PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PUPUK ORGANIK SUPERNASA PADA BERBAGAI DOSIS DAN FREKWENSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK CAIR ABA TERHADAP PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea (L.) Merr.

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Potential Rhizobium and Urea Fertilizer to Soybean Production (Glycine max L.) on The Former Rice Field

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

JURNAL SAINS AGRO

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH PEMANFAATAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA KONDISI KEKURANGAN AIR

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

Transkripsi:

43 Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012 PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU F. Hulopi PS. Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract One of the factor causing the low of productivity of mungbean in Indonesia is soil fertility, seed, planting, protection, and irrigation. The existance of organic element absorbed by plants is one of the factor affecting the plant production. This research aimed to find out the effect of N P K fertilizer on the residual effect of organic substance derived from hull of rice and chicken manure to the growth and result of mungbean. The experiment was using Split Plot Design by the main plot was the level of residual of organic substance (B), consisted of B1: hull of rice 10 t/ha and B2: chicken manure 10 t/ha. As the sub-plot was: dosage of N P K fertilizer (N) consisted of (N1): without fertilizer, (N2): 33 kg P 2 O 5 ha -1, 37 kg K 2 O ha -1, (N3): 23 Kg N ha -1 N, 37 Kg K 2 O ha -1, (N4): 23 Kg N ha -1 N, 33 Kg P 2 O 5 ha -1,(N5): 23 Kg N ha -1 N, 33 Kg P 2 O 5 ha -1, 35 Kg K 2 O ha -1. The variables observed were height of plant, sum of leaf, dry weight of plant, small pimple root of plant, wide of leaf, and LAI (Leaf Area Index), sum of pea, weight of pea, weight of 100 peas, dry seed per ha, sum of harvest plant, and weight of pea. The result showed that N P K treatment given to the residual of organic substance of chicken feces or hull of rice did not give a significant effect. Data indicated that N P K fertilizer increase the growth and yield of mungbean. The complete N P K fertilizer dosage (N5) given to residual of organic substance of chicken manure of 10 t/ha could increase the yield of ha -1 dry seeds. Key words: N P K, organik substance, mungbean Pendahuluan Usaha peningkatan hasil pangan tidak hanya terbatas pada tanaman padi saja, yang merupakan tanaman bahan pangan pokok, melainkan juga tanaman palawija seperti kacang hijau. Namun hasil panen kacang hijau sekarang ini masih tergolong rendah karena hasilnya hanya berkisar 0,9 t/ha yang jauh lebih rendah dari potensi hasilnya yang mencapai 1,6-2 t/ha (Tim Prima Tani, 2006). Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian petani dan masyarakat terhadap tanaman ini yang membawa akibat kurang optimal dalam praktek budidaya tanaman (Balitkabi, 2005). Rendahnya produktivitas tanaman kacang hijau di Indonesia salah satu penyebabnya adalah masalah kesuburan tanah. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap tanaman, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman. Setiap jenis tanaman menghendaki jenis dan jumlah unsur hara yang berbeda. Macam dan jumlah unsur hara yang tersedia didalam tanah pada dasarnya harus berada dalam keadaan cukup dan seimbang agar tingkat produksi yang diharapkan dapat tercapai (Anonymous, 1996). Oleh karena itu salah satu cara untuk menjaga keseimbangan dan ketersediaan unsur hara maka diperlukan penambahan unsur hara

44 melalui pemupukan. Pemupukan anorganik sering mendapat perhatian yang utama, sedangkan penggunaan pupuk kandang atau limbah tanaman sebagai pupuk organik hanya sebatas sebagai pupuk campuran yaitu kombinasi pupuk anorganik dan organik (Tabor et al, 1986). Bahan organik tanah merupakan salah satu indikator kesuburan tanah karena memiliki fungsi untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah dan diharapkan dapat menghemat penggunaan pupuk anorganik dan sekaligus memperbaiki produktivitas lahan (Handayanto dan Hairiah, 2007). Pupuk organik merupakan pupuk yang lambat tersedia, lambat bereaksi dan menyediakan unsur hara secara berangsurangsur sehingga pengaruhnya tahan lama dan secara teratur lambat laun akan membentuk cadangan unsur hara dalam tanah dan akan mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Masalah kekurangan bahan organik pada tanah menyebabkan kesuburan tanah menurun sehingga mengakibatkan penggunaan pupuk anorganik semakin meningkat (Sarief, 1986). Di lain pihak pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dan dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah. Dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah diharapkan efisiensi dalam penggunaan pupuk anorganik seperti N, P dan K dapat tercapai. Pupuk N, P dan K sangat penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman, hal ini dilihat dari fungsi masing-masing unsur tersebut (Suprapto, 1975). Unsur nitrogen dan pospor berguna bagi pertumbuhan vegetatif, unsur kalium bagi tanaman mempunyai manfaat yang cukup penting karena kalium terlibat langsung dalam beberapa proses fisiologi tanaman. Berdasarkan hasil penelitian pemupukan yang telah dilakukan, ternyata masih sulit untuk mencari kombinasi pemupukan yang tepat, hal ini disebabkan bahwa tanaman kacang hijau yang ditanam setelah padi sawah, responnya sangat kecil terhadap pemupukan. Menurut Rinsema (1983) bahwa kurang tanggapnya tanaman kacang hijau terhadap pemupukan N, disebabkan oleh bakteri Rizobium yang dapat mengikat N dari udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pupuk N, P dan K yang diberikan pada tanah bekas bahan organik yang berasal dari sekam padi dan dari kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau di lahan petani Desa Tegal Gondo Kecamatan Karang Ploso. Penelitian ini merupakan rangkaian dari penelitian sebelumnya dimana pada musim sebelumnya telah dilakukan aplikasi bahan organik yang berasal dari pupuk kandang ayam dan sekam padi. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat 400 m dpl. Bahan dan alat yang dipergunakan adalah benih kacang hijau Varietas Walet, pupuk; Urea, SP-36, KCL, Furadan, Matador, Decis dan Dethan M-45; timba plastik, alat tunggal, tampar/kenteng, bambu, cangkul. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan petak utama yaitu bekas pemberian bahan organik (B), terdiri dari B1: sekam padi 10 t/ha dan B2: kotoran ayam 10 t/ha. Sebagai anak petak adalah: Dosis pupuk N P K (N) yang terdiri dari (N1): tanpa pupuk, (N2): 33 kg P 2 O 5 ha -1 ; 37 kg K 2 O ha -1 ; (N3): 23 Kg N ha -1 N; 37 Kg K 2 O ha -1, (N4): 23 Kg N ha -1 N, 33 Kg P 2 O 5 ha -1,(N5): 23 Kg N ha -1 N, 33 Kg P 2 O 5 ha -1, 37 Kg K 2 O ha -1. Jarak antara tanaman 40 x 15. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan dan komponen

45 hasil tanaman. Pengamatan komponen pertumbuhan tanaman dilakukan dengan cara merusak (destruktif) dan tanpa merusak (non destruktif), sedangkan pengamatan komponen hasil dengan memanen polong yang sudah masak penuh dengan ditandai polong berwarna hitam. Pengamatan destruktif dilakukan untuk pengamatan: bobot kering tanaman, bobot bintil akar dan non destruktif dilakukan pada variabel: tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, berat bintil akar, luas daun, LAI (Leaf Area Index). Sedangkan pengamatan komponen hasil dan hasil tanaman: jumlah polong, bobot biji, bobot 100 biji, hasil biji kering/ha, jumlah tanaman panen dan berat polong. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (uji F) pada taraf 5%, dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil dan Pembahasan Tinggi tanaman Dari tinggi tanaman pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa tanaman kacang hijau yang ditanam pada lahan bekas pemberian bahan organik baik berasal dari kotoran ayam maupun dari sekam padi tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena tanaman kacang hijau dapat mengikat N dari udara melalui bakteri Rizhobium. Dengan demikian pemberian bahan organik lebih ditunjukkan pada sifat fisik tanah yang memungkinkan dapat meningkatkan serapan unsur hara dari pupuk N P K yang diaplikasikan. Pengaruh pupuk N P K pada lahan bekas pemberian bahan organik terhadap tinggi tanaman pada umur 30 hari, 40 hari, dan 50 hari menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel 1). Perbedaan ini disebabkan karena tanaman kacang hijau pada saat itu memerlukan nutrisi yang cepat tersedia yang diperoleh dari pupuk anorganik untuk pertumbuhan. Dosis pupuk dengan takaran 23 kg N + 33 kg P 2 O 5 ha -1 (N4) merupakan dosis yang memberikan tinggi tanaman tertinggi pada umur 40 hari. Hal ini juga terlihat bahwa pada awal pertumbuhan tanaman kacang hijau memerlukan unsur nitrogen dan pospor yang cukup yang tersedia dari pelakuan (N4). Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Lingga dan Marsono, 2007 bahwa peranan dari unsur nitrogen dan pospor adalah merangsang pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman. Tabel 1. Tinggi Tanaman akibat pengaruh pupuk N P K di lahan bekas pemberian bahan organik pada berbagai umur pengamatan Tinggi tanaman (cm) 30 hari 40 hari 50 hari panen 29,37 31,16 55,18 57,42 55,48 59,76 62,37 64,60 BNT 5% tn tn tn tn N 4 = 23 kg N +33kg P 2O 5 29,53 a 28,86 a 30,13 a 33,45 b 32,16 b 49,87 a 56,21 b 54,75 ab 63,03 c 58,13 b 54,11 a 57,85 a 55,00 a 63,03 b 58,13 a 63,60 63,16 63,08 64,50 63,08 BNT 5% 1,92 6,8 5,0 tn Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

46 Jumlah daun Pengaruh bekas pemberian bahan organik tidak berbeda nyata terhadap pengamatan jumlah daun pada berbagai umur pengamatan. Sedangkan pengaruh dosis pupuk N, P dan K terhadap jumlah daun tampak nyata pada umur 30 hari dan 40 hari. Pada Tabel 2 terlihat peningkatan jumlah daun pada dosis pupuk lengkap (P 2 O 5 ) merupakan hasil yang terbaik dibanding dengan perlakuan lainnya, hal ini karena pertumbuhan tanaman kacang hijau mengalami pertumbuhan cepat pada umur 30 hari dan umur 40 hari dimana pada saat itu tanaman memerlukan suplai nutrisi yang banyak dan cepat tersedia bagi tanaman dalam hal ini dapat diperoleh dengan pemupukan N, P dan K yang diberikan. Secara umum pertumbuhan jumlah daun dipengaruhi oleh perlakuan pemupukan N, P dan K pada saat fase pertumbuhan vegetatif dimana pada fase tersebut banyak diperlukan nutrisi untuk pertumbuhan. Unsur P yang berasal dari bahan organik yang sebagian besar tidak dapat larut dalam tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Anonymous, 2004). Aktivitas bakteri yang mampu membongkar phytin dengan menggunakan suatu enzim phytas yang menyebabkan pospor organik dilepaskan dalam bentuk phospat. Adanya phospat pada tanah akibat aktifitas mikroorganisme pelarut phospat ini, maka phospat menjadi tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Lebih lanjut Musnawar (2006), menjelaskan bahwa pupuk organik padat atau cair yang mengandung unsur hara mikro cukup tinggi akan memacu proses metabolisme dalam tubuh tanaman, sehingga penyerapan unsur hara lain terutama unsur hara makro menjadi lebih baik. Tabel 2. Jumlah daun tanaman akibat pengaruh pupuk N, P dan K di lahan bekas pemberian bahan organik pada berbagai umur pengamatan Jumlah daun (cm) 30 hari 40 hari 50 hari 6,37 7,38 7,44 6,86 7,72 7,72 BNT 5% tn tn tn 6,43 a 6,43 a 6,36 a 6,50 a 6,83 b 6,90 a 6,90 a 7,36 a 8,06 b 7,25 b 7,30 7,30 7,43 7,60 7,70 BNT 5% 0,38 0,81 tn Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Bobot brangkasan kering dan bobot bintil akar kering Hasil analisis ragam terhadap variabel berat brangkas kering pada umur 42 hari dan berat bintil akar kering menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antar tanah bekas pemupukan bahan organik dengan dosis pupuk N, P dan K. Pada tanah bekas pemberian bahan organik baik dari sekam padi maupun dari kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap berat

