ANALISA SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI SEKITAR LAGUNA SEGARA ANAKAN KABUPATEN CILACAP - PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

Arahan Pengendalian Konversi Hutan Mangrove Menjadi Lahan Budidaya di Kawasan Segara Anakan

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN. Oleh : Dede Sugandi *), Jupri**)

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

POLA SPASIAL SEBARAN MATERIAL DASAR PERAIRAN DI TELUK BUNGUS, KOTA PADANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Beberapa Desa Pesisir Kabupaten Rembang: Tinjauan Berdasarkan Tahap Perencanaan

Muhammad Rahmanda Yunito Langgeng Wahyu Santosa

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

Bab III Pelaksanaan Penelitian

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut

MODUL PELATIHAN PPIKP

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

Gambar 1.1 Hubungan Permasalahan Banjir dan Sedimentasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BANTEN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT MULTITEMPORAL

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan

Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Potensi Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang *)

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

Kajian Penggunaan Lahan Pada Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.65/MEN/2009 TENTANG

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hasil Perkebunan dan Pertanian

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK ESTIMASI KERUGIAN AKIBAT BANJIR ROB DI KABUPATEN PEKALONGAN

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM

ANALISIS KONVERSI HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENENTUAN LUAS, POTENSI DAN KESESUAIAN LAHAN TAMBAK DI SULAWESI SELATAN MELALUI PEMANFAATAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) 1.1. UMUM

PERUBAHAN POLA PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS SPASIAL DI DAS TALLO, SULAWESI SELATAN, INDONESIA

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai. Muhammad Rijal a, Gun Faisal b

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

Transkripsi:

Analisa Spasial Perubahan di Sekitar Laguna Segara Anakan. (Irwansyah, E.) ANALISA SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI SEKITAR LAGUNA SEGARA ANAKAN KABUPATEN CILACAP - PROVINSI JAWA TENGAH (Spatial Analysis of Landuse Changes in Segara Anakan Lagoon, Cilacap, Central Java) Oleh/By : Edy Irwansyah Departemen Ilmu Komputer, Facultas Studi Komputer, Universitas BINUS -Jakarta Jl. K.H. Syahdan.9 Palmerah, Jakarta 80 Email : edirwan@binus.ac.id Diterima (received): Februari 00; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): April 00 ABSTRAK penggunaan tanah mangrove di Laguna Segara Anakan mengalami fluktuasi signifikan yang diakibatkan oleh tingginya frekuensi penebangan mangrove disamping tumbuhnya mangrove pioner pada dataran pasang surut yang makin bertambah luasannya. Analisis data berbasis sistem informasi geografis (SIG) telah memperlihatkan bahwa selama periode 90 999 telah terjadi konversi hutan mangrove menjadi penggunaan tanah lain seluas. ha. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya pertambahan dataran pasang surut seluas.9 ha. Kata Kunci : Perubahan, Laguna,, Sistem Informasi Geografis ABSTRACT Width of mangrove in Segara Anakan Lagoon significantly due to high frequency mangrove cut off in one side and new mangrove pioneer in other side. Data analysis based on geographical information system (GIS) have showed that during period 90 999. was converted to other landuse for the area of. ha. This results in tidal flat accretion of.9 ha. Keyword : Landuse change, Lagoon,, Geographic Information System PENDAHULUAN Segara Anakan atau dalam bahasa Indonesia berarti anak laut merupakan laguna terbesar di Pulau Jawa (Ongkosongo, dkk, 98) dengan ketebalan mangrove ke arah utara mencapai beberapa kilometer (Hardjosuwarno, 98). Bagian selatan laguna terhalang dari pengaruh Samudera Indonesia oleh adanya Pulau Nusakambangan yang membentang relatif dari barat ke timur seluas 0.000 hektar (Whitten, dkk, 999). Secara ekologi Segara Anakan terdiri dari hutan bakau dan rawa pasang surut yang kompleks, dataran lumpur pasang surut dan laguna yang dangkal (Whitten, dkk, 999). Sejak tahun 98 luas mangrove di Segara Anakan mengalami fluktuasi signifikan akibat tingginya frekuensi penebangan (Olive, CA, 998), serta terbentuknya mangrove pioner pada unit mor-

Globë Volume. Juni 00: - fologi dataran pasang surut (Irwansyah, 00). Sejak tahun 98 hingga tahun 98 diperkirakan 0.000 hektar mangrove telah berkurang (Olive, 998), dari angka.98 ha pada tahun 9 (Ongkosongo, dkk, 98) karena penebangan, meskipun dijumpai tumbuhnya mangrove pionir seluas.99 ha (Olive, 998). Data empiris menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan di Segara Anakan dan sekitarnya. Disebutkan bahwa total perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi bentuk penggunaan tanah yang lain dari tahun 98 hingga 99 adalah.0 ha (Olive, 998). Pada periode 98-98, 0.000 ha hutan mangrove telah berubah menjadi sawah. Pada periode 98-998, di daerah studi telah terjadi pengurangan luas mangrove sebesar, % seiring bertambah luasnya penggunaan tanah sawah, % (Frederik, 000). Mencermati fenomena di atas, studi yang dilakukan lebih difokuskan pada analisa spasial perubahan penggunaan tanah yang terjadi di sekitar laguna pada periode 90 999. METODE Secara geografis daerah studi membentang pada 0 ',9" - 0 ',9" Lintang Selatan (LS) dan 08 0 ' 8,"- 08 0 '," Bujur Timur (BT) mencakup area seluas 0.0 ha. Secara administratif, Laguna Segara Anakan dan sekitarnya terletak dalam tiga desa utama yaitu Desa Ujung Alang, Desa Panikel dan Desa Ujung Gagak. Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Ketiga desa tersebut dikenal oleh penduduk lokal dengan sebutan "Kampung Laut. Bagian barat laguna, berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Peta yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Peta topografi tahun 90, skala : 0.000 produksi Dinas Topografi Angkatan Darat, lembar peta /XL I- D, Kalipucang, /XL II-B, Pangandaran, /XL I-C, Kawoenganten dan lembar /XL II-A, esakambangan b) Peta penggunaan tanah tahun 90 skala : 0.000 Produksi Direktorat Landuse (Sekarang Badan Pertanahan Nasional (BPN)), lembar BW, Kaliputjang, BX, Pangandaran, BW, Kawunganten dan lembar BX, Nusakambangan c) Peta garis pantai tahun 90 skala : 0.000 d) Peta Rupa Bumi Digital (RBI Digital) tahun 999 dengan skala :.000 yang diproduksi oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), lembar 08-, Kalipucang, 08-, Pengolahan, 08-, Gandungmangu dan lembar 08-, Kawunganten Peta-peta yang digunakan dalam penelitian ini memiliki sistem proyeksi yang berbeda-beda. Peta topografi tahun 90 Dinas Topografi Angkatan Darat dan peta penggunaan tanah tahun 90 Badan Pertanahan Nasional (BPN), menggunakan sistem proyeksi Lambert Conical Orthomophic (LCO) dengan spherioda Bessel. Sedangkan Peta Rupa Bumi Digital (RBI Digital) tahun 999 Bakosurtanal menggunakan sistem proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM) dengan Ellipsoid World Geodetic System Tahun 98 (WGS 8). Peta-peta dengan sistem proyeksi non WGS 8 seluruhnya dikonversi ke sistem proyeksi WGS 8 bersamaan dengan proses konversi peta analog ke digital menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) Seluruh data dan peta disusun dalam format geodatabase dimana dalam sistem ini, analisa spasial perubahan penggunaan tanah dilakukan menggunakan metode overlay dengan operasi union. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahun 90 tanah di sekitar Laguna Segara Anakan tahun 90 terdiri dari jenis yaitu hutan, mangrove, pertanian

