amplifikasi (A 0 ) Selanjutnya, pada tahap terakhir yaitu menghitung nilai indeks kerentanan tanah (K g ) dengan menggunakan Persamaan 1 dan pembuatan peta kontur indeks kerentanan tanah untuk wilayah Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Padang Barat menggunakan software ArcGIS 9,2. 2 0 A K g (1) f 0 43

III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Titik Sebaran Data Mikrotremor Tanah Jumlah titik sebaran yang diambil dari dua kecamatan ini tidak sama. Hal ini disebabkan luas wilayah Kecamatan Padang Barat lebih kecil dari luas wilayah Kecamatan Kuranji. Dari Kecamatan Padang Barat diambil titik sampel mikrotremor tanah sebanyak 17 titik (warna kuning) dengan grid 600 m dan merupakan daerah yang sangat dekat dari bibir pantai, sedangkan Kecamatan Kuranji diambil titik sampelnya sebanyak 46 titik (warna merah) dengan grid 400 m yang merupakan dataran tinggi dan perbukitan serta jauh dari lokasi pantai. Peta lokasi keseluruhannya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Peta lokasi dan titik sebaran daerah penelitian 3.2 Indeks Kerentanan Tanah (K g ) di Kecamatan Kuranji Hasil analisis data mikrotremor menggunakan metoda HVSR terhadap sinyal mikrotremor hasil pengukuran di Kecamatan Kuranji, menghasilkan nilai indeks kerentanan tanah (K g ) di daerah kajian bervariasi antara 0,02-50,66 cm/s 2. Nilai ini diperoleh dari perhitungan menggunakan Persamaan 1 dengan parameternya yaitu nilai frekuensi resonansi (f 0 ), dan faktor amplifikasi (A 0 ). Distribusi spasial nilai indeks kerentanan tanah di Kecamatan Kuranji ditunjukkan oleh Gambar 3. 44 Gambar 3 Distribusi spasial nilai indeks kerentanan tanah (K g ) di Kecamatan Kuranji Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai indeks kerentanan tanah pada 46 sampel titik pengukuran, Kecamatan Kuranji merupakan daerah yang termasuk stabil. Hal ini dapat dilihat dari warna hijau yang mendominasi pada wilayah Kecamatan Kuranji dengan

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 tingkat kerentanan yang sangat rendah karena kecamatan ini terletak pada dataran tinggi dan perbukitan yang jauh dari bibir pantai. Sedangkan warna putih merupakan daerah dengan tingkat kerentanan yang sangat tinggi seperti pada titik pengukuran 34 di wilayah Sungai Sapih. Meskipun pada Kecamatan Kuranji ada beberapa titik pengukuran yang terdapat nilai indeks kerentanan tanah yang tinggi seperti pada daerah Kayu Gadang, Ampang, Lubuk Lintah, Balai Baru, Bawah Asam, Sungai Sapih, dan Kurao Air Pacah karena struktur geologi tanah di daerah tersebut didominasi oleh tanah lempung (Kanai, 1983), namun secara keseluruhan dari nilai indeks kerentanan tanah yang diperoleh menunjukkan kondisi yang relatif aman terhadap getaran gempa bumi. 3.3 Indeks Kerentanan Tanah (K g ) di Kecamatan Padang Barat Pengukuran mikrotremor di Kecamatan Padang Barat menghasilkan nilai indeks kerentanan tanah yang tidak terlalu bervariasi. Hasil analisis data mikrotremor menggunakan metoda HVSR terhadap sinyal mikrotremor hasil pengukuran di Kecamatan Padang Barat, menghasilkan nilai indeks kerentanan tanah (K g ) antara 0,46-115,00 cm/s 2. Nilai ini diperoleh dari perhitungan menggunakan Persamaan 1 dengan parameternya yaitu nilai frekuensi resonansi (f 0 ), dan faktor amplifikasi (A 0 ). Berdasarkan nilai f 0, T 0, dan K g yang diperoleh jenis tanah di Kecamatan ini didominasi oleh tanah lempung dengan sedimen yang sangat tebal. Distribusi spasial nilai indeks kerentanan tanah di Kecamatan Kuranji ditunjukkan oleh Gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai indeks kerentanan tanah di Kecamatan Padang Barat merupakan daerah yang termasuk tidak stabil. Hal ini dapat terlihat bahwa Kecamatan Padang Barat didominasi oleh warna kuning. Berdasarkan range warna yang ada pada Gambar 4 warna hijau merupakan daerah dengan zona tingkat kerentanan terendah dan warna kuning, coklat, ungu, dan putih merupakan daerah dengan zona tingkat kerentanan yang sangat tinggi. Salah satu penyebabnya karena kecamatan ini berada dekat dengan bibir pantai dan terletak pada dataran rendah. Gambar 4 Distribusi spasial nilai indeks kerentanan tanah (K g ) di Kecamatan Padang Barat Menurut Gambar 4 daerah Muaro Lasak, Pondok dan Alai Timur merupakan daerah dengan zona titik kerentanan yang sangat tinggi dan merupakan daerah yang sangat rentan. Walaupun daerah Alai Timur merupakan lokasi titik sampel pengukuran yang paling jauh dari pantai, akan tetapi struktur geologi didaerah ini didominasi oleh top soil. Hal itulah yang menyebabkan daerah ini menjadi daerah yang memiliki indeks kerentanan tanah yang tinggi. Meskipun pada Kecamatan Padang Barat didominasi daerah yang rentan, namun ada beberapa titik pengukuran yang terdapat nilai indeks kerentanan tanahnya yang rendah seperti pada daerah Jl. S. Parman, Kampung Jao, dan daerah disekitar Jalan Raden Shaleh. Hal ini 45

disebabkan kondisi geologi tanah di lokasi tersebut termasuk tanah dengan karakter sedang (Kanai,1983), namun secara keseluruhan jika ditinjau dari potensi bahaya akibat gempa bumi Kecamatan Padang Barat menunjukkan kondisi yang relatif tidak aman dengan tingkat kerentanan tanah yang tinggi. IV. KESIMPULAN Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai indeks kerentanan tanah (K g ) di Kecamatan Kuranji berkisar antara 0,02-50,66 cm/s 2 menggambarkan daerah yang stabil dengan indeks kerentanan tanah yang rendah, sedangkan indeks kerentanan tanah di Kecamatan Padang Barat berkisar antara 0,46-115,00 cm/s 2 menggambarkan daerah yang tidak stabil dan sangat rentan karena memiliki nilai indeks kerentanan tanah yang tinggi. Indeks kerentanan tanah di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh frekuensi resonansi (f 0 ) dan faktor amplifikasinya (A 0 ). DAFTAR PUSTAKA Bakornas, PBP., Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan Di Indonesia, Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP), Jakarta, 2002. Isra, A.M., Kajian Kebencanaan. Jurnal Teknik Arsitektur, Vol 1, No 1, Universitas Bung Hatta, 2010. Kanai, K., Seismology in Engineering, Tokyo University, Japan, 1983. Marjiyono, Soehaimi, dan Kamawan, Identifikasi Sesar Aktif Daerah Citra dan Kegempaan, Jurnal Sumberdaya Geologi, Bandung, 2007. Mirzaoglu, M. and Dykmen, U., Application of Microtremor to Seismic Microzoning Procedure, Journal of The Balkan Geophysical Society, Vol.6 No.3, 2003. Motamed, R., Ghalandarzadeh, A., Tawhata, I. and Tabatabei, S.H., Seismic Microzonation and Damage Assessment of Bam City, Southern Iran, Journal of Earthquake Engineering, 11:110-132, 2007. 46