PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan

I PENDAHULUAN. Itik mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

PENDAHULUAN. Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

PENDAHULUAN. melakukan aktivitas pada suhu lingkungan yang berbeda. Kondisi minim air dapat menyebabkan itik mengalami stress berat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

I PENDAHULUAN. Indonesia selama ini banyak dilakukan dengan sistem semi intensif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yang berkembang pesat saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)

PENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Nekrosis Sel-Sel Ileum Itik Cihateup Fase Grower

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan

PENDAHULUAN. mengontrol tekanan darah, sebagai stimulator seksual, hidangan pembuka untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan broiler merupakan suatu alternatif dalam menjawab tantangan

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah. Tabel 7. Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Basah Usus Besar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. optimal salah satunya itik. Itik sebagai hewan homoeotherm, itik memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riska Rosdiana, 2014 Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan jenis unggas petelur maupun pedaging yang cukup produktif dan potensial disamping ayam. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup sering juga disebut itik gunung, karena kondisi lingkungan tersebut termasuk lingkungan dengan udara yang dingin. Itik Cihateup merupakan unggas air yang memiliki kemampuan termoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas lainnya. Kondisi terpapar panas dapat menyebabkan itik mengalami stres. Apabila terjadi stres, maka zona homeostatis akan terganggu. Suhu maksimal pada itik umumnya dibawah kisaran suhu 25 C. Itik yang mengalami stres akan menjadi gelisah, banyak minum, dan nafsu makan menurun. Stres panas pada itik dapat mengakibatkan munculnya berbagai macam penyakit dan gangguan pada organ tubuh itik. Salah satu gangguan dapat terjadi pada ginjal itik. Keadaan itik yang terpapar panas menyebabkan konsumsi air itik menjadi meningkat, dengan begitu kerja ginjal pada itik menjadi lebih berat dari biasanya. Itik yang mengalami stres panas akan mengalami perubahan fisiologis lain yaitu secara mikroskopis pada jaringan ginjal ditemukan degenerasi lemak dengan ditemukan adanya nekrosis dan infiltrasi sel-sel radang (Sugito dkk., 2007). Perlu upaya penanggulangan agar gangguan pada organ ginjal dapat diatasi. Pemberian flavonoid yang memiliki efek antioksidan, dan antiinflamasi diharapkan mampu mengatasi dan mencegah terjadinya apoptosis dan nekrosis sel-sel ginjal di dalam tubuh itik yang disebabkan oleh radikal bebas.

2 Berdasarkan hal tersebut di atas, dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui respon itik dalam pemberian flavonoid pada level tertentu terhadap morfometrik ginjal yang terpapar panas. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh pemberian flavonoid terhadap morfometrik ginjal itik Cihateup terpapar panas. 2. Berapa besar perbedaan itik Cihateup terpapar panas yang diberi flavonoid dan tanpa pemberian flavonoid terhadap morfometrik ginjal itik Cihateup terpapar panas. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk beberapa hal diantaranya : 1. Mengetahui pengaruh pemberian flavonoid terhadap morfometrik ginjal itik Cihateup terpapar panas. 2. Mengetahui perbedaan itik Cihateup terpapar panas yang diberi flavonoid dan tanpa pemberian flavonoid terhadap morfometrik ginjal itik Cihateup terpapar panas. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, akademisi, dan para pembaca serta menjadi tambahan informasi dalam ilmu pengetahuan baru, dan dapat dijadikan bahan referensi dalam pengembangan nutrisi ternak.