Analisa Spasial Perubahan di Sekitar Laguna Segara Anakan. (Irwansyah, E.) lahan basah (sawah), pertanian lahan kering (tegalan), permukiman dan perairan. merupakan jenis penggunaan tanah terluas di daerah studi dengan luas.9 ha yang menyebar di utara, barat dan mencapai puluhan kilometer di sisi timur laguna hingga dekat Kota Cilacap. Di Pulau Nusakambangan, mangrove berada di bagian utara terutama dekat Dusun Klaces hingga Dusun Motean di timur. Di barat Nusakambangan, mangrove menyebar secara setempat-setempat. Adapun luas masing-masing penggu-naan tanah tahun 90 tersaji pada Tabel. Tahun 90 tanah tahun 90 terdiri dari jenis yaitu hutan, mangrove, pertanian lahan basah (sawah), pertanian lahan kering (tegalan), permukiman, perkebunan dan perairan. luasnya mencapai 0.9 ha sekaligus merupakan penggunaan tanah yang terluas tahun 90. dari masing-masing penggunaan tanah tahun 90 dapat dilihat pada Tabel. Tahun 999 tanah tahun 999 terdiri dari 0 jenis yaitu hutan, mangrove, pertanian lahan basah (sawah), pertanian lahan kering (tegalan, kebun, perkebunan, ladang), permukiman, belukar dan perairan. pada tahun 999 semakin luas di timur, utara dan barat serta mulai terlihat di bagian Utara Pulau Nusakambangan di antara penggunaan tanah mangrove dan penggunaan tanah hutan dengan luas.8 ha. dari masingmasing penggunaan tanah pada tahun 999 dapat dilihat pada Tabel. Perubahan Tahun 90 90 Pada Tabel, terlihat bahwa perubahan penggunaan tanah terbesar tahun 90 90 adalah perubahan mangrove menjadi sawah seluas.8 ha, yang diikuti oleh perubahan mangrove menjadi hutan seluas.90 ha dan perubahan perairan menjadi mangrove seluas.9 ha. Perubahan mangrove menjadi sawah sebarannya secara spasial dapat dilihat di bagian timur, utara dan barat laguna. Perubahan perairan menjadi mangrove tersebar di sisi timur dan utara laguna. Pada periode ini mangrove juga mengalami perubahan menjadi permukiman seluas 8 ha yang tersebar di timur dan timur laut. Perubahan hutan menjadi perkebunan berlokasi di pulau Nusakambangan seluas 8 ha, sedangkan perubahan perairan menjadi hutan seluas ha. Perubahan sawah menjadi permukiman terjadi pada periode ini seluas ha sedangkan perubahan sebaliknya terjadi seluas ha disertai dengan perubahan mangrove menjadi kebun seluas hektar dan perubahan tegalan menjadi sawah (lihat Peta ). Tabel. dan an Tahun 90 Tegalan (ha)..9.0 00. TOTAL 0.0 Tabel. Dan an Tahun 90 (ha).88 8.0.00 0.9 98 Perkebunan. TOTAL 0.0

Globë Volume. Juni 00: - Tabel. dan an Tahun 999 8 9 0 Tegalan Ladang Belukar Lain Lain (ha).9.8.8 9.80. 0.9 8 TOTAL 0.0 Tabel. Perubahan Tahun 90 90 8 9 0 Tahun 90 Tegalan Tahun 90 Perkebunan Perubahan (ha).8.90.9 8 8 TOTAL. Perubahan Tahun 90-999 Perubahan penggunaan tanah terluas pada tahun 90 999 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel, adalah perubahan mangrove menjadi sawah seluas.80 ha yang tersebar di utara, timur laut, timur, barat dan barat laut serta tenggara yang disertai oleh perubahan perairan menjadi mangrove seluas.98 ha, tersebar di sisi utara dan timur laut. Perubahan perairan menjadi sawah juga terjadi pada periode ini seluas.098 hektar. Perubahan sawah menjadi permukiman dan sebaliknya dimana permukiman terkonversi menjadi sawah luasannya signifikan masing-masing dengan perubahan seluas 899 ha dan 9 ha. Perubahan hutan menjadi permukiman serta perubahan hutan menjadi mangrove juga mempunyai nilai perubahan cukup besar yaitu masing masing 8 ha dan 80 ha (lihat Peta ). Tabel. Perubahan Tahun 90 999 8 9 0 Tahun 90 Tahun 90 Perubahan (ha).80.98.0.09 899 9 9 TOTAL 0. Perubahan di Dataran Pasang Surut Pada tahun 90 dataran pasang surut menempati sebagian besar sisi laguna yang jika dihitung dari garis pantai tahun tersebut jaraknya ke timur, barat dan utara laguna dapat mencapai beberapa kilometer. tanah yang menempati dataran pasang surut ini sebagian besar adalah mangrove yang luasnya.9 ha dengan permukiman yang menyebar setempat-setempat. Pada periode tahun 90-90, dataran pasang surut mengalami pertambahan luas signifikan di utara dan timur dengan pertambahan luasan 8 ha, seluruhnya ditempati oleh mangrove. Sejak tahun 90, seiring dengan tingginya sedimen yang masuk dan mengendap di laguna, dataran pasang surut juga mengalami pengurangan luas di utara yang diikuti oleh perubahan mangrove yang digantikan oleh sawah dominan dan permukiman. Sisi timur laguna yang juga sebagian besar berupa dataran pasang surut sebagaimana

