STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN ABU AMPAS KOPI SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI PARSIAL SEMEN PADA PEMBUATAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

PERBANDINGAN RANCANGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN SNI DAN SNI 7656:2012 PADA MUTU BETON 20 MPa

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN PECAHAN BATU BATA KLINKER TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

Scanned by CamScanner

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

RESPON LIMBAH INDUSTRI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN KULIT KAYU PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB V HASIL PEMBAHASAN

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PENGARUH PENAMBAHAN ABU KULIT KOPI TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT


III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

ANALISA PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGTH CONCRETE) DENGAN SEMEN HOLCIM

ANALISIS PROPORSI BUBUR KERTAS DAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON KERTAS

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN ABU AMPAS KOPI SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI PARSIAL SEMEN PADA PEMBUATAN BETON Yulius Rief Alkhaly, Meutia Syahfitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh email: yr.alkhaly@gmail.com Abstrak Semen merupakan bahan pengikat agregat dalam pembuatan beton. Semen yang bereaksi dengan air, selain menghasilkan Calcium Silicate Hydrate (CSH) juga menghasilkan senyawa sampingan yaitu kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ). Senyawa Ca(OH) 2 memberi dampak buruk terhadap kualitas beton. Untuk mengatasinya,dalamadukanbetonditambahbahan posolan(pozzolanic material) yang mengandung silika (SiO 2 ) yang akan bereaksi dengan Ca(OH) 2 untuk menghasilkan CHS sekunder. Material posolanik organik dapat berupa limbah industri pangan (agro waste). Salah satu limbah agro waste yang belum termanfaatkan dengan baik adalah ampas kopi. Pada penelitian ini, abu ampas kopi digunakan sebagai material pengganti sebagian semen.ampas kopi yang digunakan dibakar dalam furnace pada suhu 700ºC dan kemudian diayak dengan saringan No. 200 (75 µm).material lain yang digunakan adalah kerikil berasal dari desa Krueng Sawang dan semen Andalas Tipe I. Benda uji berbentuk silinder dengan dimensi 150 mm x 300 mm dengan masing-masing variasi 5 buah benda uji.kuat tekan rencana beton normal 20 MPa dengan fas 0,484.Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat umur beton 56 hari. Hasil pengujian berdasarkan persentase abu ampas kopi 5%, 10%, 15%, dan 25% terhadap volume semen didapat kuat tekan berturut-turut 26,085 MPa, 20,162 MPa, 20,080 MPa, dan 15,358 MPa.Sedangkan kuat tekan beton normal tanpa substitusi abu ampas kopi didapat sebesar 25,406 MPa. Hasil ini menunjukkan bahwa penggantian parsial abuampas kopi sebesar 5% terhadap semen dapat meningkatkan kuat tekan sebasar 2,67% dari beton normal.selanjutnya, pada subsitusi 10% dan 15%, hasil kuat tekan masih memenuhi kuat tekan rencana (fc ). Kata kunci: Semen, Abu ampas kopi, Posolan, Kuat tekan beton 1 Pendahuluan Reaksi kimia semen dan air selain menghasilkan Kalcium SilikatHidrat (CSH), juga membentuk senyawa kimia lain yaitu Kalsium Hidroksida (Ca(OH) 2 ). Senyawa ini bersifat basa dan bereaksi hebat dengan berbagai asam sehingga dapat merugikan dan menurunkan kualitas atau mutu beton.agar efek tersebut dapat dikurangi, maka dalam adukan beton ditambah bahan yang bersifat posolan (pozzolanic material). Material posolan dapat berupa non organik maupun organik. Posolan non organik semisal abu terbang (fly ash), bottom ash, dan silica fume. Sedangkan posolan organik dapat berupa abu jerami padi, abu sekam padi, abu serbuk kayu, dan abu ampas tebu.keseluruhan bahan organik ini merupakan hasil dari limbah industri pangan (agro waste). 101