47 brangkasan kering pada umur 42 hari, hal ini terjadi juga pada perlakuan dosis pupuk N, P dan K (Tabel 3). Tidak adanya perbedaan ini disebabkan karena pada umur tersebut tanaman sudah memasuki fase generatif dimana pada fase tersebut pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cenderung berhenti. Tabel 3. Berat brangkasan kering dan berat bintil akar kering akibat pengaruh pupuk N, P dan K di lahan bekas pemberian bahan organik pada umur 42 hst Berat brangkasan kering Berat bintil akar kering 7,85 0,29 8,04 0,26 BNT 5% tn tn 7,73 7,61 7,88 7,76 8,75 0,33 b 0,32 b 0,23 a 0,21 a 0,26 a BNT 5% tn tn Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Luas daun dan index luas daun Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel luas daun dan indeks luas daun menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara tanah bekas pemberian bahan organik dengan dosis pupuk N, P dan K, namun secara terpisah pemberian pupuk N, P dan K berpengaruh nyata. (Tabel 4). Tabel 4. Luas daun dan index luas daun pertanaman akibat pengaruh pupuk N, P dan K di lahan bekas pemberian bahan organik pada umur 42 hst Luas daun (cm) Index luas daun 857,78 2,87 960,69 3,22 BNT 5% tn tn 699,18 a 770,13 a 898,70 b 1006,68 c 1171,60 c 2,36 a 2,58 a 2,98 b 3,40 c 3,90 d BNT 5% 109,5 0,27 Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

48 Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dosis pupuk N, P dan K dengan takaran lengkap mempunyai luas daun yang lebar dibanding dengan yang lainnya. Hal ini karena serapan nutrisi tanaman kacang hijau terhadap pupuk anorganik yang diaplikasikan sangat respon sehingga pembentukan daun menjadi sempurna. Dan dosis pupuk N, P dan K juga mempunyai pengaruh yang sangat nyata pada index luas daun tanaman kacang hijau, hal ini merupakan akibat dari luas daun dimana pupuk N, P dan K merupakan unsur hara makro yang banyak dibutuhkan tanaman, dengan adanya peningkatan produktivitas lahan sebagai akibat dari pemberian pupuk organik, maka respon tanaman terhadap pemupukan N, P dan K menjadi sangat tinggi. Index luas daun tertinggi diperoleh dosis N, P dan K lengkap (N 5 ) sedangkan terendah tanpa pemupukan (N 1 ). Sedangkan pada lahan bekas pemberian bahan organik memberikan luas daun dan index luas daun yang sama secara statistik, walaupun demikian pemberian kotoran ayam memberikan luas daun dan index luas daun tertinggi, walaupun secara stastistik tidak berbeda nyata. Hal ini karena kotoran ayam cepat dikomposisi oleh mikroorganisme dan sedikit yang menjadi residu namun pada sekam padi lambat terdekomposisi sehingga pengaruhnya lambat terhadap luas daun dan juga indeks luas daun. Sedangkan pemupukan N, P dan K berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap pertumbuhan luas daun dan index luas daun pada umur 42 hari. Jumlah polong dan bobot polong kering Hasil analisis ragam terhadap jumlah polong isi per tanaman menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan dosis pupuk N, P dan K dengan tanah bekas pemberian pupuk organik. Dosis pupuk N, P dan K yang diberikan pada tanah bekas pemupukan bahan organik baik dari sekam padi maupun dari kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap jumlah polong dan bobot kering, (Tabel 5). Hal ini disebabkan karena untuk pembentukan polong tanaman kacang hijau sudah tercukupi dari fiksasi N dari udara dan dari sisa bahan organik terbukti dari hasil analisis tanah. Tabel 5. Jumlah polong dan berat polong kering per tanaman akibat pengaruh pupuk N, P dan K dilahan bekas pemberian bahan organik Jumlah polong Bobot polong kering (kw ha -1 ) 14,41 14,54 BNT 5% tn tn 14,13 14,20 14,17 14,31 15,20 13,22 13,44 10,84 a 12,57 b 13,57 c 14,25 d 15,99 e BNT 5% tn 0,83 Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