Analisa Spasial Perubahan di Sekitar Laguna Segara Anakan. (Irwansyah, E.) di utara, pada tahun 90 juga mengalami pengurangan luas yang disertai dengan perubahan mangrove menjadi sawah. Dataran pasang surut yang ada di sisi barat pada periode tahun 90-90 relatif tidak banyak berubah (lihat Gambar dan Gambar ). Pada periode tahun 90-999 dataran pasang surut bertambah luasnya di utara dan timur laguna. Pertambahan mencapai.9 ha dengan perubahan terbesar merupakan perubahan perairan menjadi mangrove dan perubahan sawah. Pada periode yang sama, dataran pasang surut yang ada di utara, sisi laguna bagian timur dan sisi bagian barat yang sebelumnya sebagian besar di tempati mangrove berubah menjadi sawah. Selain mengalami pertambahan luas akibat terus berkurangnya luasan laguna, pada periode tahun 90-999, dataran pasang surut yang ada di timur laguna mengalami pengurangan luas yang diikuti oleh perubahan mangrove menjadi perairan seluas kurang lebih hektar (lihat Gambar dan Gambar ). KESIMPULAN Selama tahun 90 999 telah terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan di sekitar laguna Segara Anakan. Secara spasial diperlihatkan pola perubahan tertentu, dimana pengurangan luas perairan laguna yang disebabkan oleh sedimentasi akan diikuti oleh penambahan luas mangrove. Perkembangan selanjutnya adalah perubahan mangrove menjadi sawah. DAFTAR PUSTAKA Ongkosongo, O.S.R, Hamidjojo, P dan Helfinalis. 98. Keadaan Lingkungan Fisik Segara Anakan dan Sekitarnya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta. Hardjosuwarno, S. 98. Segara anakan Cilacap Suatu Tinjauan Keadaan sekarang dan Perkembangannya pada Masa Mendatang. Makalah Seminar II Ekosistem. Baturaden Whitten. T, Soeriaatmadja. R.E, Afiff dan S.A. 999. Ekologi Jawa dan Bali (Seri Ekologi Indonesia Jilid II). Prenhallindo. Jakarta. Olive, CA. 998. Land Use Change And Sustainable Development in Segara anakan, Java, Indonesia-Interaction Among Society. Environment and Development, Department of Geography Publication Series. University of Waterloo. Canada. Irwansyah, E. 00. Morphodynamic of Lagoon Segara Anakan Cilacap Central Jawa. Jurnal Geografi Volume 0 Januari 00/h.-0 Frederik. MCG. 000. Detection of Land Cover Change of Segara Anakan Lagoon, Indonesia. Paper dalam Remote Sensing and Geographic Information System Yearbook 000. Direktorat TISDA BPPT, Jakarta.

Globë Volume. Juni 00: - Gambar. Model Perubahan Arah Barat Timur Laguna Gambar. Model Perubahan Arah Selatan - Utara Laguna

Analisa Spasial Perubahan di Sekitar Laguna Segara Anakan. (Irwansyah, E.) Peta. Perubahan Periode Tahun 90-90 Peta. Perubahan Periode Tahun 90-999