Limbah industri pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya, karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan juga sisa-sisa bahan kimia yang dipergunakan dalam proses pengolahan dan pembersihan.limbah yang semakin banyak dan menumpuk akan berbau dan menjadi sumber berkembangnya mikroba yang pada akhirnya juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, sehingga limbah industri pangan perlu penanganan yang baik. Salah satu limbah organik yang banyak di Aceh adalah ampas kopi.ampas kopi juga merupakan limbah industri pangan yang dihasilkan dari pengolahan biji kopi.dari 0,50 kg bubuk kopi yang siap digunakan menghasilkan ±0,34 kg Ampas kopi. Sebagaimana halnya limbah industri pangan yang lain, maka limbah ampas kopi mempunyai potensi dimanfaatkan sebagai material substitusi sebagian semen. Penelitian ini merupakan studi eksperimen penggunaan limbah ampas kopi yang dihaluskan hingga 75 µm. Abu ampas kopi dari limbah ini dipakai sebagai material substitusi semen dalam pembuatan beton normal. Besarnya proporsi abuampas kopi 5%, 10%, 15% dan 25% dari volume semen pada campuran beton dengan kuat tekan rencana (fc ) 20 MPa. Pengujian dalam penelitian ini hanya dilakukan terhadap kuat tekan pada umur 56 hari (2 x 28 hari). 2 Tinjauan Kepustakaan 2.1 Material Posolan Limbah Industri Pangan 2.1.1 Abu Sekam Padi Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran kulit padi. Kulit padi yang telah mengalami proses pembakaran akan berwarna keabu-abuan pada kondisi alami. Menurut Kartini K, 2011, abu sekam padi mengandung silika(sio 2 ) 90% - 95% setelah pembakaran 24 jam pada temperatur 600 o C- 800 o C. Komposisi kandungan abu sekam padi diperlihatkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Komposisi kandungan kimia abu sekam padi Komposisi kimia SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 MgO CaO Na 2 O K 2 O SO3 LOI % 96,70 1,01 0,05 0,19 0,49 0,26 0,91-4.81 Sumber: Kartini. K, 2011. Abu sekam padi dalam campuran beton dapat meningkatkan kemudahan kerja (workability), menurunkan retak thermal, susut plastis, meningkatkan kekuatan, impermaebilitas dan durabilitas beton (Mishra, S., and Deodhar, S. V., 2011).Kartini K, 2011, menyatakan bahwa abu sekam padi dapat disubstusikan sebesar 30%-40% dari berat semen. Selanjutnya, Van Tuan, et.al, 2011, menyatakan bahwa kuat tekan beton meningkat secara linier ketika partkilel abu sekam padi semakin halus. 102

2.1.2 Abu Cangkang Kelapa Sawit Sata, V., et. al, 2004, melaporkan bahwa abu canggkang kelapa sawit ukuran7,4 µm dapat menjadi material pengganti parsial semen pada campuran beton sebesar 20%-30%. Hasil kuat tekan yang diperoleh setara dengan campuran beton tanpa abu canggkang kelapa sawit, sedang durbilitasnya menunjukkan peningkatan.tabel 2 memperlihatkan komposisi kandungan kimia abu cangkang kelapa sawit. Tabel 2: Komposisi kandungan kimia abu canggkang kelapa sawit Komposisi kimia SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 MgO CaO Na 2 O K 2 O SO3 LOI % 65,3 2,6 2 3,1 6,4 0,3 5,7 0,5 10,1 Sumber: Sata, V., et.al., 2004. 2.2 Kuat tekan SNI 03-1974-1990 memberi definisi kuat tekan beton (f c ) sebagai besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. SNI 2847:2013 mensyaratkan bahwa fc ditentukan melalui pengujian silinder pada umur 28 hari. Besarnya kuat tekan dari benda uji silinder (Gambar 1) diperhitungkan sebagai berikut: f c = P/A (2.1) dalam hal ini: f c = Kuat tekan (MPa) P = Beban tekan (N) A = Luas penampang benda uji (mm 2 ) Gambar 1. Ilustrasi gaya pada pengujian kuat tekan 103

