BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Teater mencakup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip yang ada di dalam Architecture As Literature Empat tahapan atau babakan dari alur cerita Ken Dedes Integrasi keislaman Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai tiga aspek yang memperkuat konsep dasar dari Perancangan Pusat Seni Teater di Kota Malang. 5.1.1 Prinsip Architecture As Literature Prinsip-prinsip Architecture as Literature yang dipakai di dalam konsep yaitu: (1) Ritme, (2) Kejutan/klimaks cerita, (3) Pesan utama cerita. 5.1.2 Cerita Ken Dedes Alur cerita Ken Dedes yang dipakai di dalam konsep Perancangan Pusat Seni Teater ini adalah mengambil dari empat pembabakan/tahapan dalam alur cerita. Berikut ini penjelas dari empat babak cerita Ken Dedes. Pembabakan Pertama Tahap cerita ini menceritakan kenakalan seorang Ken Dedes pada saat berumur masih 10 tahun. Kenakalan ini dipicu karena ibu dari Ken Dedes membiarkan 167
anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari orang tua. Sifat dari Ken Dedes yang seperti ini tidaklah mencerminkan anak dari seorang pandhita. Pembabakan kedua Seorang Ken Dedes pada saat menjalani proses spiritualnya yang selalu saja dihantui dengan raksasa, raksasa ini adalah gambaran dari sebuah nafsu yang belum bisa dikendalikan oleh Ken Dedes yang ada di dalam dirinya. Pembabakan ketiga Siksaan batin Ken Dedes saat dinikahi paksa oleh Tunggul Ametung, kemudian Ken Dedes mempunyai harapan cerah untuk terlepas dari siksaan batinya tersebut pada saat Tunggul Ametung mati terbunuh oleh Ken Arok. Pembabakan keempat Kejayaan Ken Dedes pada saat hidup dengan Ken Arok di kerajaan Tumapel, kebahagiaan itu terasa lebih lengkap lagi pada saat Ken Arok bisa menumbangkan kerajaan Kediri dan mendirikan sebuah kerajaan induk Singosari. 168
5.1.3 Integrasi Keislaman Integrasi keislaman yang dipakai adalah ayat-ayat dari Al-Qur an yang berhubungan dengan ke-empat pembabakan dari alur cerita Ken Dedes. Berikut ini adalah ayat-ayat Al-Qur an yang dipakai di dalam integrasi keislaman. Surat Al-Huud, ayat:32 Surat Yusuf, ayat:12 Surat Ash-Shaffat:104-107 Surat Ali-Imron:106 Berikut ini penggabungan aspek-aspek dari prinsip-prinsip Architecture As Literature, pembabakan cerita Ken Dedes, dan beserta integrasi keislamannya. 169
170
5.2 Konsep Dasar Penjabaran konsep dasar dalam Perancangan Pusat Seni Teater di Kota Malang adalah sebagai berikut: Gambar 5.2 Skema konsep dasar 171
5.3 Konsep Kawasan Bangunan dibuat beratapkan rumput (roof garden) agar ramah lingkungan, tidak merugikan bangunan sekitar tapak dan juga terkesan mengayomi bangunan lain yang berada di sekitar tapak. Hal ini menerapkan sifat dari Ken Dedes yang selalu mengayomi anak-anaknya hingga menjadi seorang raja-raja besar di tanah Jawa. Gambar 5.3 Konsep kawasan 5.4 Konsep Tapak Konsep tapak terdiri dari pola tatanan massa pada tapak yang sesuai dengan konsep dasar yaitu empat babak dalam alur cerita Ken Dedes. Pada konsep tapak ini juga dapat mengetahui pembatas antar zoning yang juga sesuai dengan peralihan dari babak cerita satu menuju ke babak selanjutnya. 172
5.4.1 Pola Tatanan massa Pola tatanan massa mengikuti alur cerita yang telah dipaparkan dalam konsep dasar, mulai dari tahapan/pembabakan cerita yang pertama hingga keempat atau sampai klimaks yang terakhir. Gambar 5.4 Konsep pola tatanan massa 5.4.2 Batas zoning (Batas Pembabakan Cerita) Batas zoning ini terdiri dari dua batas, yang pertama yaitu membatasi zona pembabakan cerita pertama yang menceritakan kenakalan Ken Dedes, menuju 173
zona cerita kedua yang menceritakan proses spiritualnya Ken Dedes. Batas zoning yang kedua yaitu zona pembabakan cerita ketiga yang menceritakan siksaan batin Ken Dedes, menuju zona cerita keempat yang menceritakan tentang kejayaan Ken Dedes di akhir cerita. Selasar ini menciptakan suasana pergantian dari zoning kenakalan Ken Dedes menuju zoning proses spiritualnya Ken Dedes. Bentukan selasar yang patah-patah menggambarkan sifat kenakalan Ken Dedes. Sedangkan bentukan selasar yang terlubangi atapnya yang berfungsi memaksimalkan cahaya matahari untuk masuk ke dalam, hal ini menggambarkan proses dari spiritualnya Ken Dedes. Pemberian selasar pada sirkulasi kendaraan. Gambar 5.5 Konsep batas zoning yang pertama Kombinasi dari tiang yang tegak lurus ke atas dengan dinding yang terlubangi pada sisi-sisi koridor menggambarkan peralihan zoning dari siksaan batin Ken Dedes menuju menuju zoning kejayaan dari Ken dedes. Dinding pada koridor dibuat berlubang, kemudian diberikan material batu alam pada dinding dan material kaca pada setiap lubang. Dinding dibuat seperti ini menggambarkan suasana hati Ken Dedes yang sedang tercabik-cabik menjalani kehidupannya. Pemberian tiang yang tegak lurus pada koridor, selain berfungsi sebagai petunjuk arah, tiang ini juga berfungsi untuk menciptakan suasana kejayaan Ken Dedes dan juga sebagai penyeimbang dari dinding yang terlubangi yang berada disebelahnya. Gambar 5.6 Konsep batas zoning yang kedua 174
5.5 Konsep Bentuk Konsep bentuk mengikuti alur cerita yang telah dipaparkan dalam konsep dasar, mulai dari tahapan/pembabakan cerita yang pertama hingga keempat atau sampai klimaks cerita yang terakhir. Gambar 5.7 Konsep bentuk 175
5.6 Konsep Utilitas Konsep utilitas yang ada pada kawasan Pusat Seni Teater ini adalah sumber air bersih, pengolahan air limbah, pemanfaatan limbah air kotor, dan menanggulangi bahaya kebakaran. 5.6.1 Utilitas Air Bersih Sumber air bersih pada kawasan ini menggunakan PDAM dan sumur bor. PDAM mengaliri ruang-ruang penunjang dan kantor pengelolahan. Sedangkan sumur bor yang diletakkan di area pojok kawasan mengaliri air bersih ke bangunan-bangunan utama seperti gedung pertunjukan teater. Menggunakan dua sumber air bersih ini bertujuan supaya aliran air di setiap gedung tetap selalu stabil, karena setiap gedung di bagi rata dalam penyaluran air bersihnya. Gambar 5.8 Konsep utilitas air bersih 176
5.6.2 Utilitas Limbah Air Kotor Setiap bangunan dibuatkan saluran untuk pembuangan air kotor, yang kemudian di saluran-saluran air kotor dari setiap bangunan tersebut dipertemukan dengan saluran air kotor utama pada kawasan. Saluran utama air kotor kawasan ini tidak lansung menuju kepembuangan riol kota, melainkan diarahkan ke danau buatan. Sebelum air kotor memasuki ke danau, air kotor tersebut melewati sebuah saluran filterisasi. Air yang sudah di filter secara otomatis akan mengalir ke danau, yang nantinya air tersebut bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman dan menanggulangi bahaya kebakaran. Gambar 5.9 Konsep utilitas limbah air kotor 5.6.3 Utilitas Pemanfaatan Limbah Air Kotor Limbah air kotor yang sudah terfilter ke dalam danau dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman dan penyiraman pada roof garden yang ada di setiap bangunan. 177
Gambar 5.10 Konsep utilitas pemanfaatan limbah air kotor 5.6.4 Utilitas Menanggulangi Bahaya Kebakaran Sistem untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu setiap bangunan diberikan mesin pompa air. Kemudian apabila terjadi kebakaran disalah satu bangunan, mesin pompa air tersebut secara otomatis akan menyerap air yang berada pada danau, lalu air langsung dikeluarkan untuk meredamkan api. Sistem ini termasuk langkah awal untuk menanggulangi kebakaran dan agar api tidak merambat kebangunan yang lain. Gambar 5.11 Konsep utilitas menanggulangi bahaya kebakaran 178
5.6.5 Utilitas Evakuasi Kebakaran Jalur evakuasi kebakaran dalam kawasan ini menggunakan jalur sirkulasi servis yang memutari tapak. Jalur tersebut terhubung langsung dengan pusat lokasi penyemprotan air yang terletak di tengah kawasan, sehingga penyemprotan air bisa menjangkau bangunan-bangunan yang ada pada tapak. Gambar 5.12 Konsep evakuasi kebakaran 5.6.6 Utilitas Penanggulangan Banjir Penanggulangan banjir pada kawasan diselesaikan dengan cara disediakannya gorong-gorong. Gorong-gorong ini berfungsi untuk mengalirkan air hujan ke riol kota dan ke arah danau, sehingga air tidak sampai menggenang di tapak. Selain itu juga disediakan tandon air yang berfungsi menyerap air danau yang sudah melebihi kapasitas airnya. 179
Gambar 5.13 Konsep penanggulangan banjir 5.6.7 Utilitas Distribusi Sampah Perletakan tempat sampah pada kawasan diletakkan menyebar di area publik, hal ini untuk mempermudahkan pengunjung untuk membuang sampah. Meskipun tempat sampah letaknya menyebar, namun antara satu tempat sampah dengan yang lain memiliki satu jalur dalam pemungutannya. Gambar 5.14 Konsep distribusi sampah 180