3 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap makhluk hidup memiliki suatu zona fisiologis yang disebut zona homeostasis. Zona ini akan terganggu pada keadaan itik mengalami stres. Banyak faktor yang menyebabkan itik menjadi stres salah satunya adalah faktor paparan panas yang menyebabkan itik mangalami stres panas. Sifat itik yang terbiasa dengan lingkungan air membuat itik mudah menjadi stres ketika terpapar panas (Noor, 2009). Munculnya stres panas pada ternak unggas dapat menjadi pemicu munculnya berbagai macam penyakit dan menghambat laju pertumbuhan (Tabiri dkk., 2000). Perubahan mikroskopis terjadi pada jaringan hati dan ginjal yang merupakan organ yang aktivitasnya selama mengalami cekaman panas meningkat terkait dengan fungsinya sebagai organ detoksifikasi dan sekresi (Aengwanich dan Simaraks, 2004). Perubahan fisiologis lain yang terjadi pada ternak unggas yang mengalami stres panas adalah secara mikroskopis pada jaringan hati dan ginjal ditemukan adanya degenerasi lemak dengan adanya vakuola, serta ditemukan adanya nekrosis dan infiltrasi sel-sel radang. Adanya degenerasi dan nekrosa pada hati dan ginjal diduga karena kekurangan asupan oksigen dan gangguan pengaturan energi pada sel selama mengalami cekaman panas. Terjadi respon termoregulasi tubuh dalam upaya mengurangi pembentukan panas dan meningkatkan pengeluaran panas ketika itik mengalami stres panas, akibatnya sel-sel mengalami gangguan pembentukan energi dan hal ini menjadi pemicu terjadinya kematian sel secara nekrosis maupun apoptosis (Sugito dkk., 2007). Stres mengakibatkan proses metabolisme terganggu sehingga mengakibatkan produk metabolisme menjadi suatu radikal bebas yang membunuh

4 sel-sel di dalam ginjal itik (Cheville, 2006). Radikal bebas diproduksi dalam sel melalui reaksi pemindahan elektron, menggunakan mediator enzimatik atau non enzimatik. Produksi radikal bebas dalam sel dapat terjadi secara rutin maupun sebagai reaksi terhadap rangsangan. Secara rutin adalah superoksida yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit dan reaksi katalisa seperti ribonukleotida reduktase, sedangkan pembentukan melalui rangsangan adalah kebocoran superoksida, hidrogen peroksida, dan kelompok oksigen reaktif lainnya pada saat bertemunya bakteri dengan fagosit teraktifasi. Sumber utama radikal bebas pada keadaan normal adalah kebocoran elektron yang terjadi dari rantai transport elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria dan retikulum endoplasma dan molekul oksigen yang menghasilkan superoksida. Pada keadaan normal sumber utama radikal bebas adalah reaksi oksidasi-reduksi melalui donor elektron yang terjadi dari rantai transport elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria dan endoplasma retikulum dan molekul oksigen yang menghasilkan superoksida. Produk radikal bebas ini dikenal dengan Reactive Oxygen Species (ROS) (Arief, 2012). ROS menginduksi peningkatan kematian sel (apoptosis) dan meningkatkan senyawa karsinogenik dalam proses pencernaan nutrien yang menyebabkan nekrosis. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kematian sel terjadi karena penurunan imunitas tubuh akibat mengalami stres panas (Chen dkk. 2009). Flavonoid merupakan salah satu senyawa alami yang tersebar luas pada tumbuhan yang disintesis dalam jumlah sedikit (0,5-1,5%) dan dapat ditemukan hampir pada semua bagian tumbuhan. Flavonoid mampu meningkatkan imunitas dan menurunkan kematian sel (nekrosis dan apoptosis) (Ardo, 2005).

5 Flavonoid terdiri atas 90% diosi dan 10% hespiridin, mempunyai efek meningkatkan vaskularisasi dan proteksi pada endotelium vaskular. Hasil studi klinik dan eksperimen flavonoid dapat meningkatkan vaskularisasi dan menurunkan oedem. Pada penelitian terbaru membuktikan bahwa flavonoid mempunyai efek antiinflamasi dan antioksidan (Acar dkk., 2002). Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas, flavonoid mampu meningkatkan imunitas, menurunkan kematian sel (nekrosis dan apoptosis) dan mengikat radikal bebas, dapat ditetapkan hipotesis bahwa pemberian flavonoid dapat meminimalisir kerusakan sel ginjal itik Cihateup terpapar panas. 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kandang percobaan Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang di mulai pada bulan Februari 2017 hingga bulan Maret 2017. Analisis dilakukan di Laboratorium Mikroteknik Jurusan Biologi Fakultas MIPA, dan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran