HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan perusahaan adalah orientasi pelanggan atau customer

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini bisnis jasa pengiriman barang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi salah satu kebutuhan utama. Pilihan-pilihan layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

PERBEDAAN KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DAN WILAYAH LAYANAN

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengertian Kepuasan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor jasa, demikian pula

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI SKRIPSI

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki standar yang berbeda-beda bagi setiap orang atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. perhotelan berkembang dengan cepat (Zeithaml & Bit, 2003). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berhasil dilihat dari keahlian mereka atau karyawan yaitu di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. maju harus dapat memberikan pelayanan baik lewat promosi yang tepat serta

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi. Manusia sebagai sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan produk yang sejenis di pasaran. Pasar yang berfungsi dengan

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. 80-an dan 90-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di indonesia, meluncurkan jasa layanan telkom speedy yang. menjanjikan kecepatan dan kenikmatan yang lebih baik dari pada

Konsep Gap Analysis dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan Oleh: Jufina

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK HANDPHONE DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. misi dan strategi perusahaan dapat tercapai. Dengan semakin banyaknya usaha penjahit, maka akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. informasi membuat banyak perusahaan saling berkompetisi untuk mendapatkan

BABI PENDAHULUAN. dibandingkan waktu sebelumnya. Para manajer puncak dihadapkan pada arus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

PENDAHULUAN. Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan. strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kebutuhan primer saja yang meliputi sandang, pangan,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia bisnis di masa sekarang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perhatian terhadap loyalitas klien/klien semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa layanan service suatu perusahaan sangat

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S1 Psikologi Diajukan oleh : Aliffah Shinta Amailia F 100 040 177 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era global saat ini pembahasan faktor manusia dalam ruang lingkup pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting. Persaingan yang ketat di berbagai bidang pekerjaan membuat manusia yang terlibat di dalamnya ingin memberikan yang terbaik bagi orang lain, terutama dengan masalah pelayanan. Sebagai perusahaan pelayanaan jasa yang bergerak di bidang telekomunikasi yang berkomitmen memberikan kepuasan kepada para pelanggannya PT. Excelcomindo Pratama terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen. Setelah terbitnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 09/2008 dan Permenkominfo No 15/2008 pada April 2008 yang mengharuskan penurunan tarif interkoneksi antaroperator hingga 30 persen. Perang tarif yang terus berkobar telah berbuah pahit bagi para operator telekomunikasi. Tak hanya menggerus kinerja mereka, kualitas layanan pun merosot. Lantaran operator banting-bantingan harga, jumlah pelanggan membludak. Akibatnya, kapasitas jaringan semua operator penuh sehingga kualitas jaringan dan layanan jadi semakin buruk. Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat konsumennya tetap setiap pada produknya dan tidak berpaling ke produk lain. Salah satu kiat yang diyakini oleh pemasar untuk meraih hal itu tak lain dengan menciptakan sistem pelayanan konsumen yang selalu mengarah kepada customer satisfaction (kepuasan konsumen), seperti yang telah diungkapkan oleh Kotler (1999)

bahwa kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan pelayanan yang dirasakan (perceived performance) dengan harapan (expectation). Menurutnya konsumen bisa mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan yang umum, yaitu jika pelayanan dibawah harapan maka konsumen akan merasa tidak puas namun bila pelayanan sama dengan harapan, konsumen akan merasa puas dan apabila pelayanan melampaui harapan yang diinginkan maka konsumen akan merasa sangat puas, senang bahkan bahagia. Dimana harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman pembelian terdahulu, komentar teman serta info pemasar atau pesaingnya. Kepuasan konsumen merupakan dasar yang sangat menentukan dalam proses pembelian selanjutnya. Dalam hal ini Gasperz (1997) mengatakan bahwa 95% konsumen yang tidak puas terhadap pelayanan diri suatu produk atau jasa tidak akan pernah menyampaikan keluhannya kepada produsen dan 90% dari konsumen yang tidak puas tersebut tidak akan lagi menggunakan produk atau jasa tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu komunikasi intepersonal. Hal ini seperti dikemukakan oleh Kotler (1999) bahwa konsumen akan lebih merasakan kepuasan dengan karyawan yang memiliki kemampuan dalam teknik berinteraksi dengan orang lain dan mempunyai kemampuan dalam persepsi sosial agar mampu membaca perasaan, sikap dan keyakinan konsumen. Mendukung pendapat Kotler (1999) di atas yang menyatakan bahwa konsumen akan lebih merasakan kepuasan dengan karyawan yang memiliki kemampuan dalam teknik berinteraksi. Berkaitan dengan hal tersebut Panuju (2001) menambahkan bahwa proses komunikasi yang tepat akan memperlancar interaksi sebab informasi yang disampaikan seseorang dapat diterima dengan mudah oleh penerima informasi.

Komunikasi berlangsung dalam kontak tatap muka, dimana pesan-pesan mengalir melalui saluran-saluran yang bersifat antar personal, seperti dalam percakapan antar orang per orang yang dikenal sebagai komunikasi interpersonal. Memperjelas pendapat dari para ahli di atas De Vito (1995) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang dalam menjalin suatu relasi melalui suatu media. Komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan aspek umpan balik langsung. Ditambahkan oleh Schein (Stewart, 2005) komunikasi interpersonal sangat potensial untuk mempengaruhi dan membujuk orang lain, karena individu dapat menggunakan kelima alat indera untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang dikomunikasikan kepada konsumen. Kenyataannya memang komunikasi tatap muka membuat manusia lebih akrab dengan sesamanya, tidak hanya bagi pengembangan pribadi dan keluarga, namun juga bagi peningkatan dalam penjualan produk. Berdasarkan teori-teori di atas kualitas pelayanan yang baik mutlak diberikan oleh semua usaha jasa, dengan munculnya perusahaan pesaing yang baru akan mengakibatkan persaingan yang ketat dalam memperoleh konsumen maupun mempertahankan konsumen. Kualitas pelayanan merupakan pengalaman dan kualitas interaksi atau hubungan antara produsen dengan konsumen atau pelanggannya. Hasil kajian yang dilakukan oleh Whireley (Murdono, 2003) menunjukkan bahwa sebagian besar (hampir 70%) pelanggan meninggalkan perusahaan tertentu karena keluhan terhadap kualitas pelayanan, bukan karena kualitas produknya. Mendukung pendapat di atas, penelitian yang telah dilakukan olah Siringoringo dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa tingkat kepuasan tertanggung pada konsumen

atau nasabah PT. Asuransi Jasa Indonesia menyatakan bahwa Konsumen adalah bagian yang terpenting dari suatu industri jasa. Keterlibatan konsumen dalam proses produksi industri jasa sangat tinggi tidak seperti halnya dalam industri manufaktur. Kepuasan konsumen akan produk yang ditawarkan industri jasa karenanya adalah perhatian yang utama dari setiap manajemen industri jasa. Pelayanan dan wujud fisik merupakan satu kesatuan yang membentuk produk industri jasa. Didukung oleh Kaihatu (2006) dalam penelitian tentang Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen Pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya menyatakan bahwa tingkat kepuasan konsumen atas suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan kenyataan yang diterimanya atau dirasakannya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan konsumen antara lain ketepatan, kecermatan dan kecepatan pelayanan, kebersihan, kerapian dan penataan ruangan, fasilitas, tersedianya sarana pendukung, kemudahan dalam memberikan dan menyajikan informasi, pemberian perhatian khusus kepada pengunjung/konsumen. Penelitian lain mengenai kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen dilakukan oleh Kristina dan Hadi (2000). Penelitian yang subjeknya tamu hotel Natour Garuda Yogyakarta, ditemukan korelasi yang sangat signifikan (R = 0,642, p = 0,000). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi persepsi terhadap kualitas pelayanan maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen. Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2002) secara inplisit ditemukan korelasi yang positif antara persepsi terhadap kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen.

Pelayanan selalu mengacu pada pribadi dan situasi yang ditimbulkan oleh pelayan atau karyawan itu sendiri sehingga menimbulkan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu pada saat melayani konsumen, karyawan harus memiliki kemampuan dan sikap yang positif terhadap konsumen Menurut Crisp (1993) sikap positif dalam bekerja adalah menyuarakan suasana hati kepada orang lain secara positif. Ketika seorang karyawan menghadapi pelanggan atau konsumen dengan positif biasanya respon si pelanggan atau kosumen adalah positif pula, demikian juga jika karyawan bersikap negatif, respon yang akan diterima adalah negatif, dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa atau karyawan dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Pada kenyataannya masalah kepuasan konsumen berkaitan erat dengan kualitas pelayanan, namun hal tersebut terkadang dikesampingkan atau kurang diperhatikan secara optimal oleh produsen, hal ini dapat disebabkan karena dianggap sebagai aktivitas pendukung diluar produk atau barang yang dihasilkan. Karyawan sering bersikap tidak memuaskan pada konsumen, ada yang bersikap kurang sopan, sinis dan ogah-ogahan dalam melayani konsumen. Dari perspektif konsumen sendiri sering kali muncul begitu banyak keluhan menyangkut rendahnya kualitas produk, harga terlampau tinggi, jaminan purna jual yang tidak memadai, dan sebagainya. Berbagai surat pembaca dalam media massa yang memuat keluhan dari konsumen terhadap kualitas pelayanan dari perusahaan merupakan indikasi betapa buruknya manajemen service yang dilakukan berbagai perusahaan. Akibatnya kepuasan konsumen konsumen akan menurun karena merasa tidak mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari karyawan pada perusahaan yang bersangkutan (Crisp, 1993).