Penelitian Sata, V., et. al, 2004, memperlihatkan bahwa kuat tekan beton yang mengandung abu cangkang kelapa sawit sebesar 10% - 30% diuji umur 60 hari akan lebih tinggi dibandingkan pada umur 28 hari yaitu sebesar 21% - 24%.Rekasi kimia senyawa posolan terjadi seketika setelah reaksi semen dan air, reaksi posolan ini berlangsung lambat dibanding rekasi semen dan air. 3 Metodologi Penelitian 3.1 Penyiapan ampas kopi Ampas kopi hasil dari pengolahan minuman kopi dipisahkan dari material lain, kemudian dicuci sampai bersih lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah kering, ampas kopi dibakar pada oven dengan suhu stabil 200 C selama 4 jam untuk mendapatkan arang sekam dan kemudian dibakar kembali pada suhu 700 C pada furnace elektrik.selanjutnyaampas kopi dihaluskan dan diayakdengan saringan No.200sehingga menjadi abu (Gambar 2).Pada penelitian ini tidak dilakukan uji kandungan senyawa kimia dalam abu ampas kopi. Gambar 2.Abu Ampas Kopi Lolos Saringan No. 200 3.2 Material Jenissemen yang dipakai berupa semen portland tipe I produksi PT. Semen Andalas Indonesia dengan jaminan mutu sesuai SNI 15-2049-2004. Pasir dan kerikil yang digunakan berasal dari Krueng Mane.Air adukan beton berasal dari Laboratorium Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh. Data material hasil pengujian di laboratorium dan parameter lain yang digunakan dalam rancangan beton diperlihatkan sebagaimana Tabel 1 berikut: Tabel 1. Parameter rancangan campuran beton No. Parameter Data 1 Kuat tekan rencana, f c (MPa) 20 2 Tipe semen 3 Ukuran maksimum nominal agregat kasar (mm) Semen Portland, tipe I 20 104

4 Jenis agregat halus Pasir sungai 5 Jenis agregat kasar Kerikil sungai Semen 3,028 Ampas Kopi 1,527 6 Berat jenis Pasir (SSD) 2,531 Kerikil (SSD) 2,603 7 Pasir (padat) 1516 Berat volume (kg/m 3 Kerikil 1603 ) (padat) 8 Modulus halus butir Pasir 2,465 Kerikil 2,073 9 Kadar kelembaban Pasir 1,283 (%) Kerikil 1,297 10 Absorbsi (%) Pasir 4,131 Kerikil 1,850 11 Slump rencana (mm) 25-125 12 Bahan tambah kimia Tidak ada 3.3 Analisa Saringan Agregat Hasil analisa saringan terhadap agregat halus dan agregat kasar diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 2. Analisa saringan agregat Ukuran saringan % Loloskomulatif (mm) Pasir Kerikil 38,10-100.000 19,00-100.000 12,7-58.747 9,50 100,000 32.447 4,75 100,000 1.500 2,36 94,670 1,18 80,581-0,6 51,006-0,3 22,308-0,15 4,925 - Modulus halus butir 2,465 2,073 3.4 Benda Uji Beton 3.4.1 Komposisi Campuran Hasil rancangan komposisi campuran beton (mix design) mengacu pada SNI 03-2834-2000 (volume absolut) diperlihatkan pada Tabel 3 berikut: 105

No. Jenis Beton % Ampas Kopi Tabel 3:Proporsi campuran beton 1m 3 Benda Uji (bh) Proporsi per m 3 beton (kg) Air Semen Pasir Kerikil Ampas Kopi 1 BN 0% 5 221,13 403,00 698,10 1017,77 0,00 2 BAK5 5% 5 221,13 383,39 698,10 1017,77 10,65 3 BAK10 10% 5 221,13 362,26 698,10 1017,77 19,81 4 BAK15 15% 5 221,13 341,13 698,10 1017,77 30,45 5 BAK25 25% 5 221,13 301,90 698,10 1017,77 50,23 3.4.2 Penyiapan dan Perawatan Benda Uji Pengadukan dilakukan menggunakan molen laboratorium kapasitas kecil bertipe drum.benda uji dicor menggunakan cetakan silinder baja standar berukuran 150 mm x 300 mm sebanyak 5 benda uji untuk masing-masing jenis beton. Pemadatan dilakukan dengan batang penumbuk pada 3 lapisan, yang masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali. Setelah berumur 4 jam, permukaan benda uji diberi lapisan kaping pasta semen agar menjadi rata dan halus. Pada saat umur benda uji mencapai 24 jam, cetakan baja dilepas, kemudian dilakukan perawatan dengan cara perendaman dalam air pada suhu ruangan selama 56 hari. 3.4.3 Prosudur uji tekan Pengujian kuat tekan dilakukan dengan mesin uji tekan hidrololik berkapasitas 2000 kn merek Tatonas (Gambar 3) yang telah dikalibrasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) Indonesia. Pengujian ini dilakukan padaumur benda uji 56 hari.pengujian kuat tekan dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam SNI 03-1974-1990. Gambar 3. Mesin uji tekan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Perbandingan Tinggi Slump Campuran Pengukuran slump dilakukan menggunakan kerucut Abram.Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui kekentalan (konsistensi dan kohesi) dan kemudahan kerja (workability) dari adukan beton basah dengan yang ditunjukkan oleh nilai 106

slump.hasil pengukuran tinggi slump untuk masing-masing jenis beton adalah sebagai berikut: Tabel 4. Nilai slump adukan beton No. Jenis Beton Slump (mm) 1 BN 60 2 BAK5 62 3 BAK10 56 4 BAK15 60 5 BAK25 58 Dari Tabel 4 memperlihatkan bahwa nilai slump untuk kedua jenis beton basah memenuhi syarat slump rencana 25 mm-125 mm, dengan demikian kekentalan (konsistensi dan kohesi) dan kemudahan kerja (workability) cukup baik untuk semua campuran. 4.2 Perbandingan Berat Sampel dan Kuat Tekan Tabel 5 memperlihatkan hasil pengujian kuat tekan beton rata-rata untuk 5 benda uji silinder beton untuk masing-masing jenis beton. Jenis Beton BN BAK5 BAK10 BAK15 Tabel 5.Berat dan kuat tekan masing-masing sampel beton No Sample Berat Sample (kg) Kuat Tekan (MPa) 1 12524,3 23,938 2 12318,2 24,844 3 12540,2 27,233 4 12545,0 25,619 5 12463,8 25,398 1 12228,5 27,046 2 12422,2 25,149 3 12468,5 26,050 4 12372,1 25,942 5 12543,4 26,236 1 12240,4 20,807 2 12351,8 20,603 3 12457,2 21,005 4 12483,8 18,933 5 12264,3 19,465 1 12095,3 20,716 2 12118,5 19,074 3 11990,0 20,541 4 12087,2 19,601 5 11974,8 20,467 Kuat Rerata (MPa) Std Deviasi Koef Variasi 25,406 1,210 4,760 26,085 0,680 2,610 20,162 0,910 4,510 20,080 0,710 3,540 107

BAK25 1 12024,2 15,672 2 11825,7 14,998 3 11956,2 14,845 4 11720,0 15,745 5 11980,6 15,530 15,358 0,410 2,670 Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 56 hari (2 x 28 hari) hal ini dikarenakan proses hidrasi semen berlangsung hingga 28 hari dan senyawa Ca(OH) 2 yang dihasilkan mencapai optimum pada umur tersebut.selanjutnya karena reaksi posolanik antara material posolandengan Ca(OH) 2 berlangsung lambat untuk menghasilkan Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sekunder, maka diberikan waktu tambahan selama 28 hari lagi agar reaksi dapat berlangsung. Secara visual, tipikal hasil pengujian kuat tekan beton normal dan beton abu ampas kopi diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 4.Tampak Visual Beton Normal dan Beton Ampas Kopi Hasil pengujian yang ditampilkan padatabel 3 didapat kuat tekan beton normalyaitu25,406mpa.kemudianpada penggantian parsial semen sebesar5% dengan ampas kopi kuattekanmeningkat 2,67% dari beton normal menjadi 26,085 MPa, sedangkan pada penggantian parsial semen sebesar 10% kuat tekan menurun 20,64% dari beton normal menjadi 20,162 MPa, begitu juga pada penggantian parsial semen sebesar 15% kuat tekan menurun 20,96% dari beton normal menjadi 20,080 MPa.Terakhir, pada penggantian parsial semen sebesar 25% kuat tekan mengalami penurunan drastis sebesar 39,55% dari beton normal menjadi 15,358 MPa. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dengan umur 56 hari diatas,terlihat bahwa abu ampas kopiberukuran 75 µm dapat menjadi material penggati parsial semen sebesar5% danmampu meningkatkan kuat tekan beton. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi antara silika dalam abu ampas kopi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) telah terjadi dan mengahasilkan Kalsium Silikat 108

