BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

KIMIA ELEKTROLISIS

Metodologi Penelitian

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

Demonstrasi Sel Volta Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr)

Sulistyani, M.Si.

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 )

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

BAB II TINJAUAN UMUM

I. Tujuan. Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI ATAU SEL VOLTA)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Skala ph dan Penggunaan Indikator

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

PENGUJIAN DAN PEMANFAATAN PANAS BATU KAPUR SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST

MODUL SEL ELEKTROLISIS

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

Elektrokimia. Sel Volta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

PENGARUH WAKTU DAN LUAS PERMUKAAN TERHADAP KETEBALAN PRODUK PADA ELEKTROPLATING ACID ZINC

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

MENGUJI KEMURNIAN MADU MELALUI PENGUKURANVISKOSITAS ZAT CAIR

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ANALISIS KELISTRIKAN YANG DIHASILKAN LIMBAH BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIO-BATERAI

ELEKTROKIMIA DAN APLIKASINYA

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

BAWANG PUTIH, BAYAM DAN GARAM SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BATERAI

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH(Averrhoa bilimbi) SEBAGAI CAIRAN AKUMULATOR SECARA ALAMI DAN RAMAH LINGKUNGAN

logam-logam berat diantaranya adalah logam berat tembaga yang terdapat pada limbah

Lampu Markisa LAMPU MARKISA. Oleh : Alif Indah Nurgubitasari, Muhammad Miftahussurur, dan R. Pandji Cepi Lesmana 1)

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

LIMBAH DETERGEN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK SEDOTWCNAGATA.COM

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni SMA Negeri 1 Ujungbatu, dan SMA Negeri 2 Ujungbatu.

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN POTASIUM, MSG DAN POCARI SWEAT PADA ELEKTROLIT BELIMBING WULUH TERHADAP KUAT ARUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) AS ENERGY SOURCE IN GALVANI CELL Sri Suryaningsih 1,a 1 SMA Negeri 1 Manyar Jl. Kayu Raya PPI Manyar Gresik e-mail: a suryafisika61@gmail.com Abstrak Sel Galvani yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, terdapat tiga komponen, yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Elektrolit dapat berupa senyawa asam, garam, atau amfoter. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan salah satu buah yang mengandung asam format, sehingga berpotensi untuk menjadi larutan elektrolit. Tujuan penelitian ini antara lain: (1) untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai larutan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik, dan (2) untuk mengetahui perbandingan jumlah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dan energi listrik yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang menggunakan belimbing wuluh sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menginformasikan bahwa satu sistem sel Galvani dapat menghasilkan tegangan dan arus listrik sebesar 0.72 volt dan 0.29 ma. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit dalam sistem sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik. Kata kunci: Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi), elektrolit, sel Galvani Abstract A galvanic cell is a kind of cell that produces electric current. A galvanic cell consists of three components, which are an anode, cathode, and electrolyte. The electrolyte can be an acid compound, salt, or amfoter. Star fruit (Averrhoa bilimbi) is a kind of fruits which contains formic acid that can be used as electrolyte solution in the galvanic cell to produce electric current. The purposes of this research were (1) to understand how to use star fruit (Averrhoa bilimbi) as electrolyte solution in a galvanic cell to produce an electric current, and (2) to know the comparison between the amount of star fruit (Averrhoa bilimbi) and the electrical energy produced. The method used in this experiment was an experimental approach with star fruit as the experimental object. The result of this research showed that a galvanic cell system could produce 0.72 volts of electric voltage and 0.29 ma of electric current. After getting the result of research, it could be concluded that star fruit (Averrhoa bilimbi) could be used as electrolyte solution in a galvanic cell to produce electric current. 11

