2014/01/05 17:18 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan PERAN PENYULUH KLATEN PERKUAT MODAL USAHA POKDAKAN Program Usaha Mina Pedesaaan (PUMP) yang dikeluarkan oleh KKP sejak tahun 2011 telah menarik minat masyarakat pedesaan untuk melakukan usaha dibidang perikanan diantaranya di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Modal usaha sebesar Rp 100.000.000,- yang dibelanjakan sesuai dengan ajuan Rencana Usaha Kelompok (RUK) digunakan sebagai modal awal anggota kelompok dalam melaksanakan usaha dibidang perikanan. Keberhasilan pembinaan penyuluh perikanan tentang teknis usaha dan manajemen keuangan kelompok di Pokdakan Mina Dumbo Lestari di Kabupaten Klaten menjadikan dana PUMP dapat berkembang 10% dan melangkah memberanikan diri mengambil pinjaman dana usaha melalui Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) senilai Rp 480.000.000,- Klaten (3/1/2013) Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Dumbo Lestari yang berlokasi di desa Wunut Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten merupakan kelompok binaan penyuluh perikanan yang sebagian besar anggotanya berusaha di bidang perikanan nila merah dan lele dari tahap pembenihan hingga pembesaran. Sebagian besar anggotanya melakukan kegiatan usaha perikanan dengan memanfaatkan lahan pekarangan maupun lahan sawah untuk dijadikan kolam sebagai wadah pemeliharaan ikan. Air yang digunakan untuk mengisi kolam budidaya berasal dari tiga sumber mata air yang melimpah sepanjang tahun mengaliri kolam melalui saluran irigasi yang ada. Pada awal berdirinya pokdakan, usaha yang dilakukan oleh sebagian
menjadi wadah bertukar pengalaman dan berkumpulnya anggota dan penyuluh perikanan. Sedangkan kegitan usaha yang meliputi pengadaan sarana prasarana, pemeliharaan dan pemasaran hasil usaha dilakukan oleh anggotanya secara individual. Menurut pengamatan di lapangan bahwa pola pembiayaan usaha yang terjadi pada usaha perikanan terdiri dari mandiri, plasma, dan semi plasma. Pembiayaan mandiri menjadikan modal, resiko usaha, pemasaran dan keuntungan usaha 100 % ditanggung oleh pembudidaya sendiri. Pembiayaan plasma menjadikan modal, resiko usaha dan pemasaran ditanggung oleh juragan (pemilik modal), sedangkan keuntungan usaha dibagi dua dengan juragan. Pembiayaan semi plasma menjadikan modal usaha, resiko usaha, keuntungan usaha di tanggung 100 % oleh pembudidaya. Sedangkan pemasaran di tanggung oleh juragan. Kelemahan pola usaha yang ada, menjadikan modal dan pemasaran menjadi faktor yang manghambat pembudidaya atau masyarakat untuk melakukan usaha dibidang perikanan budidaya. Sehingga banyak sekali dari anggota pokdakan yang sangat terpaksa mengadakan kerjasama dengan sistem plasma dengan pemilik modal besar (juragan) walau hanya mendapat keuntungan usaha yang sangat terbatas. Pada tahun 2011 pokdakan Mina Dumbo Lestari melalui KKP mendapatkan bantuan dana PUMP Budidaya sebesar 100.000.000,- untuk kegiatan budidaya perikanan. Melalui proses rapat anggota kelompok dihadiri dengan penyuluh, dihasilkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sebagai dasar pengadaan sarana prasarana usaha budidaya perikanan. Dengan semangat berusaha dan didampingi oleh penyuluh perikanan PNS, dana PUMP hingga tahun 2013 berkembang sebesar 10 %.
Perguliran dana PUMP-BP di kelompok ini digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana berupa benih dan pakan. Sehingga anggota kelompok secara bergilir dapat mengakses benih dan pakan melalui kelompok dan membayarnya dengan waktu tempo dan harga lebih murah dibanding harga di toko umum. Kegiatan usaha pokdakan dengan memberikan kemudahan bagi anggota dan keberhasilan sebagian besar anggota dalam usaha budidaya perikanan telah menarik minat masyarakat sekitar untuk mengikuti jejak usaha anggota pokdakan dengan menjadi pembudidaya pemula. Lahan persawahan yang biasa ditanami tanaman padi kini telah beralih fungsi sebagai kolam usaha budidaya perikanan. Bahkan, kejadian wabah hama wereng dan tikus yang melanda tahun 2011-2012 menambah semangat untuk merubah lahan sawah menjadi kolam lele. Dengan harapan akan mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dengan berusaha di bidang perikanan. Tingginya minat masyarakat terhadap usaha perikanan dapat dilihat dengan pertambahan jumlah anggota yang terdaftar dalam keanggotaan kelompok. Semula pada tahun 2010 berjumlah 28 orang, kini pada akhir tahun 2013 bertambah menjadi 37 orang.
Pertambahan anggota kelompok menuntut kelompok untuk berusaha mencukupi sarana dan prasarana anggotanya. Dikarenakan terbatasnya dana usaha yang bersumber dari PUMP, maka kelompok harus mencari sumber dana usaha untuk menambah modal usaha guna mencukupi kebutuhan anggota. Pada pertemuan rutin anggota bulanan, sesuai dengan saran penyuluh telah disepakati oleh semua anggota pokdakan untuk memberanikan diri mengajukan pinjaman Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Pengajuan pinjaman memerlukan beberapa tahapan yaitu pengajuan proposal pinjaman, survei lapangan, dan wawancara. Proposal pinjaman berisi tentang profil kelompok dan Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang ditandatangani oleh ketua kelompok, penyuluh perikanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten. Survei lapangan meliputi kunjungan ke lokasi kolam usaha budidaya anggota dan kantor sekretariat pokdakan. Sedangkan wawancara menanyakan kembali tentang komitmen kelompok dalam menggunakan dana pinjaman KKPE. Melalui persyaratan administrasi dan survei lapangan yang ketat dilakukan oleh pihak BRI, tiga bulan kemudian dana pinjaman KKPE dapat cair senilai Rp 480.000.000,- dengan menggunakan anggunan 3 sertifikat tanah milik anggota kelompok. Dana pinjaman KKPE tersebut digunakan oleh masing-masing anggota untuk membeli benih dan pakan selama usaha pembesaran ikan nila dan lele. Dengan kemempuan teknis budidaya yang baik, memudahkan bagi pembudidaya mendapatkan keuntungan dari usaha yang mereka lakukan. Pada akhir bulan Desember 2013 angsuran perdana pinjaman KKPE dapat diangsur dengan baik. Sebagian besar pembudidaya mengembalikan dana pinjaman KKPE berasal dari keuntungan panen yang didapatkan. Sehingga modal awal dapat digunakan kembali untuk
membayar angsuran selanjutnya. Harapan ke depannya, semoga dengan pembinaan dari Penyuluh, masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan dana usaha melalui wadah pokdakan yang ada dan mereka tersejahterakan dengan menjadi pembudidaya pemula walau hanya hidup di desa. kontributor : Adi Nugroho (Penyuluh Perikanan Kabupaten Klaten)