(CSH) sekunder. Adanya senyawa CSHsekunder tersebut, maka rongga-rongga yang ada pada beton akan terisi oleh CSHsekunderdan menjadi binder tambahan sehingga beton menjadi lebih padat. Sedangkanuntuk penggatian parsial semen 10%, 15% dan 25% kuat tekan mengalami penurunan dari beton normal, hal ini diduga sebagian abu ampas kopi tidak bereaksi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) sehingga hanya berfungsi sebagai filler. Kurangnya reaksi abu ampas kopi dengan Ca(OH) 2 sangat terkait dengan kehalusan abu ampas kopi itu sendiri sebagaimana abu sekam padi pada penelitian Van Tuan, et. al, 2011 dan abu cangkang kelapa sawit pada penelitian Sata, V., et. al, 2004. Pada penggatian parsial semen 10% dan 15% walau mengalami penurunan kuat tekan dari yang dicapai beton normal, kuat tekan yang didapat masih mampu mempertahankan kuat tekan rencana, fc sebesar 20 MPa. Secara keseluruhan, studi ini menunjukan bahwa abu ampas kopi dapat digunakan sebagai material alternatif pengganti parsial semen dalam campuran beton. 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keseluruhanjenis campuran beton memberikan nilai slump yang menunjukkan bahwa campuran beton memiliki kemudahan untuk: diaduk, dicor, dipadatkan, dan dilakukan penyelesaian akhir. 2. Studi ini menunjukkan bahwa abu ampas kopi 75 µm dapat menjadi material pengganti parsial semen hingga 15% dari volume semen, dan pada penggantian parsial 5% memberikan hasil terbaik. 5.2 Saran Beberapa saran sebagai bentuk rekomendasi yang dapat disampaikan terkait dengan studi ini adalah: 1. Perlu adanya penelitian mengenai variasi suhu pembakaran ampas kopi untuk memperoleh suhu pembakaran yang menghasilkan abu ampas kopi dengan kandungan silikat yang lebih reaktif. 2. Perlu dilakukan analisa kandungan senyawa dalam abu ampas kopi dan penelitian lanjutan yang menggunakan ukuran partikel abu ampas kopi yang lebih halus. Daftar Kepustakaan Anonim, 2000, SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta; Anonim, 2004, SNI 15-2049-2004: Semen portland, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta; Kartini, K. 2011, Rice Husk Ash - Pozzolanic Material for Sustainability, International Journal of Applied Science and Technology, Vol. 1, No. 6, pp.169-178; 109

Mishra, S., and Deodhar, S. V., 2011, Effect of Rice Husk Ash on Cement Mortar and Concrete,http://www.nbmcw.com/articles/concrete/18708- effect-of-rice-husk-ash-on-cement-mortar-and-concrete.html,diunduh 12 Januari 2013; Sata, V., et. al, 2004, Utilization of Palm Oil Fuel Ash in High-Strength Concrete, Journal of Materials in Civil Engineering, Vol. 16, pp. 623-628; Van Tuan, N., et al., 2011, The Study of Using Rice Husk Ash to Produce Ultra High Performance Concrete, Construction and Building Materials, Vol. 25 (2011) pp. 2030-2035. 110