GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

DOSEN PEMBIMBING : Reni Diah Kusumawati, SE., MMSI Tiara Lenggogeni EB06

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

Question & Answer a T bu b nga g nku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 8 /PBI/2000 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Managemen Dana tentang DP 3

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

SUMBER SUMBER DANA BANK

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

Tugas 4 Manajemen Dana Bank Syariah

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi dalam :

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/7/PBI/2004 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/3/PBI/2003 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

GIRO & PINJAMAN REKENING

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank undang-undang perbankan (UU No. 10 tahun 1998)

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

Pasar Uang Antar Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 9 /PBI/2000 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SIMPANAN BAGI HASIL DI BANK

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

Transkripsi:

Tugas 4 Kelompok : M. Abrar (20120730071) Ainil Fadhilah (20120730075) Serli (20120730080) Risdayanti (20120730081) GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Giro merupakan salah satu instrumen dalam produk penghimpunan dana bank, yang merupakan simpanan yang penarikannya dapat diakukan setiap saat atau sewaktu-waktu berdasarkan kesepakatan. Sesuai dengan UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan, Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat diakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pemerintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa Nomor 01/DSN-MUI/VI/2000 tentang giro, menyatakan bahwa giro yang dibenarkan secara syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah Namun akad yang umum digunakan adalah akad giro wadiah. 1. Giro Wadiah : Giro yang sesuai dengan prinsip wadiah dimana nasabah menitipkan dananya kepada bank dan bank berkewajiban untuk menjaga dana tersebut. Bank berhak memanfaatkan dana tersebut, serta berkewajiban mengembalikannya jika sewaktu-waktu pemilik dana mengambil dana. Keuntungan atas pengelolaan dana titipan menjadi milik bank. Bank boleh memberikan bonus yang bersifat sukarela kepada pemilik dana dengan syarat tidak diperjanjikan diawal. Namun jika terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh bank 100% jika bukan karena kelalaian pengelola dana. 2. Giro Mudharabah : Giro yang sesuai dengan prinsip mudharabah dimana nasabah menanam modal ke bank, dan bank mengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu. Dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Namun jika terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal (nasabah) selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola modal(bank).

B. PENGERTIAN DEPOSITO Deposito adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu, sesuai dengan perjanjian nasabah dengan bank. Bukti simpanan deposito menggunakan bilyet. Adapun pembayaran bagi hasil kepada pemilik dana deposito mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dilakukan setiap ulang tanggal pembukuan deposito mudharabah atau dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa memperhatikan tanggal pembukuan mudharabah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa Nomor 03/DSN-MUI/VI/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan secara syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip mudharabah. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS). Jangka waktu deposito : 1. Deposito Berjangka 1 (satu) bulan 2. Deposito Berjangka 3 (tiga) bulan 3. Deposito Berjangka 6 (enam) bulan 4. Deposito Berjangka 12 (duabelas) bulan

Contoh Warkat Giro Contoh Warkat Deposito

Persamaan dan Perbedaan warkat giro dan deposito: Persamaan : memiliki spesifikasi teknis warkat yang sama. Perbedaan : warkat deposito tidak dapat dipindahtangankan karena bersifat kepemilikan, sedangkan warkat giro dapat dipindahtangankan. Jika dalam warkat giro nama yang tercantum adalah penerima dana, sedangkan dalam warkat deposito nama yang tercantum adalah pemilik dana. Warkat giro dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Alasan membuka rekening giro 1. Keamanan : Apabila kita menggunakan alat pembayaran giro (cek atau bilyet giro) maka kita tidak perlu membawa uang tunai (uang kertas) yang banyak kemana-mana, karena lebih berisiko. 2. Praktis : Dengan menggunakan giro maka akan mempermudah proses pembayaran usaha dan dapat dilakukan sewaktu-waktu, serta dapat ditulis sampai nominal yang kecil. 3. Tidak ada limit pembayaran dan pemindah bukuan selama saldo mencukupi. Besar bagi Hasil Deposito Berjangka Dalam pembagian nisbah untuk deposito berjangka biasanya besar nisbah tergantung dengan tingkat suku bunga. Saat suku bunga besar maka masyarakat akan lebih memutuskan untuk menyimpan dananya dengan bentuk simpanan deposito karena akan mendapatkan untung yang banyak dibanding simpanan lainnya. Normalnya untuk pembagian nisbah dalam deposito berjangka apabila jangka waktu deposito semakin panjang maka bagi hasilnya akan semakin besar dibanding dengan deposito berjangka pendek. Kebijakan tersebut dilakukan oleh bank untuk mempertahankan rasa loyalitas nasabah agar percaya untuk menyimpan dananya kepada bank. Oleh karena itu semakin besar nisbah untuk nasabah deposito jangka panjang maka akan semakin kecil pula nisbah untuk bank. Sebaliknya untuk nabah deposito berjangka pendek makan nisbahnya akan lebih kecil dan nisbah untuk bank akan lebih besar. Namun terkadang didalam bank ada saatnya ketika bagi hasil untuk deposito jangka panjang lebih kecil dibanding deposito jangka pendek, hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan,seperti:

1) Dikarenakan suku bunga yang selalu berubah-ubah setiap bulan. Sehingga banyak nasabah yang memilih untuk menggunakan deposito berjangka pendek. Sehingga bank akan memberikan nisbah yang besar kepada nasabah agar nasabah tidak beralih ke bisnis investasi yang lebih menguntungkan seperti pasar modal/saham. 2) Merupakan strategi bank agar nasabah tidak beralih ke bank lain yang menawarkan suku bunga deposito lebih tinggi. Biaya Beban Pencairan Cek Giro Dalam sebuah transaksi usaha biasanya orang lebih memilih alat pembayaran dengan cek giro. Pada saat tersebut orang yang diberi kuasa cek akan mencairkan cek tersebut pada bank yang berbeda, dalam hal ini untuk biaya pencairan akan dibebankan pada pihak mana? Menurut kelompok kami untuk beban biaya pencairan akan dibebankan kepada nasabah pemilik cek giro dan akan dipotong dari rekening nasabah pemilik giro tersebut pada bank pengirim.