Keywords: Star fruit (Averrhoa bilimbi), electrolyte, galvanic cell Copyright @ 2016 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya I. PENDAHULUAN Belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi) atau lazim pula disebut belimbing wuluh. Belimbing wuluh berasal dari Kepulauan Maluku dan menyebar ke seluruh bagian Negara Indonesia [1]. Belimbing wuluh merupakan tumbuhan berjenis pepohonan yang hidup di ketinggian 5-500 meter di atas permukaan laut. Batangnya memiliki ketinggian mencapai ±15 meter dengan percabangan yang sedikit. Belimbing wuluh memiliki rasa masam, biji berbentuk gepeng, dan apabila sudah masak airnya banyak. Belimbing wuluh sering disebut juga belimbing sayur atau belimbing asam karena memiliki rasa yang cukup asam dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan atau ramuan jamu dan mengandung banyak zat tannin, saponin, glukosa sulfur, asam format, peroksida, flavonoid, serta triterpenoid. Larutan yang berupa senyawa asam seperti senyawa asam sulfat, asam oksalat, asam format, dan asam sitrat diketahui merupakan larutan elektrolit. Elektrolit digunakan dalam sistem sel Galvani untuk menghantarkan ion-ion dari anoda menuju katoda sehingga dapat menghasilkan listrik. Belimbing wuluh mengandung cairan asam format, sehingga berpotensi untuk menghasilkan listrik. Seperti yang diketahui, belimbing wuluh memiliki tingkat keasaman tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan, maka pada penelitian ini peneliti membuat sistem sel Galvani dengan menggunakan belimbing wuluh sebagai bahan alternatif larutan elektrolit untuk menghasilkan listrik. Tujuan penelitian ini antara lain (1) untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan belimbing wuluh sebagai larutan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik dan (2) untuk mengetahui perbandingan jumlah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dan energi listrik yang dihasilkan. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain (1) memberikan wawasan pengetahuan dan informasi tentang pemanfaatan belimbing wuluh sebagai larutan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan listrik, (2) memberikan inovasi sumber energi listrik alternatif, (3) memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang manfaat belimbing wuluh, dan (4) memberikan ilmu pengetahuan tentang pengolahan belimbing wuluh yang sudah ada sebelumnya. Menurut Wood [2], reaksi elektrokimia merupakan reaksi oksidasi dimana elektron lepas dan diterima oleh reaktan menuju bahan konduktor seperti logam elektroda. Agar lebih mudah, elektrokimia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama adalah reaksi kimia yang dihasilkan oleh arus listrik (elektrolisis), dan kedua adalah reaksi kimia yang menghasilkan arus listrik (proses yang terjadi pada baterai). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyebabkan persebaran ion. Salah satu metode yang umum adalah dengan menggunakan lempengan seng, lempengan tembaga, dan larutan elektrolit. Dalam Sri Suryaningsih 12

system ini, elektron dari atom seng akan terlepas, sementara ion Zn 2+ yang dihasilkan akan keluar dari lempengan seng dan menyebar di dalam larutan. Zn Zn +2 + 2e (1) Elektron yang diberikan oleh atom seng akan terkumpul pada permukaan lempengan tembaga. Kemudian elektron-elektron tersebut akan bereaksi dengan ion-ion dari atom-atom tembaga. Cu +2 + 2e Cu (2) Dalam sistem ini terjadi pergerakan ion-ion negatif menuju lempengan seng dan ion-ion positif menuju lempengan tembaga. Menurut [3], sel yang menghasilkan arus listrik disebut dengan sel Galvani. Dalam sel Galvani terdapat tiga komponen, yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik mengalir dari katoda menuju ke anoda. Contoh dari sel Galvani adalah baterai, aki, dan sel bahan bakar (fuel cell). Baterai adalah suatu sel listrik yaitu suatu alat yang dapat menghasilkan listrik dari reaksi kimia. Pada hakekatnya, suatu baterai terdiri dari dua atau lebih sel yang dihubungkan secara urut atau paralel. Satu sel terdiri suatu elektroda negatif, elektrolit untuk menghantarkan ion, suatu pemisah, juga suatu ion penghantar dan elektroda positif. Elektrolit dapat berupa cairan (terdiri atas air) atau nonaqueos (tidak terdiri atas air), cairan pasta, atau bentuk padat. Ketika sel dihubungkan dengan suatu beban eksternal atau alat berenergi mesin, elektroda negatif memberikan arus elektron dan diterima oleh elektroda positif [3]. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti pada 29 November 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang menggunakan belimbing wuluh sebagai objek penelitian. Belimbing wuluh yang digunakan adalah belimbing wuluh segar yang sudah tua atau sudah berwarna hijau kekuningan yang didapt dari daerah Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, yaitu suatu teknik pengamatan langsung apa saja yang tejadi di lapangan. Tahap pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah tahap persiapan yaitu mengidentifikasi masalah dan penelusuran pustaka. Tahap kedua adalah merancang penelitian, sementara tahap ketiga adalah tahap eksperimen dan pelaporan hasil yang sebelumnya perlu dilakukan pengambilan data dan analisis data. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tabel 1. Daftar Alat dan Bahan No Alat/Bahan Jumlah 1 Belimbing wuluh 1kg 2 Pelat seng 15cm x 3cm 3 Pelat tembaga 15cm x 3cm 4 Kabel 2 meter 5 Gelas plastik 5 buah 6 Alat parut 1 buah 7 Mangkok plastik 2 buah 8 Gelas ukur 1 buah 9 Gunting 1 buah 10 Cutter 1 buah 11 Selotip 1 buah Alur Kerja Sebelum digunakan, belimbing wuluh dicuci terlebih dahulu, kemudian dihaluskan dan diambil sarinya. Sari belimbing wuluh Sri Suryaningsih 13