49 Tabel 6. Bobot biji, bobot polong per tanaman dan bobot 100 biji akibat pengaruh pupuk N, P dan K pada lahan bekas bahan organik Bobot biji Bobot polong Bobot 100 biji 7,71 34,50 6,10 8,36 35,35 6,27 BNT 5% tn tn tn 6,55 a 7,38 a 7,80 b 8,91 c 9,53 c 30,63 a 33,70 a 35,20 b 36,98 b 38,08 b 6,18 6,05 6,11 6,35 6,25 BNT 5% 0,93 4,32 tn Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berat biji Hasil sidik ragam berat biji per tanaman menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antara tanah bekas pemberian bahan organik dengan perlakuan dosis pupuk N, P dan K. Terbentuknya biji per tanah pada tanah bekas pemberian bahan organik tidak berbeda antara bekas pemberian sekam padi maupun bekas kotoran ayam. Tetapi banyak dipengaruhi oleh pupuk N, P dan K yang diaplikasikan pada tanaman kacang hijau hal ini dapat dilihat dari ratarata berat biji per tanah Tabel 5 bahwa perlakuan dosis N, P dan K lengkap (N5) mempunyai berat biji tertinggi dibanding dengan lainnya. Sedangkan berat biji per tanaman terendah pada perlakuan kontrol (N1). Dengan demikian terbentuknya biji per tanaman banyak dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi didalam tanah melalui pemupukan N, P dan K. Bobot polong Bobot polong per tanaman dari hasil analisis sidik menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antara tanah bekas pemberian bahan organik dengan pemupukan dosis pupuk NPK. Tanaman kacang hijau yang ditanam pada tanah bekas pemberian bahan organik baik sekam padi maupun kotoran ayam tidak ada pengaruhnya terhadap berat polong per tanaman. Sedangkan pupuk N.P.K yang diaplikasikan mempunyai pengaruh nyata terhadap bobot polong per tanaman. Rata- rata bobot polong per tanaman pada tabel 6 terlihat bahwa dosis pupuk NPK lengkap (N5) mempunyai berat tertinggi namun tidak berbeda dengan perlakuan N3 dan N4. Tanah bekas pemberian kotoran ayam masih mempunyai rata-rata tertinggi dibandingkan dengan sekam padi walaupun secara statistik tidak nyata. Tingginya bobot polong pertanaman pada pemupukan lengkap ini menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau masih respon terhadap pupuk anorganik yang diberikan. Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata perlakuan kontrol (N1) yang mempunyai berat polong relatif lebih rendah. Bobot 100 biji Walaupun tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan dan masing masing perlakuan juga tidak berbeda nayata namun terlihat dari data menunjukkan bekas bahan organik dari kotoran ayam

50 mempunyai bobot 100 biji yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan pemberian sekam. Sedangkan perlakuan dosis pupuk N, P dan K, takaran dosis lengkap mempunyai berat lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya namun berdasarkan uji statistik tidak menunjukkan perbedaan dengan niali masing-masing 6,18 g dn 6,25 g (Tabel 6). Tidak berbedanya berat 100 biji ini disebabkan karena proses pembentukan biji secara umum sudah dipenuhi dari nutrisi sebelum pemupukan yang relatif sama dan ditambah dengan fikasi N dari bintil tanaman kacang hijau. Kesimpulan 1. Tidak terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan N,P, K dan tanah bekas pemberian bahan organik terhadap semua parameter 2. Dosis pupuk NPK lengkap 23 Kg N ha -1 N, 33 Kg P 2 O 5 ha -1, 35 Kg K 2 O ha -1 (N5) yang diberikan pada tanah bekas pemberian kotoran ayam 10 t/ha dapat meningkatkan hasil biji kering sekitar 9,53 g/tanaman Daftar Pustaka Anonymous. 1996. Survei Pertanian, Produksi Tanaman Palawija di Indonesia. BPS. Jakarta. 226 hal Anonymous. 2004. Bercocok Tanam Palawija. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I Jawa Timur. Surabaya. 65 hal. Balitkabi. 2005. Teknologi produksi kacangkacangan dan umbi-umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. 36 hlm. Handayanto, E. Dan Hairiah, K. 2007. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Yogyakarta. Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Musnawar, L. E. 2006. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Rinsema, W. J. 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Diterjemahkan Oleh Soleh N.M. Bratara Karya Aksara, Jakarta. 235 hal. Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 182 hal. Suprapto, H. S. 1975. Pemupukan pada Kacang Hijau. Laporan Kemajuan Seri Agronomi Kacang-kacangan. LPPP. Bogor. 2 : 59-64. Tabor, S. R., K. Altemeir, Nuryanto, Wardoyo and B. Adinugroho. 1986. Trends in Agricutural Supply and Demand to the year 2000. Directorate of foot Crop Economics. Dept. of Agriculture. Tim Prima Tani. 2006. Inovasi Teknologi Unggulan Tanaman Pangan Berbasis Agroekosistem Mendukung Prima Tani. Puslitbangtan. Bogor. 40 hlm.