BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar balakang

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK KAPASITAS TON/TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK PRECIPITATED SILICA DARI SODIUM SILIKAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) dan Metanol Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) dan Metanol Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol dengan Proses Transesterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB II DISKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

Lisa Monica Rakhma Yuniar Aulia Ningtyas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN MEMANFAATKAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE) PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI SECARA KONTINUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

PABRIK BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN METHANOL DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI PRA RENCANA PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

PENELITIAN PENGARUH ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN TERHADAP PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN REAKTOR OSILATOR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

Soal Open Ended OSN PERTAMINA 2015 Bidang Kimia. Algae Merupakan Bahan Bakar Terbarukan

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah produksi, konsumsi dan impor bahan bakar minyak di Indonesia [1]

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

Prarancangan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

A. Sifat Fisik Kimia Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BABI. bio-diesel.

PENGARUH PERBANDINGAN SOLAR - BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar balakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi di dunia namun sampai saat ini masih mengimpor bahan bakar minyak (BBM) untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak di sektor transportasi dan energi. Kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini memberi dampak yang besar pada perekonomian nasional, terutama dengan adanya kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya biaya transportasi, biaya produksi industri dan pembangkitan tenaga listrik. Dalam jangka panjang impor BBM ini akan makin mendominasi penyediaan energi nasional apabila tidak ada kebijakan pemerintah untuk melaksanakan penganekaragaman energi dengan memanfaatkan energi terbaharukan dan lain-lain. Biodiesel salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dapat menurunkan emisi bila dibandingkan dengan minyak diesel. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbaharui. Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodiesel antara lain kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, jarak pagar, tebu dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Dari beberapa bahan baku tersebut di Indonesia yang punya prospek untuk diolah menjadi biodiesel adalah kelapa sawit dan jarak pagar, tetapi propek kelapa sawit lebih besar untuk pengolahan secara besar-besaran. Sebagai tanaman industri kelapa sawit telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, teknologi pengolahannya sudah mapan. Dibandingkan dengan tanaman yang lain seperti kedelai, bunga matahari, tebu, jarak pagar dan lain lain yang masih mempunyai kelemahan antara lain sumbernya sangat terbatas dan masih diimpor (kedelai & bunga matahari), tebu masih minim untuk bahan baku gula (kekurangan gula nasional masih diimpor dan hanya dapat dipakai tetesnya sebagai bahan alkohol), jarak pagar masih dalam taraf penelitian skala 1

laboratorium untuk budidaya dan pengolahannya, sehingga dapat dikatakan bahwa kelapa sawit merupakan bahan baku untuk biodiesel yang paling siap. Dalam program pengembangan biodisel berbahan baku kelapa sawit, maka perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan terutama dalam mengangkat keterpurukan perekonomian nasional, selain manfaat yang dirasakan oleh masyarakat petani kelapa sawit yang menggantungkan hidupnya dari hasil panen (Tandan Buah Segar) TBS, industri bio-diesel, juga pemanfaatan bio-diesel akan dapat mengurangi atau menghentikan impor minyak solar yang berakibat berkurangnya pembelanjaan luar negeri. Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi (transesterification) dimana reaksi antara senyawa ester (CPO/minyak kelapa sawit) dengan senyawa alkohol (methanol). Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters (biodiesel) dan gliserin (pada umumnya digunakan untuk pembuatan sabun dan lain produk). Dalam bagian buku ini dibahas teknologi pembuatan biodiesel agar para pengkaji, peneliti dan masyarakat luas dapat mengetahui lebih dalam tentang proses pembuatan bahan bakar alternatif ini. 1.2. Penentuan Kapasitas Pabrik Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapasitas pabrik biodisel pada tugas prarancangan pabrik ini adalah kebutuhan biodisel dan ketersediaan bahan baku. 1. Proyeksi kebutuhan biodisel Tingkat konsumsi solar di Indonesia rata-rata mencapai 14 juta kiloliter setiap tahunnya. Untuk melakukan substitusi 5% saja, maka diperlukan sekitar 700 ribu kiloliter biodisel pertahun. Keperluan biodisel tersebut sebenarnya bisa diperoleh dengan mudah di Indonesia mengingat Indonesia cukup kaya dengan berbagai tanaman yang dapat menghasilkan campuran biodisel. Sumber utama biodisel yang paling mudah adalah CPO (kelapa sawit) dan minyak jarak. Meskipun begitu, yang lebih siap untuk diolah adalah kelapa sawit /CPO karena produksi CPO di Indonesia yang cukup besar. Pada tahun 2003 saja, Indonesia telah mampu memproduksi CPO sebesar 10.68 juta ton. Untuk membuat 700 ribu

kiloliter biodisel hanya diperlukan sekitar 616 ribu ton CPO atau hanya sekitar 5.7 % dari seluruh total produksi CPO di Indonesia saat ini (lihat Tabel-1). Pada tahun 2003 CPO yang di eksport keluar negeri bisa mencapai sekitar 50% produksinya atau sekitar 5 juta ton. Kalau saja pemerintah pada saat ini mampu menaikkan produski CPO sebesar 30% nya untuk dikonversi menjadi biodisel, maka substitusi solar sebenarnya bisa mencapai 20%. Dengan cara ini berarti Indonesia sudah bisa menerapkan B-20 seperti yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat. Tidak terpenuhinya kebutuhan biodisel saat ini sebenarnya lebih disebabkan pada kemampuan Indonesia dalam tekhnologi pengolahan biodisel yang masih lemah dan keinginan masyarakat serta pemerintah sendiri yang masih kurang. Mengkonversi CPO menjadi biodisel memang memerlukan investasi yang tidak sedikit dan memerlukan effort yang lebih banyak, sehingga mengekspor CPO mentah tentu lebih mudah dan cepat mendatangkan uang. Jelas jauh lebih mudah daripada harus mengkonversi menjadi biodisel. Seharusnya pemerintah bisa melakukan langkah-langkah yang lebih baik untuk mendorong agar pengusaha kepala sawit dapat mengembangkan hasilnya menjadi bahan bakar biodisel seperti membantu mengatasi penyediaan teknologi, insentif pajak, investasi peralatannya, serta menyiapkan regulasi pasar biodisel yang dihasilkannya. Tabel 1. Tabel Kebutuhan Biodisel dari Produksi CPO No Tahun Jumlah CPO Jumlah Produksi Kebutuhan yang Substitusi Biodisel CPO Solar (Juta diperlukan solar* (Juta (Juta Kiloliter) (Juta Kiloliter) Ton)** Ton)*** 1 2003 14 0 0 0 10,68 2 2010 36 2% 0,72 0,64 17,5 3 2025 94 5% 4,7 4,23 36,29 * Rencana pengembangan pemerintah ** perhitungan kasar dengan asumsi pertumbuhan CPO sekitar 15% sampai 2010 dan 5% setelah 2010

*** 1 kiloliter Biodisel sama dengan 0.88 ton (Sumber: Departemen energi US) 2. Ketersediaan bahan baku Ketersediaan bahan baku merupakan faktor utama dalam menentukan kelangsungan pabrik. Data tentang produksi minyak sawit yang diperoleh dari BPS dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 2. Perkembangan Sawit Indonesia No Tahun TBS Minyak Sawit (CPO) Ekspor (CPO) (Ton) (Ton) (Ton) 1 1991 12.530.568 2.677.600 106.163 2 1992 14.620.681 3.266.250 76.003 3 1993 16.959.977 3.421.449 165.572 4 1994 17.435.070 4.008.062 350.787 5 1995 18.922.870 4.350.085 281.959 6 1996 20.648.680 4.746.823 690.260 Sumber : DitJen Perkebunan RI, diolah Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bahan baku minyak sawit yang akan digunakan dalam pembuatan biodisel mudah diperoleh di dalam negeri. Sedangkan metanol meskipun telah diproduksi di Indonesia, namun karena belum mencukupi konsumsi dalam negeri masih harus mengimpor. Berdasarkan data statistik kebutuhan biodisel tahun 2010 dan ketersediaan bahan baku maka perancangan pabrik biodisel ini dipilih kapasitas 640.000 ton/tahun atau 80,808,0808 kg/jam 1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi adalah hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena hal ini berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan. Berdasarkan beberapa pertimbangan maka pabrik Biodisel ini didirikan di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Pertimbanganpertimbangan tersebut meliputi dua faktor yaitu, faktor utama dan faktor pendukung.

1. Faktor utama Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut : a. Sumber bahan baku Bahan baku pembuatan Biodisel adalah minyak sawit. Kabupaten Sanggau merupakan daerah penghasil minyak sawit terbesar di Kalimantan Barat sehingga kebutuhan akan pasokan bahan baku tidak menjadi masalah b. Tenaga Kerja Kabupatn Sanggau merupakan salah satu daerah pusat perekonomian di kalimantan, sehingga penyediaan tenaga kerja dapat diperoleh dari daerah di sekitarnya, baik tenaga kasar maupun tenaga terdidik. c. Utilitas Fasilitas utilitas yang meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik. Kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN maupun swasta yang sudah masuk ke wilayah ini. Sedangkan untuk penyediaan air diambil dari Sungai Kapuas. 2. Faktor pendukung Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian di dalam pemilihan lokasi pebrik karena faktor-faktor yang ada di dalamnya selalu menjadi pertimbangan agar pemilihan pabrik dan proses produksi dapat berjalan lancar. Faktor pendukung ini meliputi: a. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan datang b. Kemungkinan perluasan pabrik c. Tersedianya fasilitas servis, misalnya di sekitar lokasi pabrik tersebut atau jarak yang relatif dekat dari bengkel besar dan semacamnya d. Tersedianya air yang cukup e. Peraturan pemerintah daerah setempat f. Keadaan masyarakat daerah sekitar (sikap keamanan dan sebagainya) g. Iklim h. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan dan pondasi i. Perumahan penduduk atau bangunan lain.

1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Macam- macam proses Beberapa proses pembuatan biodisel yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Transesterifikasi/alkoholisis Pada proses ini biodisel diproduksi melalui reaksi transesterifikasi antara trigliserida dari minyak sawit dan metanol menggunakan katalisator logam., asam, atau basa. Namun, katalisator yang paling baik adalah NaOH. Reaksi ini akan menghasilkan gliserol sebagai hasil samping. (Darnoko dan Cheryan, 2000) Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. +3CH3OH + Triolein Metanol Glycerol + Methyl Oleate (Biodiesel) Produk yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan menggunakan dekanter. Biodisel yang terbentuk selanjutnya dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa katalis dan metanol. Proses transesterifikasi dapat dilakukan secara batch atau kontinyu pada tekanan 1 atm dan suhu 50 C-70 C. (Darnoko, 2002) 2. Esterifikasi Pembuatan biodisel dengan reaksi esterifikasi antara asam lemak dan metanol dapat dilakukan pada suhu 200 C-250 C di bawah tekanan atmosferik. Untuk memperoleh yield yang tinggi, metanol harus berlebihan dan air yang dihasilkan selama reaksi harus dibuang secara kontinyu. Proses ini dapat pula

berlangsung secara batch atau kontinyu. Proses secara kontinyu dilakukan dalam kolom reaksi counter current menggunakan superheated metanol. Proses ini membutuhkan waktu reaksi yang lebih lama daripada proses transesterifikasi. Reaksi yang terjadi : Katalisator asam RCOOH + CH3OH RCOOCH3 + H2O Asam lemak Metanol Biodisel Air Dengan : 1.4.2. Kegunaan produk 1. Methyl ester (Biodisel) a. Methyl ester (Biodisel) berfungsi sebagai bahan bakar alternative pengganti minyak bumi khusus untuk mesin disel otomotif dan industri b. Menanggulangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran bahan bakar fosil. 2. Glycerol a. Untuk obat Digunakan di dalam medis dan persiapan farmasi misalnya sebagai pelumas peralatan kedokteran Digunakan sebgai obat pencuci perut Sebagai sirup obat batuk Digunakan sebagai pengganti alkohol, untuk bahan pelarut dalam pengambilan herbal dan antiseptic. b. Untuk perawatan pribadi Pasta gigi Obatkumur Produk Perawatan kulit Cream cukur rambut Sabun

c. Makanan dan minuman Sebagai bahan pelarut dan bahan pemanis, mengawetkan makanan Pewarna makanan Dipakai untuk membuat polyglycerol esters dalam industri margarin 1.4.3. Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku dan produk 1. Bahan baku a. Minyak sawit 1). Sifat fisis : Nama : Triglyceride Rumus molekul Berat molekul Wujud, cair (30 ºC, 1atm) Kenampakan : C57H104O6 : 847,28 g/gmol : cair : berwarna kemerahan Densitas : 890,275 kg/m 3 Viskositas : 26,4 cp Boiling point : 300 ºC Kemurnian : 98 % 2). Sifat kimia : Esterifikasi Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.

Hidrolisa Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut. Reaksi minyak sawit (Trigliserida): Safoifikasi hidrolisis dengan alkali sabun (foam) mengganggu jantung Hidrogenasi lemak tak jenuh dihidrolisa menjadi lemak jenuh Komersial minyak dirubah menjadi margarin dan shortening (padat) H H -C = C + H 2 -C - C H H H H b. Metanol 1). Sifat fisis : Rumus molekul : CH3OH Berat molekul, : 32,04 g/gmol Wujud, cair (30 ºC, 1atm) : cair Kenampakan : tak berwarna Densitas, : 792 kg/m 3 Viskositas, : 0.5410 cp Boiling point :64,5 o C Melting point :-97 o C Critical temperature : 239 o C; 463 o F Kemurnian : 95 %

2). Sifat kimia ; Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut: 2CH3OH + 3 O2 2 +4H2O Esterifikasi methanol Methanol bereaksi dengan asam organic membentuk ester H (+) CH 3 OH + HCOOH ===> HCOOCH 3 +H 2 O Methanol Formic Methyl Water Acid Formate Methanol bereaksi dengan sodium pada suhu kamar untuk membebaskaan Nitrogen 2CH3OH + 2 Na ===> 2CH3ONa + H2 Methanol Sodium Sodium Hydrogen Methoxide 2. Produk a. Methyl ester (Biodisel) 1). Sifat fisis Nama : Methyl Ester (Biodiesel) Rumus Molekul : R-COOCH3 Berat Molekul : 283,77 g/gmol Wujud : cair Warna : Jernih kekuningan Densitas : 810 kg/m 3 Viskositas : 7.3 cp Specific grafity : 0,87 0,89 Cetane number :46 70 Cloud point : (-11 s/d 16) o C Boiling point : (182 338) o C Pour point : (-15 s/d 135) o C Kemurnian : 99,9 %

Standar yang paling banyak dijadikan acuan untuk biodisel adalah standar Jerman DIN V 51606 tahun 1997. Spesifikasi dari standar DIN V 51606 tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Standar Biodisel DIN V 51606 No Standar/Spesifikasi DIN V 51606 1 Aplikasi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) 2 Densitas pada 15 C, g/cm³ 0,875-0,90 3 Viskositas pada 40 C, mm²/s 3,5-5,0 4 Titik nyala, C >110 5 Kadar air, mg/kg <300 6 Angka cetan >49 7 Metanol, % massa <0,3 8 Ester, % massa - 9 Gliserida, % massa <1,6 10 Gliserol, % massa <0,25 11 Angka Iodine <115 Sumber : www.journeytoforever.com 2). Sifat kimia Methyl ester dapat diproduksi dengan metode transesterifikasi dengan katalis basa pada suhu reaksi yang lebih rendah b. Glycerol 1). Sifat fisis : Nama : Glycerol Rumus Molekul : C3H8O3 Berat Molekul : 92,09382 g/gmol Wujud : Cair Warna : Jernih kekuningan Densitas : 1,261 g/cm 3 Vskositas : 2,68 cp Boiling Point : 290 o C Melting Point :18 o C Flash Point : 160 o C Kemurnian : 85 %

2). Sifat kimia Glycerol dapat mengalami glycolysis atau gluconeogenesis (tergantung pada kondisi-kondisi fisiologis), Glycerol dikonversi menjadi intermediate glyceraldehyde 3-phosphate melalui langkahlangkah yang berikut: glycerol glycerol 3-P triose P kinase dehydrogenase isomerase glycerol --------> glycerol 3-P <--------------> DHAP <-----------> 1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum Proses yang dipilih pada tugas prarancangan pabrik biodisel ini adalah proses transesterifikasi minyak sawit dan metanol karena proses ini berlangsung pada tekanan atmosferik dan temperatur yang lebih rendah dari proses esterifikasi. Selain itu, bahan baku yang digunakan adalah minyak sawit sehingga proses transesterifikasi lebih sesuai.