dituangkan ke dalam gelas plastik. Setiap gelas plastik berisi 100 ml sari belimbing wuluh. Pelat tembaga dan seng yang dibutuhkan berukuran 3 cm x 3cm masing-masing sebanyak 5 buah, kemudian setiap pelat tembaga dihubungkan dengan pelat seng dengan menggunakan kabel sepanjang 3 cm. sementara di sisi pelat yang lain dihubungkan dengan kabel sepanjang 15 cm. Setiap rangkaian pelat tembaga dan seng dimasukkan ke dalam gelas plastik yang telah berisi sari belimbing wuluh. Skema prosedur eksperimen sebagai berikut: multimeter analog. Kabel yang terhubung ke pelat seng merupakan kutub positif, sementara kabel yang terhubung ke pelat tembaga merupakan kutub negatif. Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu agar hasil pengukuran lebih akurat. Kemudian kutub positif sistem dihubungkan dengan kabel merah pada multimeter, sementara kutub negatif dihubungkan dengan kabel hitam. Pengukuran pertama adalah pengukuran tegangan, dilanjutkan dengan pengukuran arus listrik. Mencuci belimbing wuluh Menghaluskan belimbing wuluh Memotong pelat tembaga dan seng dengan ukuran 3 cm x 3 cm Gambar 2. Rangkaian Percobaan Pertama Mengambil sari belimbing wuluh Memasukkan belimbing wuluh ke dalam gelas plastik Menghubungkan pelat tembaga dan seng dengan kabel Gambar 3. Rangkaian Percobaan Kedua. Memasukkan pelat seng dan tembaga ke dalam gelas plastik Mengukur tegangan dan arus listrik Gambar 1. Skema Prosedur Eksperimen Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik pada setiap sistem dengan menggunakan Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran tegangan dan arus dengan memanipulasi jumlah sistem yang akan diukur tegangan dan arusnya. Pertama mengukur tegangan dan arus pada satu sistem, kemudian mengukur tegangan dan arus pada dua sistem yang disusun secara seri, begitu seterusnya hingga pengukuran tegangan dan arus pada lima sistem yang disusun secara seri. Berikut merupakan gambar pengukuran tegangan dan arus listrik pada cairan belimbing wuluh. Sri Suryaningsih 14

berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebesar 0.25 ma, 0.31 ma, dan 0.29 ma. Gambar 4. Percobaan Pertama Tabel 2. Data Hasil Percobaan Pertama Gelas ke Volume (ml) Tegangan (V) Arus (ma) 1 100 0,6 0,32 2 100 0,6 0,30 3 100 0,8 0,25 4 100 0,8 0,31 5 100 0,8 0,29 Gambar 5. Penunjukan Besar Tegangan Gambar 6. Percobaan Kedua III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik pada setiap sistem sel Galvani berisi 100 ml larutan belimbing wuluh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter analog. Hasil yang didapatkan disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan data hasil percobaan pertama diketahui bahwa dua gelas pertama menghasilkan tegangan listrik yang sama sebesar 0.6 volt dengan arus listrik yang berbeda, yaitu 0.32 dan 0.30 ma. Kemudian gelas ketiga, keempat, dan kelima menghasilkan tegangan listrik yang sama sebesar 0,8 volt dan arus listrik yang Data hasil percobaan pertama telah membuktikan bahwa larutan belimbing wuluh dapat berfungsi sebagai elektrolit dalam sistem sel Galvani dengan menggunakan pelat seng sebagai anoda dan pelat tembaga sebagai katoda. Ion-ion negatif pada pelat seng mengalir melalui larutan belimbing wuluh menuju pelat tembaga sehingga menghasilkan energi listrik. Kemudian untuk satu sistem sel Galvani dengan pelat seng dan tembaga berukuran 3 cm x 3 cm serta 100 ml larutan belimbing wuluh dapat menghasilkan tegangan rata-rata sebesar 0.72 volt dan arus rata-rata sebesar 0.29 ma. Pada percobaan kedua, dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik pada satu hingga lima sistem sel Galvani yang disusun secara seri. Berikut merupakan data hasil percobaan kedua seperti terlihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Data Hasil Percobaan Kedua No. Volume (ml) Tegangan (V) Arus (ma) 1 1 x 100 0,6 0,32 2 2 x 100 1 0,54 3 3 x 100 1,4 0,70 4 4 x 100 2 0,93 5 5 x 100 2,8 1,18 Berdasarkan data hasil percobaan kedua diketahui bahwa satu sistem sel Galvani Sri Suryaningsih 15

Tegangan (V) Arus (ma) Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 06, No 01, Juni 2016 dengan menggunkan pelat seng sebagai anoda, pelat tembaga sebagai katoda, dan 100 ml larutan belimbing wuluh sebagai elektrolit diketahui menghasilkan tegangan listrik sebsar 0.6 volt. Kemudian untuk dua system sel Galvani yang disusun secara seri menghasilkan tegangan listrik sebesar 1 volt. Tiga sistem sel Galvani yang disusun secara seri ini menghasikan tegangan listrik sebesar 1.4 volt, sementara untuk empat dan lima sistem Galvani yang disusun secara seri menghasilkan tegangan listrik sebesar 2 volt dan 2.8 volt. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dapat disimpulkan bahwa setiap penambahan satu sistem sel Galvani yang disusun secara seri akan menambah tegangan listrik sebesar 0.56 volt. Selain dilakukan perhitungan tegangan listrik rat-rata, dilakukan pula perhitungan ketelitian pengukuran. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan ketelitian pengukuran tegangan sebesar 0.97 atau 97%. Taraf ketelitian dan hubungan besar tegangan listrik terhadap volume larutan belimbing wuluh dapat dilihat pada Gambar 7. dengan menggunakan pelat seng sebagai anoda, pelat tembaga sebagai katoda dan 100 ml larutan belimbing wuluh sebagai elektrolit dihasilkan arus listrik sebesar 0.32 ma. Kemudian untuk dua sistem sel Galvani yang disusun secara seri menghasilkan arus listrik sebesar 0.54 ma. Tiga sistem sel Galvani yang disusun secara seri menghasilkan arus listrik sebesar 0.70 ma, sementara untuk empat dan lima sistem sel Galvani yang disusun secara seri menghasilkan arus listrik sebesar 0.93 ma dan 1.18 ma. Data yang diperoleh kemudian diolah dan didapat bahwa setiap penambahan satu sistem sel Galvani yang disusun secara seri akan menambah arus listrik sebesar 0.24 ma. Selain dilakukan perhitungan arus listrik rata-rata, dilakukan pula perhitungan ketelitian pengukuran arus. Berdasrkan hasil perhitungan, didapatkan ketelitian pengukuran arus adalah 0.99 atau 99%. Taraf ketelitian dan hubungan besar arus listrik terhadap volume larutan belimbing wuluh dapat dilihat pada Gambar 8. 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Grafik Hubungan Tegangan (V) terhadap Volume (ml) 0 100 200 300 400 500 600 Volume (ml) y = 0.0054x - 0.06 R² = 0.9746 Tegangan (V) Linear (Tegangan (V)) Gambar 7. Grafik Hubungan Tegangan (V) terhadap Volume Belimbing Wuluh (ml). Berdasarkan data hasil percobaan kedua diketahui pula bahwa satu sistem sel Galvani 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Grafik Hubungan Arus (ma) terhadap Volume (ml) 0 100 200 300 400 500 600 Volume (ml) y = 0.0021x + 0.101 R² = 0.9948 Gambar 8. Grafik Hubungan Arus (ma) terhadap Volume Belimbing Wuluh (ml). Arus (ma) Linear (Arus (ma)) IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian data di atas, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Sri Suryaningsih 16

cara pemanfaatan belimbing wuluh sebagai larutan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik dilakukan melalui eksperimen sistem sel Galvani yang terdiri atas pelat seng sebagai anoda dan pelat tembaga sebagai katoda; (2) perbandingan jumlah belimbing wuluh dan energi listrik yang dihasilkan dari 100 ml larutan belimbing wuluh sebagai elektrolit dapat menghasilkan tegangan sebesar 0.72 volt dan arus listrik sebesar 0.29 ma; serta (3) setiap penambahan satu sistem sel Galvani yang dirangkai secara seri akan menambah tegangan listrik sebesar 0.56 volt dan menambah arus listrik sebesar 0.24 ma. Saran Adapun saran yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah pemanfaatan belimbing wuluh sebagai larutan elektrolit yang menghasilkan listrik sebaiknya digunakan sebagai inovasi sumber energi listrik alternatif dan pengolahan belimbing wuluh sebagai bahan alternatif laruan elektrolit dalam sel Galvani untuk menghasilkan energi listrik supaya lebih dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Gendrowati F. TOGA: Tanaman Obat Keluarga. Padi. Jakarta; 2010. [2] Wood J.H. Fundamentals of College Chemistry. New York: Harper & Row Publisher; 1964. [3] Riyanto. Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2013. [4] Rahayu I. Praktis Belajar Kimia untuk Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional; 2009. [5] Muara, JA. Sistem Telemetri Untuk Mendeteksi Posisi Robot Line Tracer Menggunakan TLP 433,92-RLP 433,92. Inovasi Fisika Indonesia. 2014; 3(3). Terdapat pada: http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/ inovasi-fisika-indonesia/article/view/9926/ba ca-artikel [6] Tim Penulis MPK Bahasa Indonesia. Menulis Ilmiah: Buku Ajar Bahasa Indonesia MPK Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa University Press; 2014. Sri Suryaningsih 17