Hasil penelitian yang mendukung uraian di atas dipaparkan oleh Cahyo (2003) dalam sebuah kasus kepuasan konsumen, misalnya satu orang pelanggan yang tidak puas akan menceritakan pengalamannya kepada sekitar 9 orang, dan, beberapa orang dari 9 pelanggan yang tidak puas tersebut akan menginformasikannya lebih jauh kepada 20 orang lagi. Katakanlah dalam satu bulan, sebuah perusahaan jasa menerima 2 pengaduan atau 24 kasus setahun. Maka dapat diperkirakan ada sekitar 48 orang yang tidak puas dalam setahun. Jika rata-rata pelanggan yang tidak puas menceritakan pada 9 orang (9 x 48 = 432) dan 50 % menceritakan lebih jauh pada 20 orang (20 x 48 x 0,50 = 480), maka dalam setahun ada potensi untuk tersebarnya berita negatif mengenai perusahaan tersebut kepada 480 konsumen. Padahal kebanyakan orang lebih mempercayai berita lisan dari sahabat, keluarga, dan tetangga ini dari pada iklan dari perusahaan. Singkatnya, berita dari mulut ke mulut yang negatif tersebut akan menghancurkan hasil-hasil dari kegiatan promosi dan periklanan. Menduung pendapat di ata Hariyati dan Hadi (1995) menyatakan bahwa kepuasan akan memiliki nilai yang tinggi apabila kualitas pelayanan perusahaan jasa mempunyai nilai yang tinggi begitu pula sebaliknya apabila kualitas pelayanan rendah maka kepuasan konsumen akan rendah. Artinya suatu perusahaan jasa pelayanan akan memiliki pelanggan yang banyak bila dapat memaksimalkan kualitas pelayanannya dan selalu memenuhi harapan konsumen. Pada kenyataannya masalah kualitas pelayanan seringkali dikesampingkan atau kurang diperhatikan secara baik oleh setiap karyawan, hal ini dapat disebabkan karena dianggap sebagai aktivitas pendukung diluar produk atau barang yang dihasilkan. Karyawan sering bersikap tidak memuaskan pada konsumen, ada yang bersikap kurang sopan, sinis dan ogah-ogahan dalam melayani

konsumen. Dari perspektif konsumen sendiri sering kali muncul begitu banyak keluhan menyangkut rendahnya kualitas produk, harga terlampau tinggi, jaminan purna jual yang tidak memadai, dan sebagainya. Berbagai surat pembaca dalam media massa yang memuat keluhan dari konsumen terhadap kualitas pelayanan dari perusahaan penyedia jasa merupakan indikasi buruknya manajemen service yang diterapkan perusahaan. Akibatnya kepuasan konsumen akan menurun karena merasa tidak mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari karyawan pada perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu Apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen? Sehubungan dengan pertanyaan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Konsumen. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang telah diuraikan di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. 2. Mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan konsumen. 3. Mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. 4. Mengetahui peranan komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

5. Mengetahui tingkat komunikasi interpersonal, kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, adalah : 1. Bagi pimpinan PT. Excelcomindo Pratama Tbk Surakarta Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi perusahaan tentang hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta kepuasan konsumen. 2. Bagi Manager PT. Excelcomindo Pratama Tbk Surakarta Memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen, sehingga manajer dapat memberi pelatihan atau training secara khusus pada karyawan.agar karyawan mampu berkomunikasi dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen 3. Bagi karyawan PT. Excelcomindo Pratama Tbk Surakarta Diharapkan dapat memberikan sumbangan dan informasi mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen sehingga karyawan mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi konsumen 4. Bagi pelanggan PT. Excelcomindo Pratama Tbk Surakarta Hasil penelitian ini memberikan sumbangan dan informasi mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen sehingga pelanggan dapat menilai bagaimana kualitas pelayanan yang berikan karyawan kepada pelanggan. 5. Bagi Ilmuwan Psikologi

Penelitian ini dijadikan bahan kajian dan pemikiran yang bermanfaat bagi penelitian bidang psikologi industri, khususnya mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. 6. Bagi Fakultas Psikologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis bagi mahasiswa yang berminat pada penelitian bidang psikologi industri, khususnya berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen, sehingga akan semakin memajukan dunia penelitian yang membahas tentang hal tersebut.. 7. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen