BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DATA KETIDAKHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL MENGGUNAKAN METODE DESKRIPSI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA DENPASAR

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Pagar Alam, November 2017 Kepada Yth, Nomor : 800/ /BKPSDM/2017 Lampiran : 1 ( Satu ) Perihal : Penyampaian Profil BKPSDM Tahun 2017

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 50 NOMOR 50 TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA BLITAR

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

profesional, bersih dan berwibawa.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

URAIAN TUGAS JABATAN PADA ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DENPASAR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA DUMAI

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SORONG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

: 1. Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 1998 TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

RENCANA KERJA (RENJA)

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Walikota Tasikmalaya

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 22 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 22 TAHUN 2000 TENTANG

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 44 TAHUN TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapat dalam penelitian (Husaini dan Purnomo, 2001: 42). 3.1 Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi pemerintahan yang mengalami perubahan paradigma, dimana Pemerintah Daerah diberikan otonomi daerah yang seluas-luasnya untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini tentu berimplikasi juga terhadap urusan-urusan kepegawaian, maka terbitlah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang yang baru tersebut memuat aturan mengenai penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil yang secara nasional dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara, sedangkan untuk pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil di daerah dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, terbitlah Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah yang menjadi dasar perubahan bentuk organisasi yang mengurus kepegawaian dari Bagian Kepegawaian menjadi Badan Kepegawaian Daerah. Sebagaimana diamanatkan pula dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, urusan kepegawaian merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah 45

46 Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota. Implementasi dalam pelaksanaan peraturan tersebut di Kota Semarang dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perjijinan Terpadu Kota Semarang. Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perjijinan Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang merupakan salah satu lembaga teknis daerah Kota Semarang yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah khususnya di bidang kepegawaian. Adapun pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 47 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. 3.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang KEPALA SKRETARIAT SUB BAGIAN PERNCANAAN DAN EVALUASI SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN BIDANG PENGEMBANGAN PEGAWAI BIDANG KESEJAHTERAAN PEGAWAI BIDANG DISIPLIN DAN PESIUN PEGAWAI SUBBID FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI SUBBID MUTASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI SUBBID KSEHATAN JASMANI, DAN ROHANI SUBBID DISIPLIN DAN PEMBERHENTIAN SUBBID INFORMASI DATA KEPEGAWAI SUBBID KEPANGKATAN DAN PEMBINAAN KARIER SUBBID PENGHARGAAN DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBBID PENSIUN PEGAWAI Gambar 3.1: Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang

47 Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang adalah Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang khususnya BAB VII yang merupakan perubahan dari Peraturan Daerah Kota Semarang sebelumnya yaitu Perda Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang Dalam Perda disebutkan bahwa kedudukan Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Adapun Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang seperti tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 47 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : 1. Kepala; 2. Sekretariat, terdiri dari : a). Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c). Sub Bagian Keuangan. 3. Bidang Administrasi Kepegawaian, terdiri dari : a). Sub Bidang Formasi dan Pengadaan Pegawai; b). Sub Bidang Informasi data Kepegawaian; 4. Bidang Pengembangan Pegawai, terdiri dari : a). Sub Bidang Mutasi dan Penempatan Pegawai; b). Sub Bidang Kepangkatan dan Pembinaan Karier; 5. Bidang Kesejahteraan Pegawai, terdiri dari : a). Sub Bidang Jasmani, Rohani dan Kesehatan; b). Sub Bidang Penghargaan dan Peningkatan Kesejahteraan. 6. Bidang Disiplin dan Pensiun Pegawai, terdiri dari : a). Sub Bidang Disiplin dan Pemberhentian Pegawai; b). Sub Bidang Pensiun Pegawai;

48 7. Kelompok Jabatan Fungsional. (Struktur organisasi terlampir). 3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 47 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kepegawaian daerah. Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah adalah membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, maka Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang administrasi kepegawaian, bidang pengembangan pegawai, bidang kesejahteraan pegawai dan bidang disiplin dan pension pegawai; 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang kepegawaian daerah; 3. Pelaksanaan pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian daerah; 4. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran Badan Kepegawaian Daerah; 5. Pengkoordinasiaan pelaksanaan tugas Badan Kepegawaian Daerah 6. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kepegawaian daerah; 7. Pelaksanaan pengelolaan urusan kesekretariatan Badan Kepegawaian daerah; 8. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Badan Kepegawaian Daerah; dan 9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

49 3.4 Visi dan Misi 1. Visi Visi adalah rumusan mengenai keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi harus mampu memberikan gambaran umum satu keadaan yang nyata dan benar- benar dapat diwujudkan. Adapun visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang sesuai dengan Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Tahun 2010-2015 adalah: TERWUJUDNYA MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG YANG PROFESIONAL DAN BERBUDAYA 2. Misi Misi adalah pernyataan tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok masyarakat yang dilayani, aspirasi dan cita-cita dimasa yang akan datang (Salusu, 1996).Dalam hubungan ini Bryson (1995) mengatakan bahwa misi organisasi menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapai organisasi dan menjelaskan mengapa organisasi melakukan apa yang dilakukan. Misi organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organsisasi, yaitu merupakan arahan sekaligus batasan dalam proses pencapaian tujuan, secara yuridis formal keberadaan Badan kepegawaian Daerah Kota Semarang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang. Adapun Misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang adalah : 1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan Badan Kepegawaian Daerah. 2. Mewujudkan pengembangan pegawai yang kompetitif 3. Meningkatkan disiplin dan kesejahteraan pegawai.

50 3.5 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan yang dirumuskan Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang dala melaksanakan manajemen Kepegawaian Daerah selama kurun waktu lima tahun ke depan adalah: 1. Terwujudnya tertib administrasi perkantoran, sarana dan prasarana yang memadai dan pelaporan yang transaparan dan akuntabel dan profesionalisme pegawai Badan Kepegawaian Daerah. 2. Terwujudnya pengembangan aparatur pemerintah Kota Semarang yang didukung perencanaan, penyusunan peta jabatan dan mutasi serta pembinaan karir. 3. Terwujudnya disiplin dan kesejahteraan pegawai yang didukung reward dan punishment. 2. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian daerah adalah : 1. Meningkatnya tertib administrasi perkantoran, sarana dan prasarana yang memadai dan pelaporan yang transaparan dan akuntabel serta terlaksanakannya tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah sebesar 100 % per tahun selama 5 tahun periode perencanaan. 2. Terpenuhinya kebutuhan pegawai sebesar 98 % di semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang selama 5 tahun perencanaan. 3. Terwujudnya pengembangan jabatan fungsional dan terisinya jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Semarang dari 90% menjadi 98% selama 5 tahun perencanaan. 4. Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 10 (sepuluh) kasus selama 5 tahun perencanaan yang disertai dengan meningkatnya kesejahteraan PNS.

51 3.6 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah di Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. Terletak pada Jl. Pemuda No. 148 lt.5 Semarang Telp.3586680, 3513366. 3.7 Jenis dan Sumber Data Untuk menyusun laporan tugas akhir ini, penulis mengadakan serangkaian pendekatan untuk memperoleh data yang dibutuhkan, kemudian data tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi yang tersusun dalam sebuah laporan. Jenis data-data tersebut antara lain : 3.7.1 Jenis Data Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh sering digunakan untuk menghasilkan teori yang timbul dari hipotesis, seperti pada penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hypothesis-testing, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif. Maka, analisis isi pada penelitian kualitatif lebih penting daripada simbol ataupun atribut yang ada pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistematis, sehingga ketepatan dalam interpretasi. Pertimbangan peneliti dalam penafsiran makna terhadap fenomena yang terjadi sangat diperlukan. Analisis yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis, yang berarti bahwa interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematis dan menyeluruh. 3.7.2 Sumber Data 1) Data Primer Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam mengumpulkan data primer menggunakan interview/wawancara langsung. Data primer didapat dengan melakukan wawancara dengan informan atau

52 narasumber yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. 2) Data Sekunder Sumber data sekuner merupakan data yang didapat bukan dari sumbernya. Data yang diperoleh berasal dari dokumen, buku, data statistik, laporan yang berhubungan dengan penelitian ini. Disini peneliti bertindak sebagai pemakai data yang didapat dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. 3.8 Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Interview/wawancara Teknik pengumpulan data berupa tanya jawab dengan Kepala Sub Bidang pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. 2. Observasi Yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti yaitu data, baik berasal dari dokumen-dokumen yang terpakai maupun dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para pegawai atau pimpinan yang berwenang. 3. Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca berbagai macam buku, laporan dan brosur yang ada kaitannya dengan penelitian. 3.9 Metode Pengembangan Sistem Terdapat empat tahap dalam pengembangan sistem (System Life Cicle), Empat tahap pertama disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cicle). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode SDLC, empat tahap dalam metode SDLC meliputi :

53 1. Tahap Perencanaan Merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem, dalam pengembangan suatu sistem perlu adanya perencanaan agar tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perencanaan adalah : 1. Menyadari masalah. 2. Mendefinisikan masalah. 3. Menentukan tujuan sistem. 4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem. 5. Membuat studi kelayakan. 6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem. 7. Menentukan jabatan untuk dianalisis. 8. Menetapkan mekanisme pengendalian. 2. Analisis Sistem Dalam analisis sistem prosedur pengolahan informasi yang ada dibedakan secara terinci melalui proses identifikasi, adapun proses identifikasi yang dilakukan dalam proses Analisis sistem ini meliputi : a) Identifikasi Kebutuhan Informasi. b) Identifikasi Sumber Data dan Tujuan Informasi. c) Identifikasi Kebutuhan Hardware dan Software. d) Identifikasi Sumber Daya Manusia (SDM). 3. Desain Sistem Dalam pengembangan sistem, menganalisis sistem yang digunakan sekarang dengan Analisis kualitatif. Analisis data membahas tentang sistem pengolahan secara manual, sistem pengolahan dengan komputerisasi, struktur menu utama, Flowchart, Context Diagram, desain file database, desain input, dan desain output.

54 Alat-alat yang digunakan : 1. Flowchart Bagan yang menunjang alur (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. 2. Context Diagram Suatu diagram context (CD) adalah kasus DFD (bagian dari DFD yang berfungsi memetakkan model lingkungan), yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan tunggal. 3. DFD Levelled DFD menunjukkan alir di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir terutama digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi. 4. ERD (Entity Relationship Data) Diagram ini dapat menggambarkan data relational hubungan antar file yang direalisasikan dengan menggunakan kunci khusus (field key). 4. Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan atau menerapkan sistem supaya sistem tersebut siap untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan dalam mengimplementasikan sistem dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a. Rencana Implementasi Sistem Dalam tahap ini dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi supaya lebih optimal. b. Pelaksanaan Implementasi Sistem Dalam tahap ini diadakan serangkaian kegiatan-kegiatan, antara lain: 1) Pemilihan dan pelatihan personil 2) Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak 3) Pengetesan program 4) Konversi sistem

55 c. Black Box Testing Pada tahap ini penulis melakukan pengujian hanya dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak/software. d. Tindak Lanjut Tahap Implementasi Pada tahap ini penulis akan melakukan uji sistem dengan jalan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu waktu tertentu.